Anda di halaman 1dari 8

MODUL DARING

NAMA MADRASAH : MA Modern (IBS) Al-Azhary Ajibarang


MAPEL : Fiqih
KELAS/SEMESTER : XI / GASAL
MATERI POKOK : JINAYAT
KOMPETENSI DASAR : 1.1 Menghayati ketentuan Islam tentang jinayat
2.1 Mengamalkan sikap adil, cinta damai dan
tanggungjawab sebagai implementasi dari
pengetahuan tentang jinayat
3.1 Menganalisis ketentuan tentang jinayat dan
hikmahnya
4.1 Menyajikan hasil analisis tentang
pelaksanaan ketentuan jinayat dan
hikmahnya
GURU MAPEL : Abdul Muzaqi, S.Pd.I

MARI MENGAMATI

kejahatan dan berbagai tindak pidana merupakan tindakan yang dilarang dan
tidak dapat dibenarkan dalam ajaran Islam. Islam merupakan agama kasih
sayang bagi seluruh manusia, selalu menebarkan kedamaian, ketentraman, dan
keselamatan bagi para pemeluknya. Islam melarang praktik pembunuhan dengan
cara apapun. Namun karena kurangnya pemahaman, kepatuhan, dan atau
kesadaran dalam diri manusia, tindak pidana menjadi hal yang lumrah dan sering
diperoleh informasi beritanya, baik melalui media cetak maupun elektronik

1
PETA KONSEP

Pembunuhan

(T in d a k P id a n a )
Penganiayaan

JIN A Y A T

HIKMAHNYA
Qishash

Diyat

Kaffarat
.

JINAYAT
Jinayat adalah tindakan aniaya terhadap jiwa maupun harta. Di kalanan ulama
fiqih lebih dikhususkan lagi pada dengan sesuatu yang bisa menyakiti badan
contohnya pembunuhan
Dalam bab ini membahas tentang pelaku tindak kejahatan beserta sanksi
hukuman yang berkaitan dengan pembunuhan, Penganiayaan, Qisas, Diyat, dan
Kaffarat.
A. PEMBUNUHAN

1. Pengertian Pembunuhan
 Pembunuhan dalam bahasa Arab disebut ‫ الْ َق ْتل‬. Pembunuhansecara
ُ
bahasa adalah menghilangkan nyawa seseorang
Al-Qatl ‫الْ َق ْت ُل‬ Pembunuhan

Al-Qaatil ‫الْ َقاتِ ُل‬ Pembunuh

Al-Maqtul ‫ال َْم ْق ُت ْو ُل‬ Yang di/terbunuh

 Secara Istilah pembunuhan adalah perbuatan manusia yang


mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang baik dengan sengaja atau
pun tidak sengaja, baik dengan alat yang mematikan atau pun dengan
alat yang tidak mematikan, artinya melenyapkan nyawa seseorang

2
dengan sengaja atau tidak sengaja, dengan menggunakan alat
mematikan ataupun tidak mematikan.

2. Macam-macam pembunuhan
Pembunuhan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pembunuhan
sengaja (Qatlu al-‘Amdi) pembunuhan seperti sengaja (Qatlu Syibhu
al-‘Amdi) dan pembunuhan Tersalah. (Qatlu al-Khata’)
ِ ‫الْعم‬
a. Pembunuhan Sengaja (‫د‬ ‫) َق ْت ُل‬
َْ
yaitu pembunuhan yang telah direncanakan dengan menggunakan
alat yang mematikan, baik yang melukai atau memberatkan
(mutsaqal). Dikatakan pembunuhan sengaja apabila ada niat dari
pelaku sebelumnya dengan menggunakan alat atau senjata yang
mematikan. Si pembunuh termasuk orang yang baligh dan yang
dibunuh korban) adalah orang yang baik.
ِ ‫الْعم‬
b. Pembunuhan Seperti Sengaja (‫د‬ ‫) َق ْت ُل ِش ْب ِه‬
َْ
yaitu pembunuhan seperti sengaja adalah pembunuhan yang
dilakukan seseorang tanpa niat membunuh dan menggunakan alat
yang biasanya tidak mematikan, namun menyebabkan hilangnya
nyawa seseorang
c. Pembunuhan Tersalah (‫خطَِإ‬
َ ْ‫ال‬ ‫) َق ْت ُل‬
pembunuhan yang terjadi karena salah satu dari tiga kemungkinan.
 Pertama; perbuatan tanpa maksud melakukan kejahatan tetapi
mengakibatkan kematian seseorang.,
 kedua; perbuatan yang mempunyai niat membunuh, namun
ternyata orang tersebut tidak boleh dibunuh,
 ketiga; perbuatan yang pelakunya tidak bermaksud jahat, tetapi
akibat kelalaiannya dapat menyebabkan kematian seseorang

3. Dasar Hukum Larangan Membunuh


a. Al-Qur’an QS. Al-Isra: 33 :
‫ْح ِّقۗ َو َم ْن قُتِ َل َمظْلُ ْو ًم ا َف َق ْد َج َعلْنَ ا‬ ِ ٰ ِ ‫الن ْف‬
َ ‫س الَّت ْي َح َّر َم اللّ هُ ااَّل بِ ال‬
َ َّ ‫َواَل َت ْق ُتلُ وا‬
ِ ِ ْ ‫لِولِيِّ ِه س ْل ٰطنًا فَاَل يس ِر‬
‫ص ْو ًرا‬ُ ‫ف فى الْ َق ْت ِلۗ انَّهُ َكا َن َم ْن‬ ُْ ُ َ
Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah
(membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah
memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu
melampaui batas dalam pembunuhan
b. Hadits

3
Dari al-Ahnaf bin Qais, dia berkata: saya menuju laki-laki ansor,
kemudian ditengah perjalanan Abu Bakrah menemuiku dan bertanya
mau kemana? Dijawab “saya mau menemui orang Ansor, kemudian
Abu Bakrah malah menyuruhku “pulanglah, sesungguhnya saya
mendengar Rasullullah Saw, bersabda “Jika ada dua orang muslim
berhadapan dengan membawa pedang masing-masing (mau saling
membunuh),maka yang membunuh dan yang dibunuh sama-sama
masuk Neraka.” (HR. Al-Bukhari-Muslim).

4. Hukuman bagi Pelaku Pembunuhan


Hukuman bagi pembunuh sesuai dengan macamnya.
a. Hukuman Pembunuhan Sengaja adalah Qisas yaitu pelaku harus
diberikan sanksi yang berat yakni hukuman mati. Jika keluarga
korban memaafkan pelaku pembunuhan, maka hukumannya adalah
membayar diyat mughalladzah (denda berat) yang diambilkan dari
harta pembunuh dan dibayarkan secara tunai kepada pihak keluarga.
Selain itu pembunuh juga harus menunaikan kaffarat

Diat Mughalladzah yaitu berupa 100 ekor unta atau seharganya


dengan ketentuan:
- 30 unta hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun),
- 30 unta jadza’ah (unta betina berumur 4-5 tahun ) dan
- 40 unta khilfah (unta yang sedang bunting)

b. Hukuman Pembunuhan Seperti Sengaja tidak diqisas. Ia dihukum


dengan membayar diyat mugalladzah (denda berat) yang diambilkan
dari harta keluarganya dan dapat dibayarkan secara bertahap selama
tiga tahun kepada keluarga korban, setiap tahunnya sepertiga. Selain
itu pembunuh juga harus melaksanakan Kaffarat.
c. Hukuman Pembunuhan tersalah membayar diyat mukhaffafah
(denda ringan) yang diambilkan dari harta keluarga pembunuh dan
dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada keluarga
korban, setiap tahun sepertiganya. Selain itu pembunuh juga harus
melaksanakan kaffarat

Diat Mughalladzah yaitu berupa 100 ekor unta atau seharganya


dengan ketentuan:
- 20 unta hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun),
- 20 unta jadza’ah (unta betina berumur 4-5 tahun),
- 20 unta binta makhadh ( unta betina lebih dari 1 tahun),
- 20 unta binta labun (unta betina umur lebih dari 2 tahun),
dan
- 20 unta ibna labun (unta jantan berumur lebih dari 2 tahun)
4
Kaffarat pembunuhan yaitu :
- Memerdekakan budak muslim, jika tidak mampu
- Puasa 2 bulan berturut-turut
ِ ‫َو َم ا َك ا َن لِ ُم ْؤ ِم ٍن أَ ْن َي ْقتُ َل ُم ْؤ ِمنً ا إِاَّل‬
ُ ‫َخطَ أً ۚ َو َم ْن َقتَ َل ُم ْؤمنً ا َخطَ أً َفتَ ْح ِر‬
‫ير‬
‫ص َّدقُوا‬َّ َ‫أَ ْن ي‬ ‫سلَّ َمةٌ إِلَ ٰى أ َْهلِ ِه إِاَّل‬ ِ ٍِ ٍ
َ ‫َر َقبَة ُم ْؤمنَة َوديَةٌ ُم‬
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh
itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. (QS. An-
Nisa: 92)

5. Pembunuhan secara Berkelompok (Qatlul al-Jama‘ah ‘ala Wahid)


Apabila sekelompok orang secara bersama-sama membunuh
seseorang, maka mereka semua harus dihukum Qisas. Berdasarkan
pernyataan Umar bin Khattab RA :
Dari Sa’id bin Musayyab bahwa “Umar ra telah menghukum bunuh
lima atau enam orang yang telah membunuh seseorang laki-laki secara
dzalim (dengan ditipu) di tempat sunyi. Kemudian ia berkata: Seandainya
semua penduduk San'a secara bersama-sama membunuhnya niscaya akan
aku bunuh semua." ( Musnad Al Imam Al Syafi’i).

6. Hikmah Larangan Membunuh


Islam menerapkan hukuman bagi pelaku pembunuhan tiada lain untuk
memelihara kehormatan dan keselamatan jiwa manusia. Pelaku tindak
pembunuhan diancam dengan hukuman yang setimpal sesuai
perbuatannya. Di antara dalil yang menjelaskan tentang hukuman bagi
pembunuh adalah:
Firman Allah ta’ala dalam surat an-Nisa ayat 93:
‫ب ال ٰلّهُ َعلَْي ِه َولَ َعنَهُ َواَ َع َّد‬
َ
ِ َ‫ومن يَّقتُل م ْؤ ِمنًا ُّمَتع ِّم ًدا فَجزا ُؤهُ ج َهـنَّم َخالِ ًدا فِ ْي َها وغ‬
‫ض‬ َ ُ َ ََ َ ُ ْ ْ ََ
‫لَهُ َع َذابًا َع ِظ ْي ًما‬
"Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka
balasannya ialah neraka Jahannam, dia kekal di dalamnya. Allah murka
kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya."
(Q.S. anNisa’[4]: 93)

5
Sabda Rasulullah Saw:
Artinya: dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah Saw berkata
“Pembunuhan sengaja (hukumannya) adalah Qisas, kecuali jika wali korban
memaafkan.”(HR. Ad Daruqutni)

Penerapan hukuman yang berat bagi pembunuh dimaksudkan agar tidak


seorang pun melakukan tindakan kejahatan yang menyebabkan hilangnya
nyawa orang lain.

B. PENGANIAYAAN
1. Pengertian Penganiayaan
Secara bahasa penganiayaan atau melukai dalam bahasa arab
dinamakan ‫َج َر ْح‬ yang berarti (‫بدنه‬ ‫س ق بعض‬ ) menyakiti sebagian
anggota badan manusia
Secara istilah penganiayaan adalah perbuatan pidana (tindak
kejahatan) yang berupa melukai, merusak atau menghilangkan fungsi
anggota tubuh.
2. Macam-macam penganiayaan
a. Penganiayaan berat
perbuatan melukai atau merusak bagian badan yang menyebabkan
hilangnya manfaat atau fungsi anggota badan tersebut, seperti
memukul tangan sampai patah, merusak mata sampai buta dan lain
sebagainya.
b. Penganiayaan ringan
perbuatan melukai bagian badan yang tidak sampai merusak atau
menghilangkan fungsinya melainkan hanya menimbulkan cacat ringan
seperti melukai hingga menyebabkan luka ringan
penganiayaan dikenai sanksi apabila memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut
1) Perbuatan menimbulkan rasa sakit atau luka pada badan orang lain.
2) Tidak dengan maksud patut atau dengan kata lain melewati batas yang
diizinkan.
3) Perbuatan diiringi dengan niat ingin menyakiti orang lain.
3. Dasar hukum tindakan penganiayaan
QS. Al-Maidah : 45
ِّ ِ‫الس َّن ب‬
ۙ‫الس ِّن‬ ِّ ‫ف َوااْل ُذُ َن بِ ااْل ُذُ ِن َو‬ِ ْ‫ف بِ ااْل َن‬ َ ْ‫س َوال َْع ْي َن بِ ال َْع ْي ِن َوااْل َن‬ َّ ِ‫س ب‬
ِ ‫الن ْف‬ َّ ‫َو َكتَْبنَ ا َعلَْي ِه ْم فِ ْي َهآ اَ َّن‬
َ ‫الن ْف‬
‫ك ُه ُم ال ٰظّلِ ُم ْو َن‬ ۤ ٰ ِ
َ ‫ص َّد َق بِهٖ َف ُه َو َك َّف َارةٌ لَّهٗ ۗ َو َم ْن لَّ ْم يَ ْح ُك ْم بِ َمآ اَْن َز َل اللّهُ فَاُو ٰل ِٕى‬
َ َ‫اصۗ فَ َم ْن ت‬
ٌ ‫ص‬ َ ‫ْج ُر ْو َح ق‬ ُ ‫َوال‬
"Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa
(dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qis}as} -nya
(balasan yang sama). Barangsiapa melepaskan (hak qis}as})nya, maka itu

6
(menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang
zalim." (Q.S. al-Maidah [5]: 45)

7
8

Anda mungkin juga menyukai