Anda di halaman 1dari 6

Pembelajaran Daring 9 MAT 2

Kelas : 1 MEA
Mata Kuliah/ Kode : Matematika 2 / 16SM213
Dosen/ Asisten : Maman Suherman
Hari/Tgl/ Waktu Pembel. : Senin, 5 Juli 2021 / 13.00 – 15.15

Bentuk/ Model Pembeljaran: Tugas terstruktur


Topik / Materi : Penerapan Integral Tentu (Lanjutan 1)
Sumber (Buku wajib) : Kalkulus Jilid satu Edisi tujuh ( Purcell )

PENERAPAN INTEGRAL TENTU ( Lanjutan 1 )


1. Jarak dan perpindahan
Misalkan benda bergerak sepanjang garis lurus ( Garis koordinat mendatar ) dengan
ds
persamaan gerak s = s(t) dan persamaan kecepatan V = V(t) = ( Lihat kembali tentang
dt
penerapan turunan dalam Fisika pada pembelajaran daring sebelumnya ).
b

Maka ∫ V ( t ) dt ≡ Jarak yang ditempuh dalam selang a≤ t ≤ b, dan


a

∫|V (t)|dt ≡ Jarak total yang ditempuh dalam selang a ≤ t ≤ b


a

Contoh:
Benda bergerak sepanjang garis koordinat mendatar dengan persamaan gerak s = s(t) = t3 –
12t2 + 36t – 30
a. Kapankah kecepatannya nol?
b. Kapankah benda bergerak maju dan kapankah mundur?
c. Tentukan jarak total yang ditempuh benda dari t = -1 s/d t = 6 ?
Jawab:
Untuk masalah (a) dan (b) silakan Anda selesaikan sendiri, karena masalah ini telah dibahas
ds
pada pembelajaran daring sebelumnya, dengan mengingat V(t) = = 0 , > 0 , dan < 0.
dt
Untuk masalah (c) :
Berdasarkan jawaban (b) diperoleh V(t) ≥ 0 untuk nilai -1 ≤ t ≤ 2 , dan V(t) < 0 untuk untuk
nilai 2 < t < 6 , maka jarak total yang ditempuh oleh benda tersebut adalah:
6 2 6

∫|V (t )| dt=∫ (3 t ¿¿ 2−24 t +36) dt+∫−( 3t 2−24 t+36 ) dt ¿


−1 −1 2
= 81 + 32 = 113 ( satuan jarak )

Soal latihan: ( Tak wajib dikumpulkan )


Sebuah benda bergerak sepanjang jalan lurus sedemikian rupa sehingga kecepatannya pada
1
saat t adalah V(t) = +sin 2 t . Tentukan jarak perpindahan dan jarak total yang ditempuh
2
oleh benda bergerak tersebut !

2. Volume benda pejal dalam ruang


Bentuk-betuk benda ruang (berdimensi tiga) secara geometris matematis yang kita kenal,
diantaranya adalah balok, kubus, prisma, bidang empat, bidang banyak, kerucut, bola, silinder
(tabung), elipsoid, paraboloid, bidang (permukaan) putar, bidang atur, dan lain-lain.
Permasalahan kita dalam hal ini, antara lain adalah bagaimana menentukan volumenya, dan
menentukan luas permukaannya. Untuk menjawab ini khususnya kita akan mengkajinya
secara geomtri analitis dan kalkulus !
Kita awali dengan bentuk silinder atau tabung, yang definisinya secara umum adalah
permukaan ruang yang merupakan tempat kedudukan garis-garis sejajar yang selalu
memotong garis (kurva datar) tertentu. Garis-garis yang sejajar dinamakan garis pelukis dan
kurva tertentu dinamakan kurva arah. Kita tidak akan membicarakan tabung secara umum !
Kita perhatikan tabung tegak ( termasuk tabung lingkaran tegak), ialah tabung yang garis
pelukisnya tegak lurus terhadap bidang (datar) tempat kurva arah berada. Masalah kita ialah
bagaimana menentukan volume dari tabung tegak tersebut. Sebagai contoh (lihat gambar
8.1). Gambar (a) adalah sebuah balok yang dianggap sebagai tabung tegak yang alasnya
berupa kurva tertutup berbentuk persegi panjang dan misalkan luasnya adalah A satuan luas.
Jika tingginya h maka volume tabung ini adalah V = A.h . Untuk gambar (b) adalah sebuah
tabung lingkaran tegak (seperti drum/ tong) dengan alasnya berbentuk lingkaran dengan luas
A dan jika tinggi tabung h , maka volume tabung ini adalah V = A.h . Begitu juga untuk
gambar (c) dan (d), jika luas alasnya A dan tingginya h maka volumenya V = A.h.
Catatan:
Jika sebuah tabung tegak diiris (dipotong) oleh bidang yang tegak lurus garis pelukis (=h)
atau sejajar dengan bidang alas maka betuk irisannya atau penampangnya sama dan sebangun
dengan alasnya !
Sekarang kita perhatikan sebuah benda pejal (padat/berisi) yang diiris oleh bidang-bidang
datar yang selalu tegak lurus garis tertentu ( misal sumbu X ). Dalam hal ini bentuk irisannya
(penampangnya) mungkin sama dan sebangun, atau sebangun saja, atau tidak keduanya !
Kita gunakan sebagai garis patokannya (sumbunya) adalah sumbu X yang panjang atau tinggi
benda pejal ini sama dengan h = (b – a). Lihat gambar 8.2 !
Iris benda pejal oleh bidang yang tegak lurus sumbu X pada X = x maka diperoleh
penampang atau lempengan tipis yang luasnya A(x) dan tebalnya ∆ x sehingga volume
lempengan ini ≈ A(x).∆ x.
Kalau kita buat partisi P untuk selang [a, b] dengan titik-titik a =
x 0 < x 1< … x i−1 < x i … .<…< xn −1 < x n=b dan diiris benda pejal ini oleh bidang yang tegak lurus
sumbu X pada setiap x i , maka setiap lempengan ke i volumenya adalah
n
∆ V i ≈ A ( x ¿¿ i) . ∆ xi ¿ (Gambar 8.3 ) , sehingga volume benda pejal V ≈ ∑ A(x ¿¿ i). ∆ x i ¿
i=1
( Jumlah Riemann ), dan dengan menggunakan integral Riemann menjadi:
b
V = ∫ A ( x ) dx
a
Catatan:
Integran dari rumus volume V yaitu A(x) tergantung pada bentuk irisan atau lempengan yang
diperoleh. Jadi tergantung pada bentuk benda pejal dan cara mengirisnya. Ingat prosedurnya,
yaitu: Iris → Hampiri → Integralkan

