Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS 2021

Angkatan/Kelompok : XI/4

Nama Mata Pelatihan : Nilai-nilai dasar ASN / Nasionalisme

Nama Peserta : Ulfy Fadilah Nurul Fahmi, A.Md.Gz

Lembaga Penyelenggara : PPSDM Kemendagri Regional Bandung

A. Pokok Pikiran

Nasionalisme merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat


Indonesia terhadap bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai Pancasila.
Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat, yang kemudian diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang
didasari Pancasila dan UUD 1945. Sehingga diharapkan Nasionalisme dapat
menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa,
negara, dan menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau
golongan.

Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai


dasar dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila
dari Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan,
etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang
rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, dan gotong
royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat,
kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana.
5. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap
adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.

Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan


tugas antara lain pada ranah berikut:

1. Kebijakan publik

Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki orientasi
pada kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik, bangsa dan
negara di atas kepentingan lainnya serta kepentingan nasional diatas
kepentingan sektoral atau golongan

2. Pelayanan publik

Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani yang
disesuaikan dengan kode etink ASN. Bersikap adil, tidak diskriminatid,
professional dan berintegritas dalam memberkan pelayanan kepada
masyarakat. Selain itu ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang
memuaskan public.

3. Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa

Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat, memiliki
kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara dan pemersatu
bangsa serta mengupayakan sutuasi yang damai di seluruh Indonesia dan
terus menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Profil Tokoh

Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia
adalah putra Datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Sastrawan yang sekaligus
juga pejuang dan wartawan mi meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni
1959 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra,
Bandung, sehari kemudian. Ia meninggalkan dua orang istri dan tiga belas orang
anak (lihat Mimbar Indonesia, No.24-25, 18 Juni 1959; Suluh Indonesia. No~211,
l9Juni 1959; dan HarianAbadi, No.132, l9Juni 1959).

Pada tahun 1913 Abdul Muis mulai tertarik pada dunia politik dan masuklah ia ke
Serikat Islam (SI). Bersama dengan mendiang A.H. Wignyadisastra. Peran Abdul
Muis pada masa perjuangan kemerdekaan RI
 Membentuk Komite Bumi Putra bersama dengan Wignyadisastra dan
Suwardi Suryaningrat
 Pada zaman pergerakan, bersama dengan H.O.S. Cokroaminoto, Abdul
Muis terus berjuang memimpin Serikat Islam. Pada tahun 1917 ia dipercaya
sebagai utusan SI pergi ke Negeri Belanda untuk mem-propagandakan
comite Indie Weerbaar.
 pada tahun 1926 dicalonkan (dan terpilih) menjadi anggota
Regentschapsraad Garut.
 Pada tahun 1932 ia diangkat menjadi Regentschapsraad Gontroleur.
Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia.

B. Penerapan

Penerapan Nasionalisme dalam pelayanan kesehatan sangatlah penting.


Sebagai pelayan masyarakat dalam melayani kesehatan, nilai-nilai nasionalisme
secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari
penerapan sila pertama sampai sila kelima. Adapun nilai-nilai nasionalisme yang
dapat diimplementasikan sebagai tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan tugas, Hormat menghormati antara tenaga
kesehatan dan masyarakat sehingga terbina kerukunan hidup antar agama.
Kemudian, tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat walaupun terdapat perbedaan agama.
2. Pengamalan nilai Pancasila sila kedua yaitu menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat tanpa
membedakan suku atau rasnya, tidak semena-mena saat memberikan
pelayanan kesehatan.
3. Pengamalan nilai Pancasila sila ketiga ditunjukkan dengan bangga sebagai
tenaga kesehatan yang berbangsa dan bertanah air Indonesia,
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
4. Pengamalan nilai Pancasila sila keempat ditunjukkan dengan memberikan
solusi terbaik untuk semua permasalahan kesehatan yang ada di
masyarakat bisa dengan cara bermusyawarah dengan masyarakat sebagai
contoh dilaksanaknnya Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
5. Pengamalan nilai Pancasila sila kelima ditunjukkan dengan memberikan
pelayanan terbaik untuk masyarakat yang merupakan sebuah kewajiban,
bukan semata-mata hanya karena uang. Tulus dan bersikap adil dalam
memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan satu sama lain.

Sumber :

https://www.liputan6.com/news/read/2360501/abdul-muis-sastrawan-yang-jadi-
pahlawan-nasional-pertama

Anda mungkin juga menyukai