Anda di halaman 1dari 12

206 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018

PARTISIPASI INDUSTRI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA


INDUSTRI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK
PIRI SLEMAN
PARTICIPATION OFINDUSTRY IN IMPLEMENTATION THE INDUSTRY WORK
PRACTICES PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN
Oleh:
Musfaul Lailul Bait dan Bambang Sulistyo
Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
e‒mail:musfaul@gmail.com.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1)Kompetensi produktif yang dapat diimplementasikan dalam
Praktik Kerja Industri(Prakerin) dan (2) untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk partisipasi Industri dalam
pelaksanaan Prakerin Program Keahlian TKR SMK Piri Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian Ex-Post Facto dan merupakan penelitian deskriptif. Metode pengambilan data menggunakan angket
dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase dan
analisis deskriptif kualitatif dengan penjelasan.Hasil penelitian didapatkan bahwa, (1) Komptensi produktif yang
dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan Prakerin didapatkan rerata sebesar 38% dari keseluruhan
kompetensi yang ada. (2) Industri telah memberikan partisipasinya bagi peserta didik berupa wawasan baru
dalam pembentukan karakter dan sikap peserta didik melaksanakan pekerjaan. Partisipasi Industri dalam
membentuk karakter peserta didik tersebut berupa sikap disiplin, inisatif, kerjasama dan tanggungjawab dalam
pekerjaan.
Kata Kunci: Partisipasi, Komptensi Produktif, Implementasi, Prakerin

ABSTRACT
This research aims to find out, (1) the productive competence that can be implemented in the work
practices of the industry and (2) to find out how these forms of participation of Industry in the implementation of
work practices Course Industry Expertise TKR SMK Piri Sleman. This research uses approach to Ex-Post Facto
research and is descriptive research. Data retrieval method using question form and documentation.
Analytically techniques descriptive analyses used was quantitative and descriptive analysis of the percentage
with an explanation. The research results obtained that, (1) competence productive that can be implemented in
the implementation of work practices of the industry obtained an average of 38% of overall competence. (2) The
industry has given it participation for learners in the form of new insights in the formation of character and
attitude of the students carry out the work. Participation of Industry in shaping the character of these learners
forms the attitude of discipline, finally, cooperation and responsibility in the job.
Keyword: Participation, Productive competency, Implementation

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah mengembangkan dan menyiapkan sumber daya
lembaga formal yang bertujuan untuk manusia yang relevan serta mampu bersaing
menyiapkan lulusannya menghadapi dunia kerja dalam dunia Industri.
agar mempunyai pengetahuan, ketrampilan, Berdasarkan hal tersebut, pemerintah
keahlian dan akhirnya mempunyai kesiapan melalui Depdiknas telah mengambil langkah-
kerja setelah menyelesaikan pendidikannya. langkah penyelarasan dengan dunia Industri
Lebih lanjut Wardiman Djojonegoro(1998:34) yang dikenal dengan istilah 12 kebijakan/prinsip
menyatakan bahwa Sekolah Menengah Dikmenjur(Kurikulum 1993). Prinsip/Kebijakan
Kejuruan adalah salah satu wahana yang dapat Dikmenjur tersebut salah satunya yaitu program
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 207

