Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMISAHAN

FILTRASI

Oleh:

Zela Oktavia

2048402034

Dosen pembimbing: Lovera Anggraini, S.Si.,M.Si

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran sehingga menjadi fraksi-fraksi individualnya
merupakan hal yang sering kali di temukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia
industri. Fraksi-farksi itu mungkin berbeda satu sama lain dalam ukuran partikel, fase, atau komposisi
kimianya.

Prosedur pemisahan komponen–komponen campuran dapat dikelompokan menjadi dua golongan.


Golongan pertama meliputi metode yang biasanya disebut operasi difusi yang meliputi perubahan fase
atau perpindahan bahan dari suatu fase ke fase lain. Golongan kedua meliputi metode yang dinamakan
separasi mekanik, yang digunakan untuk memisahkan partikel zat padat atau tetesan zat cair.

Filtrasi tergolong pada separasi mekanik yang digunakan untuk memisahkan campuran heterogen,bukan
larutan homogen. Koloid yang merupakan camouran tidak dapat di pisahkan dengan metode ini (kecil
dari 0,1 µm). Teknik-teknik ini didasarkan atas perbedaan fisika antara partikel-partikel itu,seperti
ukuran, bentuk atau densitas. Biasanya teknik ini digunakan untuk memisahkan zat padat dari gas, zat
padat dari zat padat, zat padat dari cairan.Alat yang digunakan bisa septum, membrane, tapis atau
saringan.

Upaya untuk memperdalam pemahaman tentang proses operasi teknik dan aplikasinya yang terdapat
dalam teknik kimia, yang selama ini hanya di dapatkan secara teoritis di kuliah biasa ataupun sumber
lain.

Seperti yang telah kita ketahui, dizaman sekarang ini, teknologi dari unit-unit operasi telah berkembang
sangat pesat dalam hal penggunaannya maupun pengembangannya. Dalam praktikum kali ini, kita akan
membahas filtrasi. Filtrasi banyak dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan
air, menjernihkan preparat kimia dilaboratorium, menghilangkan pirogen dan pengotor pada air suntik
injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula dan untuk
memurnikan bahan-bahan obatdari partikel dan bahan yang tidak diinginkan sehingga dapat menjamin
hasil akhir dari suatu produk obat yang berkualitas dan sesuai syarat yang telah ditentukan.Pada
pratikum kali ini kita menggunakan tepung dan air sebagai larutan tersuspensi dan akan kita pisahkan
menggunakan alat filtrasi yaitu filter press.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan adalah:

1. Mempelajari proses pemisahan partikel padatan dari suatu cairan menggunakan alat filtrasi.
2. nilai specific cake resistance dan tahanan dari filter medium.
3. kadar air dari cake yang dihasilkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Filtrasi


Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium
penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu tertahan.Larutan umpan bisa mengandung banyak
partikel padat, bisa sedikit. Jika konsentrasi partikel padatannya kecil filternya bisa digunakan untuk
jangka waktu yang lama sebelum filternya dibersihkan. Pada saat proses berlangsung, terbentuknya
lapisan cake pada permukaan filter, lapisan ini juga berfungsi sebagai filter. Ketika lapisan ini makin lama
makin tebal, resisten terhadap aliran juga meningkat.

Dalam industri filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penapisan sederhana sampai separasi yang
amat rumit. Fluidanya mungkin berupa zat padat atau gas, arus yang berharga mungkin fluidanya, tetapi
bisa pula zat padatnya, atau bahkan keduanya. Kadang-kadang tidak ada diantara keduanya itu yang
berharaga, seperti limbah padat yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang.

Dalam filtrasi industri, biasanya umpan itu di modifikasi dengan sesuatu cara perlakuan pendahuluan
untuk meningkatkan laju filtrasi misal dengan pemanasan, rekristalisasi, atau dengan menambahkan
bahan penolong sepertiselulosa, kapur giling, atau tanah deatomea.

Untuk memaksa cairan melewati medium diperlukan gaya pendorong berupa gaya berat, tekanan,
vakum, gaya sentripental.

Daya filtrasi juga tergantung pada:

1. Luas permukaan yaitu apabila Jumlah filtrat persatuan waktu berbanding langsung dengan
permukaan media filter. Artinya semakin besar luas media maka akan semakin besar pula daya
filtrasinya.
2. tekanan kedua sisi filter Merupakan gaya pendorong filtrasi karena daya filtrasi sebanding
dengan beda tekanan.
3. Media filter berpori memiliki banyak saluran, sehingga tahanan media terhadap aliran yang
menembus besar jika kapiler besar, dan sebaliknya.
4. cake filter jika Semakin tebal cake selama filtrasi, tahanan semakin besar sehingga daya filtrasi
menurun,
5. Viskositas cairan apabila Semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya filtrasi.

2.2 Media Filtrasi


Merupakan suatu lapisan berpori yang terbentuk dari bahan-bahan lepas atau terpadatkan misal: pasir,
anyaman, atau kertas.

A. Faktor dalam pemilihan media


Adapun faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media adalah:
1. Sifat bahan yang difiltrasi (pH, korosifitas, kemampuan mengembung, daya larut,
temperatur, ukuran butir bahan padat
2. alat filtrasi
3. Luas permukaan filter, beda tekanan, dan daya tampung beban.
4. media filter: Anyaman katun, sutera, bahan sintetik, logam, serat logam.
B. Bahan penolong filter

Adapun bahan penolong filter adalah:

1. Bahan padat dengan luas permukaan yang besar sehingga memiliki daya absorsi yang besar
terhadap partikel-partikel padat yang sangat halus.
2. kue filter yang agak longgar
3. Bahan penolong filter (hyflo, celite, serat asbes)
4. Tahan terhadap asam, tetapi rusak oleh basa.

C. Septum pada setiap filter

Adapun septum pada setiap filter harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring, dan menghasilkan fitrat yang cukup jernih.
2. mudah tersumbat atau membuta.
3. tahan secara kimia dan tahan secara fisik dalam kondisi proses
4. Harus memungkinkan penumpukan ampas, dan mengeluarkan ampas secara total dan bersih.
5. boleh terlalu mahal.

2.3 Filter
adapun jenis-jenis filter sebagai berikut:

1. Filter Ampas
Medium filter ini relatif tipis jika dibandingkan dengan klarifikasi. Pada awal filtrasi sebagian
partikel padat masuk ke dalam pori medium dan tidak dapat bergerak lagi, tetapi segera setelah
itu bahan itu terkumpul dalam permukaan septum. Setelah periode pendahuluan berlangsung
beberapa saat, zat padat itulah yang melakukan filtrasi bukan septum.
2. Filter Kempa
Filter kempa terdiri dari seperangkat pinggan atau lempeng yang dirancang untuk memberikan
sederetan ruang dimana zat padat akan mengumpul. Pinggan tersebut ditutup dengan medium
filter seperti kanvas. Bubur umpan masuk ke dalam masing-masing komponen itu dengan
tekanan, cairannya lewat melalui kanvas dan keluar pipa pengeluar, dan meninggalkan ampas
basah di dalam ruang itu.
3. Filter selongsong dan daun

Seperangkat daun disusun pada suatu rak yang dapat ditarik keluar, daun-daun itu terletak di
dalam selongsong tertutup. Umpan masuk melalui sisi tangkai fitrat lewat melalui daun dan
keluar melalui sistem pipa pembuangan.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Filtrasi


Adapun faktor yang mempengaruhi proses filtrasi adalah:

1. Debit Filtrasi

Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien. Sehingga proses
filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati
rongga diantara butiran media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara
permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi
saat melewati rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring
akan lolos.

2. Konsentrasi Kekeruhan

Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan air baku yang
sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media atau akan terjadi clogging.
Sehingga dalam melakukan filtrasi sering dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku
(konsentrasi air influen) yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi dan
sedimentasi.

3. Temperatur

Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa jenis
(density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami perubahan. Selain itu juga
akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi
perbedaan dalam ukuan besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya
adsorpsi. Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.

4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material

Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan bangunan filter. Tebal
tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya
mempunyai daya saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Lagi pula
ditinjau daris segi biaya, media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis.
Sebaliknya media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, kemungkinan juga
memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya diameter butiran media
filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga kemampuan daya saring, baik itu
komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk susunan dari diameter butiran media. Keadaan media yang
terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori
sendiri menentukan besarnya tingkat porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat
dalam air baku. Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan
menyebabkan lolosnya partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori yang terlalu halus akan
meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga dapat menyebabkanclogging (penyumbatan
lubang pori oleh partikel halus yang tertahan)terlalu cepat.

5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan

Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam
media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan meningkatkan daya tekan air untuk
masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam
keadaan bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging) terjadi
pada saat filter kotor.

BAB III

METODE

3.1 ALAT
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

1. Plate & Frame digunakan sebagai alat penyaring cake.


2. digunakan sebagai wadah bahan yang akan di filtrasi.
3. pengaduk digunakan sebagai mesin pengaduk bahan.
4. bimetal digunakan sebagai alat ukur tekanan dalam ruang tertutup.

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: Bahan yang tersuspensi dalam air,
misalkan tepung untuk bahan yang akan dipisahkan partikel padatnya dari suatu cairan.
3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah:

1. Dibuat slury dengan perbandingan tepung tapioka:air (1:10)


2. Disusun plateand frame selang seling diberi filter cloth.
3. terlebih dahulu tekanan dalam tangki
4. Dibuka baut filter press pada tangkinya serta masukan slury.
5. rapat dan hidupkan motor pengaduk.
6. Dihidupkan kompresor untuk menaikan tekanan sampai maksimal dari slury.
7. cukup dibuka katup untuk mengalirkan ke plate and frame.
8. filtrat dengan waktu per 10 detik.
9. volume filtrat.
10. berat cake.
11. % kadar air tepung dan cake.
12. densitas umpan dan densitas filtrat.
13. suhu air.
14. viskositas.
15. nilai α dan Rm
16. Dibuat neraca massa komponen.
17. laju alir.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan filtrasi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1.1nilai α dan Rm

Komponen α (ft².lbf.s/lb²) Rm (lbf.s.ft/lb)

1 kg tepung 1,1052 x 10¹¹ -4505,287

1,5 kg tepung 3,7132 x 10¹¹ -2364,99

2 kg tepung 1,2672 x 10¹¹ -12921,566

Tabel 4.1.2 Neraca Massa 1 kg : 10 Liter air

Komponen Masuk Keluar (kg)

Cake (kg) Filtrat (kg)

Air 10 kg 0,5548 1,46

Tepung 1 kg 0,9052 0

Total 11 kg 1,46 9,29

kehilangan 0,25

Tabel 4.1.3 Neraca Massa 1,5 kg tepung : 10 Liter air

Komponen Masuk Keluar (kg)


Cake (kg) Filtrat (kg)

Air 10 kg 0,9856 5,58

Tepung 1,5 kg 1,2544 0

Total 11,5 kg 1,462,24 8,58

Kehilangan 0,68

Tabel 4.1.4 Neraca Massa 2 kg tepung : 10 Liter air

Komponen Masuk Keluar (kg)

Cake (kg) Filtrat (kg)

Air 10 kg 0,97241 8,39

Tepung 2 kg 1,8876 0

Total 12 kg 2,86 8,39

Kehilangan 0,75

4.2 Pembahasan
Proses pemisahan secara filtrasi memiliki prinsip dimana partikel padatan dipisahkan secara mekanik
fisik dari larutan dengan menggunakan medium berpori yang berupa koloid. Pada percobaan ini
dilakukan untuk seberapa banyak cake dan filtrat yang dihasilkan dari tepung yang dicampurkan dengan
air. Filtrasi yang digunakan adalah plate and frame yang mengalirkan tepung dan air dengan cara diberi
tekanan dari atas menggunakan pompa yang langsung menuju plate ang frame untuk proses
pemisahannya.

Pada percobaan kali ini kami menggunakan sampelnya yaitu tepung tapioka yang dilarutkan dalam air
sebanyak 10 Liter. Hal pertama yang harus dilakukan adalah merangkai alat filter press yang
menggunakan 7 pasang plate and frame yang menggunakan penyaringannya didekatkan kuat–kuat
dengan jarak antara plate & frame tersebut kemudian sambil membuat larutan yang tepung sebanyak 1
kg dilarutkan dalam 10 liter air kemudian diaduk sampai tidak ada endapan yang terjadi di permukaan.
Sehingga tepung tersebut tersuspensi.

Setelah itu kemudian larutan tepung tadi dimasukkan kedalam tangki, dan harus tidak boleh tertumpah
karena bisa mempengarui volume larutan awal, jadi saat memasukkan larutan tepung tersebut sebaik–
baiknya menggunakan corong agar memudahkan memasukkan tepung tapioka tersebut. Setelah semua
larutan dimasukkan kedalam tangki, maka pastikan dulu tutup tangkinya tertutup rapat dan kuat agar
apa yang ada didalam tangki saat diberikan tekanan tidak tumpah keluar. Maka sangat diharuskan
bautnya terpasang kuat tanpa ada celah sedikitpun.Setelah tangki aman lalu diperiksa kembali plate &
frame agar terpasang pas. Dan apabila plate dan frame sudah terpasang dengan baik maka kita sudah
memulai proses penyaringan melalui alat filter press.

Dan langkah kedua yaitu menghidupkan kompresor dan dibiarkan sampai tekanannya satu, setelah
tekanannya satu maka dilihat juga tekanan pada tangki dan plate & frame juga satu, kemudian dibuka
tekanan kompresor terdapat seperti katup lalu dengan otomatis larutan yang didalam tangki akan
mengalir melalui pipa yang menghubungkan antara plate and frame dengan tangki, dan setelah itu
terjadilah proses penyaringan dengan alat filter press tersebut, sedikit demi sedikit air jernih keluar dari
alat tersebut yang siap ditampung.

Dan pada percobaan dali ini kami meggunkan waktu 120 menit dalam penyaringan larutan tapioka
tersebut. Hal ini disebabkan karena air yang terus menerus tersuspensi tepung tadi tertahan tepungnya
dengan cakenya tidak terlalu basah dan agak kering. Dan setelah 120 menit maka kami membuka
perlahan–lahan plate & frame dan mengangkat kain filtratnya, dan pada waktu itu terlihat cakenya
sudah kering dan praktikanmengambil sedikit lalu dimasukkan kedalam oven dipanaskan pada suhu
1050C beberapa saat kemudian lalu praktikan menimbang cake yang ada, yang pada sebelumnya tepung
seberat 1 kg namun setelah dilakukan proses filtrasi beratnya berkurang menjadi 0.9052 kg. Massa nya
berkurang karena masih ada zat padat yang ada pada filtrate sehingga memmbuat massa nya berkurang.
Selain itu cake tersebut ada yang menempel pada kain filtrasi.Dari perhitungan kadar air yang dilakukan
kadar air yang didapat adalah 34,75% (1 kg).
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Yani. Petunjuk Praktikum Laboratorium Teknologi Kimia I.2000. Cimahi:Universitas Jenderal.

Adi Nugroho, Febrianto, 2001, Operasi Teknik Kimia I, Teknik Kimia Universitas jenderal Achmad Yani.

Calderbank, P.H.1967: dalam V.W. Uhl dan J.B. Gray (edr.), Mixing: Theory and Practice, jld II, Academic:
New York.

Coulson & Richardson.1983. Chemical Engineering, vol. 6. 1st edition, pergamon press, Great Britain.

Geankoplis,christie J, Transport process and unit Operation 3rd edition, prontice

Anda mungkin juga menyukai