TENTANG MUKHOBARAH
Pembimbing :
M. Jamaludin S.Pd.I
Nama Anggota :
SMAN 1 BOJONEGORO
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
Latar belakang.....................................................................................................................1
Rumusan masalah................................................................................................................1
Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
BAB III................................................................................................................................6
PENUTUP...........................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.2 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Mukhabarah ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan
imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya
pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakan.
b.Ulama Hanabilah: “Menyerahkan tanah kepada orang yang akan bercocok tanam atau
mengelolanya, sedangkan tanaman hasilnya tersebut dibagi antara keduanya.
2
2.2.2 Hukum mukhabarah yang fasid,
Maksud dari Mukhabarah fasid adalah akad yang tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan syara’yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Mensyaratkan hasil musaqah bagi salah seorang dari yang akad,
b. Mensyaratkan salah satu bagian tertentu bagi yang akad,
c. Mensyaratkan pemilik untuk ikut dalam penggarapan,
d. Mensyaratkan pemetikan dan kelebihan pada penggarap,
e. Mensyaratkan penjagaan pada penggarap setelah pembagian,
f. Mensyaratkan kepada penggarap untuk terus bekerja setelah habis waktu akad,
g. Bersepakat sampai batas waktu menurut kebiasaan,
h. Musaqah dan mukhabarah digarap oleh banyak orang sehingga penggarap membagi
lagi kepada penggarap lainnya.
Adapun disyaratkan dalam mukhabarah ini ditentukan kadar bagian pekerja atau bagian
pemilik tanah dan hendaknya bagian tersebut adalah hasil yang diperoleh dari tanah tersebut
seperti sepertiga, seperempat atau lebih dari hasilnya. jadi yang terpenting dalam
mukhabarah adalah kadar yang harus di bagi sesuai dengan kesepakatan agar tidak terjadi
perselisihan antara si pemilik tanah dan si penggrap.
1. Pemilik tanah
2. Petani/Penggarap
3. Obyek mukhabarah
4. Ijab dan qabul, keduanya secara lisan.
1. Pemilik kebun dan penggarap harus orang yang baligh dan berakal.
2. Benih yang akan ditanam harusjelas dan menghasilkan.
3. Lahan merupakan lahan yang menghasilkan,jelas batas batasnya,dan diserahkan
sepenuhnya kepada penggarap.
4. Pembagian untuk masing-masing harus jelas penentuannya.
5. Jangka waktu harus jelas menurut kebiasaan
3
Adapun mukhabarah yang harus membayar zakat adalah pihak penggarap atau petani
karena ialah yang hakikatnya mengelola tanah atau kebun sedangkan pemilik tanah seolah-
olah hanya mengambil sewa dari tanah yang di milikinya, akan tetapi jika benih berasal dari
keduanya maka zakat di bagi dua sesuai dengan kesepakatan yang telah di tentukan dari awal
perjanjian, jadi pihak yang harus membayar zakat adalah penggarap atau petani.
Artinya :
Berkata Rafi’ bin Khadij: “Diantara Anshar yang paling banyak mempunyai tanah adalah
kami, maka kami persewakan, sebagian tanah untuk kami dan sebagian tanah untuk mereka
yang mengerjakannya, kadang sebagian tanah itu berhasil baik dan yang lain tidak berhasil,
maka oleh karenanya Raulullah SAW. Melarang paroan dengan cara demikian (H.R.
Bukhari)
ٍ ْصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم عَا َم َل أَ ْه َل خَ ْيبَ َر بِشَرْ ِط َمايَ ْخ ُر ُج ِم ْنهَا ِم ْن ثَ َم ٍر اَوْ َزر
(ع )رواه مسلم َ ع َْن اِ ْب ِن ُع َم َراَ َّن النَّبِ ِّي
Artinya:
Dari Ibnu Umar: “Sesungguhya Nabi SAW. Telah memberikan kebun kepada penduduk
khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari
penghasilan, baik dari buah – buahan maupun dari hasil pertahun (palawija)” (H.R Muslim)
4
2.4 Hikmah Mukhabarah
a. Terwujudnya kerja sama yang saling menguntungkan antara pemilik tanah dengan petani
penggarap.
d. Terbukanya lapangan pekerjaan, terutama bagi petani yang memiliki kemampuan bertani
tetapi tidak memiliki tanah garapan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mukhabarah ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan
sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan
benihnya ditanggung orang yang mengerjakan. Praktik ini muncul salah satunya adalah
adanya perbedaan taraf hidup masyarakat.
Dengan adanya praktek mukahbarah sangat menguntungkan kedua belah pihak. Baik pihak
pemilik sawah atau ladang maupun pihak penggarap tanah.
Pemilik tanah lahannya dapat digarap, sedangkan petani dapat meningkatkan tarapf hidupnya
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memahami dan mendapat ilmu
serta berkah untuk diterapkan dalam kehidupan pembaca.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://indo-moeslim.blogspot.co.id/2010/08/pengertian-dasar-hukum-muzaraah-dan.html?
m=1
www.al-badar.net
www.indonesiana.tempo.co
https://muhammadnurhadi.wordpress.com/2009/11/28/muzaraah-dan-mukhabarah/