Link And Matchyang dijalankan melalui disusun dalam program kerja Prakerin.
Program Pendidikan Sistem Ganda dan dikenal Program‒program Kerja tersebut telah memuat
dengan Praktik Kerja Industri(Prakerin). rincian‒rincian tujuan yang harus dicapai,
Praktik Kerja Industri merupakan upaya sasaran dan indikator keberhasilan pelaksanaan.
yang dilakukan Sekolah untuk mengenalkan Mengacu pada kesiapan tersebut, dilakukan
peserta didik terhadap dunia industri dan kondisi observasi ke industri yang menerima
nyata pekerjaan yang dihadapi. Peserta didik pelaksanaan praktek Industri. Hal yang cukup
diharapkan mampumengembangkan mengejutkan adalah peserta didik hanya
kemampuan yang dimilikinya dan menerapkan membantu mengambilkan alat yang dibutuhkan
secara langsung pengetahuan dan skill yang mekanik, mengganti oli, dan membersihkan
didapatkan di sekolah pada saat melaksanakan komponen yang diperbaiki ataupun alat yang
Prakerin(Catatan:Praktik Kerja Industri/Prakerin telah digunakan setelah selesai perbaikan.
akan digunakan silih berganti dalam penelitian Pekerjaan yang sifatnya pengembangan
ini). Praktik Kerja Industri dalam keputusan komptensi peserta didik hanya sebagian kecil
Mendikbud No.323/U/1997 adalah sebagai saja yang terlaksana. Kegiatanseperti ini
berikut: membuat peserta didik tentu tidak dapat terlibat
“Suatu bentuk penyelenggaran pendidikan langsung dalam mengetahui kerusakan
keahlian kejuruan yang memadukan
kendaraan dan bagaimana proses perbaikan
secara sistematis dan sinkron program
pendidikan di sekolah menengah kejuruan yang seharusnya sesuai dengan prosedur kerja
dengan program penguasaan keahlian
yang ada di bengkel.
yang diperoleh melalui bekerja pada
pekerjaan sesungguhnya, untuk mencapai Kenyataan yang ada hanya kesadaran
suatu tingkat keahlian professional
Industri dalam mengembangkan potensi peserta
tertentu”
didik hanya ditunjukan dengan memberikan
Murniati (2009:108) mendefinisikan
tempat praktik tanpa memahami bahwa industri
Praktik Kerja Industri sebagai suatu kegiatan
juga memiliki peran dalam mengenalkan
pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja di
dilaksanakan di sekolah, dipraktikkan di dunia
industri tersebut. Bagaimanapun peran Industri
industri sehingga terjadi kesesuaian antara
terhadap dunia pendidikan khususnya sekolah
kemampuan yang diperoleh disekolah dengan
kejuruan tidak dapat disalahkan.
tuntutan industri.
Peraturan yang ada hanya terkait dengan
SMK PIRI Sleman dalam Pelaksanaan
pengelolaan internal sekolah sedangkan tuntutan
Prakerin telah melakukan kemitraan dengan 4
untuk industri hanya diharapkan untuk ikut
Industri ATPM(Agen Tunggal Pemegang
berperan serta dalam pendidikan tanpa adanya
Merek)dan lebih dari 20 Industri non ATPM.
ketetapan ataupun ketentuan yang menegaskan
Pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman telah
secara terperinci bagaimana seharusnya bentuk
208 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018

partisipasi yang harus dilakukan. Janabrota adanya koordinasi oleh pihak SMK dengan
Bhattacharyya dalam industri. Akan tetapi ada industri yang
Hardjasoemantri(1993:7)mengartikan partisipasi mempunyai insiatif untuk melaksanakan konsep
sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan kepelatihan yang mengacu pada kondisi di
bersama. Keith Davis dalam Gultom(2001:11) industri sendiri guna mendukung pelaksanaan
partisipasi didefinisikan sebagai: PSG agar dapat tercapainya tujuan pendidikan.
“Keterlibatan mental/pikiran dan Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu
emosi/perasaan seseorang di dalam situasi
penilitian untuk mengetahui kompetensi
kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok produktif yang dapat diiplementasikan dalam
tersebut dalam usaha mencapai tujuan
kegiatan Praktik Kerja Industri dan bagaimana
bersama serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan.” bentuk-bentuk partisipasi industri dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Industri SMK
Berdasarkan beberapa definisi menurut para
program studi keahlian Teknik Kendaraan
ahli tersebut di atas, dapat simpulkan bahwa
Ringan SMK PIRI Sleman, sehingga sekolah
partisipasi industri dalam penelitian ini adalah
dapat melakukan kerjasama yang lebih baik
pengambilan bagian atau peran dalam
dengan industri guna memberikan suatu
pelaksanaan program Prakerin jurusan TKR
gambaran yang jelas kepada industri mengenai
SMK PIRI Sleman yang diwujudkan dalam
tujuan dan harapan sekolah dalam pelaksanaa
bentuk pemberian kesempatan kepada peserta
Praktik Kerja Industri.
didik dalam mengimplementasikan kompetensi
yang telah dikuasainya dan pemberian
METODE PENELITIAN
pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan
Jenis Penelitian
kompetensi yang telah dikuasai peserta didik
Penelitian ini menggunakan pendekatan
guna tercapainya tujuan yang diharapkan dalam
penelitian Ex-Post Facto, karena dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
penelitian ini tidak dibuat perlakuan terhadap
Penelitian Sutiman tentang Partisipasi
variabel-variabel penelitian. Penelitian ini hanya
Industri Otomotif di Daerah Eks Karesidenan
meneliti apa yang sudah ada pada diri
Banyumas Terhadap Kebijakan Link And Match
responden. Penelitian ini merupakan penelitian
pada tahun 1997, menyatakan bahwa partisipasi
deskriptif. Penelitian deskriptif pada umumnya
industri otomotif di daerah eks keresidenan
bertujuan untuk menggambarkan secara
banyumas dalam program Pendidikan Sistem
sistematis fakta dan karakteristik objek dan
Ganda(PSG) relatif tinggi terutama ditinjau dari
subjek yang diteliti secara tepat.
jumlah penerimaan peserta didik peserta PSG.
Hal tersebut sejalan dengan Suharsimi
Meskipun pelaksanaan PSG masih cenderung
Arikunto(2010:3) yang mengatakan bahwa pada
seperti pelaksanaan Praktik Kerja
penelitian deskriptif, peneliti hanya memotret
Lapangan(PKL) yang disebabkan oleh belum
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 209

