BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam pembinaan sumber
daya insani. Pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, masyarakat dan
secara langsung dan atau tidak langsung untuk mencapai tujuan perkembangan ilmu
dengan tuntunan kebutuhan. Mengajar dan belajar sebagai dua jenis aktivitas yang
seiring sejalan, di mana terjadinya interaksi antara guru dengan siswa di dalam kelas
Melaksanakan proses belajar mengajar, bukanlah hal yang biasa dilepaskan dari
tujuan yang akan dicapai oleh seorang guru. Guru melaksanakan proses mengajar
dengan tujuan untuk mentransformasikan ilmu dan nilai-nilai kepada anak didik.
Proses belajar mengajar sering ditemukan adanya kesulitan-kesulitan, baik dalam cara
belajar mengenai materi yang dibahas. Sehingga hasil belajar tidak selamanya dapat
Proses pendidikan, antara pokok bahasan yang satu dengan pokok bahasan yang
lain tidak dapat berdiri sendiri, artinya adanya keterkaitan antara datu dengan yang
2
lainnya. Seorang guru dapat mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran, jika siswa telah mampu menguasainya maka guru dapat melanjutkan
nasional dan bahasa resmi kenegaraan merupakan asset vital dalam dunia pendidikan
dikalangan siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap bahasa dan sedikit banyaknya
karya ilmiah yang dihasilkan, sering dijakadikan indikator tinggi rendahnya kualitas
suatu pendidikan.
Secara garis besar, materi pembelajaran dan bahan ajar mencakupi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa. Materi pelajaran
bahasa Indonesia terdiri atas komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang
terutama dalam dunia pendidikan. Kegiatan menyimak harus dikuasai oleh setiap
Berkomunikasi lisan dengan teman, mengikuti kuliah, diskusi, dan seminar menuntut
tersebut dapat kita lihat dari berbagai percakapan, baik itu percakapan di lingkungan
keluarga, antaranak, antarorang tua, anak dengan orang tua. Kegiatan menyimak
melalui ujaran, dan menangkap isi atau pesan yang hendak disampaikan seseorang.
menyalurkan pikiran serta perasaan estetis manusia pembuatnya. Ide itu disampaikan
lewat amanat yang pada umumnya ada dalam sastra, sebuah sastra di dalamnya
Sadar ataupun tidak, ketika membaca sebuah karya sastra seperti novel, puisi,
dan cerita pendek, dalam benak kita telah terbentuk sebuah pola pikir atau kerangka
kerja yang berupa harapan atau apa yang ingin kita peroleh dari bacaan tersebut.
Penilaian bagus atau jelek, bermoral ataupun imoral, terhadap sebuah teks sebetulnya
didasarkan pada pola pikir yang telah ada sebelumnya pada pembaca. Ketika kita
mengartikulasikan kerangka kerja atau pola pikir yang terdiri dari berbagai elemen
kritik terapan menjadi sebuah struktur pengetahuan yang koheren dan terpadu, maka
Setiap orang yang merespon sebuah karya sastra pada dasarnya telah
mempraktikkan teori sastra tertentu. Praktiknya orang menerapkan teori dengan kadar
disiplin dan kesadaran yang berbeda. Ada orang yang melakukannya dengan sadar
dan ada yang tidak menyadarinya karena teorinya implisit saja, ada yang
menggunakan teori secara lengkap, dan ada yang menggunakan teori sebagian saja
dengan alasan-alasannya sendiri yang kasuistik. Teori sastra yang tidak lengkap dan
menyeluruh biasanya tidak jelas sehingga bisa menghasilkan interpretasi yang tidak
logis dan bahkan melenceng dan tidak konsisten. Sebaliknya, teori sastra yang
4
komprehensif.
sebagai individu, baik sebagai orang yang memiliki kepribadian yang baik maupun
buruk. Sifat dan karakter tokoh dapat dilihat melalui ia berbicara ataupun perilaku
yang ditunjukkan dalam novel tersebut. Tokoh memegang peranan penting dalam
membangun cerita, segala sesuatu yang terjadi dalam sebuah novel dapat ditentukan
oleh perilaku tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Penafsiran terhadap sikap dan
watak seseorang sangat mendasar pada apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan
atau dengan kata lain ucapan dan tindakan seseorang mencerminkan perwatakannya.
SMA Negeri 1 Kotanopan merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang
kurikulum yang ada. Demikian pula halnya dengan pembelajaran menyimak untuk
dapat menganalisis nilai sosial yang terkandung dalam sebuah karya sastra bentuk
novel masih kurang mampu untuk memahami materi tesebut sehingga siswa
media pembelajaran yang digunakan guru serta kurangnya bahan bacaan mengenai
Menganalisis Nilai Sosial Novel “Sabda Cinta” Karya Ajrhee Raudiyant Oleh Siswa
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui masih banyak masalah
yang timbul dalam pelajaran bahasa Indonesia, masalah yang akan dibahas adalah
penyebab kesukaran siswa untuk menganalisis nilai sosial yang terdapat dalam
menjadi objek penelitian serta membantu penelitian masalah yang sesuai dengan
adalah:
3. Kurangnya bahan bacaan mengenai sastra baik dalam bentuk sebuah novel.
C. Batasan Masalah
mengakibatkan penelitian yang tidak terarah. Agar penelitian ini terfokus pada satu
kepada penulis agar benar-benar dapat menguasainya. Maka penelitian ini dibatasi
Kemampuan Menganalisis Nilai Sosial Novel “Sabda Cinta” Karya Ajrhee Raudiyant
D. Rumusan Masalah
pertanyaan yang akan dipecahkan ataupun yang akan dicari jawabannya oleh peneliti.
E. Tujuan Penelitian
kegiatan terlaksana dengan terarah dan mampu memberikan manfaat bagi peneliti dan
Kotanopan.
F. Manfaat Penelitian
Setiap pekerjaan akan mempunyai manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang
lain. Adapun pembagian manfaat penelitian dapat ditinjau dari segi teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
teoritis, yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada
penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternative yang dapat dipertimbangkan dalam
menyimak konsentratif untuk dapat menganalisis nilai sosial novel Sabda Cinta.
2. Manfaat Praktis
berikut :
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
Cinta” Karya Ajrhee Raudiyant Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotanopan.
d. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan bagi peneliti dalam hal materi pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia terutama di bidang menganalisis nilai sosial novel “Sabda Cinta”
e. Bagi Pembaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
dengan variabel pokok, sub veriabel atau pokok masalah yang ada dalam
penelitiannya”. Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori
merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori
selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori
harus berlandasan fakta empiris karena tujuan utamanya adalah menjelaskan dan
memprediksi kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik
diteliti. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai istilah-istilah yang akan sering
digunakan oleh peneliti. Istilah-istilah ini nantinya akan dijelaskan mulai dari defenisi
1. Pengertian Pengaruh
atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa
usaha atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta
10
sikap yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok tersebut telah melakukan dan
pengaruh mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu apabila seseorang mempunyai
kehendaknya, seperti apa yang diinginkan oleh “penguasa” tersebut dan “pengaruh”
2. Pengertian Penguasaan
seseorang dalam suatu hal. Penguasaan merupakan kemampuan seseorang yang dapat
diwujudkan baik dari teori maupun praktik. Seseorang dapat dikatakan menguwasai
sesuatu apabila orang tersebut mengerti, memahami materi tersebut sehingga dapat
3. Pengertian Keterampilan
Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi sebagian
lagi tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri. Setiap para ahli memiliki
Kata keterampilan identik dengan kata kecekatan. Orang yang dikatakan terampil
adalah orang yang dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat
11
dan benar. Akan tetapi, apabila orang tersebut mengerjakan atau mnyelesaikan
pekerjaanya dengan cepat akan tetapi hasilnya tidak sesuai atau salah maka orang
tersebut bukanlah orang yang disebut dengan terampil. Begitu pun sebaliknya, jika
1. Basic Literacy Skill: adalah suatu keahlian dasar yang dimiliki oleh setiap
berhitung.
antar sesame, seperti mengemukakan pendapat dan bekerja secara dalam tim.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita ambil kesimpulan
pikiran dan perbuatan dalam menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu dengan efektif
dan efisien.
4. Hakikat Bahasa
12
lainnya. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu bahasa. Sejak saat
berbahasa secara optimal, maka setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun
tercapai, tetapi dapat terjadi salah pengertian yang berakibat suasana komunikasi
menjadi buruk.
fakta yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Banyak profesi
yang dimiliki seseorang. Bagi seorang guru, apabila keterampilan berbicara guru
tidak memadai atau di pihak lain siswa akan kesulitan menangkap materi pelajaran
yang disampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara guru tidak memadai
atau kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan
kebudayaan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita
pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan
Sebaliknya jabatan sebagai manajer tidak akan diraih apabila tidak dapat meyakinkan
Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang
mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi dalam menyimak,
secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang
diantaranya:
dapat membedakannya;
b. menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga
c. menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
d. menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
pendengar;
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang
yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan
berbicara.
diantaranya:
utama;
tertulis;
e. mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang
yang teratur.
diantaranya:
e. menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
a. Menyimak
bercerita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk
puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel. Menyimak adalah keterampilan
memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif, berarti bukan sekedar mendengarkan
ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita
percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Pada situasi mendengarkan non
interaktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa
berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus:
17
c. Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intonasi,
b. Berbicara
secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan
muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya penyantuan antara
berpidato di hadapan umum secara langsung. Namun pembicara dapat melihat reaksi
pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara
dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
membedakannya.
18
b. Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehingga
c. Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
c. Membaca
nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra
berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer, karya sastra berbagai
angkatan dan sastra Melayu klasik. Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa
informasi.
b. Mengenal kosakata.
e. Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
d. Menulis
Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara
keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang
setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus dalam bidang menulis. Dengan
menulis.
Aspek Topik
Menyimak a. Menangkap pokok pikiran
b. Keefektipan kalimat
c. Keruntutan gagasan
d. Ketepatan artikulasi
Menulis a. Menulis jurnal
b. Menulis artikel
c. Menulis bersama
Menyimak tidak bekerja secara otomatis tetapi merupakan sebuah proses yang
bahwa munculnya teori Total Physical Response (TPS) dari James Asher, The
Natural Approach, dan Silent Period. Ketiga teori ini menyatakan bahwa menyimak
bukanlah suatu kegiatan satu arah. Langkah pertama kegiatan menyimak adalah
sebuah ingatan untuk memahami sebuah bacaan. Dari ingatan tersebut dapat
digunakan siswa untuk menuangkan sebuah informasi dan pesan dalam sebuah
tulisan.
Subyantoro dan Hartono (2013: 1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada
waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan
21
perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama
dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang
a. Pengertian Menyimak
ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam
(1) tataran identifikasi; (2) tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi; (3) tataran
identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek; (4) tataran
keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respon atau sebgai
rentetan bunyi-bunyi itu sebagai suatu keterampilan. Menyimak sebagai seni berarti
dan perhatian serta apresiasi. Menyimak dan membaca berhubungan erat karena
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyimak adalah suatu
atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
b. Tahap-tahap menyimak
Tarigan (2008: 33) menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari
pembicaraan;
untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam
hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang
sesungguhnya;
dapat bersifat selektif, bertujuan, tepat, kritis dan kreatif. Serta guru membimbing
berbicara. Jadi, perlu untuk mengetahui jenis-jenis menyimak, tujuan, serta ciri-
cirinya masing-masing.
c. Tujuan Menyimak
menyimak untuk belajar; (2) menyimak untuk menikmati., (3) menyimak untuk
juga dapat dibedakan dua aspek tujuan yaitu: (1) persepsi, yakni ciri kognitif dari
kaidahkaidah kebahasaan; (2) resepsi, yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan
adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat
dalam bahan simakan. Karena pada dasarnya tujuan orang menyimak itu beraneka
Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap
25
informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Setiawan (dalam Rahmawati, 2007: 18-
b. Untuk mendapatkan fakta. Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk
dengan sesama, dan lain sebagainya. Dari cara yang kedua tersebut maka
c. Untuk menganalisis fakta dan ide. Setelah mendapatkan fakta atau data,
pengalamannya.
Masalah-masalah tersebut belum tentu segera dapat kita selesaikan atau kita
pada beberapa kesibukan dan beberapa masalah. Setelah pemikiran kita jenuh
itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar atau tingkatan
1. Faktor fisik
serta kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang menentukan bagi
setiap penyimak. Lingkungan fisik juga turut bertanggung jawab atas ketidak
terlalu dingin, suara atau bunyi bising yang mengganggu dari jalan, atau dari
suatu lingkungan kelas belajar yang tidak mudah mendatangkan gangguan bagi
gangguan dan selingan terhadap kegiatan menyimak. Sedapat mungkin para guru
haruslah mencoba membendung atau mencegah datangnya suaru dari gang, ruang
2. Faktor Psikologis
Selain faktor fisik, faktor psikologis lebih sulit diatasi karena melibatkan
sikap dan sifat pribadi. Faktor ini mencakup masalah prasangka atau kurangnya
3. Faktor Pengalaman
Pengalaman guru dalam menyampaikan hal yang akan disimak, kosa kata simak
4. Faktor Sikap
Pada dasarnya manusia mempunyai dua sikap mengenai segala hal yaitu
menerima dan menolak. Orang akan menerima pada hal yang menarik dan
menguntungkan baginya tetapi bersikap menolak pada hal yang tidak menarik dan
tidak menguntungkan baginya. Sebagai para guru akan menyajikan materi yang
5. Faktor Motivasi
Pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara
mereka memusatkan perhatian pada sesuatau pun juga berbeda. Untuk itu para
guru dapat lebih bijaksana menghadapi para siswa putra dan putri dalam kegiatan
7. Faktor Lingkungan
masyarakat dalam mendapatkan sebuah informasi baik dari media cetak maupun
elektronik.
e. Unsur-unsur Menyimak
unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam
menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur
yang lain. Kamidjan (2007: 12), unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2)
29
penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini
a. Pembicara
yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
berikut.
bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini,
catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang
begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya
itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide
mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara: (a)
kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar. (b) Validitas Alasan. Jika
logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi. (c) Kebenaran
sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari
b. Penyimak
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan
menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan
pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh,
Kamidjan (2007: 13) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak
yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan
31
menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka
penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik
c. Bahan simakan
dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan
kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai,
ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak
yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan
3) Menyimak topik utama Pembicaraan. Topik utama ialah topik yang selalu
pembicara, tidak akan kesulitan untuk menerima topik utama. Sebuah topik
akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu
dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh
pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan
33
demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan
pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak
sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara
dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan tirnbulnya komunikasi
dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan
unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah pembicara, penyimak, bahan
f. Kendala Menyimak
Dalam proses menyimak ada beberapa kendala yang sering ditemui para
penyimak. Russel dan Black (dalam Marlina 2007:27-30) menyatakan ada tujuh
merupakan cara hidup sebagian orang. Dia lebih senang didengar orang
34
c. Ketakutan dan perubahan. Apabila ingin menjadi penyimak yang baik, harus
rela mengubah pendapat bahkan bila perlu harus berani mengubah dan
menukar pendapat sendiri kalau memang ada pendapat atau gagasan yang
simpatik itu maka kita akan gagal menyimak lebih intensif lagi untuk melihat
kalau pengertian itu benar-benar wajar. Orang yang merasa cepat puas karena
baik.
f. Pertimbangan yang prematur, apabila ada sesuatu yang prematur, maka itu
merupakan sesuatu yang tidak wajar. Hal itu merupakan contoh penyimak
yang jelek, dan sifat seperti itu justru menghalanginya menjadi penyimak
yang efektif.
35
memakainya dalam situasi tertentu dan waktu tertentu. Seseorang yang ingin
Jadi, dalam kegiatan menyimak terdapat kendala yang ditemui oleh penyimak.
g. Jenis-jenis Menyimak
berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu
yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah
diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. Selain itu, dapat
baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam kapasitasnya
ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang
mencakup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan
yaitu pertama menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau drama yang
puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
37
upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti,
bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang
suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini
harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa
sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta
pengertian umum. Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara
didengarnya.
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan
khusus.
intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan
pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap
isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk
menginterpretasikan.
sehingga ide dari pembicara dapat dipahami dengan baik. Kegiatan-kegiatan yang
sebab – akibat
pengorganisasinya
1. Memusatkan Perhatian
Agar dapat melakukan menyimak dengan baik, kita harus memusatkan perhatian
penyimak. Isyarat visual meliputi gerak tubuh (gesture), tulisan atau kerangka
2. Membuat Catatan
6. Pengertian novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek,
drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca.
Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya–
karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada
masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada
kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa
disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia
merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan
hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat
utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah
novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan
41
hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan
pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola
– pola. Jadi, dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel
hiburan cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik
ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak
memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak,
yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.
novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang
wujud pun yang dapat menggantikanmu. Aku mungkin bukan yang terbaik untukmu,
tapi juga bukan yang teburuk. Sampai kapanpun aku akan mencintaimu, tidak hanya
hidupmu, matimu atau berbentuk abu pun, aku akan terus mencintaimu’.
Seorang novelis ternama dan kaya raya yang bernama Sofyan Bagaskara
bersama kedua orang sahabatnya yang bernama Arie dan Faridz. Arie memiliki
kepribadian yang sopan dan baik, sedangkan Faridz seorang preman, dia memiliki
badan yang besar dan gagah. Sebelum pergi meninggalkan kota Jakarta, dia
memberikan surat kuasa kepada sekretarisnya, yaitu Saskia. Saskia adalah orang yang
berangkat. Pertama mereka menuju tol Kebon Jeruk Barat, kemudian melanjutkan
karcis menuju Bakahuni. Setelah makan siang mereka melanjutkan perjalanan lagi
masalah, karena tas yang dibawa Faridz yang berisi uang hilang dicuri oleh orang.
Akhirnya Faridz pun berdiri kemudian melangkah pergi. Setelah pergi selama 20
menit, akhirnya Faridz kembali dengan pedagang rokok yang berada di stasiun,
Mereka tiba di Palembang jam enam sore menuju ke Jembatan Ampera dengan naik
angkot dan berkeliling di desa nelayan. Perjalanan dilanjutkan naik bus Damri ke arah
Jambi.
Kemudian malamnya mereka menumpang pada truk yang menuju arah Jambi
dan Padang. Paginya mereka tiba di kota yang bernama Solok. Akhirnya mereka
memutuskan untuk berjalan kaki ke Bukit Tinggi karena tidak mempunyai ongkos
Arie dan Faridz pun ikut menikmati buah rambutan tersebut untuk mengganjal
kekosongan perut. Kemudian keluar lah orang yang memiliki pohon rambutan
tersebut dan memarahi mereka bertiga. Lalu Arie dan Faridz berkata bahwa itu semua
43
untuk mengganjal perut kemudian Sofyan pun menambahi kata temannya tersebut,
Setelah itu, orang yang memiliki pohon tersebut mengajak mereka untuk
Kemudian Sofyan menceritakan tentang tujuan mereka datang ke sini. Pak Abdulah
memberikan ongkos untuk melanjutkan perjalanan, kemudian istri Pak Abdulah yaitu
tidak bisa diharapkan. Rumah keluarga Faridz adalah rumah yang paling buruk. Arie
Sofyan pun langsung melerai mereka berdua. Kemudian Arie meminta sisa ongkos
pemberian Pak Abdulah tadi untuk kembali ke rumah Pak Abdulah untuk meminta
pekerjaan dan pulang ke Jakarta. Sofyan dan Faridz melanjutkan perjalanan ke kota,
tempat rumah paman Faridz tinggal. Kemudian Sofyan duduk dengan melihat ke arah
jam Gadang, ada seorang gadis yang membaca novel hasil karyanya yang berjudul
“Prahara Duka Sang Dewi”. Lalu Faridz datang dan duduk di samping Sofyan dengan
memberikan uang selembar 20 ribuan. Sofyan kecewa dengan temannya tersebut, dan
esok paginya Sofyan pergi menuju rumah Pak Abdulah untuk menemui Arie.
Setibanya di sana Sofyan disambut oleh Arie dan seorang bocah lelaki. Kemudian
Sofyan menceritakan semuanya kepada Amak Upik dan Arie tentang keputusan
Faridz.
sulungnya yang bernama Sanusi. Dia orang yang cukup terpandang di desanya.
44
Kemudian adik dari Pak Abdulah mengajak Arie ke Danau Singkarak dan Sofyan pun
selesai sarapan, mereka semua pergi ke rumah Datuk Sanusi dengan menggunakan
angkot. Setelah setengah jalan, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghentikan
perjalanan kami. Ternyata pemuda itu adalah Faridz, dan ternyata Faridz juga ingin
bekerja bersama Sofyan dan Arie. Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya kami
semua tiba di Lembah Gumanti. Amak membawa kita ke tengah desa, tempat anak
Amak tinggal. Sampai disana kita semua disambut oleh anaknya Amak dengan baik.
Kemudian datang seseorang yang memanggil Sofyan dan Arie, yang bernama
Wawan. Setelah itu kami bertiga kembali ke rumah Datuk Sanusi, di sana Faridz
Kemudian mereka semua menuju langgar. Sofyan yang tidak tahu tentang agama itu
pun cuma mengikuti gerakan Fajri. Setelah sholat Sofyan pergi ke belakang gunung.
Di sana dia bertanya-tanya tentang siapa tuhan dan dimana dia berada. Kemudian
Arie memanggil untuk mengajak bergabung dengan yang lainnya di rumah Datuk
Sanusi. Di sana sudah ada Datuk Sanusi, Wawan, Fajri, Tadun, Arie dan Faridz. Di
rumah Datuk Sanusi itu mereka membicarakan tentang pekerjaan yang akan
dilakukan oleh Sofyan, Arie dan Faridz. Sofyan bergandengan dengan Fajri, Faridz
Mereka semua di mandori oleh orang yang bernama Uda Kholid. Kemudian
datang serombongan orang yang membawa obor masuk ke dalam rumah Datuk
Sanusi, dan Sofyan tertarik kepada gadis yang berjilbab dan membawa buku besar di
tangannya. Kemudian Datuk Sanusi berkata bahwa Santhiak telah pulang, segera
perkumpulan ini bubar dan melaksanakan sholat Isya’. Sofyan pun kemudian lari dari
rombongan tersebut dan tidak ikut menunaikan sholat Isya’. Setelah sholat selesai
Sofyan mengikuti 2 gadis yang masih mengenakan mukena bagian atasnya dan kedua
Kemudian Fajri datang dan bertanya kenapa Sofyan tidak ikut sholat. Fajri
menceramahi Sofyan tentang sholat, dia berkata bahwa ada seorang pekerja dulu
yang rajin dipecat karena tidak sholat. Setelah itu Sofyan bertanya kepada Fajri
tentang 2 gadis tadi, Fajri menjawab bahwa 2 gadis tadi adalah anak Datuk Sanusi
Paginya kami semua pergi ke perkebunan Datuk Sanusi yang luas. Di sana
bertiga. Sofyan menilai kalau Uda Kholid adalah orang yang menyebalkan, sehingga
Sofyan pun benci terhadap Uda Kholid. Fajri mengajak Sofyan menuju tempat area
Fajri yaitu perkebunan buah markisa. Setelah bekerja, Fajri kembali menceramahi
Sofyan tentang agama. Tak lama kemudian terdengar suara adzan dari bangunan
kemudian seorang laki-laki tua naik ke atas mimbar dan mulai berceramah. Sofyan
yang tidak tertarik pun tidak bisa menolak omongan laki-laki tua tersebut. Setelah
46
sholat Jum’at selesai, lelaki tua tersebut bernama Pak Saipulloh dia lelaki yang
dan Fajri kembali ke kebun markisa. Tak lama kemudian Pak Saipulloh memanggil
Fajri dan meminta izin untuk mengambil air minum. Setelah semua para pekerja
pulang, sebagian tidur di tempat yang telah dipersiapkan Datuk Sanusi. Setelah
sampai di rumah semua pekerja langsung mandi, sedangkan Sofyan tidak karena dia
sedang mengikuti 2 gadis yang keluar dari rumah Datuk Sanusi. Kedua gadis itu
menuju sebuah rumah, dan Sofyan menunggu gadis tersebut keluar. Tak lama
Setelah berdebat dengan Uda Kholid, Sofyan pergi mandi dan Sholat Ashar.
Kemudian datang Fajri dan ingin membicarakan sesuatu kepada Sofyan, tetapi
Sofyan tidak menghiraukan Fajri. Adzan Maghrib pun berkumandang, semua pekerja
Tiba-tiba Faridz datang dan ikut menunggu, kemudian Sofyan bertanya kepada
Faridz ternyata Faridz menunggu Santhiak. Akhirnya mereka berdua keluar dan
menghampiri Najzwa dan Santhiak, Sofyan dengan Najzwa dan Faridz dengan
Setelah Sholat Isya’, mereka semua makan bersama di rumah Datuk Sanusi.
Setelah itu Fajri mengajak Sofyan untuk pergi ke belakang langgar. Di sana Fajri
47
memberi arahan agama kepada Sofyan. Akhirnya malam pun tiba, mereka berdua
Pagi pun datang, kami semua pergi ke kebun untuk panen. Sesampainya di
kebun Sofyan di beri ceramah tentang wudhu oleh Fajri. Siangnya Datuk Sanusi
datang dan membagikan gaji kepada para pekerjanya. Sorenya Sofyan, Arie dan
Faridz pergi ke pasar, di sana mereka membeli kebutuhan untuk seminggu kedepan.
Kemudian Arie bertemu dengan Pak Saipulloh yang berjualan topi dari anyaman
bambu. Kemudian Sofyan dan Faridz pergi meninggalkan Arie dan Pak Saipulloh,
Faridz mengajak Sofyan untuk makan sate padang. Kemudian kami berdua masuk ke
dalam tenda penjual sate dan ternyata di dalam ada Santhiak dan Najzwa. Akhirnya
Sofyan dan Faridz pun makan bersama Santhiak dan Najzwa. Selesai makan mereka
Faridz dengan Santhiak. Di sana Sofyan mengatakan bahwa dia terpikat oleh Najzwa.
Akhirnya Sofyan mengatakan kalau dia cinta pada Najzwa, kemudian Najzwa
kaset dari tasnya dan memberikannya kepada Sofyan. Najzwa berkata bahwa hanya
Allah yang patut dicintai, kemudian dia berkata bahwa dia hanya gadis biasa yang
memiliki tubuh fana, cepat atau lambat aku akan mati. Dan ketika hari itu tiba,
sedalam apa pun cintamu kepadaku pasti akan turut mati, langsung memang tidak,
Nilai sosial lebih ditekankan sebagai petunjuk arah demi tercapainya tujuan
sosial masyarakat. Ada beberapa fungsi umum nilai-nilai sosial, yaitu, pertama nilai
sosial menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan patokan
social pribadi, grup atau kelompok. Kedua, nilai sosial bisa mengarahkan atau
membentuk cara berpikir dan bertingkah laku. Ketiga, nilai sosial sebagai patokan
bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya. Keempat, nilai sosial juga
manusia untuk berbuat baik. Kelima, nilai sosial berfungsi sebagai sikap solidaritas di
kalangan masyarakat. Macam-macam nilai sosial menurut Elly dkk (2006:87) yaitu:
a. Cinta Kasih
mulai dari seseorang yang mencintai dirinya, keluarganya, hartanya, dan Tuhannya.
Bentuk cinta ini melekat pada diri manusia, potensi dan frekuensinya berubah
menurut situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. Cinta merupakan perasaan yang
wujud pun yang dapat menggantikanmu. Aku mungkin bukan yang terbaik untukmu,
tapi juga bukan yang teburuk. Sampai kapanpun aku akan mencintaimu, tidak hanya
hidupmu, matimu atau berbentuk abu pun, aku akan terus mencintaimu’).
b. Tanggung Jawab
yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban bandingan terhadap hak, dan dapat
49
juga tidak mengacu kepada hak. Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, tanggung jawab manusia dapat
dibedakan atas tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap
(Di depan Najzwa di tanyai oleh Datuk Sanusi, apakah dia mencintai Sofyan.
Awalnya dia tidak mencintai Sofyan, tapi setelah dia mengenal Allah dia jatuh hati
kepada Sofyan. Datuk Sanusi yang mendengar perkataan itu kagum.Kemudian Datuk
Sanusi bertanya apakah dia bersedia menikah dengan Sofyan tahun depan. Dan
c. Kepedulian
Peduli adalah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan,
keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang yang peduli kepada nasib
orang lain adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi
d. Empati
Empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang lain tanpa
perasaan orang lain tanpa harus larut. Empati merupakan kemampuan kita dalam
merespon keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan ini dipandang sebagai
kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan orang lain.
50
(Santhiak terdiam sesaat, dia berkata katanya dia telah menemuimu dan telah
dimaksud dengan Sabda Cinta. Santhiak pun menjelaskan bahwa itu adalah tekad
e. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, di mana di dalamnya terdapat
aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
(Sofyan mulai membuat novel dengan bantuan Saskia karena dia merasa sulit
jika mengetik dengan satu tangan.Saat mengetik Saskia juga sering bertanya apa
yang terjadi dengan tokoh-tokoh tersebut. Akhirnya setelah tiga bulan mengetik
novel tersebut selesai, Sofyan memberi judul novel tersebut Sabda Cinta dan nama
f. Tolong Menolong
Manusia adalah makhluk sosial, dia tak bisa hidup seorang diri, atau
tentang Kakak kembar Saskia yang telah melakukan semua ini.Kemudian Sofyan
keluar dari rumah sakit dan menuju rumah susun tempat Saskia tinggal).
-laki tua naik ke atas mimbar dan mulai berceramah. Sofyan yang tidak
tertarik pun tidak bisa menolak omongan laki-laki tua tersebut. Setelah sholat Jum’at
selesai, lelaki tua tersebut bernama Pak Saipulloh dia lelaki yang dituakan dan
Adapun penelitian yang relevan sesuai dengan judul penulis adalah sebagai
berikut:
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuli Astuti- Universitas Sanata Dharma
Dalam penelitian ini, novel dikaji dengan pendekatan analisis teks. Data yang
dikumpulkan dari unit-unit teks pada novel mencerminkan nilai moral tokoh. Hasil
dari penelitian tersebut menghasilkan delapan nilai moral dari empat nilai kategori.
Pertama, nilai moral dalam lingkup hubungan manusia dengan Tuhan; religious dan
toleransi. Kedua, nilai moral dalam lingkup hubungan manusia dengan diri sendiri;
kerja keras, disiplin, dan cinta damai. Ketiga, nilai moral dalam lingkup hubungan
manusia dengan sesame; tolong menolong dan bersahabat. Keempat, nilai moral
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Titus Kurniadi (2018) yang berjudul
“Analisis nilai moral dan nilai sosial dalam novel daun yang jatuh tak pernah
Penelitian ini meneliti tentang nilai moral dan nilai sosial dalam novel Daun
yang jatuh tak pernah membenci angin karya Tere Liye. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan nilai moral dan nilai sosial serta implementasi nilai moral dan sosial
yang terkandung dalam novel. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripsi
52
dengan menggunakan analisis isi. Hasil penelitian dan pembahasan bahwa dalam
novel Daun yang jatuh tak pernah membenci angin karya Tere Liye mengandung
nilai moral dan sosial yang dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran
sastra di SMP. Nilai moral dan sosial diperoleh dengan menganalisis wujud-wujud
nilai yang terkandung dalam novel yang dikaji. Nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam
Dari kedua penelitian di atas sejauh pengetahuan penulis, belum ada skripsi
yang sama persis dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun persamaan
dan perbedaan penelitian ini, pertama persamaannya dengan Yuli astuti adalah
sebuah novel. Perbedaannya adalah skripsi Yuli objek penelitiannya adalah novel
Negeri 5 Menara karya A. Fuadi dengan menganalisis nilai moral yang terkandung di
dalamnya. Sedangkan peneliti objek penelitiannya adalah novel yang berjudul Sabda
dalamnya..
Kedua, persamaan dengan skripsi yang ditulis oleh Titus Kurniadi adalah
meneliti tentang kesamaan nilai-nilai dalam sebuah karya sastra, yakni nilai-nilai
sosial. Perbedaannya adalah skripsi Titus Kurniadi objek penelitiannya adalah nilai
moral dan nilai sosial dalam novel Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
karya Tere Liye, sedangkan peneliti objek penelitiannya adalah nilai- nilai sosial yang
B. Kerangka Berfikir
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dengan
demikian, kerangka berfikir adalah suatu konsep yang dapat memberikan gambaran
program penelitian atau sebagai tolak ukur yang dapat menjadi contoh peneliti dalam
b. Setiap siswa mampu menganalisis nilai sosial novel “Sabda Cinta” karya
Ajhree Raudiyant.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang masih perlu
peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan Suherly (1996:49)
penelitian.
jelas, 2) harus dengan nyata menunjukkan adanya fakta hubungan antara dua variable
54
atau lebih, 3) harus didukukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian tersebut.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih dua bulan atau setelah selesainya
diseminarkan dan setelah mendapatkan surat izin dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
B. Jenis Penelitian
mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan atau dibutuhkan oleh peneliti.
Jenis penelitian biasanya digunakan oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati
data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti. Adapun alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data kedua variable yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah tes. Menurut pendapat Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa
56
tes adalah serentetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes adalah alat yang digunakan untuk menilai
hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya atau oleh
Menurut pendapat Arikunto (2006:71). Ada beberapa jenis pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
2. Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
menggunakan metode.
Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti dibagian variabel X menggunakan
tes pilihan ganda 10 soal dan essay 5 soal di variabel Y untuk mengetahui
57
menganalisis nilai sosial yang terkandung dalam novel “Sabda Cinta” karya Ajrhee
Tabel 3.1
pengertian keterampilan.
2 Kemampuan siswa dalam memahami 3-4 1 10
Sesuai dengan tabel 3.1 di atas maka dapat dilihat bahwa kisi-kisi instrumen
menganalisis nilai sosial novel sabda cinta karya Ajhree Raudiyant dapat dilihat Pada
Tabel 3.2
58
Kisi-Kisi soal variabel Y kemampuan dalam menganalisis nilai sosial novel “Sabda Cinta” karya
Ajhree Raudiyant
novel.
3 Siswa mampu menjelaskan unsur 3 1 20
instrinsik novel.
4 Siswa mampu menjelaskan unsur 4 1 20
ekstrinsik novel.
5 Mampu menganalisis nilai sosial yang 5 1 20
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kedua tabel
Populasi bukan hanya orang, tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
1. Populasi
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
59
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Setiap penelitian data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya,
agar data informasi yang ditemukan dapat dijadikan untuk menjawab permasalahan
atau untuk menguji hipotesis atau pernyataan penelitian yang diajukan dalam
penelitian, maka data yang diperlukan tersebut dikumpulkan dari objek penelitian.
Yaitu kelas X SMA Negeri 1 Kotanopan, yang dalam kegiatan penelitian disebut
dengan istilah populasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
seluruh kelas SMA Negeri 3 Padangsidimpuan mulai dari kelas X-1 sampai X-3.
2. Sampel
maka peneliti tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil
60
teknik pengambilan sampel yang bisa dikenal antara lain: 1) Sampling acak (random
daerah atau sampling wilayah (area sampling). Penelitian tersebut disebut penelitian
sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, “Sampel adalah
oleh Arikunto (2011:74) yaitu secara acak (random sampling) dengan cara
mengambil salahsatu kertas sebanyak 3 yang berisi kelas IPA-1,kelas IPA-2, kelas
IPA-3, maka kelas X IPA-1 yang dijadikan sebagai populasi. Untuk lebih jelasnya
Tabel 3.4
Sampel Penelitian
D. Definisi Operasional
ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam
identifikasi; (2) tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi; (3) tataran
identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek; (4) tataran
disampaikan oleh penutur sehingga ide dari pembicara dapat dipahami dengan
baik.
3. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra
ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada
masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada
kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa
disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar
dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan
hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat
utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas
data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi
standar yang diterapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
Kotanopan.
deskriptif yaitu salah satu teknik yang digunakan untuk mengetahui gambaran kedua
variabel. Untuk mengetahui koefisien kedua variabel terhadap data yang telah
Tabel 3.5
63
“ Pedoman Penilaian “
No Nilai Kategori
1 80-100 Baik sekali
2 70-79 Baik
3 60-69 Cukup
4 50-59 Kurang
5 0-49 Gagal
dengan rumusan:
rxy =
Keterangan:
N : Jumlah data