Anda di halaman 1dari 8

PROFIL MASJID AL-MUTTAQIEN

PERUM. TAMAN MODERN


UJUNG MENTENG, CAKUNG
JAKARTA TIMUR

I. PENDAHULUAN
1. Tinjauan Historis
Masjid Al-Muttaqien yang terletak di Perumahan Taman Modern mempunyai sejarah yang
cukup unik, karena melalui riwayat perjuangan yang panjang dan berliku serta menggambarkan
tekad syi'ar Islam para warga muslim, tokoh masyarakat, RW yang sudah dirajut sejak kira-kira
tahun1995 dengan gigih, tanpa pamrih yang mendapat dukungan positif baik internal RW maupun
external.

Bahwa mengingat kebutuhan sarana ibadah umat Islam yang sudah sangat mendesak dimana
selama ini sholat fardhu lima waktu, ataupun sholat lain, misal : sholat tarawih berjamaah, terpaksa
dilakukan di emperan rumah salah seorang warga dengan menggunakan tenda dan menutup jalan
lingkungan, maka umat Islam di lingkungan Taman Modern lebih terpacu lagi dengan kondisi
tersebut, sehingga bertekad untuk dapat menyediakan sarana ibadah yang wajar dan memadai, yang
dapat pula digunakan sebagai sarana pembinaan umat serta menjalin persatuan dan kesatuan
bangsa.

Untuk mewujudkan semangat niat dan tekad membangun masjid tersebut, maka melalui
kesepakatan para tokoh-tokoh masyarakat, sesepuh telah ditempuh jalan sebagai berikut :

a. Pada tanggal 9 Maret 1997 dibentuk Panitia Pembangunan Masjid dan telah disepakati pula
meskipun masjid belum terbentuk, direncanakan jika sudah terbangun sudah disiapkan suatu
nama yaitu Masjid Jami' Al-Muttaqien. Adapun lokasinya adalah sesuai dengan rencana tata
letak yang telah ditetapkan oleh Developer yaitu di Blok H6 diatas tanah seluas + 1835 m2
(GS – No 5806/96).

b. Membuat desain dan gambar Masjid serta RAB serta mengkonsultasikan dan
mengkoordinasikan dengan instansi terkait sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang
berlaku.

c. Panitia ini kemudian ditingkatkan menjadi Yayasan Al-Muttaqien berdasarkan Akte Notaris
Ny. Hj. Anisah Abubakar SH No.1 tanggal 9 Desember 1998.

d. Terbentuknya panitia pembangunan masjid tidak serta merta lancar dalam mencari dana,
oleh karena itu mengapa kemudian ditingkatkan untuk membentuk yayasan, sebab dengan
telah berdirinya yayasan akan berfungsi untuk melindungi dan menaungi secara hukum
kepanitiaan tersebut secara legal, karena yayasanlah yang boleh berbadan hukum, sehingga
untuk mendapatkan dana relatif lebih mudah.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud : bermaksud untuk membantu warga muslim pada umumnya, khususnya di wilayah
Jakarta Timur mempunyai gambaran tentang Masjid Al-Muttaqien.

b. Bertujuan agar lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT (Hablum Minallah)
serta mempertebal ukhuwah Islamiyah di kalangan semua umat (Hablum Minannas) demi
persatuan dan kesatuan.

3. Perkembangan Selanjutnya
a. Setelah Yayasan Al-Muttaqien berdiri sejak tanggal 9 Desember 1998, kemudian tanggal 15
Desember 1998, Panitia Pembangunan Masjid Al-Muttaqien yang sudah terbentuk lebih
dulu pada tanggal 9 Maret 1997 mulai giat dan aktif kembali untuk melaksanakan
kegiatannya yang sempat terhenti karena belum ada yayasan yang berbadan hukum dan
secara legalitas menaunginya.

b. Kegiatan awal Yayasan melalui Panitia Pembangunan Masjid adalah mengumpulkan Zakat,
Infaq, Shodaqoh umat Islam sebagai dana swadaya masyarakat untuk membiayai
pembangunan Masjid sambil menunggu PT Modern & Realty Ltd. RE selaku pengembang
memenuhi kewajibannya dalam membangun dan membaiyai prasarana ini.

c. Membentuk dan menyelenggarakan pengajian / Majlis Ta'lim sebagai sarana dan wahana
pembinaan umat, menjalin ukhuwah Islamiyah dan persatuan bangsa serta menumbuhkan
kepekaan, kepedulian dan kesetiakawanan sosial dengan memperhatikan dan membantu
masyarakat kurang mampu di lingkungan dan sekitar komplek.

d. Mengajukan permohonan ijin mendirikan bangunan Masjid Al-Muttaqien yang kemudian


oleh Walikota Jakarta Timur telah mengeluarkan ijin dengan nomor : 09/IMB/K/T/99
tanggal 3 Februari 1999.

e. Hasil pengumpulan zakat, infaq, shodaqoh umat Islam, sebagai tersebut pada point 2.b
tersebut di atas ditambah dengan bantuan dari Walikota Jakarta Timur waktu itu, telah
dimanfaatkan dan digunakan untuk pelaksanaan pembangunan awal masjid, yang baru dapat
menyelesaikan pondasi, tiang dan lantai dasar.

II. KONDISI SAAT INI


1. Kedudukan Masjid Al-Muttaqien
a. Pada tinjauan historis telah disampaikan dengan jelas bahwa terbangunnya Masjid Al-
Muttaqien karena peran dan partisipasi yang besar dari warga muslim Taman Modern yang
disalurkan melalui keberadaan Yayasan Al-Muttaqien yang mempunyai organ di bawahnya
yaitu Panitia Pembangunan Masjid.

b. Waktu terus berlalu, sedikit demi sedikit bangunan Masjid sudah mulai terlihat nyata
meskipun dengan perjuangan berat para jamaah baik internal maupun eksternal.

c. Setelah Masjid terbangun utuh dan kegiatan makin banyak, maka Yayasan berpkir harus ada
suatu bagian tersendiri untuk mengelola tata cara dan prosedur masjid, termasuk kegiatan
beribadah, supaya Masjid menjadi pusat dan urat nadi kegiatan umat baik urusan keagamaan
maupun juga mengurusi kegiatan sosial.

d. Maka pada tahap selanjutnya Yayasan membentuk sautu unit / badan tersendiri untuk
mengelola masjid. Setelah melalui persetujuan dan kesepakatan bersama para pendiri
Yayasan dibentuklah badan tersebut dengan sebutan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)
yang diberi tugas oleh Yayasan untuk mengelola dan mengatur kegiatan, tata-tertib,
menegakkan dan menjalankan syariat Allah sesuai dengan norma / kaidah dalam agama
yang sekaligus untuk memakmurkan masjid.

2. Visi dan Misi


a. Visi : Menciptakan kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik bagi warga
muslim Taman Modern dan sekitarnya dengan berdasarkan ajaran Islam.

b. Misi : 1). Merencanakan dan mewujudkan sarana dan fasilitas sosial, agama,
pendidikan dan kesehatan bagi warga muslimin Taman Modern
maupun masyarakat sekitarnya, sehingga hidupnya lebih berkualitas.

2). Dalam menjalankan misi tersebut tetap berpegang teguh pada ajaran
Islam yang berazaskan Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, Pancasila
dan UUD 1945.

c. Strategi : Untuk mencapai visi dan misi tersebut, maka setiap bentuk upaya / usaha
baik Yayasan / DKM dirancang dengan menekankan kepada keterpaduan
antara manajemen, SDM dan organisasi.
1). Manajemen : kemampuan untuk merumuskan secara profesional
potensi yang dimiliki bagi kepentingan usaha pembangunan dengan
menggali potensi swasta dan masyarakat dalam memanfaatkan
peluang.

2). Tatanan organisasi yang solid, tertib dan efisien.

3). Tatanan SDM yang memiliki dedikasi dan integritas terhadap usaha
yang diemban.

4). Terwujudnya kerjasama tim yang kreatif, inovatif dan kompak.

III. STRUKTUR ORGANISASI


1. Dimulai dari struktur organisasi badan yang menaungi Masjid secara legal, yaitu Yayasan
Al-Muttaqien, berbadan hukum sesuai Akta Nomor 01 tanggal 9 Desember 1998, ditetapkan
oleh Notaris Nyonya Anisah Abubakar SH, yang berkedudukan di Jakarta, kemudian
diperbarui dengan Akta Nomor 09 tanggal 26 Mei 2006, Akta Nomor 04 tanggal 28 Agustus
2006 dan Akta Nomor 01 tanggal 9 Januari 2007 yang masuk dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 27 April 2007 No.34 dengan nama baru “Yayasan Al-Muttaqien Taman
Modern” (disesuaikan dengan Undang-Undang yang baru Nomor 16 tahun 2001 tentang
Yayasan).

PEMBINA

PENGAWAS

Badan Pengurus

Ketua
Wakil

Sekretaris Bendahara

DKM
Al-Muttaqien

Mengacu kepada : UU RI No.16 tahun 2001 tentang Yayasan.


SUSUNAN PENGURUS DKM AT-TAWAKAL
RT 02 RW 01 TANJAKNANGSI PAGERAGEUNG KULON

KETUA
PENASEHAT :
NANA RUHANA
● H. Encep
WAKIL KETUA ● Ketua RW 01 (Ganda Siregar)
HERMAN SUGANDA ● Bapa Yaya Ruhiyat

SEKRETARIS 1 BENDAHARA
H. DADANG IBU AISYAH

SEKSI PEMELIHARAAN, PERLENGKAPAN


SEKSI PENDIDIKAN DAN DAKWAH
DAN PENGEMBANGAN MASJID
HERMAN SUGANDA
MUMUN

SEKSI SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SEKSI MAJELIS TAKLIM KAUM IBU


JAKARIA, RUKMANA IBU POPON

SEKSI PEMUDA / REMAJA MASJID


JAJANG, EPUL
HILMAN, HILMI, UNDANG
J

Sekretaris Ketua

H. Dadang Nana Ruhana


IV. PROGRAM KEMAKMURAN MASJID
1. Pendidikan
a. Sesuai dengan Anggaran Dasar Yayasn Al-Muttaqien Akta No.4 Perubahan tanggal 28
Agustus 2006 pada pasal 4, dikatakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, untuk
mencapainya diselenggarakan lembaga pendidikan formal dalam hal ini adalah pendidikan
TK dengan menempati gedung belajar di sebelah utara Masjid (masih di dalam halaman
Masjid).

b. Pendidikan TK dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Yayasan Al-Marjan yang sudah
berpengalaman dan mempunyai reputasi yang baik dalam pendidikan baik tingkat TK
sampai dengan tingkat SMP. Sejauh ini anak-anak lulusan TK Al-Muttaqien yang
bekerjasama dengan Yayasan Al-Marjan cukup baik hasilnya.

c. Diamping itu DKM sendiri juga telah berpartisipasi dalam mendidik bagi muadzin maupun
imam untuk menjalani kursus-kursus yang berkaitan dengan tugas mereka termasuk kursus
untuk memandikan jenazah.

d. Membantu dana pendidikan untuk anak-anak yatim / piatu, atau keluarga-keluarga yang
tidak mampu yang dilaksanakan oleh Majlis Ta'lim kaum ibu dari tingkat SD sampai dengan
SMA, dan bahkan sampai saat ini sudah berhasil memasukkan 1 orang masuk Perguruan
Tinggi serta telah meluluskan 1 orang Sarjana (STIE Adhi Niaga).

e. Pembinaan remaja masjid, sejauh ini Remaja Masjid Al-Muttaqien cukup membantu untuk
dilibatkan dalam acara hari-hari besar Islam, seperti misal Maulid Nabi, kemudian Isra'
Mi'raj, menyambut Romadhon, bulan Muharam dan lain-lain. Mereka mempunyai Group
Hadrah untuk memeriahkan acara-acara tersebut.

f. Pelaksanaan ibadah rutin, pelaksanaan ibadah ritual atau ibadah mahdhoh dikelola dengan
serius karena telah ditunjuk Imam Sholat yang memenuhi syarat dengan penampilan yang
rapi dan bersih meskipun sederhana, tidak perlu penampilan yang kelihatan mewah.
Muadzin yang mengumandangkan adzan ditunjuk jamaah yang memiliki suara dengan lafal
yang jelas dan bacaan yang benar.

g. Untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak di TPA, ditunjuk Ustadz (guru agama)
yang dapat dengan tekun dan sabar mengajarkan bacaan dan artinya dengan benar.

2. Manajemen Ibadah Sosial


a. Ibadah sosial (kemasyarakatan) atau juga ibadah ijtima'iyyah adalah ibadah yang banyak
berhubungan dengan umat (masyarakat) meskipun terkait dengan Allah SWT, misal
penyembelihan hewan qurban yang dagingnya dibagi-bagikan kepada yang memerlukan,
sedangkan takwanya yang sampai kepada Allah SWT (secara vertikal), sedangkan
horizontalnya kepada masyarakat. Tata cara pengelolaannya diatur tersendiri oleh panitia
qurban.

b. Kegiatan pada bulan suci Romadhon antara lain :

1). Buka puasa bersama di masjid.

2). Tadarus bapak-bapak dan ibu-ibu.

3). Santunan yatim / piatu / dhuafa / dan pekerja kebersihan yang khusus bekerja di Taman
Moderen, diatur tersendiri oleh Majelis Ta'lim kaum ibu.

4). Penerimaan Zakat, Infaq, Shodaqoh yang diatur oleh panitia tersendiri.

5). Pembagian Zakat kepada fakir miskin yang berhak, biasanya dilakukan 2-3 hari
menjelang hari raya Id (Idul Fitri).

6). Shalat Idul Fitri yang penyelenggaraannya dilakukan di Masjid Al-Muttaqien.

c. Kegiatan pada hari raya Idul Adha antara lain :

1). Menerima dan menyalurkan hewan-hewan qurban (sapi, kambing) setelah disembelih
menurut syariat Islam.

2). Sebelum disembelih, telah didatangkan dokter-dokter hewan dari Dinas Kesehatan untuk
memeriksa apakah hewan-hewan tersebut layak untuk dikonsumsi.

3). Setelah dimasukkan di kantong plastik dibagi-bagi kepada para mustahik yang berhak,
rata-rata setiap pembagian sejumlah kurang lebih 3000 kantong.

4). Pelaksanaan Shalat Idul Adha.

3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Masjid


a. Memaksimalkan tata ruang masjid yaitu dengan memanfaatkan ruangan yang tersedia pada
bangunan masjid baik yang berada di dalam menyatu dengan bangunan maupun yang berada
di luar (halaman) pagar, termasuk pengelolaan bangunan TK yang terletak di sebelah kiri
Masjid.

b. Penggunaan Masjid sebagai sarana ibadah dalam setiap harinya untuk persiapan sarana,
peralatan dan pelaksanaannya dilakukan oleh petugas DKM yang ditunjuk (Imam,
Muadzin).
c. Tempat ibadah shalat diperlukan ruang utama (lantai atas untuk shalat Fardlu 5 waktu,
sedang untuk shalat Jum'at bisa lantai atas dan bawah). Lantai bawah setiap hari Jum'at
sekitar pukul 14.00 dimanfaatkan untuk pengajian Majelis Ta'lim kaum ibu dan juga pada
hari-hari tertentu digunakan untuk TPA.

d. Perawatan masjid untuk kebersihan dan kerapihannya setiap hari termasuk ruangan untuk
bersuci maupun ruangan lain untuk mandi serta ruang toilet tetap terjaga kebersihannya dan
ini menjadi tugas dan tanggung jawab Marbot ataupun petugas lain yang membantu.

e. Pengelolaan mobil jenazah.

1). Keberadaan mobil jenazah telah memberikan manfaat yang besar bagi warga
masyarakat, tidak saja bagi warga di lingkungan kecamatan Cakung namun bisa
mengcover lebih luas lagi.

2). Persyaratan cukup mudah, khususnya bagi warga yang tidak mampu karena dibebaskan
dari beaya, hanya sukarela, terutama keluar kota.

3). Persyaratan secara rinci telah diatur tersendiri dalam juklak.

V. PENUTUP
Sebagai penutup, profil singkat ini.jauh dari sempurna namun diharapkan dapat memberikan
gambaran singkat kepada para pembaca tentang Masjid Al-Muttaqien.

Jakarta, 28 Juni 2015

Ketua Yayasan Al-Muttaqien

Drs. H. Suwardi, SH.

Anda mungkin juga menyukai