BAB V Utilitas SID
BAB V Utilitas SID
BAB V
SARANA PENUNJANG
Sarana penunjang atau biasa disebut dengan utilitas adalah unit pendukung yang
memiliki peran penting pada operasional pabrik. Sarana penunjang berfungsi untuk
menyediakan segala keperluan penunjang pabrik seperti air, udara, bahan bakar dan lain-lain.
Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang baik dalam merancang pemenuhan kebutuhan
sarana penunjang pada pabrik smelter ini.
Dalam hal ini unit utilitas dalam pabrik smelter dibagi menjadi beberapa unit,
yaitu :
1. Unit penyediaan dan pengolahan air
2. Unit penyedia bahan bakar
3. Unit penyedia udara instrumen
4. Unit pembangkit dan pendistribusian listrik
5. Unit pengolahan limbah
Volume air pendingin yang diperlukan pada saat operasi kontinyu adalah :
Volume air = Laju alir massa air
Densitas air
= 562.456,954 kg/jam
1.023 kg/m3
= 549,811 m3/jam
b. Sumber Air
Air yang digunakan adalah air yang berasal dari air sungai yang sudah
bersih dan melalui serangkaian proses pengolahan air, sehingga air tersebut bisa
langsung dialirkan menuju bak penampung air bersih. Skema proses pengolahan
air dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Skema Proses Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih
1. Screener
Fungsi : Menyaring benda-benda pengotor yang berukuran
besar seperti plastik,sampah,ranting pohon, daun dan
sebagainya yang terbawa dalam aliran air sungai
Ukuran screen : 2mx3m
Ukuran lubang : 1 cm x 1 cm
Bahan konstruksi : Besi
Diasumsikan partikel – partikel pengotor yang tertinggal adalah sebesar 5%
dari volume total tiap bak, jadi air bersih hasil olahan setiap bak adalah 95%.
Dalam perhitungan ini, kebutuhan air yang tersedia dibagi dengan presentase air
bersih hasil olahan. Pangkat dalam dipakai untuk menentukan besarnya volume
air sesungguhnya setelah pengurangan partikel-partikel pengotor.
Volume air yang harus diolah = Kebutuhan air yang tersedia
(0,95)4
= 550,245
25,1952
(0,95)4 4
(0,95)
= 675,556 m3/jam
Volume air yang harus ditampung :
Volume air = Volume air yang harus diolah Waktu yang dibutuhkan
sampai penuh
m3
= 675,556 jam 12 jam
= 8.106 m3
Volume bak penampung dengan faktor keamanan 20% :
Volume bak = 1,2 Volume air yang harus ditampung
= 1,2 8.106 m3
= 9.727,2 m3
V = PLT
Diasumsikan bahwa,
P:L:T = 3:2:1
maka :
V = 3T 2T T
9.727,2 m3 = 6T3
T = 11,744 m
Diperoleh :
P = 3T = 3 11,744= 35,234 m
L = 2T = 2 11,744= 23,489 m
T = 11,744 m
2. Bak reservoir
25,1952
(0,95)3 4
(0,95)
= 641,778 m3/jam
Volume air yang harus ditampung :
Volume air = Volume air yang harus diolah Waktu yang dibutuhkan
sampai penuh
m3
= 641,778 jam 12 jam
= 7.701,344 m3
Volume bak penampung dengan faktor keamanan 20% :
Volume bak = 1,2 Volume air yang harus ditampung
= 1,2 7.701,344 m3
= 9.241,613 m3
V = PLT
Diasumsikan bahwa,
P:L:T = 3:2:1
maka :
V = 3T 2T T
9.241,613 m3 = 6T3
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-62
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
T = 11,548 m
Diperoleh :
P = 3T = 3 11,548= 34,646 m
L = 2T = 2 11,548= 23,096 m
T = 11,548 m
3. Bak koagulasi
Fungsi : Menggumpalkan partikel – partikel pengotor yang
ada di dalam air sungai dengan penambahan koagulan jenis
(Al2SO4)3
Bentuk : Silinder vertikal
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh : 20 menit – 1 jam
(Sumber : Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh = 60 menit = 1 jam
Volume air pada bak pengaduk cepat :
Volume air = Kebutuhan air yang tersedia
(0,95)3
= 550,245
25,1952
(0,95)3 3
(0,95)
= 641,778 m3/jam
Volume air yang harus ditampung :
Volume air = Volume air yang harus diolah Waktu yang dibutuhkan sampai
penuh
m3
= 641,778 jam 1 jam
= 641,778 m3
Volume bak pengaduk cepat dengan faktor keamanan 20% :
Volume bak = 1,2 Volume air yang harus ditampung
= 1,2 641,778 m3
= 770,134 m3
1
π D2 H
Volume = 4
Kedalaman bak (T) = 10 – 20 ft
(Sumber : Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
T = 10 ft = 3,048 m
Maka :
V
D2 = 1
( x π xT)
4
D2 = 770,134
5,1671
2,3927
2,3927
D2 = 321,614 m
D = 17,933 m
Kebutuhan koagulan (Al2(SO4)3)
Kadar (Al2(SO4)3) = 50 – 70 mg/L (Sumber : Haslinda,2012)
Diambil :
kadar (Al2(SO4)3) = 60 mg/L = 6 10-5 kg/L
Jumlah air yang harus diolah = 550,245 m3/jam
= 550.245 lt/jam
lt kg
Kebutuhan (Al2(SO4)3) = 550.245 jam (6 10-5) lt
= 33 kg/jam
= 792 kg/hari
4. Bak Pengendap I
Fungsi : Mengendapkan gumpalan – gumpalan yang lebih
besar dari bak koagulasi.
Bentuk : Empat persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh: 2 – 6 jam
(Sumber : Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh = 2 jam
Volume air pada bak pengendap I :
Volume air = Kebutuhan air yang tersedia
(0,95)2
= 550,245
5,5376
(0,95)2 3
(0,95)
= 609,689 m3/jam
Volume air yang harus ditampung :
Volume air = Volume air yang harus diolah Waktu yang dibutuhkan sampai
penuh
= 609,689 m3/jam 6 jam
= 3.658,138 m3
Volume bak pengendap I dengan faktor keamanan 20% :
Volume bak = 1,2 Volume air yang harus ditampung
= 1,2 3.658,138 m3
= 4.389,766 m3
V = PLT
Kedalaman bak (T) = 10 – 20 ft
(Sumber : Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
T = 10 ft = 3,048 m
P/L = 1 – 2,5
(Sumber :Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
P/L = 2, P = 2L
Maka :
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-65
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
V
A = T
= 1.440,212 m2
A =P L,P = 2L
= 2 L2
1.440,212 m2 = 2 L2
L = 26,834 m
Diperoleh :
P = 2L
= 2 26,834 m = 53,669 m
L = 26,834 m
T = 3,0480 m
5. Bak Pengendap II
Fungsi : Mengendapkan kotoran-kotoran yang lebih halus partikel-
partikelnya, yang tidak dapat terendapkan pada bak
sebelumnya.
Bentuk : Empat persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh : 2 – 6 jam
(Sumber : Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh= 2 jam
Volume air pada bak pengendap II :
Volume air = Kebutuhan air yang tersedia
(0,95)1
= 550,245
5,5376
(0,95)1
(0,95)2
= 579,205 m3/jam
Volume air yang harus ditampung :
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-66
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
Volume air = Volume air yang harus diolah Waktu yang dibutuhkan sampai
penuh
= 579,205 m3/jam 2
= 1.158,410 m3
Volume bak pengendap II dengan faktor keamanan 20% :
Volume bak = 1,2 Volume air yang harus ditampung
= 1,2 1.158,410 m3
= 1.390,092 m3
V = PLT
Kedalaman bak (T) = 10 – 20 ft
(Sumber : Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
T = 10 ft = 3,048 m
P/L = 1 – 2,5 (Sumber :Powel, Water Condition for Industry)
Diambil :
P/L = 2, P = 2L
Maka :
V
A = T
= 456,067 m2
A = P L,P = 2L
= 2 L2
456,067 m2 = 2 L2
L = 15,100 m
Diperoleh :
P = 2L = 2 15,100 m = 30,200 m
L = 15,100 m
T = 3,0480 m
6. Tangki Filtrasi
Fungsi : Untuk menyaring partikel halus yang tersisa dalam air yang
= 19,291ft2
= 1,792 m2
Volume tangki = 1,2 x 550,245 m3 = 660,294 m3
b. Diameter permukaan tangki (D)
A = ¼ π D2
4 A
D = π
= 1,5109 m = 59,488 in
r = 0,7554 m = 29,740 in
c. Tebal tangki (ts)
Komposisi ketebalan lapisan media penyaring :
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-68
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
Maka :
icr/r = 0,061
icr/r > 6 % sehingga memenuhi untuk torispherical head (Brownell & young,
hlm. 88), maka dapat digunakan persamaan :
( P x rc x W )
th = (2 x f x E ) (0,2 x P) + C (Brownell & Young ,Pers. 7.77, hlm. 138)
Perhitungan W,
W = 0,25 (3 + (r/icr)0,5) (Brownell & Young, Pers. 7.76, hlm.138)
= 0,25 (3 + (16,5)0,5)
= 1,7655 in
( P x rc x W )
th = (2 x f x E ) (0,2 x P) + C
Keterangan :
th = tebal penutup (head), in
W = Faktor intensifikasi stress untuk torispherical head
P = tekanan design = 17,6352 psi
rc = knuckle radius = 18 in
f = tegangan yang diijinkan (maximum allowable stresses)
= 18.750 psi (Brownell & young, hlm. 342)
E = welded joint efficiency, efisiensi sambungan
= 0,80 (Brownell & Young,Tabel, 13.2 hlm.254)
C = faktor korosi : 0,0125 in/tahun (Peters, ed. 3, hlm 792)
Diperkirakan umur alat 10 tahun sehingga C = 0,125
Sehingga,
OA = b + sf + th
= 0,299 meter
Tinggi total
H = Htangki + OA
= 3,810 + 0,299
= 4,109 m
7. Bak Air Bersih
Fungsi : Menampung air bersih hasil keluaran tangki filtrasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai air domestik dan air
proses.
Bentuk : Balok
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Volume air yang harus ditampung :
Volume air = Volume air yang harus diolah Waktu yang dibutuhkan
sampai penuh
m3
= 550,245 jam 6 jam
= 1.100,49 m3
Volume bak penampung dengan faktor keamanan 20% :
Volume bak = 1,2 Volume air yang harus ditampung
= 1,2 1.100,49
= 1.320,588 m3
V = PLT
Keterangan :
P:L:T = 3:2:1
maka :
V = 3T 2T T
1.320,588 m3 = 6T3
T = 6,037 m
Diperoleh :
P = 3T = 3 6,037 = 18,110 m
L = 2T = 2 6,037 = 12,074 m
T = 6,037 m
Panjang =3xT
= 3 x 1,224 m
= 3,672 m
= 144,566 in
Lebar =2xT
= 2 x 1,224 m
= 2,448 m
= 96,377 in
4 A
D = π
= 4,388 m = 172,755 in
r = 2,194 m = 86,377 in
Tinggi tangki keseluruhan
Diasumsikan :
Tinggi resin = 1,2 m
Tinggi bed = ½ tinggi tangki
Maka :
Tinggi tangki keseluruhan = 2 tinggi resin
= 2 1,2 m
= 2,4 m
Tebal tangki
Pr
c
Tebal tangki = f E 0,6 P
Keterangan :
P = Tekanan operasi
= 17,6352 psi
r = Jari-jari tangki
= 2,194 m = 86,377 in
f = Maximum allowable stress
= 18.750 psi
(Sumber : Tabel 13.1 Brownell and Young, hal 251)
E = Efisiensi penyambungan
= 0,8 (tipe double welded butt joint tanpa diradiografi)
Volume Head
Bagian lengkung torispherical head (Vh’)
Dianggap icr/r = 6 % (tanpa bagian straight flange)
Vh’ = 0,000049 x ID3 (Brownell & Young, hlm 88 pers 5.11)
= 252,631 in3 = 0,146 ft3
Bagian straight flange (Vsf)
Volume torispherical head straight flange (Vsf) dihitung sebagai bentuk suatu
silinder dengan ketinggian (H) = sf = 2
D2 H
Vsf = 4
= 46.855 in3 = 27,115 ft3
Volume total head (Vh)
Vh = Vh’ + Vsf
= 27,261 ft3
Penentuan tinggi tangki
Untuk th = 5/16 in `maka sf = 1,5 – 3 in
(Brownell & Young tabel 5.6 hlm. 88)
Diambil sf = 2 in
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-77
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
Berdasarkan gambar 5.8 hlm. 87 (Brownell & Young) untuk penutup kolom
Torishperical Head ,maka :
a = ID/2 = 172,755/2 = 86,377 in = 2,193 m
AB = (ID/2) – icr = 75,377 in = 1,914 m
BC = r – icr = 159 in = 4,038 m
AC = (BC2 – AB2)0,5 = 139,997 in = 3,555 m
b = r – AC = 19,003 in = 0,482 m
Tinggi penutup tangki (OA)
OA = b + sf + th
= 21,315 in = 0,541 meter
Tinggi total
H = Htangki + OA
= 2,4 + 0,541
= 2,941 m , maka diambil tinggi total tangki yaitu 3 m.
V=PxLxT
Diasumsikan,
P:L:T =3:2:1
V = 3T x 2T x T
3.958,641 m3 = 6T3
Sehingga diperoleh :
Tinggi = ( volume bak/6)1/3
= (3.958,641 m3 /6) 1/3
= 8,705 m
= 342,739 in
Panjang =3xT
= 3 x 8,705 m
= 26,115 m
= 1.028,147 in
Lebar =2xT
= 2 x 8,705 m
= 1,741 m
= 685,431 in
= 549,811 m3/jam
= 2.015,690 galon/menit
Perhitungan cooling range
Cooling range = T1 – T2
= (122-86)oF
= 36 oF
Perhitungan approach temperature
Approach temperature adalah selisih antara temperatur keluar dengan
temperatur bola basah. Dari psychometric chart (Treybal, figure 7.5 (b), hal 232)
dan dengan diketahui temperatur udara rata-rata sekitar pabrik sebesar 30oC
(86oF) dan kelembaban relatif sebesar 60%, maka dapat diperoleh :
Temperatur bola basah (Tw) = 77oF
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-80
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
= 84,255 galon/menit
= 22,981 m3/jam
Diketahui densitas (ρ) air pada suhu 30oC = 1.023 kg/m3
Jadi = 22,981 m3/jam x 1.023 kg/m3 = 23.510,457 kg/jam
= 51.817,049 lb/jam
12. Bak Penampung Limbah
Fungsi : Menampung limbah dari proses
Bentuk : Empat persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Waktu yang dibutuhkan sampai penuh : 12 jam
m3
Volume limbah = 8,2132 jam 12 jam
= 98,5585 m3
Volume bak penampung dengan faktor keamanan sebesar 20%, maka :
Volume bak = 1,2 Volume limbah yang harus ditampung
= 1,2 98,5585
= 118,2702m3
V = PLT
Diasumsikan,
P:L:T = 3:2:1
maka :
V = 3T 2T T
118,2702 m3 = 6T3
T = 2,7013m
Diperoleh :
P = 3T = 3 2,7013 = 8,1039 m
L = 2T = 2 2,7013 = 5,4026 m
T = 2,7013 m
r = Jari-jari tangki
= 3,745 m = 117,440 inch
f = Maximum allowable stress
= 18.750 psi
(Sumber : Tabel 13.1 Brownell and Young, hal 251)
E = Efisiensi penyambungan
= 0,8 (tipe double welded butt joint tanpa diradiografi)
(Sumber : Tabel 13.2,Brownell and Young, hal 254)
c = faktor korosi
= 0,125 in/10 tahun
Tebal tangki = 0,298 in
Dipilih tebal tangki standar = 5/16 in
Diameter luar tangki (DO)
DO = Di + (2 ts)
DO = 234,881 inch + (2 0,3125)
= 235,506 in
Diambil DO standar = 240 in
a. Penentuan Ukuran Head
Tebal Head (th)
Dari Brownell & Young Tabel 5.7, hal.91 untuk DO = 240 in dan tebal shell
0,3125 in, sehingga diperoleh :
icr = 14,437
r = 180
Maka :
icr/r = 0,08
icr/r > 6 % sehingga memenuhi untuk torispherical head
(Brownell & young, hlm. 88), maka dapat digunakan persamaan :
W = 0,25 (3 + (r/icr)0,5) (Brownell & Young, Pers. 7.76, hlm.138)
= 0,25 (3 + (14,437)0,5)
= 1,699
sehingga :
( P x rc x W )
th = (2 x f x E ) (0,2 x P) + C
(Brownell & Young ,Pers. 7.77, hlm. 138)
Keterangan :
th = tebal penutup (head), in
W = Faktor intensifikasi stress untuk torispherical head
P = tekanan design = 17,6352 psi
rc = 180 in
f = tegangan yang diijinkan (maximum allowable stresses)
= 18.750 psi (Brownell & young, hlm. 342)
E = welded joint efficiency, efisiensi sambungan
= 0,80 ( Brownell & Young, Tabel, 13.2 hlm.254)
C = faktor korosi : 0,0125 in/tahun (Peters, ed. 3, hlm 792).
Diperkirakan umur alat 10 tahun sehingga C = 0,125
Tebal head = 0,304 in
Diambil th standar 5/16 in (0,3125 in)
(Brownell & Young, Tabel 5.6 hlm. 88)
b. Volume Head
Bagian lengkung torispherical head (Vh’)
Dianggap icr/r = 6 % (tanpa bagian straight flange)
Vh’ = 0,000049 x ID3 (Brownell & Young, hlm 88 pers 5.11)
= 634,382 in3
= 0,3671ft3
Bagian straight flange (Vsf)
Volume torispherical head straight flange (Vsf) dihitung sebagai bentuk suatu
silinder dengan ketinggian (H) = sf
D2 H
Vsf = 4
= 86.563,842 in3 = 50,094 ft3
Volume total head (Vh)
Vh = Vh’ + Vsf
= 50,461 ft3 = 1,428 m3
Prodi Teknik Kimia Agitha Khariesma (114120016)
Institut Teknologi Indonesia Japeth Nugraha (114120030)
BAB V. SARANA PENUNJANG V-86
Pra Rancangan Pabrik Smelter Tembaga
3
ft
= 19.416,394 jam
ft 3
= 5,393 detik
Diameter Optimum (IDoptimum)
Asumsi :
Jenis aliran dalam pipa adalah turbulen (Re > 2.100), maka :
IDoptimum = 3,9 ¿ Qf0,45 ¿
ρ
0,13
ρ × v × ID
Re = μ
Re = 628.850,592
Dari Figure 126, Brown, hal 141, untuk pipa dengan tipe commercial steel dan
ID = 15,25 inch diperoleh :
Relative roughness (e/D) = 0,00015
Berdasarkan Figure 125 Brown, hal 140, untuk Re = 628.850,592
Dan relative roughness (e/D) = 0,00015, diperoleh :
Faktor friksi (f) = 0,013
g. Penentuan Sistem Perpipaan
Diperkirakan pipa yang digunakan mempunyai :
Panjang pipa lurus = 10 meter = 32,8084ft
Standart elbow = 4 buah
Globe vlave = 1 buah
Gate valve = 2 buah
Dari Figure 127 Brown, hal 141 diperoleh :
Panjang ekivalen (Le) standart elbow = 70 ft
Panjang ekivalen (Le) Gate valve = 400 ft
Panjang ekivalen (Le) Gate valve = 10 ft
Panjang total pipa = L + Σ Le
Panjang total pipa = 32,8084+ ((4x70 ft) + (1x400 ft) + (2x10 ft))
= 1028,084ft
h. Penentuan Head Pompa (W)
Head Pompa dihitung berdasarkan Persamaan Bernoulli, yaitu :
2
ΔP ΔZ×g Δv
+ +F
W = ρ + gc 2×gc
Keterangan :
W = Head pompa (ft.lbf/lbm)
∆P = Pressure head (ft.lbf/lbm)
∆Z ¿ (g/gc) = Potensial head (ft.lbf/lbm)
∆v2 / 2 ¿ gc = Velocity head (ft.lbf/lbm)
Potential Head
( v 22−v 12)
= 2×gc
= 0,279ft.lbf/lbm
Maka, head pompa =
W = (0 + 39,37 ft.lbf/lbm + 0,279ft.lbf/lbm + 0,2944) = 39,943 ft.lbf/lbm
f. Penentuan Daya Pompa (BHP) dan Daya Motor Pompa (DHP)
W ×ρ×Q f
Daya fluida (LHP) = 550
Keterangan :
W = Head pompa
= 39,943ft lbf/lbm
ρ = Densitas bahan
= 63,864 lb/ft3
Qf = Laju alir volumetrik (gpm)
LHP = 25,012Hp
Dari Figure 14-37 Peters,hal 520 untuk Q = 25,012 gpm diperoleh :
Efisiensi pompa ( η ) = 50 %
Sehingga :
LHP
Daya pompa (BHP) = η
Daya pompa (BHP) = 50,025 hp
Dari Figur 14-38 Peters,hal 521 untuk BHP = 50,025 hp, diperoleh :
Efisiensi motor ( η )
motor = 90%
Maka :
BHP
Daya motor (DHP) =
ηmotor
= 55,58 hp
Jadi, untuk memenuhi kebutuhan digunakan daya motor pompa
sebesar 55,584 hp namun dibulatkan menjadi 60,00 hp. Hasil perhitungan
pompa – pompa yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Daya Pompa Utilitas
Daya
Kode Fungsi
(hp)
PU-101 Memompa air dari sungai ke bak reservoir 60,00
PU-102 Memompa air dari bak reservoir ke bak koagulasi 55,00
PU-103 Memompa air dari bak koagulasi ke bak pengendapan 1 50,00
PU-104 Memompa air dari bak pengendapan 1 ke bak pengendapan 2 50,00
PU-105 Memompa air dari bak pengendapan 2 ke bak filtrasi 72,00
PU-106 Memompa air dari bak filtrasi ke bak air bersih 57,00
PU-107 Memompa air dari bak air bersih ke tangki demineralisasi 55,50
PU-108 Memompa air dari tangki demineralisasi ke bak umpan cooling tower 25,46
PU-109 Memompa air dari bak air bersih ke bak air domestik 25,50
PU-110 Memompa air dari bak setelah cooling tower ke tangki umpan air proses 55,50
Total 505,96
= 25,168 m3
Volume bahan bakar yang ditampung (VL) :
VL = 25,168 m3
Penyimpanan dibagi menjadi 1 tangki.
Over design = 20%
Volume tangki (VT) = 1,2 25,168 = 30,202 m3
3
2 VT
D = π
= 2,679 m = 105,489 in
r = 1,339 m = 52,744 in
Penentuan Tinggi Tangki
H = 2 D
= 2 2,679 m
= 5,358 m
Penentuan Tebal Tangki
Pr
c
Tebal tangki = f E 0,6 P
Keterangan :
P = Tekanan operasi
= 17,635 psi
r = Jari-jari tangki
= 1,339 m = 52,744 in
f = Maximum allowable stress
= 18.750 psi (Sumber : Tabel 13.1 Brownell and Young, hal 251)
E = Efisiensi penyambungan
= 0,8 (tipe double welded butt joint tanpa diradiografi)
(Sumber : Tabel 13.2,Brownell and Young, Hal 254)
C = faktor korosi : 0,0125 in/tahun (Peters, ed. 3, hlm 792).
Diperkirakan umur alat 10 tahun sehingga C = 0,125
Tebal tangki = 0,0745 in
Dipilih tebal tangki standar = 3/16 (0,1875)in
Diameter luar tangki (DO)
DO = Di + (2 ts)
DO = 105,489 in+ (2 0,1875)
= 105,864in
Diambil DO standar = 108 in
Penentuan ukuran head
Dimana :
th = tebal penutup (head), in
W = faktor intensifikasi stress untuk torispherical head = 0,813
P = tekanan operasi = 17,635 psia
rc =102 in
f = maximum allowable stress = 18.750 psia
E = 0,8 efisiensi penyambungan tipe double welded butt joint
(sumber : Process Equipment Design Lioyd E.Brownell, Edwin
H. Young, Tabel 13.2 hal 254)
c = faktor korosi = 0,125 in
= 18,443 in
OA = b + sf + th
= (18,443 + 2 + 0,1875) in
= 20,630 in
Tinggi total (H)
H = Htangki + OA
= (210,978 +20,630) in
= 231,608 in
= 5,882 m
273
ρ udara = ρ0 x
(T +273)
273
= 1,29 kg/m3 x
(30+273)
= 1,162277 kg/m3
Dalam suatu pabrik diperlukan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan pabrik.
Daya yang dibutuhkan untuk fasilitas perbengkelan diperkirakan:
= 50 kW/jam (Sumber : bengkelbangun.com)
= 67,0511 hp/jam
unit pengolahan limbah gas. Pengolahan emisi pembakaran ini juga dapat
dilakukan dengan efisiensi bahan bakar serta pemilihan bahan bakar yang ramah
lingkungan. Limbah lainnya yaitu terdapat fly ash atau abu terbang yang berasal
dari pembakaran batu bara. Pengelolaan emisi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan electrostatic precipitator yaitu alat penangkap abu.
berdasarkan beda massa jenis. Minyak yang telah terpisah kemudian dikirim
ke tungku pembakaran atau dijual ke pabrik pengolahan oli bekas, sedangkan
untuk air dikirim ke penampungan akhir untuk dibuang.
d. Limbah cair hasil laboratorium
Air limbah dari laboratorium ditangani dalam beberapa tahapan proses. Proses
tersebut diantaranya adalah pengendapan partikel-partikel padat, pemisahan
minyak yang terkandung, pengontrolan pH, dan biological treatment.
3. Operasional
a. Ketetapan MPR
b. Undang Undang / Peraturan ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Undang Undang tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
adalah UU No.13 Tahun 2003. Adapun beberapa pasal penting yang tercantum di
dalam UU No.13 Tahun 2003, yaitu :
1. Pasal 5 : “ Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan “
2. Pasal 11 : “ Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau
meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan
bakat , minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja“
Undang Undang yang menyangkut tujuan keselamata kerja adalah Undang
Undang No.1 Tahun 1970 yang berisi tentang :
1. Tindakan Preventive
Tindakan Preventive adalah tindakan yang harus dilakukan oleh setiap pekerja
dalam pabrik untuk menghindari kecelakaan dalam bekerja. Sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar dan keselamatan pekerja dapat dijaga.
Tindakan tersebut adalah :
a. Menghindari terjadinya kecelakaan karena bahan-bahan berbahaya yang
digunakan pada saat proses produksi berlangsung. Maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
Pemasangan lambang atau simbol yang digunakan sebagai label peringatan
terhadap setiap jenis bahan kimia yang digunakan
Tempat penyimpanan dalam ruangan tertutup dan pengadan ventilasi
Menyediakan masker, pelindung tubuh, sarung tangan, pelindung kepala
(helmet), safety boots, dan pelindung mata
2. Tindakan Curative
Tindakan curative adalah tindakan yang dilakukan saat mengatasi kecelakaan.
Kecelakaan tersebut dapat terjadi karena bahaya yang ditimbulkan oleh
bahan-bahan berbahaya yang diguanakan, alat produksi dan alam . bahan dan
alat berbahaya merupakan bahan dan alat yang selama pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan penggunannyadapat
mengeluarkan gas, debu, radiasi, dan bentuk lainnya yang dapat menimbulkan
iritasi, radiasi, kebutaan, ledaka, korosi, keracunan, dan bahaya-bahaya lain
yang dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada alat. Bahan
atu alat berbahaya (hazardous) yang harus diperhatikan adalah :
a. Bahan yang bersifat mudah terbakar (flammble) dan dapat meledak
(explosive).
b. Bahan yang bersifat racun yang membahayakan kesehatan
c. Alat-alat bergerak (mekanik) yang dapat membahayakan keselamatan
kerja
2. Lingkungan Kerja
a. Penempatan mesin yang teratur sehingga jarak antar mesin cukup lebar.
b. Penempatan bahn atau sampah tak terpakai pada tempatnya.
c. Halaman pabrik yang bersih
d. Penerangan yang cukup pada lingkungan pabrik.
e. Pemasangan sistem alarm dan tanda bahaya seperti fire detector dan
instrumennya.
f. Lingkungan pabrik yang dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup
dan diberi kipas penghisap (exhust) untuk menjaga sirkulasi udara.