apa yang terjadi pada diri obyek atau wilayah buah angket. Angket yang digunakan untuk
yang diteliti, kemudian memaparkannya secara mengungkap data mengenai kompetensi
lugas seperti apa adanya. Ditinjau dari jenis produktif yang dilakukan di industri dalam
datanya, penelitian ini menggunakan data kegiatan prakerin dan bentuk partisipasi industri
kuantitatif. terhadap implementasi kompetensi produktif
Waktu dan Tempat Penelitian dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Penelitian ini dilakukan di Industri yang program studi keahlian TKR.
telah melakukan kemitraan dengan SMK PIRI Instrument pada penelitian ini
Sleman dalam Pelaksanaan menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam
Prakerin.IndustrikemitraanSMK PIRI Sleman bentuk checklist dilengkapi pertanyaan terbuka
terdiri dari 4 Industri ATPM(Agen Tunggal agar responden dapat memberikan penjelasan
Pemegang Merek), dan lebih dari 20 Industri singkat terhadap pilihan jawaban yang
non ATPM yang tersebar di Kabupaten Sleman. diberikan. Ada dua alternatif jawaban dalam
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan pengisian angket yang berbentuk checklist ini.
November 2015 sampai dengan selesai. Pilihan jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan
Populasi Penelitian alternative jawaban “Tidak” diberi skor 0 untuk
Populasi pada penelitian ini adalah pertanyaan positif . pada pertanyaan negatif
seluruh industri tempat peserta didikkelas XII pernyataan “Tidak” diberi skor 1 dan pernyataan
program keahlian TKR SMK PIRI “Ya” di beri skor 0.
Slemanmelaksanakan Praktik Kerja Teknik Analisis Data
Industriyang berjumlah 25 industri. Suharsimi Pada penelitian ini analisis datanya
Arikunto(2002:112) mengatakan jika subyek menggunakan analisis statistik deskriptif
yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik kuantitatif dengan presentase dan analisis
diambil seluruhnya. Penelitian ini dapat deskriptif kualitatif dengan penjelasan.
dikatakan total sampling atau penelitian Suharsimi Arikunto(2010:284) mengatakan data
populasi, karena seluruh industri tempat peserta dalam bentuk centangan mengandung data
didikkelas XII melaksanakan Praktik Kerja kualitatif atau nilai tertentu.Cara analisis
Industridijadikan sampel penelitian. datanya dengan mentabulasikan jawaban dari
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan responden dan mencari jumlah nilai masing-
Data
masing butir pertanyaan kemudian mencari
Pengumpulan data dalam penelitian ini
persentase partisipasi industri dalam
menggunakan dokumentasi dan angket.
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
tentang acuan penilaian dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Industri SMK PIRI Sleman.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Angket dalam penelitian ini terdiri dari dua
210 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018

