ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1)Kompetensi produktif yang dapat diimplementasikan dalam
Praktik Kerja Industri(Prakerin) dan (2) untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk partisipasi Industri dalam
pelaksanaan Prakerin Program Keahlian TKR SMK Piri Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian Ex-Post Facto dan merupakan penelitian deskriptif. Metode pengambilan data menggunakan angket
dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase dan
analisis deskriptif kualitatif dengan penjelasan.Hasil penelitian didapatkan bahwa, (1) Komptensi produktif yang
dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan Prakerin didapatkan rerata sebesar 38% dari keseluruhan
kompetensi yang ada. (2) Industri telah memberikan partisipasinya bagi peserta didik berupa wawasan baru
dalam pembentukan karakter dan sikap peserta didik melaksanakan pekerjaan. Partisipasi Industri dalam
membentuk karakter peserta didik tersebut berupa sikap disiplin, inisatif, kerjasama dan tanggungjawab dalam
pekerjaan.
Kata Kunci: Partisipasi, Komptensi Produktif, Implementasi, Prakerin
ABSTRACT
This research aims to find out, (1) the productive competence that can be implemented in the work
practices of the industry and (2) to find out how these forms of participation of Industry in the implementation of
work practices Course Industry Expertise TKR SMK Piri Sleman. This research uses approach to Ex-Post Facto
research and is descriptive research. Data retrieval method using question form and documentation.
Analytically techniques descriptive analyses used was quantitative and descriptive analysis of the percentage
with an explanation. The research results obtained that, (1) competence productive that can be implemented in
the implementation of work practices of the industry obtained an average of 38% of overall competence. (2) The
industry has given it participation for learners in the form of new insights in the formation of character and
attitude of the students carry out the work. Participation of Industry in shaping the character of these learners
forms the attitude of discipline, finally, cooperation and responsibility in the job.
Keyword: Participation, Productive competency, Implementation
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah mengembangkan dan menyiapkan sumber daya
lembaga formal yang bertujuan untuk manusia yang relevan serta mampu bersaing
menyiapkan lulusannya menghadapi dunia kerja dalam dunia Industri.
agar mempunyai pengetahuan, ketrampilan, Berdasarkan hal tersebut, pemerintah
keahlian dan akhirnya mempunyai kesiapan melalui Depdiknas telah mengambil langkah-
kerja setelah menyelesaikan pendidikannya. langkah penyelarasan dengan dunia Industri
Lebih lanjut Wardiman Djojonegoro(1998:34) yang dikenal dengan istilah 12 kebijakan/prinsip
menyatakan bahwa Sekolah Menengah Dikmenjur(Kurikulum 1993). Prinsip/Kebijakan
Kejuruan adalah salah satu wahana yang dapat Dikmenjur tersebut salah satunya yaitu program
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 207
Link And Matchyang dijalankan melalui disusun dalam program kerja Prakerin.
Program Pendidikan Sistem Ganda dan dikenal Program‒program Kerja tersebut telah memuat
dengan Praktik Kerja Industri(Prakerin). rincian‒rincian tujuan yang harus dicapai,
Praktik Kerja Industri merupakan upaya sasaran dan indikator keberhasilan pelaksanaan.
yang dilakukan Sekolah untuk mengenalkan Mengacu pada kesiapan tersebut, dilakukan
peserta didik terhadap dunia industri dan kondisi observasi ke industri yang menerima
nyata pekerjaan yang dihadapi. Peserta didik pelaksanaan praktek Industri. Hal yang cukup
diharapkan mampumengembangkan mengejutkan adalah peserta didik hanya
kemampuan yang dimilikinya dan menerapkan membantu mengambilkan alat yang dibutuhkan
secara langsung pengetahuan dan skill yang mekanik, mengganti oli, dan membersihkan
didapatkan di sekolah pada saat melaksanakan komponen yang diperbaiki ataupun alat yang
Prakerin(Catatan:Praktik Kerja Industri/Prakerin telah digunakan setelah selesai perbaikan.
