Angkatan/Kelompok : XI/4
A. Pokok Pikiran
1. Kebijakan publik
Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki orientasi
pada kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik, bangsa dan
negara di atas kepentingan lainnya serta kepentingan nasional diatas
kepentingan sektoral atau golongan
2. Pelayanan publik
Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani yang
disesuaikan dengan kode etink ASN. Bersikap adil, tidak diskriminatid,
professional dan berintegritas dalam memberkan pelayanan kepada
masyarakat. Selain itu ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang
memuaskan public.
Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat, memiliki
kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara dan pemersatu
bangsa serta mengupayakan sutuasi yang damai di seluruh Indonesia dan
terus menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Profil Tokoh
Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia
adalah putra Datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Sastrawan yang sekaligus
juga pejuang dan wartawan mi meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni
1959 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra,
Bandung, sehari kemudian. Ia meninggalkan dua orang istri dan tiga belas orang
anak (lihat Mimbar Indonesia, No.24-25, 18 Juni 1959; Suluh Indonesia. No~211,
l9Juni 1959; dan HarianAbadi, No.132, l9Juni 1959).
Pada tahun 1913 Abdul Muis mulai tertarik pada dunia politik dan masuklah ia ke
Serikat Islam (SI). Bersama dengan mendiang A.H. Wignyadisastra. Peran Abdul
Muis pada masa perjuangan kemerdekaan RI
Membentuk Komite Bumi Putra bersama dengan Wignyadisastra dan
Suwardi Suryaningrat
Pada zaman pergerakan, bersama dengan H.O.S. Cokroaminoto, Abdul
Muis terus berjuang memimpin Serikat Islam. Pada tahun 1917 ia dipercaya
sebagai utusan SI pergi ke Negeri Belanda untuk mem-propagandakan
comite Indie Weerbaar.
pada tahun 1926 dicalonkan (dan terpilih) menjadi anggota
Regentschapsraad Garut.
Pada tahun 1932 ia diangkat menjadi Regentschapsraad Gontroleur.
Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia.
B. Penerapan
Sumber :
https://www.liputan6.com/news/read/2360501/abdul-muis-sastrawan-yang-jadi-
pahlawan-nasional-pertama