Instrumen yang telah disusun terdiri dari 2 memberikan pekerjaan yang terkait dengan
instrumen yang terdiri dari instrument kompetensi produktif peserta didik pada
Partisipasi Industri dalam Praktik Kerja kelompok Kompetensi Bidang Engine.
Industri(19 pertanyaan Check List dengan isian Sedangkan kelompok kompetensi sistem
terbuka), sedangkan 72 pertanyaan tentang pemindah tenaga rata-rata sebesar 8,9
Aspek Kejuruan yang terdiri dari 12 pertanyaan industri(36%) memberikan pekerjaan yang
terbuka yang bertujuan untuk mengetahui sesuai dengan kompetensi kelompok Sistem
pekerjaan yang dilakukan peserta didik akan Pemindah Tenaga. Pada kelompok Chasis dan
tetapi tidak tercantum pada Suspensi terdapat rata-rata 11 industri(45%)
pertanyaan/pernyataan di instrument. memberikan pekerjaan terkait kompetensi yang
Deskripsi dan Analisis Data Jumlah Industri sesuai dengan kompetensi kelompok Chasisdan
yang Memberikan Pekerjaan Sesuai dengan
Suspensi.
Kompetensi Produktif
Dengan demikian rata-rata jumlah industri
Perolehan skor butir kompetensi produktif
yang memberikan pekerjaan sesuai dengan
yang terlaksana secara keseluruhan dapat dilihat
kompetensi peserta didik rata-rata sebesar 9.48
pada tabel 01.
(38%). Data tersebut dapat dilihat pada gambar
Tabel 01. Pekerjaan yang Sesuai dengan
Kompetensi Produktif 01.
Kelompok
No Industri Persentase
Kompetensi
Dasar Kompetensi
1 9.2 37%
Kejuruan
Kompetensi Bidang
2 9.1 37%
Engine
Sistem Pemindah
3 8.9 36%
Tenaga
4 Chasis dan Suspensi 11 45%
5 Sistem Kelistrikan 9.2 37%
Total 47.4 38%
Rata-Rata 9.48 38%
Jumlah Responden 25 Gambar 01. Diagam Pekerjaan yang sesuai
Total Kompetensi 62 dengan Kompetensi Produktif

Berdasarkan data pada tabel 01tersebut Deskripsi dan Analisis Data Partisipasi
Industri dalam pelaksanaan Praktik Kerja
dapat dideskripsikan bahwa dari 25 industri Industri
dengan total keseluruhan kompetensi produktif Berikut dapat dilihat partisipasi Industri
sebesar 62 butir. Dimana kompetensi produktif dalam setiap tahapan pelaksanaan Praktik Kerja
tersebut oleh sejumlah rata-rata 9,2 Industri pada tabel 02.
industri(37%) memberikan pekerjaan yang Tabel02. Parisipasi Industri terhadapPelaksanaan
terkait dengan kompetensi produktif peserta Praktik Kerja Industri
Kelompok ∑ Rerata
No Persentase
didik pada kelompok Dasar Kompetensi Partisipasi Industri
1 Tahap Perencanaan 11.3 45%
Kejuruan. Sejumlah rata-rata 9,1 industri(37%) 2 Tahap Pelakasanaan 11.2 45%
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 211

3 Tahap Evaluasi 5.8 23% dengan memberikan kualitas pekerjaan yang


Jumlah Responden 25
lebih baik, karena pelaksanaan Prakerin

Berdasarkan data pada tabel berdasarkan permintaan sekolah, bukan

02dideskripsikan bahwa dari 25 berdasarkan kebutuhan industri.

industri,didapatkan rata-rata 11,3 industri(45%) Makna yang dapat diambil dari

memberikan partisipasinya dalam tahap kesimpulan tersebut bahwa peserta didik yang

perencanaan.Sejumlah rata-rata 11,2 melaksanakan Prakerin terkadang tidak mampu

industri(45%) memberikan partisipasinya dalam mengimplementasikan kompetensi yang

tahap pelaksanaan Praktik Kerja Industri. dimilikinya karena terkendala kesempatan yang

Sedangkan partisipasi industri dalam tahap diberikan terhadap peserta didik terlalu banyak

evaluasi pelaksanaan Praktik Kerja Industri dibatasi.

sejumlah rata-rata 5,8 industri (23%) yang Melihat pelaksanaan Prakerin yang ada,

memberikan partisipasinya. Data pernyataan hanyalah suatu bentuk pengulangan pekerjaan

yang disajikan pada tabel 02 dapat juga dasar dari praktikum yang dilaksanakan di

digambarkan dalam bentuk diagram pada sekolah. Hal ini tentunya tidak membuat

gambar 02. kemampuan peserta didik berkembang karena


peserta didik hanya diajarkan kembali, setiap
pekerjaan hanya berdasarkan instruksi yang
diberikan oleh pembimbing.
Dengan demikian, Sekolah sebagai dunia
pendidikan juga harus melakukan evaluasi-
evaluasi terhadap kemitraannya dengan Industri,
agar peserta didik dalam memilih Industri tidak
Gambar 02.Diagram Partispasi Industri terhadap
pelaksanaan Parktik Kerja Industri hanya sekedar menyelesaiakan tugas belajar,
oleh Industri
tetapi benar-benar memanfaatkan pelaksanaan
Pekerjaan yang Dilakukan dalam Prakerin sebagai upaya untuk mengembangkan
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
kemampuan yang dimiliknya.
Pekerjaan yang dilakukan dalam
Pekerjaan yang Sesuai dengan Kompetensi
pelaksanaan Prakerin terkait kompetensi Produktif dalam Pelaksanaan Praktik Kerja
Industri
produktif yang dapat diimplementasikan sebesar
Pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi
38% butir kompetensi dari total 62 kompetensi
produktif yaitu pada kelompok dasar
produktif yang telah di ajarkan diSekolah.
kompetensi kejuruan dengan rerata kelompok
Dalam hal ini industri tidak dapat dituntut
sebesar 9,2(37%) dalam implementasinya,
untuk memberikan kesempatan kepada siswa
kelompok kompetensi bidang engine dengan
guna lebih mengembangkan kemampuannya
rerata kelompok sebesar 9,1(37%) dalam
212 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018

implementasinya. pada kelompok kompetensi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai


sistem pemindah tenaga rerata kelompok berikut:
sebesar 8,9(36%) dalam implementasinya, a. Industri tidak merencanakan kegiatan Praktik
sedangkan kelompok kompetensi chasis dalam Kerja Industri karena industri tidak ada
implementasinya diperoleh nilai rerata ikatan kerjasama tertulis dengan pihak
kelompok sebesar 11,2(45%) dan kelompok sekolah.
kompetensi bidang kelistrikan didapatkan nilai b. Kegiatan Praktik Kerja Industri tidak tertulis
rerata kelompok sebesar 9,2(37%). dalam program kerja perusahaan karena tidak
Dengan demikian, dalam hal ini dperlukan ada pihak sekolah yang meminta untuk
suatu pendekatan-pendekatan yang lebih intensif melakukan kerjasama secara berkelanjutan.
dan lebih menyeluruh dari sekolah untuk c. Industri tidak merencanakan waktu yang
melakukan promosi-promosi yang sifatnya digunakan untuk pelaksanaan Praktik Kerja
meyakinkan industri, bahwa peserta didik Industri hanya mengikuti permintaan
mampu melakukan pekerjaan yang lebih baik. sekolah.
Sekolah seharusnya memberikan industri d. Industri tidak merencanakan personil yang
pandangan yang menumbuhkan keyakinan membimbing peserta didik dalam
bahwa siswa yang melaksanakan Prakerin pelaksanaan Praktik Kerja Industri,
memiliki kompetensi yang siap pakai dengan penunjukan personil perusahaan yang
mengundang pihak Industri mitra untuk melihat membimbing peserta didik dilakukan saat
langsung bagaimana proses belajar mengajar penerimaan peserta didik.
yang dilakukan di sekolah. e. Sebagian besar personil selain yang telah
Partisipasi Industri dalam Pelaksanaan ditentukan tidak memberikan bimbingan bagi
Praktik Kerja Industri
peserta didik dalam pelaksanaan Praktik
Partisipasi industri dalam pelaksanaan
Kerja Industri.
Praktik Kerja Industri didapatkan rata-rata 11,3
f. Industri tidak memberikan penilaian secara
industri (45%) memberikan partisipasinya
menyeluruh terhadap peserta didik, penilaian
dalam tahap perencanaan. Sejumlah rata-rata
berdasarkan permintaan sekolah.
11,2 industri (45%) memberikan partisipasinya
g. Industri tidak memberikan rekomendasi
dalam tahap pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
kelemahan-kelemahan peserta didik karena
Sedangkan partisipasi Industri dalam tahap
tidak pernah ada tindak lanjut dalam
evaluasi pelaksanaan Praktik Kerja Industri
pelaksanaan Prakerin berikutnya oleh pihak
sejumlah rata-rata 5,8 industri (23%) yang
sekolah.
memberikan partisipasinya. Partisipasi industri
h. Industri tidak merasakan manfaat Praktik
terhadap pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Kerja Industri
berdasarkan data-data isian pertanyaan terbuka
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 213

i. Industri harus menjaga kepercayaan tidak dapat dilaksanakan secara menyeluruh


konsumennya, karena sebagian besar karena dalam jangka waktu pelaksanaan tidak
konsumen pengguna jasa Industri belum dapat diperkirakan sejauh mana intensitas dan
memiliki kepercayaan terhadap peserta didik variasi pekerjaan yang diberikan. Pada industri
yang melaksanakan Prakerin sehingga harus yang menerapkan spesialsasi jasa, tentunya
dilakukan dibawah pengawasan pembimbing kelompok kompetensi yang bukan merupakan
dalam melakukan pekerjaan yang diberikan. spesialisasi industri tersebut tidak dapat
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terlaksana.
kurang maksimalnya partisipasi industri ini Berdasarkan temuan tersebut dapat
karena tidak dilibatkan dalam tahap dikatakan bahwa pola pelaksanaan Prakerin
perencanaan. menggunakan model block release dalam hal ini
tidak efektif karena setiap Industri yang
Pola Pelaksanaan Praktik Kerja Industri dijadikan mitra memiliki daya dukung yang
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pola berbeda-beda sehingga diperlukan adanya
pelaksanaan Prakerin yang digunakan perubahan pola dalam pelaksanaannya.
merupakan block release yaitu sistem Perubahan pola pelaksanaan Praktik Kerja
pelaksanaan Praktik Kerja Industri dalam Industri dapat memberikan kesempatan yang
hitungan bulan atau semester di industri lebih besar dalam pencapaian implementasi
pasangan dan kemudian kembali belajar ke kompetensi produktif tanpa mengurangi
sekolah. Pola pelaksanaan ini ditemukan suatu kemitraan dengan industri. Jika perubahan pola
kekurangan dimana hal ini berpengaruh tersebut tidak memungkinkan maka dapat
terhadap besarnya implemenatasi kompetensi dilakukan pertukaran tempat peserta selama
produktif yang dapat dilaksanakan di industri, pelaksanaan (melakukan rotasi tempat Prakerin)
khususnya yang menyangkut tentang daya agar didapatkan implementasi komptensi yang
dukung yang dimiliki oleh pihak industri. lebih bervariasi, wawasan yang lebih luas
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa mengenenai karakter masing-masing industri.
pekerjaan yang ada di industri mengacu pada Hal ini tentunya dapat membuat peserta didik
kebutuhan pasar (ada tidaknya pekerjaan memiliki wawasan yang lebih luas dari segi
tersebut berdasarkan permintaan konsumen pengalaman pekerjaan maupun kemampuan
yang memakai jasa Industri) dan terdapat dalam adaptasi dengan industri yang berbeda-
industri-industri yang memberikan jasa beda.
perbaikan khusus/ spesialisasi jasa perbaikan Hal ini senada dengan penelitian yang
kendaraan (spesialis sistem chasis dan suspensi). dilakukan oleh Budi Tri Siswanto (2011), dalam
Kompetensi-kompetensi produktif yang penelitiannya mengenai Pengembangan Model
terlaksana menjadi sangat rendah sekali bahkan Penyelenggaraan Work-Based Learning pada
214 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018

Pendidikan Vokasi Diploma III Otomotif UNY. pekerjaan‒pekerjaan yang diberikan di


Hasi penelitian tersebut menyatakan bahwa: industri merupakan komptensi dasar yang
1. Model WBL Rolling Terpadu cocok umumnya sudah dipraktikkan di sekolah.
digunakan dalam penyelenggaraan program Belum terlihat adanya
work-based learning Diploma III Otomotif pengembangan‒pengembangan dalam
untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. implementasinya. Kompetensi yang
2. Luaran (output) dari model WBLRolling terlaksana tersebut berupa dasar kompetensi
Terpadu yaitu: pengetahuan mekanik kejuruan dengan rerata kelompok sebesar 9,2
otomotif, sikap profesional, kesiapan mental (37%) dalam implementasinya, kelompok
kerja, dan kemandirian mahasiswa pada kelas kompetensi bidang engine dengan rerata
model lebih tinggi secara signifikan kelompok sebesar 9,1(37%) dalam
dibanding kelas konvensional implementasinya. pada kelompok
3. Respon pengelola program dan manajemen kompetensi sistem pemindah tenaga rerata
perusahaan terhadap model penyelenggaraan kelompok sebesar 8,9 (36%) dalam
WBL Rolling Terpadu dalam kategori tinggi, implementasinya, sedangkan kelompok
baik dalam konsep work-based learning, kompetensi chasis dalam implementasinya
penerapan dalam teknis penyelenggaraan, diperoleh nilai rerata kelompok sebesar 11,2
maupun persepsi mereka tentang WBL. (45%) dan kelompok kompetensi bidang
Mengacu pada hasil penelitian tersebut, kelistrikan didapatkan nilai rerata kelompok
manfaat yang dapat diperoleh dari perubahan sebesar 9,2 (37%).Dengan demikian dapat
pola pelaksanaan Praktik Kerja Industri sangat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi
besar karena memberikan peserta didik produktif yang terlaksana dalam pelaksanaan
pengalaman-pengalam yang lebih luas dan Praktik Kerja Industri secara keseluruhan
menyeluruh. Dengan demikian tujuan dalam rata-rata sebesar 38% dari total keseluruhan
pelaksanaan Prakerin dapat dicapai sehingga butir kompetensi.
setelah menyelasiakan studinya, peserta didik b. Pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh
telah benar-benar siap dalam bekerja. Industri merupakan komptensi produktif
yang telah diajarkan disekolah, intensitas
KESIMPULAN DAN SARAN pelaksanaannya di setiap industri berbeda-
Kesimpulan yang didapatkan terkait dengan beda mengacu pada layanan yang dimiliki
komptensi produktif yang dilaksanakan dalam oleh industri dan sumber daya yang dimiliki
kegiatan praktik kerja meliputi: oleh Industri.
a. Kompetensi produktif yang dapat Sedangkan Partispasi
diimplementasikan dalam pelaksanaan IndustridalamPelaksanaan Praktek Kerja
Praktik Kerja Industri berdasarkan Industrididapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 215

a. Partisipasi industri tidak bisa diukur 3. Beberapa sumber tidak memberikan data-
berdasarkan kebutuhan dunia pendidikan data yang valid dan hanya mengisi sebagian
khususnya sekolah, melainkan pihak sekolah dari pertanyaan/pernyataan yang diberikan
yang harus melakukan pendekatanyang lebih dalam instrumen.
intensif agar diperoleh kemitraan dengan Implikasi dalam Penelitian
industri yang lebih baik sehingga kebutuhan Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
sekolah terhadap dunia industri sebagai yang telah dilakukan,implikasi dalam penelitian
tempat pembelajaran yang nyata dapat ini sebagai berikut:
terlaksana. 1. Besarnya partisipasi industri mitra
b. Industri telah memberikan partisipasinya pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman
bagi peserta didik berupa suatu wawasan dalam pelaksanaan Prakerin disesuiakan
baru sebagai pembentukan karakter dan sikap dengan kemampuan-kemampuan pelayanan
peserta didik dalam melakukan pekerjaan. dan sumber daya yang dimiliki oleh industri
Partisipasi Industri dalam membentuk mitra. Dengan demikain diperlukan evaluasi
karakter peserta didik tersebut berupa sikap terhadap industriyang dijadikanmitra
disiplin dalam bekerja, inisatif dalam pelaksanaan praktik kerja industri, atau
pekerjaan, kerjasama dan tanggungjawab 2. Merubah pola pelaksanaan praktik kerja
dalam pekerjaan. industri yang memakai model Block Release
Keterbatasan Penelitian menjadi Day Release atau kombinasi ketiga
Penelitian ini mengandung keterbatasan- model pelaksanaan agar komptensi produktif
keterbatasan yang menyebabkan tidak bisa yang diharapkan dapat terlaksana dalam
terpenuhinya hasil penelitian yang lebih baik, pelaksanaan Prakerin lebih maksimal.
diantaranya sebagai berikut: Saran
1. Tidak ada tolak ukur yang jelas mengenai Agar tujuan pelaksanaan Prakerin dapat
sejauh mana batasan-batasan pengkategorian tercapai lebih maksimal dan terdapat
partisipasi industri. Berdasarkan hal tersebut kesepadanan dan keterkaitan antara komptensi
pengkategorian tingkat partisipasi industri yang dimiliki dengan pekerjaan yang diberikan
dalam penelitian ini didasarkan pada nilai oleh industri diperlukan usaha timbal balik
rata-rata tiap-tiap indikator yang diukur. antara pihak industri dengan pihak sekolah.
2. Penelitian hanya dilakukan pada industri Untuk itu disarankan sebagai berikut:
yang dijadikan mitra oleh SMK program 1. Pihak sekolah seharusnya lebih aktif
TKR SMK PIRI Sleman sehingga belum melakukan pendekatan-pendekatan dengan
mewakili industri secara keseluruhan di dunia industri agar terjalin koordinasi yang
kabupaten sleman. lebih baik sehingga program-program
sekolah dapat terlaksana lebih maksimal
216 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018

2. Hendaknya Sekolah mempertimbangkan Budi Tri Siswanto. (2011). Pengembangan


Model Penyelenggaraan Work-Based
kapasitas dan daya dukung yang dimiliki
Learning pada Pendidikan Vokasi
oleh industri agar dalam pelaksanaan Diploma III Otomotif. Yogyakarta.
Disertasi. Program Pascasarjana
Prakerin tujuan yang diharapkan tercapai
Universitas Negeri Yogyakarta.
dengan maksimal tidak hanya dari kuantitas Badan Pusat Statistik. (2015). Tenaga Kerja.
Diakses dari http://www.bps.go.id. Pada
pelaksanaan tetapi juga kualitasn hasil
Tanggal 30 September 2015 Pada Pukul
pelaksanaan 00:39 WIB.
Daniel L. Stufflebeam & Anthony J. Shinkfield.
3. Diperlukan penelitian yang lebih mendalam
(1986). SystematicEvaluation, A Self-
terhadap kesiapan pelaksanaan Prakerin oleh InstructionalGuide to Theory and
practice. Terjemahan John Santo.
sekolah dan partisipasi industri dalam
Jakarta. Bumi Aksara.
pelaksanaan Prakerin guna mengungkap Dikmenjur. (1995). Sinkronisasi Program
Pendidikan dan Pelatihan PSG. Jakarta.
permasalahan yang menghambat program
Indonesia Australia Technical and
tersebut. Vocational Educational Education.
Dikmenjur. (1994). Konsep Sistem Ganda
PadaSMK di Indonesia. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Dikmenjur.
Anonim. (2012). Landasan Hukum
Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik
Penyelenggaraan Pendidikan Sistem
Penyusunan Instrumen Penelitian.
Ganda (PSG). Diakses dari
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
http://smkn1pwk. blogspot. com/
Gultom. (2001). Partisipasi Masyarakat dalam
Landasan/ Hukum/ Pendidikan / Sistem/
Pembangunan. Semarang. Universitas
Ganda/ (PSG)/_/ SMKN/ 201/
Kristen Satya Wacana.
PURWAKARTA.htm. Pada Tanggal 28
Hardjasoemantri, K (1993). Aspek Hukum
Juni 2015, Pukul 07:57 WIB.
Peran Serta Masyarakat dalam
_______. (2015). Lulusan SMK Paling Banyak
Pengelolaan Lingkungan. Yogyakarta.
Menganggur. Diakses dari http://www.
Gadjah Mada University Press
republika. Co . id/ berita/ ekonomi/
Herminarto Sofyan. (1993). Evaluasi Kesiapan
makro/ 14/ 11/ 05/ nek bam bps lulusan
Pelaksanaan Kurikulum 1992 FPTK
smk paling banyak menganggur. Pada
IKIP Yogyakarta dalam Perintisan
Tanggal 29September 2015 Pukul 11:17
Program Politeknik. Laporan Penelitian
WIB.
IKIP Yogyakarta. Yogyakarta. LPP IKIP
_______. (2015). Masih ada 70.913
Yogyakarta.
pengangguran di DIY.Di akses dari
Ian Cunningham, Graham Dawes & Ben
http://krjogja. com/ read/ 214992/ 2014
Bennett. (2004). The Handbook of Work
masih ada 70913pengangguran d idiy.,
Based Learning. England. Gower
Pada Tanggal 29 September 2015 Pada
Publishing Company.
Pukul 11:39 WIB.
Kauffman, Roger. and Susan Thomas (1980).
Basuki Wibawa. (2005). Pendidikan Teknologi
Evaluation Without Fear.London.
dan Kejuran. Surabya. Kertajaya Duta
PearsonEducation Group Inc.
Media.
Keputusan Direktur Jenderal Manajemen
Bambang Setyo Hari Purwoko. (1994).
Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemampuan Industri di Daerah
Nomor: 251/C/KEP/MN/2008 Tentang
Istimewa Yogyakarta dalam Menunjang
Spektrum Keahlian Pendidikan
Sistem Magang Sekolah Kejuruan se-
Menengah Kejuruan. Jakarta.
DIY. Laporan Penelitian IKIP
Kepmendikbud.
Yogyakarta.Yogyakarta. LPP IKIP
Yogyakarta.
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 217

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Murniati AR. (2009). Implementasi Manajemen
Republik Indonesia Nomor: 323/U/1997 Stratejik Dalam Pemberdayaan Sekolah
Tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda Menegah Kejuruan. Bandung. Cita
pada Sekolah Menengah Kejuruan. Pustaka Media Perintis.
Jakarta. Kepmendikbud. Oemar Hamalik (2011). Kurikulum dan
Kepmendikbud No. 0490/V/1992 Tentang Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Putut Sudira. (2012). Filosofi Dan Teori
Kepmendikbud. Pendidikan Vokasi Dan Kejuruan.
Masriam Bukit. (2014). Strategi Dan Inovasi Yogyakarta. UNY Press.
Pendidikan Kejuran Dari Kompetensi Ke Pardjono (2011). Peran Industri dalam
Kompetisi. Bandung. CV. Alfabeta Pengembangan SMK. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai