Anda di halaman 1dari 3

Intan Az Zahra Wibowo

XI IPS 2

Ekonomi (BAB 6)

APBN dan APBD

Berdasarkan UUD RI No.23 tahun 2013 tentang APBN tahun anggaran 2014, APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR. APBN adalah
suatu daftar yang memuat rincian pendapatan dan pengeluaran negara untuk waktu tertentu,
biasanya satu tahun.

 Beberapa fungsi APBN :


A. Fungsi Alokasi – Pendapatan berasal dari pajak dialokasikan ke berbagai sector
pembangunan.
B. Fungsi Distribusi – Distribusi pendapatan dari pajak untuk transfer payment,
misalnya subsidi dan dana pension.
C. Fungsi Stabilisasi – Pedoman agar pendapatan dan pengeluaran negara teratur.

Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pendapatan dan pembelanjaan negara
dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi, kesempatan kerja, dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.

 Sumber – Sumber Penerimaan Negara :


A. Penerimaan Perpajakan
B. Penerimaan Negara bukan Pajak
C. Penerimaan Hibah

Pengeluaran atau belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih yang terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke
daerah.

 Mekanisme penyusunan APBN


o Prinsip penyusunan APBN
 Berdasarkan aspek pendapatan
 Berdasarkan aspek pengeluaran negara
o Asas Penyusunan APBN
 Kemandirian
 Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
 Penajaman prioritas pembangunan
o Landasan Hukum APBN
 UUD 1945 Pasal 23 Ayat 1
 UU No.1 tahun 1994 tentang Pendapatan dan Belanja Negara
 Keputusan Presiden RI No.16 tahun 1994 tentang pelaksanaan
o Cara Penyusunan APBN
 Pemerintah (Presiden) menyusun RAPBN dalam bentuk nota keuangan
 Lalu diajukan ke DPR dan RAPBN disidangan.
 Jika ditolak, maka APBN akan tetap seperti tahun lalu, dan jika diterima
maka APBN akan dikembalikan kepasa pemerintah (Presiden) untuk
dilaksanakan

Dengan APBN dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas pembangunan yang akan dan
sedang dilaksanakan.

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan sebagai peraturan daerah.

 Fungsi APBD antara lain :


o Fungsi Otorisasi – menjadi dasar pelaksanaan pendapatan dan pengeluaran
o Fungsi Perencanaan – menjadi pedoman perencanaan kegiatan
o Fungsi pengawasan – sebagai pedoman apakah penyelenggaraan pemerintahan
telah sesuai ketentuan
o Fungsi Alokasi – APBD dialokasikan untuk mendukung kegiatan perekonomian
o Fungsi distribusi – Pendistribusian APBD harus memperhatikan keadilan dan
kepatuhan
o Fungsi Stabilisasi – Pedoman agar pendapatan dan pengeluaran teratur.

APBD disusun sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam melaksanakan kegiatan
pemerintah daerah. Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan
daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari

 Pendapatan asli daerah – contohnya, pajak daerah, retribusi daerah, hasil


pengelolaan kekayaan
 Dana perimbangan, terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana
alokasi khusus
 Lain-lain pendapatan, terdiri atas dana hibah, dan pendapatan dana darurat

Pengeluaran atau belanja daerah terdiri atas urusan wajib, uruasn pilihan, dan urusan
yang penaganannya dalam bidang tertentu. Belanja urusan wajib antara lain pendidikan,
kesehatan, pekerjaan umum, dan perumahan rakyat. Belanja urusan piliha misalnya, kehutanan,
pertanian, dan energy.
Mekanisme penyusunan APBD :

 Pemerintah daerah mengajukan RAPBD kepada DPRD.


 Kemudian, DPRD meminta pengesahan kepada menteri dalam negeri/ gubernur
 Apabila RAPBD ditolak, maka akan menggunakan APBD tahun lalu, dan apabila
RAPBD di terima, maka akan disahkan menjadi APBD tahun tersebut.

APBD membantu upaya mengurangi kemiskinan, memperluas kesempatan kerja,


memungkinkan investasi baru, dan menyejahterakan rakyat dalam lingkup provinsi atau
kabupaten/ kota yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai