Anda di halaman 1dari 115

Prodi Asuransi Syariah - FEBI

UIN SMH Banten


Kata manajemen secara etimologi berasal dari bahasa
Inggris “management” yang diambil dari kata “to manage” yang
berarti mengurus, mengelola, mengendalikan,
mengusahakan, memimpin.

Kata “to manage” ini berasal dari bahasa Italia yaitu


kata “managgio”. Kata “managgio” pun berasal dari bahasa latin
“mannaggiare” yang diambil dari kata “manus” yang berarti
hand (tangan).
Secara ilmu bahasa (etimologi) kata “manage” dapat diartikan:
1. House Keeping yang berarti rumah tangga.
2. To train a horse yang berarti melatih kuda dengan
menghentak- hentakkan kakinya.
3. To direct and control yang berarti memimpin dan
mengawasi.

Dalam Oxford English Dictionary kata manajemen berasal


dari bahasa Prancis kuno, “ménagement” yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur.
Definisi menurut para ahli
1. George R. Terry dalam bukunya “The Principles of
Management”
“Manajemen sebagai suatu proses atau kerangka kerja
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional maksud yang nyata”

2. Henry Fayol dalam bukunya “General Industrial


Management”
“Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri atas
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian dalam rangka
mencapai tujuan”
Definisi menurut para ahli
3. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam bukunya
“ThePrinciples of Management”

“Manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan


tertentu melalui kegiatan orang lain”

4. Menurut Ricky W. Griffin dalam bukunya “Business”

“Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efisien.*)
Definisi menurut para ahli
5. James A. F. Stoner dalam bukunya “Management・

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya
organisasi yang lain agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.

*) Pengertian efektif adalah tujuan dapat dicapai sesuai


dengan perencanaan. Sedangkan efisien adalah tugas
yang dilaksanakan secara benar, terorganisasi dan sesuai
penjadwalan.
Dari berbagai batasan/definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa:

Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika menilik beberapa literatur, manajemen mengandung 3
pengertian, yaitu:

a. Manajemen sebagai suatu proses (di mana pelaksanaan


suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi).
b. Manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang
melakukan aktifitas manajemen (merupakan kumpulan
dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan bersama).
c. Manajemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan
sesuatu (melihat bagaimana akifitas manajemen
dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen).
Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang
selalu melekat dalam proses manajemen dan dijadikan acuan
manajer dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Fungsi manajemen disebut juga sebagai unsur-unsur dalam


manajemen.
Secara umum fungsi-fungsi atau unsur-unsur manajemen
adalah:

a. Perencanaan (Planning), yaitu proses yang menyangkut


upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target
dan tujuan organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing), yaitu proses yang
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan, didesain dalam sebuah
struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat
bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
c. Pengarahan dan pengimplementasian
(Directing/Leading/Actuating), yaitu proses
implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung
jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi.

d. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling), yaitu


proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
Pengertian
Istilah manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
“idaarah” yang berasal dari kata kerja (fi’il) “adara” yang berarti
memutar sesuatu.

Kata “idaarah” ini menurut padanan katanya dalam bahasa Arab


semakna dengan kata tadbiir, siyaasah dan qiyaadah.

Dalam al-Qur’an dari beberapa term tersebut hanya kata tadbiir


yang sering dijumpai dengan berbagai kata turunannya seperti
dabbara, yudabbiru dan tadbiiran. Kata tadbiir ini merupakan
bentuk masdar (asal atau bentukan kata) yang secara umum
diartikan sebagai penertiban, pengaturan, pengurusan,
perencanaan, perencanaan dan persiapan.
 Dalam al-Qur’an dari beberapa term tersebut hanya
kata tadbiir yang sering dijumpai dengan berbagai kata
turunannya seperti dabbara, yudabbiru dan tadbiiran.
Kata tadbiir ini merupakan bentuk masdar (asal atau
bentukan kata) yang secara umum diartikan sebagai
penertiban, pengaturan, pengurusan, perencanaan,
perencanaan dan persiapan.
Pengertian Terminologi
Manajemen syariah adalah seni dalam mengelola semua
sumber daya yang dimiliki dangan tambahan sumber
daya dan metode syariah yang telah tercantum dalam
kitab suci atau yang telah dajarkan oleh nabi
Muhammad SAW sebagai perwujudan amal shaleh yang
bertitik tolak dari niat baik yang akan memunculkan
motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang terbaik
untuk kesejahteraan bersama.
Dasar Hukum Manajemen Syariah
1. Surat Al-Baqarah ayat 282 :

Dst..
2. Surat as-Shaf ayat 4 :
3. Hadis riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah
4. Hadis riwayat Thabrani
Urgensi Manajemen Syariah
Dengan organisasi yang rapi, akan dicapai hasil yang
lebih baik daripada yang dilakukan secara individual.

Pernyataan Ali bin Abi Thalib Ra.,

“Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi,


dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi
dengan baik”.
Falsafah Manajemen
1. Falsafah Perencanaan

Dasar dan tujuan manajemen haruslah terintegrasi, konsisten


dan saling menunjang satu sama lain. Untuk menjaga konsistensi
ke arah pencapaian tujuan manajemen, maka setiap usaha itu
harus didahului oleh proses perencanaan yang baik.

Hal ini ditegaskan dalam al-Qu’ran surat al-Hasyr ayat 18 : ”Hai


orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Kegiatan perencanaan dalam manajemen harus tetap
mengacu pada rumusan (5W dan 1H) , yaitu:
a) Tindakan apa yang harus dilakukan? What
b) Apakah sebabnya dikerjakan ? Where
c) Kapankah tindakan itu harus dikerjaktindakan itu
harus dilakukan? Why
d) Dimanakah tindakan itu harus an? When
e) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu? Who
f) Bagaimanakah ara melaksanakan tindakan itu? How
2. Falsafah Pengorganisasian

Manusia sebagai khalifah (subjek) dalam menjalankan


fungsinya diharapkan dapat menciptakan suatu
kemakmuran. Kemakmuran ini akan terwujud jika di
antara manusia itu saling tolong menolong dan tidak
berpecah belah sebagaimana ditegaskan dalam surat
asy-Syuuraa ayat 13 yang artinya : “Berpegang teguhlah
pada tali agama Allah dan jangan bercerai berai”.
Dalam falsafah organisasi ini diharapkan elemen
(subyek) organisasi mampu melaksanakan fungsi
penting dalam membantu ketidakmampuan anggota
sebagai individu dalam rangka mencapai tujuan yang
sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai secara
individual.
3. Falsafah Pengawasan

Falsafah pengawasan ini meliputi segala kegiatan


penelitian, pengamatan, dan pengukuran terhadap
jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan, penafsiran dan perbandingan hasil yang
dicapai dengan standar yang diminta, melakukan
tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan
antara hasil (output) yang dicapai dengan masukan
(input) yang digunakan.
Pengawasan disebut juga dengan pengendalian, yaitu
salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan yang
benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan
semula.
Obyek Pembahasan
1. Perilaku yang terkait dengan nilai-nilai
keimanan dan ketauhidan.
2. Struktur Organisasi.
3. Sistem.
1. Perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan
ketauhidan.

 Jika setiap perilaku orang yang terlibat dalam sebuah


kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan
perilakunya akan terkendali, tidak terjadi penyimpangan
karena disadari adanya pengawasan dari Allah Swt., yang
akan mencatat setiap amal perbuatan yang baik maupun
yang buruk, dan bukan sematamata karena ada
pengawasan dari pemimpin atau atasan. Pada setiap
kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan
menjadiamal saleh yang bernilai abadi.
2. Struktur Organisasi.

Struktur organisasi sangatlah perlu. Adanya struktur dan


stratifikasi dalam Islam dijelaskan dalam surah al-An’aam ayat
165 :

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di


bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang
lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
3. Sistem.

Adanya sistem yang diatur sesuai syariah akan menjadikan


perilaku subyeknya berjalan dengan baik. Keberhasilan sistem
ini dapat dilihat pada saat Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah
dan dapat dijadikan salah satu contoh sistem yang baik. Telah
ada sistem penggajian yang rapi. Pada zaman Umar bin Abdul
Aziz juga telah ada sistem pengawasan sehingga di zaman beliau
clear governance dan sistem yang berorientasi kepada rakyat dan
masyarakat benar-benar tercipta, hanya saja saat itu belum
dibakukan dalam bentuk aturan-aturan.
Pengertian Investasi
Kata investasi secara etimologi dari bahasa
Latin di sebut dengan kata “investire” yang
berarti memakai, yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan kata “investment”, yang
berarti menanam.
Definisi dari ahli
Investasi adalah penanaman modal yan dilakukan oleh
investor dalam berbagai bidang usaha yang terbuka
untuk investasi dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan.

Investasi disebut juga dengan istilah “penanaman


modal”.
Dasar Hukum Investasi Syariah
Konsep investasi dalam bahasa Arab diistilahkan dengan kata istitsmar
( ”‫ ) “رمثتسإ‬yang berarti membuahkan.

Investasi dalam Islam merupakan bentuk aktif dari ekonomi


syari’ah. Pola sederhana dalam berinvestasi memberikan gambaran
bahwa kegiatan investasi cukup efektif dalam mengembangkan
modal agar dapat mengembangkan usaha maupun tingkat
keamananannya.

Dalam konsep Islam, investasi bukan semata-mata


terkonsentrasi pada seberapa besar keuntungan materi yang bisa
dihasilkan melalui aktifitas ekonomi saja, namun lebih dari itu
kegiatan investasi dalam konsep Islam juga didorong oleh adanya
faktor-faktor tertentu yang mendominasi.
Faktor pendorong seseorang
melakukan aktivitas investasi
1. Adanya implementasi mekanisme zakat terhadap jumlah dan
nilai assetnya yang akan selalui dikenakan zakat.

Faktor ini akan mendorong pemilik (investor) untuk mengelola


asetnya melalui investasi agar jumlahnya terus bertambah meskipun
telah dipotong zakat. Faktor ini lebih dekat kepada perilaku
individu.

2. Adanya motif sosial, yaitu dengan membantu sebagian


masyarakat yang tidak memiliki modal.

Investasi berarti memberi modal kepada orang lain. Faktor ini


dijalankan dengan pola bersyarikat (musyarakah) maupun dengan
berbagi hasil (mudharabah).
Definisi Investasi Syariah
Investasi Syariah :

Suatu kegiatan produktif yang menguntungkan bila


dilihat dari sudut pandang teologis, dan menjadi
untung-rugi jika dipandang dari sisi ekonomi,
karena tidak bisa terlepas dari adanya suatu
ketidak-pastian (uncertainty of loss) dalam
kehidupan manusia, serta harus dilakukan sesuai
dengan kaidah-kaidah syar’i.
Imam Al Ghazali mengatakan :

“Keuntungan merupakan kompensasi dari


kepayahan perjalanan, risiko usaha dan ancaman
diri pengusaha”
Dasar hukum anjuran berinvestasi
dalam Islam
1. Hadist yang diriwayatkan oleh Umar bin Syu’aib yang
artinya:

“Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim,


sedangkan anak yatim itu memiliki harta (uang
warisan), maka hendaklah ia menginvestasikannya
(membisniskannya), janganlah ia membiarkan harta itu
idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat”.
2. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang
artinya:

“Berikanlah kesempatan kepada mereka yang memiliki


tanah untuk memanfaatkannya dengan caranya sendiri,
dan jika tidak dilakukannya hendaklah diberikan pula
orang lain agar memanfaatkannya”.
3. Pernyataan Umar bin Khattab yang artinya:

“Siapa saja yang mempunyai uang hendaklah ia


mengivestasikannya, dan siapa saja yang mempunyai
tanah hendaklah ia menanaminya”.
Tujuan Investasi Syari’ah

Tujuan investasi secara umum antara lain adalah:


1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam
investasi.
2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan
yang diharapkan (actual profit).
3. Terciptanya kemakmuran pemegang bagi saham.
4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
Maqosid Syari’ah (Tujuan syariah)
 Dalam konsep syari’ah tujuan investasi memiliki
karakteristik tersendiri.

 Hak ini tidak terlepas dari adanya tujuan syariat bagi


manusia yang dalam konsep Islam disebut dengan
maqashid as-syari’ah yang tidak lain adalah untuk
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh
manusia.
Maqosid Syari’ah (Tujuan syariah)
Tujuan syariat (maqashid as-syari’ah) tersebut
mencakup lima aspek kehidupan, yaitu :
1. Menjaga agama (hifdzu al-diin).
2. Menjaga nyawa (hifdzu al-nafs).
3. Menjaga pikiran/akal (hifdzu al-‘aql).
4. Menjaga keturunan/generasi (hifdzu al-nasl).
5. Menjaga harta benda (hifdzu al-mal).
Tujuan Investasi dalam Islam
“Menanam modal dengan tujuan menambah
keuntungan dan mencari kelebihan nikmat
Allah, karena investasi ini akan
merealisasikan tujuan permodalan yang
seharusnya berkembang, sekaligus
merealisasikan tujuan sosialnya”.
Pengertian Manajemen Investasi
Pengertian umum manajemen investasi adalah
manajemen profesional yang mengelola beragam
sekuritas atau surat berharga seperti saham, obligasi dan
asset lainnya seperti properti dengan tujuan mencapai
target investasi yang menguntungkan bagi investor (baik
institusi maupun perorangan).
Pengertian Manajemen Investasi Syariah
Manajemen syariah adalah seni dalam mengelola semua
sumber daya yang dimiliki dengan tambahan dan
metode syari’ah yang tercantum dalam al- Qur’an dan
Hadis.

Definisi manajemen investasi syariah adalah “suatu


kegiatan atau seni mengelola modal dan sumber-sumber
penghidupan ekonomi maupun sumber daya secara
profesional untuk masa depan, baik di dunia maupun di
akhirat sesuai dengan syari’at dan prinsip-prinsip yang
diajarkan Rasulullah Saw”.
Azas yang mendasari manajemen investasi syari’ah,
seperti perencanaan matang dalam mengarungi
kehidupan dunia adalah bekal (investasi) pada
kehidupan yang abadi di akhirat, sebagaimana
dinyatakan dalam Hadits Rasulullah Saw., yang artinya:

“Berusaha keraslah untuk sukses di dunia seakan-


akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakanakan kamu mati esok
harinya”.
Landasan Filosofis
 Kegiatan muamalah termasuk investasi dalam konsep
Islam adalah boleh hukumnya, terkecuali ada
ketentuan (aturan) lain yang bersifat normatif (al-
Qur’an maupun Hadist Rasulullah Saw.) yang secara
eksplisit maupun implisit melarangnya, sebagaimana
terlihat pada bagan berikut:
Hukum Asal dalam Islam
Kegiatan investasi dalam konsep Islam dapat dilihat dari
2 aspek, yaitu:

a) Aspek non ekonomis, yaitu bernilai amal shaleh


sebagai bekal (investasi) manusia pada hari akhir
kelak.

a) Aspek ekonomis, yaitu pengorbanan dana dalan


jumlah tertentu (pasti) pada saat sekarang untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Islam dalam melihat dua aspek tersebut sangat
menganjurkan untuk mengembangkan keduanya,
bukan dalam konteks menumpuk-numpuk harta.

Hal ini secara tegas dinyatakan sahabat Umar bin


Khattab sebagai berikut:
“Siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia
menginvestasikannya, dan siapa saja yang memiliki
tanah hendaklah ia menanamnya”.
Berdasarkan Dengan melihat apa yang disampaikan
Umar bin Khattab ini, maka investasi dalam konsep
Islam dapat dilakukan dalam 2 bentuk sektor, yaitu:
a) Sektor riil berupa tanah.
b) Sektor keuangan berupa modal.

Namun kedua bentuk investasi ini tentunya diatur


dengan batasan-batasan syar’i seperti tidak boleh
mengandung unsur : riba, gharar, maysir, tadlis, ataupun
unsur lain yang menimbulkan kebatilan dan
ketidakadilan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam konteks
syariah adanya penekanan yang kuat bahwa segala
kegiatan ekonomi harus terikat dengan prinsip yang
halal, baik produk yang menjadi objek, cara
perolehannya, maupun cara penggunaannya.

Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan


tanpa paksaan, adil dan transaksinya berpijak pada
kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh
Islam, di antaranya bebas manipulasi dan spekulasi.
Landasan Hukum Investasi Syariah
Peraturan Perundangan-undangan
Landasan Hukum Investasi Syariah
Yang berkaitan dengan perbankan
Yang berkaitan dengan Pasar Modal
Yang berkaitan dengan Investasi dalam Asuransi Syariah
Prinsip-prinsip utama investasi syari’ah menurut Ahmad
Ghazali sesuai konsep Islam
Berdasarkan Aset
Berdasarkan Pengaruh
Berdasarkan Sumber Pembiayaan
Berdasarkan Bentuk
Skema Investasi Syariah
Bentuk Investasi sesuai Skema
Investasi Syariah
Resiko Investasi
Manfaat Investasi
Dalam Islam resiko disebut dengan istilah gharar yang
berarti ketidakpastian (uncertainty). Ibnu Qayyim
menjelaskan bahwa gharar adalah kemungkinan ada dan
tidak ada.

Menurut Van Deer Heidjen, kategorisasi ketidakpastian


(uncertainty) dapat digolongkan menjadi tiga.
Kategorisasi ketidakpastian (uncertainty) menurut
Van Deer Heidjen :
Resiko investasi secara umum :
Manfaat investasi secara umum :
Pengertian Pasar Uang Syariah
Ciri-ciri Pasar Uang
Definisi
Landasan Hukum
Pasar Uang Syariah
Fungsi Keberadaan Pasar Uang Syariah
Perbedaan Pasar Uang Syariah (PUAS)
dan Pasar Uang Konvensional (PUAK)

Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (Sertifikat IMA)


Instrumen PUAS

Anda mungkin juga menyukai