Proposal Arlansyah
Proposal Arlansyah
Oleh :
ARLANSYAH T
NIM. D1C1 17 115
Proposal
diajukan kepada Fakultas Pertanian untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada Jurusan/programStudi Ilmu Tanah
Oleh :
ARLANSYAH T
NIM. D1C1 17 115
Nama : Arlansyah T
Menyetujui;
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui;
Ir.Namriah,M.Sc
NIP: 196403091989032001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang sudah
memberi rahmat, karunia Nya, kesehatan, kesempatan, serta umur yang panjang
kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun proposal ini dan menyelesaikan
sesuai waktu yang ditentukan. Proposal penelitian ini berjudul “Pengaruh Bokashi
Kotoran Sapi Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Bawang
proposal ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan penulis, agar proposal ini dapat sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
Arlansyah T
D1C1 17 115
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ............................................................................................... i
Halaman Judul................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan......................................................................................... iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................................. v
Daftar Tabel
....... vii
Daftar Gambar...................................................................................................viii
Daftar Lampiran................................................................................................ ix
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1. latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan............................................................................... 5
v
3.7. Analisis Data............................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Denah Penelitian …28
ix
I. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Indonesia. Selain digunakan sebagai bahan pelengkap atau bumbu masakan dan
Menurut Jaelani (2017) dan Kuswardhani (2016), kandungan zat gizi dalam umbi
bawang merah dapat membantu sistem peredaran darah dan sistem pencernaan
dengan baik. Senyawa aktif dalam umbi bawang merah turut berperan dalam
menetralkan zat zat toksik yang berbahaya, dan membantu mengeluarkannya dari
dalam tubuh. Dalam hal ini, manfaat yang cukup penting dari umbi bawang merah
adalah peranannya sebagai antioksi dan alami, yang mampu menekan efek
memiliki pasar yang cukup luas. Hal ini ditunjukkan dari data Di retkorat Jenderal
industri makanan siap saji dan pengembangan pasar. Meskipun demikian, untuk
1
2
masalah semakin menurunnya jumlah lahan pertanian potensial serta besarnya alih
fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Selain itu, lahan-lahan pertanian terus
kebutuhan bawang merah masyarakat. Melalui cara ini, masyarakat dapat secara
secara tepat menjadi syarat utama agar tanaman bawang merah dapat tumbuh,
berkembang serta berproduksi secara maksimal dalam polybag. Menurut Putri dan
respirasi, air dan hara. Komponen media tumbuh yang baik bagi pertumbuhan
tanaman terdiri dari tanah, bahan organik, air dan udara. Buckman dan Brady
yang optimal terdiri dari 50% ruang pori, 45% bahan mineral (anorganik) dan 5%
bahan organik.
3
tanah masam yang dikategorikan sebagai tanah marginal. Menurut (Soil Survey
Staff, 1999), tanah masam adalah tanah yang pada keseluruhan penampang
kontrolnya mempunyai pH H2O kurang dari 5,5 atau pH-CaCl2 kurang dari 5,0. Di
Indonesia, tanah masam mempunyai penyebaran sangat luas mulai dari dataran
rendah sampai dataran tinggi dengan bentuk wilayah datar sampai bergunung,
umumnya beriklim basah (curah hujan tinggi >2.000 mm tahun-1) dan dapat
terbentuk dari berbagai macam bahan induk tanah. Kendala utama yang sering
dijumpai pada tanah masam di lahan kering beriklim basah adalah selain reaksi
tanah yang masam, juga miskin hara, kandungan bahan organik rendah,
kandungan besi dan aluminium tinggi melebihi batas toleransi tanaman serta peka
adalah salah satu jenis pupuk yang dapat menggantikan kehadiran pupuk kimia
sifat fisik pada tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) secara
berlebihan. Salah satu jenis pupuk bokashi yang dapat digunakan adalah bokashi
kotoran sapi. Nguyen dan Shindo (2011) dalam Hakim dan Anandari (2019),
menjelaskan bahwa bokashi kotoran sapi yang ditambahkan kedalam tanah dapat
tanaman.
sirkulasi udara dan air yang lebih baik, utamanya pada tanah masam yang
mempunyai tekstur halus. Tekstur tanah masam dari jenis Ultisol bervariasi dan
dipengaruhi oleh bahan induknahnya. Tanah Ultisol dari granit yang kaya akan
mineral kuarsa umumnya mempunyai tekstur yang kasar seperti liat berpasir,
sedangkan tanah Ultisol dari batu kapur, batuan andesit, dan tufa cenderung
mempunyai tekstur yang halus seperti liat dan liat halus. Ultisol umumnya
Kombinasi antara tanah masam, bokashi kotoran sapi, dan tanah pasir
kotoran sapi terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang merah
1.2. PerumusanMasalah
1. Apakah ada pengaruh pupuk bokashi kotoran sapi terhadap sifat kimia tanah
tumbuh ?
lebih baik terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang
merah ?
sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang merah pada beberapa
media tumbuh.
lebih baik terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang
merah.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau acuan
media tumbuh tanaman bawang merah dalam polybag serta menjadi tambahan
tanaman, dipasok melalui media tumbuh, selanjutnya diserap oleh akar dan
adalah tempat akar tanaman tumbuh dan mengisap zat makanan untuk
didalam media tumbuh harus tersedai unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
dibuat dari bahan tunggal ataupun kombinasi dari beberapa bahan, asalkan tetap
berfungsi sebagai media tumbuh yang baik. Jenis media tumbuh akan
tanam yang dapat digunakan adalah tanah masam dan tanah pasir (Okunlola,
2016). Bahan organik yang dapat digunakan sebagai pencampuran media tanah
bisa berasal dari limbah organik pertanian seperti sekam padi, limbah hewan,
arang sekam dan kompos. Bahan organik memiliki kemampuan dalam membantu
6
7
mengikat butiran liat membentuk ikatan butiran yang lebih besar, sehingga dapat
mempunyai pH H2O kurang dari 5,5 atau pH CaCl2 kurang dari 5,0. Indonesia
memiliki tanah masam yang sangat luas penyebarannya mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi dengan bentuk wilayah datar sampai bergunung, umumnya
beriklim basah (curah hujan tinggi >2.000mm tahun -1) dan dapat terbentuk dari
berbagai macam bahan induk tanah. Kendala utama yang sering dijumpai pada
tanah masam di lahan kering beriklim basah adalah selain reaksi tanah masam,
juga miskin hara, kandungan bahan organik rendah, kandungan besi dan
aluminium tinggi melebihi batas toleransi tanaman serta peka erosi sehingga
melepaskan unsur-unsur hara yang akhir-nya hilang tercuci dan hanya menyisakan
produk akhir pelapukan dan mineral-mineral tahan lapuk, yang pada umumnya
dapat berasal dari Al dan Fe oksida, Al-dd, liat alumino silikat dan dekomposisi
bahan organik. Al, Fe oksida serta Al-dd akan melepaskan ion H+ ke larutan
unsur tersebut dalam tanah maka H+ yang dilepaskan ke larutan tanah juga makin
8
banyak sehingga tanah akan menjadi lebih masam. Dekomposisi bahan organik
pada pH di bawah lima terjadi toksisitas Al, defisiensi Ca, Mg, dan K (Marschner,
2014).
yang optimum. Kondisi tanah tersebut meliputi faktor kandungan air, udara, unsur
hara dan penyakit. Apabila salah satu faktor tersebut berada dalam kondisi kurang
Sifat fisik tanah bergantung pada ukuran partikel-partikelnya yaitu kerikil, pasir,
geluh atau silt dan lempung atau clay . Partikel tanah pasir sendiri yaitu antara
pertanian. Mengingat luas lahan pantai sangat lus dan belum termanfaatkan secara
optimal. Lahan pasir atau tanah pasir merupakan lahan marjinal yang memiliki
faktor pembatas yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah,
infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan
sangat poros, sehingga daya sangga air dan hara sangat rendah (Pusat Penelitian
tanaman. Tekstur tanah pasir ini sangat berpengaruh pada status dan distribusi air,
(Syukur, 2015).
Secara fisik, tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori
makro sehingga akar mudah untuk berpenetrasi, namun semakin mudah pula air
yang hilang dari tanah. Kondisi ini menjadikan tanah pasir merupakan tanah yang
tidak subur, kandungan unsur hara rendah dan tidak produktif untuk pertumbuhan
Bokashi adalah suatu kata dari bahasa jepang Bahan organik yang telah
digunakan petani jepang dalam perbaikan tanah secara tradisional dalam upaya
memiliki prospek yang bagus untuk dijadikan pupuk organik karena memiliki
kandungan hara yang cukup tinggi. Penggunaan bahan organik pada tumbuhan
tetapi juga dapat memperbaiki struktur tanah baik sifat fisik tanah maupun sifat
bokashi adalah kotoran sapi. Kotoran sapi dapat dijadikan bahan baku untuk
pembuatan bokashi kotoran sapi yang akan menjadi sumber unsur hara.
diteliti dan pada umumnya hasilnya positif. Pupuk bokashi kotoran sapi
merupakan salah satu alternatif dalam penerapan teknologi pertanian organik yang
organik yang mempunyai prospek yang baik dijadikan pupuk organik (bokashi),
karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi (Tola et al., 2017).
hara makro dan mikro. Kandungan unsur hara bokashi kotoran sapi adalah
Nitrogen (N) sebesar 0,92 %, Posfor (P) 0,23 %, Kalium (K) 1,03 %, serta
mengandung Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro lainnya seperti Fe, Cu, Mn, Zn,
Bo, dan Mo, yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan dan
Pupuk bokashi dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
tanah dan dapat mempermudah masuknya air ke dalam tanah (Safriati, 2019).
tanah, bertindak sebagai pelepasan yang lambat hara bagi tanaman, sehingga
kimia dan biologi tanah. Pada penyediaan unsur hara bagi tumbuhan, bahan
(Raksun, 2013).
kandungan bahan organik dan unsur hara tanah. Hal ini karena semakin banyak
dosis pupuk bokashi yang diberikan maka N yang terkandung dalam pupuk
bokashi juga semakin banyak yang diterima oleh tanah (Djunaedi, 2013).
energi. Fungsi fisika bahan organik terhadap tanah teramati pada perbaikan
12
struktur, perbaikan aerasi dan daya menyimpan air oleh tanah. Sedangkan fungsi
kimia bahan organik tanah yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK),
dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dengan karakteristik yaitu hara
yang berasal dari bahan organik memerlukan kegiatan mikroba untuk merubah
bentuk ikatan kompleks organik yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan
akan dibentuk menjadi senyawa organik dan anorganik sederhana yang dapat
tanah, selain itu, bokashi juga dapat, memperbaiki tata udara dan air tanah.
Dengan demikian, perakaran tanaman akan berkembang dengan baik dan akar
dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak, terutama unsur hara N yang akan
dan dapat menjadikan jumlah dan luas daun. Hal tersebut berkaitan dengan
kemampuan bahan organik dalam memperbaiki sifat (tekstur dan struktur) tanah
13
dan biologi tanah tercipta lingkungan yang lebih baik bagi perakaran tanaman,
banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang merah merupakan tanaman
semusim yang membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-
dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah
bervariasi antara 0,5-2 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar
(Sunarjono, 2014).
pangkal daun bawang merah. Di bawah batang semu tersebut terdapat tangkai
daun yang menebal, lunak, dan berdaging yang berfungsi sebagai tempat
meruncing pada bagian ujung. Daun berwarna hijau tua atau hijau muda. Setelah
tua, daun menguning, tidak lagi setegak daun yang masih muda dan akhirnya
mengering dimulai dari bagian ujung tanaman (Sumarni dan Hidayat, 2014).
dan kepala putik.Tiap kuntum bunga terdiri atas enam daun bunga yang berwarna
putih, enam benang sari yang berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah
yang memiliki putik sangat kecil dan pendek atau rudimenter. Meskipun kuntum
bunga banyak, namun bunga yang berhasil mengadakan persarian relatif sedikit
(Prabowo, 2012).
berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau
putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat
2013).
unggul, perlu dipenuhi persyaratan tumbuhnya yang pokok dan teknik budidaya
yang baik.
a. Iklim
kering.Tanaman bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan
yang tinggi, serta cuaca berkabut. Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya
15
matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25-32°C, dan
udaranya rata-rata 22°C, tetapi hasil umbinya tidak sebaik di daerah yang suhu
udara lebih panas. Bawang merah akan membentuk umbi lebih besar bilamana
ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari 12 jam. Di bawah suhu udara
22°C tanaman bawang merah tidak akan berumbi. Oleh karena itu, tanaman
bawang merah lebih menyukai tumbuh di dataran rendah dengan iklim yang cerah
(Rismunandar, 2015).
ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Ketinggian tempat yang optimal untuk
permukaan laut (Sutarya dan Grubben, 2012). Tanaman bawang merah masih
dapat tumbuh dan berumbi di dataran tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih
b. Tanah
sedang sampai liat, drainase/aerasi baik, mengandung bahan organik yang cukup,
dan reaksi tanah tidak masam (pH tanah : 5,6 6,5). Tanah yang paling cocok
untuk tanaman bawang merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan
tanah Glei-Humus atau Latosol (Sutarya dan Grubben 2012). Tanah yang cukup
lembab dan air tidak menggenang disukai oleh tanaman bawang merah
(Rismunandar, 2015).
16
c. Waktu
Waktu tanam bawang merah yang baik adalah pada musim kemarau
dengan ketersediaan air pengairan yang cukup, yaitu pada bulan April/Mei setelah
panen padi dan pada bulan Juli/Agustus. Penanaman bawang merah di musim
kemarau biasanya dilaksanakan pada lahan bekas padi sawah atau tebu, sedangkan
penanaman dimusim hujan dilakukan pada lahan tegalan. Bawang merah dapat
ditanam secara tumpangsari, seperti dengan tanaman cabai merah (Sutarya dan
Grubben, 2012).
menurunnya jumlah lahan pertanian potensial serta besarnya alih fungsi lahan
kebutuhan bawang merah masyarakat. Melalui cara ini, masyarakat dapat secara
merah. Penentuan komposisi media tumbuh secara tepat menjadi syarat utama
17
agar tanaman bawang merah dapat tumbuh, berkembang serta berproduksi secara
maksimal dalam polybag. Bagan alur kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
Pertumbuhan Bawang
Merah Rendah
Kurangnya ketersediaan
lahan pertanian
2.7. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh pupuk bokashi kotoran sapi terhadap sifat kimia tanah
tumbuh.
Alat yang digunakan dilapangan pada penelitian ini adalah pacul, parang,
skop, pisau, meteran, kamera dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan
dilapangan pada penelitian ini adalah bibit bawang merah, polybag, dedak,
kotoran sapi, gula pasir, EM4, terpal, kantong kresek dan tali rafia.
berikut:
a. Tanah Pasir
tanah tersebut dicuci untuk menurunkan salinitas atau mengurangi kadar garam
lalu dibersihkan dari berbagai kotoran, sisa kerang atau kerikil, dan dikering
anginkan.
b. Tanah Masam
Tanah mineral yang digunakan adalah tanah timbunan atau sub soil yang
dicirikan berwarna tanah terang atau kekuningan, dengan pH tanah sekitar 4,5-5.
18
19
cm, dan dedak sebanyak 3 kg, selanjutnya bahan di hamparkan di atas tarpal lalu
disiram larutan yang terdiri atas campuran 60 ml (12 sdm) EM-4, 3 sdm
molase/gula dan 60 liter air. Bahan selanjutnya dibolak-balik hingga merata dan
dilepas, bahan mekar dan tidak terdapat air yang menetes dari bahan, artinya
kadar air bahan 40 % telah tercapai. Dan proses pemberian larutan dihentikan.
dan selanjutnya ditutup dengan terpal selama ± 7 hari (proses fermentasi). Selama
antara 40-50º C. Penutup bahan dibuka dan dilakukan pembolak balikan dan
selanjutnya bahan ditutup kembali dengan terpal. Setelah masa fermentasi selesai,
penutup bahan dapat dibuka. Proses fermentasi berhasil dicirikan dengan fisik asli
bahan sudah tidak tampak, berwarna hitam, tidak berbau menyengat (busuk),
gunakan.
Bibit bawang merah yang diambil adalah bibit yang sudah disimpan
(pengusangan) minimal selama 40 hari, jika umbi dibelah sudah terlihat bakal
daun. Setelah itu bibit yang seragam dan tidak terserang hama dan penyakit,
20
dibersihkan dari kulit bibit yang paling luar. Bagian ujung umbi dipotong dengan
ditanam.
masing perlakuan. Secara jelas, kombinasi perlakuan yang terdiri atas : tanah
B0 0 5 0
P1 B1 1 4 0
B2 2 3 0
B0 0 0 5
P2 B1 1 0 4
B2 2 0 3
B0 0 2,5 2,5
P3 B1 1 2 2
B2 2 1,5 1,5
Bahan media tumbuh dicampurkan sesuai takaran masing-masig
disusun dalam rumah kaca sesuai dengan denah percobaan (Lampiran 1.). Media
tumbuh lalu disiram sampai kapasitas lapang dan dinkubasi selama 14 hari dengan
3.3.4. Penanaman
21
20 cm. Dengan alat penugal, lubang tanam dibuat sedalaman rata-rata setinggi
bibit. Umbi bawang merah dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan gerakan
seperti memutar sekerup, sehingga ujung umbi tampak rata dengan permukaan
tanah, penanaman dilakukan setelah media tumbu diinkubasi selama 14 hari. Bibit
bawang merah ditanam dengan cara memasukkan 1 (satu) umbi pada lubang
tanam yang dibuat secara ugul pada tegah polybag. Kedalaman lubang tanam
3.3.5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari atau sesuai
b. Penyulaman
bibit yang sama. Penyulaman diajukan untuk mengganti tanaman bawang merah
c. Penyiangan
22
(RAL) dua faktor. Faktor pertama yaitu media tumbuh, terdiri 3 taraf masing-
masing pasir (P1), tanah masam (P2) dan pasir + tanah masam (P3). Faktor kedua
adalah dosis bokashi kotoran sapi, terdiri atas 3 taraf yaitu 0 kg (B0), 1 kg (B1)
3 kali. Dengan demikian terdapat 27 unit percobaan, tiap unit percobaan terdiri
dilakukan pada awal dan akhir percobaan. Analisis awal dilakukan terhadap tanah
dan pasir yang digunakan sebagai media tumbuh. Analisis tanah akhir merupakan
hasil analisis media tumbuh yang telah dikombinasikan sesuai perlakuan dan
pangkal batang hingga ujung daun tertinggi. Jumlah daun (helai), dilakukan
23
dengan menghitung semua daun yang terbatas dan Jumlah anakan (anakan),
Jika F- dihitung lebih besar dari F tabel pada taraf kepercayaan 95%, akan
DAFTAR PUSTAKA
Adiarti YE, Pujiasmanto B, Dewi WS. 2019. Effect Balance of Bokashi and
Inorganic Fertilizer on Growth, Simplicia Yield and Content of
Sinensetin of Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.).
Journal of Soil Science and Agroclimatology. 16(1): 13-23.
Barus WA, Sri U, Erna PA. 2018. Effect of Azolla Bokashi and Liquid Organic
Fertilizer of Goat Manure on the Growth and Production of Chinese
Kale (Brassica oleracea L.). Indonesian Journal of Agricultural
Research. (1)1: 78 86.
Buckman HO dan NC Brady. 2015. The Nature and Properties of Soil MC Milan
Publishing CO, New York (Terjemahan Soegiman) Penerbit Bhratara
Karya Akasara, Jakarta.
Sinulingga M dan Darmanti S. 2013. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir
yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut (Gracilaria
verrucosa).Disertasi.Universitas Diponegoro. Semarang.
25 cm
25 cm
P3B0.1 P2B1.1 P3B1.3
Keterangan:
P3B0 = Perlakuan media tanam menggunakan pasir 2,5 kg dan tanah 2,5 kg
tanpa bokashi
P3 B1 = Perlakuan media tanam menggunakan pupuk organik 1 kg, pasir 2 kg
dan tanah 2 kg tanpa bokashi
P3 B2 = Perlakuan media tanam menggunakan pupuk organik 2 kg, pasir 1,5 kg
dan tanah 1,5 kg
* Catatan: Semua perlakuan memiliki total berat media tanam yang sama yaitu
5 kg