Kasus 1: Benda putar


Jika sebuah garis atau kurva datar k diputar terhadap garis (sumbu) s , maka akan diperoleh
sebuah benda (permukaan) putar berdimensi tiga (benda ruang). Masalah kita adalah
bagaimana menentukan volume benda pejal ini secara kalkulus ? Ingat prosedurnya adalah
Iris – Hampiri – Integralkan ! Jika benda putar ini diris oleh bidang yang tegak lurus sumbu
s ,maka irisannya berbentuk sebuah lingkaran berpusat pada sumbu s dengan jari-jari r ,
sehjngga luasnya adalah π r 2. Coba Anda perlihatkan dengan membuat garis s dan kurva k
sembarang sehingga terbentuk sebuah permukaan putar dan juga perlihatkan sebuah irisan/
penampang/ lempengan berbentuk lingkaran ! Contoh benda yang merupakan benda putar
adalah ember, drum, kendi, dan lain-lain.

Perhatikan :
Benda pejal putar dan garis sumbu X dari x = a s/d x= b ( sumbu X )
Benda diiris oleh bidang(datar) yang tegak lurus smb X di titik X = xi
2
=> Diperoleh penampang(lempengan tipis) dengan luas A(xi) = πr x dan tebal ∆ x i
i

2
 Volume lempengan ≈ A(xi).∆ x i=πr x ∆ x i i
n
2
 Volume benda pejal, V ≈ ∑ πr x ∆ x i i
i=1
b
2
 V = π ∫ r x dx
a

Catatan: Iris  Hampiri  Integralkan !!!


Contoh:

Daerah R yang dibatasi kurva y = √ x , sumbu X, dan garis x = 4, diputar mengelilingi sumbu
X sedemikian sehingga diperoleh sebuah benda putar(pejal/padat). Hitung volume benda
putar ini !
Jawab:

Dalam persoalan ini kurva y = √ x untuk 0≤ x ≤ 4 dan daerah R yang terbentuk jelas antara
kurva dan sumbu X ( Lihat gambar 8.4 a ). Bila daerah R diputar mengelilingi sumbu X maka
terbentuklah benda putar (pejal/ padat) seperti diperlihatkan pada Gambar 8.4 b. Bila benda
ini diiris oleh bidang yang tegak lurus sumbu X di titik x i dengan 0 ≤ xi ≤ 4 maka irisannya
berupa lempengan berbentuk lingkaran dengan jari-jari r = √ xi dan tebal ∆ x i , sehingga
volumenya ∆ V i = π ¿ ¿ , dan volume benda putar yang dimaksud adalah
n 4
2
V ≈ ∑ π ( √ x i) ∆ x i , maka V = ∫π ¿¿
i=1 0
4

= π ∫ x 2 dx
0

4
1
=
2[ ]
π x2
0
= 8π ≈ 25,13 (satvol)

Contoh/soal latihan: (Kerjakan sendiri)


Tentukan volume benda yang terbentuk dari perputaran daerah yang dibatasi oleh kurva y =
x3, sumbu Y dan garis y = 3 mengelilingi sumbu Y

Petunjuk:
Perlihatkan dulu daerah R yang akan diputar seperti Gambar 8.4 a. Karena diputarnya
mengelilingi sumbu Y maka peubah bebasnya dalam hal ini adalah Y, sehingga muncul
besaran-besaran y i , ∆ y i , y , ∆ y , dy , A ¿) , ....... ? Kunci : V = 11,76

Tugas 4 :
 Tugas individu, wajib kumpulkan sebelum UAS !
 Soal tugas dari buku sumber wajib (Kalkulus Jilid Satu Edisi Tujuh Purcell)
 Materi tugas tentang Integral tak tentu dan integral tentu
 Tugas 4 (Tugas akhir) diberikan nanti tentang penerapan integral !
Soal:
1) Soal-soal 5.1 no 23 2) Soal-soal 5.2 no 5 3) Soal-soal 5.2 no 21
4) Soal-soal 5.5 no 14 5) Soal-soal 5.6 no 23 6) Soal-soal 5.8 no 31
7) Soal-soal 5.9 ( Contoh soal tes no 21 )

Anda mungkin juga menyukai