BAB I
PENDAHULUAN
makanan dan minuman. Di Indonesia saat ini perusahaan food and beverage
mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perusahaan di bidang food and beverage yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
dari period eke periode. Perusahaan PT Myora Indah Tbk merupakan salah satu
perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. PT Mayora Indah Tbk
merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam kelompok bisnis produk
konsumen di bidang mmakanan dan minuman yang memiliki harga saham besar
keputusan apakah layak atau tidak untuk melakukan investasi. Selain digunakan
mengalami kebangkrutan.
2
perusahaan pada saat yang tidak diduga. Banyak penyebab terjadinya suatu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri, yang meliputi faktor keuangan dan non keuangan. Faktor keuangan
meliputi kewajiban jangka pendek yang lebih besar dari aktiva lancar, lambatnya
pengumpulan piutang, dan lain-lain. Sedangkan faktor non keuangan berasal dari
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar perusahaan dan berada di luar
jangkauan atau kontrol pimpinan perusahaan antara lain adanya persaingan yang
ketat, menurunya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan turunnya harga
Harga saham merupakan salah satu faktor yang penting dalam penentuan
tersebut, sehingga harga saham akan semakin meningkan karena diminati banyak
investor. Pada perusahaan PT Mayora Indah Tbk. harga saham selama periode
3
harga saham PT Mayora Indah Tbk pada periode 2014 sampai periode 2018.
Tabel I.1 Harga Saham Pada PT Mayora Inda Tbk periode 2014-2018
manajemen untuk dapat melakukan perbaikan. Dan salah satu alat analisis yang
maupun masa yang akan datang adalah analisis Z-Score. Analisis ini dibentuk
oleh Edward I. Altman pada tahun 1968 sebagai hasil dari penelitiannya (Butet
Agrina. 2012).
meningkat dan dengan adanya perusahaan pesaing yang terus bermunculan maka
harga saham pada perusahan. Maka penulis dalam penelitian ini tertarik untuk
4
sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
5
harga saham.
b. Bagi penulis
perkuliahan.
2. Kegunaan Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Pengertian Manajemen
Terry, 2006).
mengadakan dan menggunakan sarana dan sumber daya untuk mencapai tujuan
atau sasaran yang telah ditetapkan dengan cara efektif dan efisien.
menggunakan segala fasilitas, alat dan prasarana yang ada untuk mencapai
berorientasi profit atau non profit, apakah dikelola pemerintah ataupun swasta,
keuangan atau dengan kata lain masalah yang timbul dalam organisasi
S., 2003)
dengan biaya murah serta usaha untuk menggunakan dana dan mengalokasikan
maupun sumber daya manusia harus bekerja sama. Tanpa kerja sama yang
a) Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya
harapan profit yang besar tidak tercapai akibat risiko yang dihadapi
yang dijalankan.
waktu.
pencapaian tujuan tersebut. Semua tugas ini lebih banyak menjadi menjadi
keuangan adalah:
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
(Kasmir,2010)
11
perusahaan.
keuangan.
terdiri atas tiga hal utama, yaitu neraca (Balance Sheet), laporan laba
sebagai deviden.
13
a) Neraca
b) Perhitungan Laba/Rugi
tertentu
keuntungan.
secara keseluruhan.
operasi, arus kas dari pendanaan, dan arus kas dari aktivitas
investasi.
keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan.
Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih
suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-
teknik tertentu.
.1.4. Kebangkrutan
menghasilkan laba.
sebagai berikut :
(pailit)
1. Faktor Umum
a) Sektor Ekonomi, berasal dari gejala inflasi dan deflasi dalam harga
karyawan.
dan implementasi.
2. Faktor Eksternal
c) Sektor pesaing atau bank lain, dimana merupakan hal yang harus
keuangan perusahaan.
yang erat dengan lembaga ini baik dalam hal mengambil keputusan
tanam.
