Anda di halaman 1dari 12

Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota, merupakan penjabaran
dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana
distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada
kawasan kota. Dengan kata lain Rencana Detail Tata Ruang Kota
mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang
direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan
ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang
direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kawasan atau lokal dan
lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan
kebutuhannya. Rencana Detail Tata Ruang Kota dilakukan berdasarkan
tingkat urgensi / prioritas / keterdesakan penanganan kawasan tersebut
di dalam konstelasi wilayah kota.

Rencana Detail Tata Ruang Kota juga merupakan rencana yang


menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional kota,
sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang, dengan
memperhatikan keterkaitan antar kegiatan fungsi dalam kawasan, agar
tercipta lingkungan yang serasi, selaras, seimbang dan terpadu. Rencana
Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian
Wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan
perwujudan ruang dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan
pembangunan kawasan.

Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN RI Nomor 16 Tahun


2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detil Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, peta RDTR dibuat pada skala 1:5.000.
Peta dasar skala 1:5.000 belum tersedia di Badan Informasi Geospasial
untuk cakupan seluruh wilayah di Indonesia. Pemerintah daerah yang
akan membuat RDTR dan peta dasarnya tidak tersedia dapat melakukan
pembuatan peta dasar skala 1:5.000 dengan disupervisi oleh Badan

1
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

Informasi Geospasial.
Peta didefinisikan sebagai media penyajian informasi dari unsur-
unsur alam dan buatan manusia di permukaan bumi secara kartografis
(informasi yang berreferensi geografis) pada bidang datar menurut
proyeksi tertentu dan skala tertentu. Peta yang baik harus mempunyai
nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik. Secara visual, peta
merupakan gambaran wilayah geografis bagian permukaan bumi baik
laut maupun darat kedalam dua dimensi (pada bidang datar).
Keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi diproyeksikan dengan
skala tertentu dan dilengkapi dengan simbol- simbol.

Peta Dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam


dan/atau buatan manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan
pada suatu bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi, dan
georeferensi tertentu. Unsur-unsur peta dasar terdiri atas batas wilayah
administrasi, transportasi, perairan, bangunan, garis pantai, hipsografi,
toponim dan penutup lahan yang memiliki sistem referensi geospasial
(koordinat) dan skala (grafis dan numerik) sebagai unit pemetaannya.
Peta dasar menjadi acuan dalam membuat berbagai jenis peta tematik
turunan lainnya termasuk peta rencana tata ruang wilayah dan peta
rencana detail tata ruang.

Peta dasar skala 1:5.000 merupakan peta skala besar. Pembuatan


peta RBI skala 1:5.000, idealnya menggunakan sumber data berupa foto
udara agar memenuhi standar ketelitian horizontal dan vertikal, namun
untuk pembuatan peta dasar untuk RDTR dalam skala 1:5.000 dapat
menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi sebagai sumber data. Dalam
hal ini, tidak diperoleh akurasi vertikal yang ideal.

Pembuatan peta skala besar memerlukan biaya yang tidak sedikit


serta perlu didukung oleh sumberdaya manusia dibidang pemetaan. Oleh
karena itu, Badan Informasi Geospasial perlu membuat pedoman
pembuatan peta dasar skala 1:5.000 untuk RDTR dalam rangka

2
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

pembinaan. Pada modul ini akan dijelaskan spesifikasi sumber data dan
desain titik kontrol tanah sebagai langkah awal dalam rangkaian proses
penyusunan Peta RDTR skala 1:5.000.

Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan


langsung dengan daerah Kabupaten Bone Balango dan Kabupaten Gorontalo.
Secara geografis Kota Gorontalo terletak antara 00° 28’ 17” – 00° 35’ 56” LU
dan 122° 59’ 44” – 123° 05’ 59” BT. Kota Gorontalo pada pertengahan tahun
2019 ini telah menyelesaikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo
yang dibuktikan dengan disahkannya Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 9
Tahun 2019. Tahun ini juga Kota Gorontalo mendapatkan bantuan
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Gorontalo oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasion (ATR/BPN).
Syarat utama untuk mendapatkan bantuan penyusunan RDTR Kota
Gorontalo yaitu Sumber Data dan Peta Dasar dibuat atau disediakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo.

DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018
Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Penginderaan Jauh;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 Tentang
Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan Dan
Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi;
 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;

3
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota;
 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial
Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Tata Cara Konsultasi Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 16 Tahun 2014
Tentang Tata Cara Pengelolaan Peta Rencana Tata Ruang;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2013
Tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013.

MAKSUD DAN TUJUAN


A. MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah membantu Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Gorontalo dalam menyelesaikan pekerjaan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Gorontalo.