akan digunakan silih berganti dalam penelitian Pekerjaan yang sifatnya pengembangan
ini). Praktik Kerja Industri dalam keputusan komptensi peserta didik hanya sebagian kecil
Mendikbud No.323/U/1997 adalah sebagai saja yang terlaksana. Kegiatanseperti ini
berikut: membuat peserta didik tentu tidak dapat terlibat
“Suatu bentuk penyelenggaran pendidikan langsung dalam mengetahui kerusakan
keahlian kejuruan yang memadukan
kendaraan dan bagaimana proses perbaikan
secara sistematis dan sinkron program
pendidikan di sekolah menengah kejuruan yang seharusnya sesuai dengan prosedur kerja
dengan program penguasaan keahlian
yang ada di bengkel.
yang diperoleh melalui bekerja pada
pekerjaan sesungguhnya, untuk mencapai Kenyataan yang ada hanya kesadaran
suatu tingkat keahlian professional
Industri dalam mengembangkan potensi peserta
tertentu”
didik hanya ditunjukan dengan memberikan
Murniati (2009:108) mendefinisikan
tempat praktik tanpa memahami bahwa industri
Praktik Kerja Industri sebagai suatu kegiatan
juga memiliki peran dalam mengenalkan
pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja di
dilaksanakan di sekolah, dipraktikkan di dunia
industri tersebut. Bagaimanapun peran Industri
industri sehingga terjadi kesesuaian antara
terhadap dunia pendidikan khususnya sekolah
kemampuan yang diperoleh disekolah dengan
kejuruan tidak dapat disalahkan.
tuntutan industri.
Peraturan yang ada hanya terkait dengan
SMK PIRI Sleman dalam Pelaksanaan
pengelolaan internal sekolah sedangkan tuntutan
Prakerin telah melakukan kemitraan dengan 4
untuk industri hanya diharapkan untuk ikut
Industri ATPM(Agen Tunggal Pemegang
berperan serta dalam pendidikan tanpa adanya
Merek)dan lebih dari 20 Industri non ATPM.
ketetapan ataupun ketentuan yang menegaskan
Pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman telah
secara terperinci bagaimana seharusnya bentuk
208 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018
partisipasi yang harus dilakukan. Janabrota adanya koordinasi oleh pihak SMK dengan
Bhattacharyya dalam industri. Akan tetapi ada industri yang
Hardjasoemantri(1993:7)mengartikan partisipasi mempunyai insiatif untuk melaksanakan konsep
sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan kepelatihan yang mengacu pada kondisi di
bersama. Keith Davis dalam Gultom(2001:11) industri sendiri guna mendukung pelaksanaan
partisipasi didefinisikan sebagai: PSG agar dapat tercapainya tujuan pendidikan.
“Keterlibatan mental/pikiran dan Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu
emosi/perasaan seseorang di dalam situasi
penilitian untuk mengetahui kompetensi
kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok produktif yang dapat diiplementasikan dalam
tersebut dalam usaha mencapai tujuan
kegiatan Praktik Kerja Industri dan bagaimana
bersama serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan.” bentuk-bentuk partisipasi industri dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Industri SMK
Berdasarkan beberapa definisi menurut para
program studi keahlian Teknik Kendaraan
ahli tersebut di atas, dapat simpulkan bahwa
Ringan SMK PIRI Sleman, sehingga sekolah
partisipasi industri dalam penelitian ini adalah
dapat melakukan kerjasama yang lebih baik
pengambilan bagian atau peran dalam
dengan industri guna memberikan suatu
pelaksanaan program Prakerin jurusan TKR
gambaran yang jelas kepada industri mengenai
SMK PIRI Sleman yang diwujudkan dalam
tujuan dan harapan sekolah dalam pelaksanaa
bentuk pemberian kesempatan kepada peserta
Praktik Kerja Industri.
didik dalam mengimplementasikan kompetensi
yang telah dikuasainya dan pemberian
METODE PENELITIAN
pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan
Jenis Penelitian
kompetensi yang telah dikuasai peserta didik
Penelitian ini menggunakan pendekatan
guna tercapainya tujuan yang diharapkan dalam
penelitian Ex-Post Facto, karena dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
penelitian ini tidak dibuat perlakuan terhadap
Penelitian Sutiman tentang Partisipasi
variabel-variabel penelitian. Penelitian ini hanya
Industri Otomotif di Daerah Eks Karesidenan
meneliti apa yang sudah ada pada diri
Banyumas Terhadap Kebijakan Link And Match
responden. Penelitian ini merupakan penelitian
pada tahun 1997, menyatakan bahwa partisipasi
deskriptif. Penelitian deskriptif pada umumnya
industri otomotif di daerah eks keresidenan
bertujuan untuk menggambarkan secara
banyumas dalam program Pendidikan Sistem
sistematis fakta dan karakteristik objek dan
Ganda(PSG) relatif tinggi terutama ditinjau dari
subjek yang diteliti secara tepat.
jumlah penerimaan peserta didik peserta PSG.
Hal tersebut sejalan dengan Suharsimi
Meskipun pelaksanaan PSG masih cenderung
Arikunto(2010:3) yang mengatakan bahwa pada
seperti pelaksanaan Praktik Kerja
penelitian deskriptif, peneliti hanya memotret
Lapangan(PKL) yang disebabkan oleh belum
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 209
apa yang terjadi pada diri obyek atau wilayah buah angket. Angket yang digunakan untuk
yang diteliti, kemudian memaparkannya secara mengungkap data mengenai kompetensi
lugas seperti apa adanya. Ditinjau dari jenis produktif yang dilakukan di industri dalam
datanya, penelitian ini menggunakan data kegiatan prakerin dan bentuk partisipasi industri
kuantitatif. terhadap implementasi kompetensi produktif
Waktu dan Tempat Penelitian dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Penelitian ini dilakukan di Industri yang program studi keahlian TKR.
telah melakukan kemitraan dengan SMK PIRI Instrument pada penelitian ini
Sleman dalam Pelaksanaan menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam
Prakerin.IndustrikemitraanSMK PIRI Sleman bentuk checklist dilengkapi pertanyaan terbuka
terdiri dari 4 Industri ATPM(Agen Tunggal agar responden dapat memberikan penjelasan
Pemegang Merek), dan lebih dari 20 Industri singkat terhadap pilihan jawaban yang
non ATPM yang tersebar di Kabupaten Sleman. diberikan. Ada dua alternatif jawaban dalam
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan pengisian angket yang berbentuk checklist ini.
November 2015 sampai dengan selesai. Pilihan jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan
Populasi Penelitian alternative jawaban “Tidak” diberi skor 0 untuk
Populasi pada penelitian ini adalah pertanyaan positif . pada pertanyaan negatif
seluruh industri tempat peserta didikkelas XII pernyataan “Tidak” diberi skor 1 dan pernyataan
program keahlian TKR SMK PIRI “Ya” di beri skor 0.
Slemanmelaksanakan Praktik Kerja Teknik Analisis Data
Industriyang berjumlah 25 industri. Suharsimi Pada penelitian ini analisis datanya
Arikunto(2002:112) mengatakan jika subyek menggunakan analisis statistik deskriptif
yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik kuantitatif dengan presentase dan analisis
diambil seluruhnya. Penelitian ini dapat deskriptif kualitatif dengan penjelasan.
dikatakan total sampling atau penelitian Suharsimi Arikunto(2010:284) mengatakan data
populasi, karena seluruh industri tempat peserta dalam bentuk centangan mengandung data
didikkelas XII melaksanakan Praktik Kerja kualitatif atau nilai tertentu.Cara analisis
Industridijadikan sampel penelitian. datanya dengan mentabulasikan jawaban dari
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan responden dan mencari jumlah nilai masing-
Data
masing butir pertanyaan kemudian mencari
Pengumpulan data dalam penelitian ini
persentase partisipasi industri dalam
menggunakan dokumentasi dan angket.
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
tentang acuan penilaian dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Industri SMK PIRI Sleman.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Angket dalam penelitian ini terdiri dari dua
210 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018
Instrumen yang telah disusun terdiri dari 2 memberikan pekerjaan yang terkait dengan
instrumen yang terdiri dari instrument kompetensi produktif peserta didik pada
Partisipasi Industri dalam Praktik Kerja kelompok Kompetensi Bidang Engine.
Industri(19 pertanyaan Check List dengan isian Sedangkan kelompok kompetensi sistem
terbuka), sedangkan 72 pertanyaan tentang pemindah tenaga rata-rata sebesar 8,9
Aspek Kejuruan yang terdiri dari 12 pertanyaan industri(36%) memberikan pekerjaan yang
terbuka yang bertujuan untuk mengetahui sesuai dengan kompetensi kelompok Sistem
pekerjaan yang dilakukan peserta didik akan Pemindah Tenaga. Pada kelompok Chasis dan
tetapi tidak tercantum pada Suspensi terdapat rata-rata 11 industri(45%)
pertanyaan/pernyataan di instrument. memberikan pekerjaan terkait kompetensi yang
Deskripsi dan Analisis Data Jumlah Industri sesuai dengan kompetensi kelompok Chasisdan
yang Memberikan Pekerjaan Sesuai dengan
Suspensi.
Kompetensi Produktif
Dengan demikian rata-rata jumlah industri
Perolehan skor butir kompetensi produktif
yang memberikan pekerjaan sesuai dengan
yang terlaksana secara keseluruhan dapat dilihat
kompetensi peserta didik rata-rata sebesar 9.48
pada tabel 01.
(38%). Data tersebut dapat dilihat pada gambar
Tabel 01. Pekerjaan yang Sesuai dengan
Kompetensi Produktif 01.
Kelompok
No Industri Persentase
Kompetensi
Dasar Kompetensi
1 9.2 37%
Kejuruan
Kompetensi Bidang
2 9.1 37%
Engine
Sistem Pemindah
3 8.9 36%
Tenaga
4 Chasis dan Suspensi 11 45%
5 Sistem Kelistrikan 9.2 37%
Total 47.4 38%
Rata-Rata 9.48 38%
Jumlah Responden 25 Gambar 01. Diagam Pekerjaan yang sesuai
Total Kompetensi 62 dengan Kompetensi Produktif
Berdasarkan data pada tabel 01tersebut Deskripsi dan Analisis Data Partisipasi
Industri dalam pelaksanaan Praktik Kerja
dapat dideskripsikan bahwa dari 25 industri Industri
dengan total keseluruhan kompetensi produktif Berikut dapat dilihat partisipasi Industri
sebesar 62 butir. Dimana kompetensi produktif dalam setiap tahapan pelaksanaan Praktik Kerja
tersebut oleh sejumlah rata-rata 9,2 Industri pada tabel 02.
industri(37%) memberikan pekerjaan yang Tabel02. Parisipasi Industri terhadapPelaksanaan
terkait dengan kompetensi produktif peserta Praktik Kerja Industri
Kelompok ∑ Rerata
No Persentase
didik pada kelompok Dasar Kompetensi Partisipasi Industri
1 Tahap Perencanaan 11.3 45%
Kejuruan. Sejumlah rata-rata 9,1 industri(37%) 2 Tahap Pelakasanaan 11.2 45%
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait) 211
memberikan partisipasinya dalam tahap kesimpulan tersebut bahwa peserta didik yang
tahap pelaksanaan Praktik Kerja Industri. dimilikinya karena terkendala kesempatan yang
Sedangkan partisipasi industri dalam tahap diberikan terhadap peserta didik terlalu banyak
sejumlah rata-rata 5,8 industri (23%) yang Melihat pelaksanaan Prakerin yang ada,
yang disajikan pada tabel 02 dapat juga dasar dari praktikum yang dilaksanakan di
digambarkan dalam bentuk diagram pada sekolah. Hal ini tentunya tidak membuat
a. Partisipasi industri tidak bisa diukur 3. Beberapa sumber tidak memberikan data-
berdasarkan kebutuhan dunia pendidikan data yang valid dan hanya mengisi sebagian
khususnya sekolah, melainkan pihak sekolah dari pertanyaan/pernyataan yang diberikan
yang harus melakukan pendekatanyang lebih dalam instrumen.
intensif agar diperoleh kemitraan dengan Implikasi dalam Penelitian
industri yang lebih baik sehingga kebutuhan Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
sekolah terhadap dunia industri sebagai yang telah dilakukan,implikasi dalam penelitian
tempat pembelajaran yang nyata dapat ini sebagai berikut:
terlaksana. 1. Besarnya partisipasi industri mitra
b. Industri telah memberikan partisipasinya pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman
bagi peserta didik berupa suatu wawasan dalam pelaksanaan Prakerin disesuiakan
baru sebagai pembentukan karakter dan sikap dengan kemampuan-kemampuan pelayanan
peserta didik dalam melakukan pekerjaan. dan sumber daya yang dimiliki oleh industri
Partisipasi Industri dalam membentuk mitra. Dengan demikain diperlukan evaluasi
karakter peserta didik tersebut berupa sikap terhadap industriyang dijadikanmitra
disiplin dalam bekerja, inisatif dalam pelaksanaan praktik kerja industri, atau
pekerjaan, kerjasama dan tanggungjawab 2. Merubah pola pelaksanaan praktik kerja
dalam pekerjaan. industri yang memakai model Block Release
Keterbatasan Penelitian menjadi Day Release atau kombinasi ketiga
Penelitian ini mengandung keterbatasan- model pelaksanaan agar komptensi produktif
keterbatasan yang menyebabkan tidak bisa yang diharapkan dapat terlaksana dalam
terpenuhinya hasil penelitian yang lebih baik, pelaksanaan Prakerin lebih maksimal.
diantaranya sebagai berikut: Saran
1. Tidak ada tolak ukur yang jelas mengenai Agar tujuan pelaksanaan Prakerin dapat
sejauh mana batasan-batasan pengkategorian tercapai lebih maksimal dan terdapat
partisipasi industri. Berdasarkan hal tersebut kesepadanan dan keterkaitan antara komptensi
pengkategorian tingkat partisipasi industri yang dimiliki dengan pekerjaan yang diberikan
dalam penelitian ini didasarkan pada nilai oleh industri diperlukan usaha timbal balik
rata-rata tiap-tiap indikator yang diukur. antara pihak industri dengan pihak sekolah.
2. Penelitian hanya dilakukan pada industri Untuk itu disarankan sebagai berikut:
yang dijadikan mitra oleh SMK program 1. Pihak sekolah seharusnya lebih aktif
TKR SMK PIRI Sleman sehingga belum melakukan pendekatan-pendekatan dengan
mewakili industri secara keseluruhan di dunia industri agar terjalin koordinasi yang
kabupaten sleman. lebih baik sehingga program-program
sekolah dapat terlaksana lebih maksimal
216 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XXI, Nomor 2, Tahun 2018
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Murniati AR. (2009). Implementasi Manajemen
Republik Indonesia Nomor: 323/U/1997 Stratejik Dalam Pemberdayaan Sekolah
Tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda Menegah Kejuruan. Bandung. Cita
pada Sekolah Menengah Kejuruan. Pustaka Media Perintis.
Jakarta. Kepmendikbud. Oemar Hamalik (2011). Kurikulum dan
Kepmendikbud No. 0490/V/1992 Tentang Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Putut Sudira. (2012). Filosofi Dan Teori
Kepmendikbud. Pendidikan Vokasi Dan Kejuruan.
Masriam Bukit. (2014). Strategi Dan Inovasi Yogyakarta. UNY Press.
Pendidikan Kejuran Dari Kompetensi Ke Pardjono (2011). Peran Industri dalam
Kompetisi. Bandung. CV. Alfabeta Pengembangan SMK. Yogyakarta.