4) Auditor. Satu penelitian yang harus dibuat oleh auditor adalah apakah
perusahaan bisa going concern atau tidak. Apabila ada petunjuk bahwa
metode-metode tersebut :
sebagai berikut :
atau terdaftar pada bursa efek. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Z = 0,012 (X1) + 0,014 (X2) + 0,033 (X3) + 0,006 (X4) + 0,999 (X5)
Dimana :
Z = Overall Index
X5 = Sales/Total Assets
Z’ = 0,717 (X1) + 0,847 (X2) + 3,107 (X3) + 0,420 (X4) + 0,998 (X5)
Dimana :
Z’ = Overall Index
X5 = Sales/Total Assets
Dimana :
Sales Sales
X5 Total Asset Total Asset
b) Metode Springate
berikut :
working Capital
A=
Total Asset
Sales
D=
Total Asset
untuk bangkrut.
c) Metode Zmijewski
dikembangkan yaitu :
EAT
X 1= x 100 %
Total Asset
Total Debt
X 2= x 100 %
Total Asset
Current Asset
X 3=
Current Liabilities
Keteranngan
X2 = Debt Ratio
X3 = Current Ratio
1) Pengertian Saham
kebangkrutan, maka kas yang ada dipakai untuk melunasi utang terlebih
dahulu, baru kemudian jika terdapat sisa, kas tersebut digunakan untuk
sejumlah modal.
perusahaan.
28
preferen.
jual saham dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah
29
aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana
bahwa harga saham adalah harga jual saham dari ekspektasi investor
jika penawaran tinggi karena banyak investor yang menjual saham yang
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yakni faktor
informasi. Selain faktor eksternal, terdapat faktor internal yang juga turut
yang biasa dipakai oleh investor untuk mengetahui apakah suatu saham
mikro.
penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga
Sebagai salah satu bahan acuan dari penelitian ini adalah penelitian
pengulangan atau kesamaan penelitian yang telah ada serta mengetahui dan
The paper aimed to apply the discriminant analysis using Altman Z' Score
statement being classified in the Distress zone every year ( Z'=1.003 in the
year 2011, 1.098 in the year 2012 and 0.971 in the year 2013). For this
"Grey zone" every year, because the financial situation is not so good, but
future, if measures to recover are not taken in time. (Z'=1.436 in the year
2011, 1.269 in the year 2012 and 1.343 in the year 2013). The company
years, 2011 and 2012, it was facing a difficult financial statement being
placed in the "Distress zone". In the year 2013, the financial statement has
enabling it to pay all its debts.(Z'=1.126 in the year 2011, 0.928 in the
year 2012 and 3.189 in the year 2013). The agricultural companies
dealing with dairy farming have a low profitability, and the degree of
bankruptcy risk is high. For this reason, managers have to keep under
control the financial indicators any moment and take urgent measures to
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga hasil ini menunjukkan bahwa
Putri Kartika pada tahun 2014 yang berjudul “Potensi Kebangkrutan Pada
penelitian juga menunjukkan bahwa bank syariah adalah bank yang aman,
sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat untuk menyimpan uang atau
kondisi aman dan sehat terhindar dari kebangkrutan yaitu DLTA, MLBI,
ALTO, SKBM. Perusahaan yang berada pada daerah abu-abu atau grey
ini.
five years from 2011 to 2015 for five select FMCG Companies. By
applying Z-score and select liquidity ratios the study concludes that the
companies. In case of our select data, Z-score of all companies for current
near future. Further the study suggests that the companies should
one of popular and effective model, all investors should analyze the Z-
companies to analyze the chances of bankruptcy for the period five years.
All companies have very good financial position in last three year (except
will give a better perspective for sound decision making. Also studies may
berpotensi bangkrut yaitu PT. Bakrie Telecome Tbk dan PT. Smartfren
Tbk, terdapat 1 perusahaan yang berada pada daerah rawan (grey area)
yaitu PT. Indosat Tbk dan 2 Perusahaan berada pada keadaan sehat yaitu
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasilnya ialah semua bank yang
diteliti dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menghasilkan nilai Z-
36
Score lebih besar dari 2,6 atau dengan kata lain 11 bank tersebut tidak
waktu 1 tahun.
pada kondisi keuangan yang rawan, dan pernah berada dikondisi keuangan
dengan kondisi keuangan yang sangat sehat. Sehingga proses penelitian ini
Score pada tahun 2009 sampai tahun 2013 diperoleh nilai Z-Score yang
berada diatas nilai cut off Z-Score sehingga dengan demikian, sebagian
masuk dalam kategori perusahaan yang sehat. Hasil uji regresi, koefisien
Score.
sejenisnya tahun 2014 diduduki oleh PT. Alaska Industrindo Tbk dengan
Kyoei Steel Works Tbk dengan kondisi bangkrut. Serta hasil penelitian ini
ialah The study shows that companies that practices good governance
negatively. Again, the study concludes that post 2010 of the banking
perform poorly and motivated the efficient banks to become more efficient,
income and thus becoming more profitable and stable. The study therefore
thus confirms the Boone indicator theory. Finally, study was undertaken
found out that, individually, four (4) of the selected banks have their
average Z-Score between 1.1 to 2.6 and therefore classified in the grey
zone and only one (1) bank has its average Z-score below 1.1 and
therefore was classified as distressed. The four (4) out of the five (5) banks
classified as safe.
to test the hypothesis of the study. The results of the Mann-Whitney mean
39
rank test indicate that the gold mining companies have the lowest mean
the platinum mining companies which have the highest mean rank of
29.28 (Model 1) and 30.00 (Model 2). The Mann-Whitney test statistics
indicate that the Z-score (Model 1) and the Z′ (EM) - score (Model 2) are
evident that gold mining companies in South Africa are more financially
distressed than platinum mining companies. This might be the result of the
rising cost of production, the strike activities in the mining industry and
the decline in gold and platinum prices. This situation has a negative
Stability in the industry will improve investor confidence, which will have
40
a positive impact on capital injection into the mining industry and thereby
including the banks’ one, represents a solid basis for measuring financial
which does not benefit from a standard measure of early warning signal of
limitations. The limitations of the Z-score model are based on the fact that
potential clients, that would lead to a strong negative impact on the bank’s
its strategy. Beyond its limits, Altman’s model can only be beneficial to the
the sample banks listed on BSE 3 of 4 banks are in gray areas, with a high
Bank has been downgraded from an AAA rating in 2012 to BB- in 2013
and 2014, but remains afloat, while the Carpathian Commercial Bank is
values. As numerous studies have been testing the validity of this model,
failure, and this can exceed 90% for a time horizon of 1 year, but also
dari penelitian ini adalah “This study is telling about the risk of debt-based
measurement, those are NPF analysis, Credit Risk Z-score analysis and
Altman Z-score analysis. The data was obtained from 2011 to 2015 from
between both variables there does not occur a hidden collinearity. None of
there were used data from own calculation of the Z’-Score and Z’’EM-
Score per the set as a whole and at the same time there was carried out
identical results within the conducted modelling. The answer for the first
especially positive values of equity, is the fact that the active enterprises
can be summarized that in the active companies there was confirmed the
the ratio of net working capital and earnings before interest and taxation
and furthermore, the share of sales on total assets. These factors most
conclusion, after conducted tests we can state that for the monitored
pada tahun 2018 yang berjudul “The Impact Of The Global Financial
different methodologies: (a) The Altman Z-score model, (b) ratio analysis,
(c) the data envelopment analysis (DEA) method, and (d) seemingly
unrelated regression (SUR) analysis. The results show that during the
loss in their efficiency. This study found that the financial crisis did not
particular, the results confirm that Islamic banks overall were more
must comply with the Sharia (Islamic Law). The foundation of Islamic
with a weak credit history and greater risk of default, thereby triggering
the 2008 housing market crash. The main causes of the crisis were the
President Barack Obama signed the Dodd–Frank Act into law. The Dodd–
between before and after the adoption of IFRS. The earning quality of
46
the model used by Gebreslassie and Nidu (2015). The earning quality of
Islamic banks in Indonesia has no difference between before and after the
between the earning quality of Islamic banks before and after the adoption
Malaysia does not have a significant difference between before and after
Malaysia are in the distress zone., while the majority of Islamic banks in
Indonesia are in a gray zone. The effect of earning quality and potential
Hasilnya ialah The study examines the impact of bankruptcy threats on the
in Nigeria, hence this study was carried out in order to see if such results
47
testing the hypothesis of the study via Eview 8.0. The study period is 2011-
2015. The result reveals that bankruptcy threat has no significant impact
BAB III
kebangkrutan.
atau berpotensi untuk bangkrut. Selain itu akan dilakukan penelitian untuk
49
2018.
BAB IV
METODE PENELITIAN
51
Obyek penelitian dalam hal ini adalah tingkat kebangkrutan yang akan
saham.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan
dalam kondisi sehat (safe zone), kondisi rawan (grey zone) atau
4.4.1.Jenis data
a. Data Kuantitatif
hal ini adalah laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk periode 2014-
2018.
b. Data Kualitatif
4.4.2.Sumber Data
ini adalah sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak
www.idx.co.id.
data atau informasi baik dari dalam perusahaan maupun dari luar
dipublikasi oleh PT Mayora Indah Tbk periode 2014 -2018 melalui situs
web : www.idx.co.id.
Score yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rumus Z-Score
yaitu sales to total assets, hal ini dikarenakan intensitas perputaran aset
Dimana :
bangkrut atau tidak bangkrut. Nilai cut-off ini memiliki nilai batas yang
TABEL III.1
55
Kondisi Z Score
masalah keuangan yang serius. Apabila masuk pada kondisi “Grey” Zone,
maka perusahaan yang diteliti masuk ke dalam kondisi yang meragukan atau
dengan kata lain perusahaan tersebut memiliki resiko untuk bangkrut namun
berarti dalam manajemen maupun struktur keuangan. Dan pada kondisi “Safe”
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan metode statistik Regresi Linier
Y= a + b1 . X1 + e
Keterangan :
Y = Harga Saham
a = Konstanta
b = Koefisien Korelasi
X1 = Nilai Z-Score
e = kesalahan random
b. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah ada atau
a) Merumuskan hipotesis:
c) Menentukan t tabel.
d) Kriteria pengujian:
D = R2 x 100%
Keterangan :
DAFTAR RUJUKAN
Alimsyah dan Pandji, 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Anthoneta Kneefel Stevany dan Yunita Mandagie. 2015. Analisis Z-Score Pada
Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar di BEI Periode 2011 –
2013. Diakses melalui website http://download.portalgaruda.org/article.
Diunduh tanggal 30 November 2018
Baldwin A.L. 2001. Theories of Child Development. Chicago : Jhon Wiley &
Son,inc.
Dwi Kifana Benny, Kamaliah dan Herman Halim Ediyanus. 2014. Analisis Kinerja
Keuangan Dan Potensi Kebangkrutan Serta Pengaruhnya Terhadap Nilai
perusahaan Pada Perusahaan Terbuka Sektor Telekomunikasi di BEI.
Diakses dari website
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/view/. Diunduh tanggal
22 Mei 2018
G.R terry. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen terj. J. Smith D.F.M. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Mahanavami Gusti Ayu dan Bagus Surya Gangga Anak Agung. 2015. Analisis
Kebangkrutan pada PT. Mayora Indah Tbk. Dengan Metode Z-Score
Periode 2009-2013. Diakses dari website
60
http://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/pariwisata/article/viewFile/9/11.
Diunduh Tanggal 22 Mei 2018
Muminović Saša. 2013. Revaluation and Altman`s Z-score –the Case of the Serbian
Capital Market. http.article.sapub.org/pdf/10.5923.j.jijfa. Diunduh tanggal
22 Mei 2018
Prasetyo, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali
Pers.
Rahardjo Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Ranjan Bal Gnyana. 2015 . Prediction of financial distress using Altman Zscore:
a study of select FMCG Companies. Diakses melalui website
http://www.worldwidejournals.com/indian-journal-of-applied-reserch-
(IJAR)/ Diunduh tanggal 22 mei 2018.
Resty Prasetyo Gusniar dan Fitria Astri. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai perusahaan. Diakses dari website
http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle. Diunduh tanggal
22 mei 2018.
Umar Husein, 2005.Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.