B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan penyesuaian basis data
peta rencana pola ruang RDTR Kota Gorontalo berdasarkan Permen ATR
Nomor 14 Tahun 2020

4
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan pada bulan ini adalah penamaan basis data
dan bentuk geomatrik peta rencana struktur ruang RDTR Kota Gorontalo.
A. Muatan RTR KSK dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
B. Muatan RTR KSK dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya
C. Muatan RTR KSK dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya
Alam dan/atau Pengembangan Teknologi Tinggi
D. Muatan RTR KSK dari Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup

BASIS DATA RENCANA KAWASAN STRATEGIS


Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, serta
pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi.

A. MUATAN RTR KSK DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN


EKONOMI

1. Tujuan
Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan
kawasan yang memiliki sektor unggulan sebagai penggerak
pertumbuhan ekonomi wilayah.

2. Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai
tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan antara lain pada:
 Kebijakan penetapan sektor-sektor unggulan;
 Kebijakan penyediaan prasarana dan sarana;
 Kebijakan moda transportasi terpadu;

5
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Kebijakan pengembangan antarsektor ekonomi secara terpadu;


 Kebijakan pengembangan ekonomi berbasis pengembangan ekonomi
lokal dan spesifik;
 Kebijakan pengembangan ramah lingkungan;
 Kebijakan pemberian kemudahan investasi dan usaha; dan/atau
 Kebijakan pembangunan kawasan berbasis mitigasi bencana.

3. Strategi
Strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam
langkahlangkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perumusan strategi difokuskan antara lain pada:
 Arahan pengembangan perekonomian;
 Arahan sistem pusat kegiatan ekonomi;
 Arahan penetapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada
kawasan ekonomi;
 Arahan penyediaan permukiman para pekerja;
 Arahan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan (fasilitas olah
raga, sistem penyediaan air minum, drainase, persampahan, dan air
limbah);
 Arahan penyediaan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
 Arahan penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;
 Arahan penyediaan sistem jaringan transportasi terintegrasi;
 Arahan penyediaan sistem jaringan sumber daya air;
 Arahan mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana alam;
dan/atau
 Arahan pengembangan kawasan inti dan penyangga kawasan.

B. MUATAN RTR KSK DARI SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA

6
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

1. Tujuan
Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan
kawasan yang memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, Pendidikan dan
penelitian, agama, dan/atau kebudayaan.

2. Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai
tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan antara lain pada:
 Kebijakan terhadap pelestarian nilai-nilai keunikan budaya local
sebagai potensi kawasan;
 Kebijakan terkait dengan kawasan dan/atau objek warisan budaya
yang harus dilindungi dan dilestarikan;
 Kebijakan pelestarian komunitas adat yang memiliki keunikan lokal;
dan/atau
 Kebijakan terkait dengan penetapan jenis dan standar pelayanan
minimum kawasan.

3. Strategi
Strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam
langkahlangkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perumusan strategi difokuskan antara lain pada:
 Arahan penetapan kawasan dan/atau objek warisan budaya yang
harus dilindungi dan dilestarikan;
 Arahan penetapan wujud perlindungan kawasan dan/atau objek
warisan budaya;
 Arahan pengembangan dan penyediaan permukiman berdasarkan
pola permukiman tradisional dan keunikan adat istiadat masyarakat;
 Arahan pola penataan kawasan adat dan budaya;

7
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Arahan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan penunjang


kegiatan kebudayaan dan sosial (sistem penyediaan air minum,
drainase, persampahan, dan air limbah);
 Arahan penyediaan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
 Arahan penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;
 Arahan penyediaan sistem jaringan transportasi terintegrasi;
 Arahan penyediaan sistem jaringan sumber daya air;
 Arahan mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana alam;
dan/atau
 Arahan pengembangan kawasan inti dan penyangga kawasan.

C. MUATAN RTR KSK DARI SUDUT KEPENTINGAN PENDAYAGUNAAN


SUMBER DAYA ALAM DAN/ATAU PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TINGGI

1. Tujuan
Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan kawasan yang
mempunyai nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
pengembangan teknologi tinggi.b) Kebijakan Kebijakan disusun sebagai
arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan.

2. Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai
tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan antara lain pada:
 Kebijakan terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam;
 Kebijakan terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan
disekitar lokasi pemanfaatan sumber daya alam;
 Kebijakan penerapan dan pengembangan teknologi;
 Kebijakan peruntukan lokasi pembangunan teknologi;
 Kebijakan untuk mendorong efektifitas pengembangan teknologi;
 Kebijakan pengembangan teknologi ramah lingkungan;

8
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Kebijakan pengelolaan dan pendayagunaan teknologi; dan/atau


 Kebijakan pembangunan sistem jaringan prasarana dan sarana
kawasan sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan.

3. Strategi
Strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam
langkahlangkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Perumusan strategi difokuskan antara lain pada:
 Arahan penetapan batas pemanfaatan sumber daya alam;
 Arahan penetapan jenis sumber daya alam yang akan dimanfaatkan;
 Arahan penetapan perkiraan kapasitas sumber daya alam sampai
akhir tahun perencanaan;
 Arahan penetapan kawasan perlindungan di sekitar lokasi
pemanfaatan sumber daya alam;
 Arahan penetapan teknologi pemanfaatan sumber daya alam;
 Arahan pengelolaan limbah hasil pemanfaatan sumber daya alam;
 Arahan penetapan pengelolaan lingkungan pada saat persiapan;
pelaksanaan, dan pasca pemanfaatan sumber daya alam;
 Arahan perbaikan kondisi kualitas kesejahteraan sosial, budaya, dan
ekonomi masyarakat di sekitar lokasi pemanfaatan sumber daya alam;
 Arahan penetapan teknologi yang harus dilindungi sesuai persyaratan
teknis;
 Arahan peruntukan lokasi pembangunan teknologi;
 Arahan penetapan jenis kegiatan terkait penelitian dan
pengembangan teknologi;
 Arahan pengendalian sistem jaringan prasarana utama yang
berpotensi mengganggu operasionalisasi teknologi tinggi;
 Arahan pengendalian sistem pusat pelayanan yang berpotensi
mengganggu operasionalisasi teknologi tinggi;

9
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Arahan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan penunjang


kegiatan kawasan (sistem penyediaan air minum, drainase,
persampahan, dan air limbah);
 Arahan mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana alam;
dan/atau
 Arahan pengembangan kawasan inti dan penyangga Kawasan.

D. MUATAN RTR KSK DARI SUDUT KEPENTINGAN FUNGSI DAN DAYA


DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP

1. Tujuan
Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan serta konservasi sumber daya alam yang
berkelanjutan pada jangka panjang.

2. Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai
tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan antara lain pada:
 Kebijakan perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan;
 Kebijakan pelestarian dan konservasi terhadap sumber daya alam
keanekaragaman hayati yang tidak terbarukan; dan/atau kebijakan
pembangunan sistem jaringan prasarana dan sarana kawasan.

3. Strategi
Strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam
langkahlangkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perumusan strategi difokuskan antara lain pada:
 Arahan perlindungan terhadap tata guna air, keseimbangan iklim
makro dan ekosistem kawasan;

10
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Arahan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;


 Arahan peningkatan kualitas lingkungan hidup;
 Arahan pengendalian pengembangan prasarana dan sarana di
kawasan inti dan penyangga yang dapat memicu
perkembangankegiatan budi daya yang tidak sesuai dengan fungsi
kawasan; dan/atau
 Arahan penyediaan prasarana dan sarana minimum berbasis mitigasi
bencana.

E. KETENTUAN BASIS DATA DALAM TABEL ATRIBUT KAWASAN


STRATEGIS KOTA GORONTALO DALAM RENCANA DETAIL TATA RUANG
(RDTR) KOTA GORONTALO

Tabel Atribut Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten atau


Kawasan Strategis Kota dalam RDTR Kota Gorontalo memuat rencana
penetapan Kawasan Strategis yang disusun dengan format tertentu berisikan
sekurang-kurangnya informasi mengenai nama objek, wilayah administrasi
kabupaten atau wilayah administrasi kota, sudut kepentingan, dan sumber
data. Format penyajian beserta contoh Tabel Atribut Peta Penetapan
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dalam RDTR Kota Gorontalo tercantum
pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Format Penyajian Tabel Atribut Peta Penetapan Kawasan Strategis


Kota dalam RDTR Kota Gorontalo

*) Dapat diisi sesuai dengan jenis sudut kepentingan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
antara lain:
a. Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi;
b. Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya;
c. Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi;
d. Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.

Tabel 2. Atribut Peta Penetapan Kawasan Strategis Kota dalam RDTR Kota
Gorontalo

11
Laporan Konsultan Individual [Agustus, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

PENUTUP
Berdasarkan hasil updating basis data atribut peta rencana Kawasan
strategis Kota Gorontalo yang tertuang dalam RDTR Kota Gorontalo telah
sesuai dengan Permen ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Adapun kegiatan yang tertuang dalam laporan ini merupakan hasil pekerjaan
selama bulan Agustus tahun 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai