Anda di halaman 1dari 13

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Permukiman kumuh identik dengan permukiman yang tidak layak huni, karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, buruknya kualitas bangunan dan tidak
lengkapnya sarana prasarana dasar. Hasil penelitian di Inggris dan dipublikasikan The Lancet
Infectious Diseases menyatakan masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk dan
kumuh lebih rentan terinfeksi virus corona. Kab. Pohuwato tercatat sebanyak 845 kasus
terpapar COVID-19 yang menjadikan kabupaten terbanyak kedua di provinsi Gorontalo.
Sebagian besar kasus terjadi di wilayah kecamatan Marisa. Kabupaten Pohuwato memiliki
beberapa titik permukiman kumuh, salah satunya yang terluas wilayah kumuhnya adalah Desa
Pohuwato Timur, Kec. Marisa. Masyarakat di permukiman desa Pohuwato Timur, sulit untuk
menerapkan protokol kesehatan. Kondisi tersebut berkaitan dengan pola struktural kawasan
dan kondisi lingkungan. Rumah penduduk memiliki kualitas bangunan rendah, kerapatan dan
kepadatan bangunan tinggi. Kondisi ini membuat masyarakat sulit untuk mejaga jarak dengan
warga lainnya. Ruang jalan yang sempit dapat menciptakan kerumunan warga. Rumah penduduk
berukuran kecil, rapat, dan dempet. Tanpa ventilasi dan tanpa pencahayaan alami yang cukup.
Rumah dihuni oleh 4-6 orang. Kondisi pandemi COVID-19 mengharuskan isolasi selama 14
hari, dengan kondisi rumah seperti itu maka kurang kondusif untuk menurunkan tingkat
penyebaran. Lingkunganya tidak memenuhi standar hidup sehat, ditandai dengan buruknya
kondisi saluran air, penumpukan dan pencemaran sampah disungai, dan buruknya sanitasi.
Jangankan anjuran untuk mencuci tangan, untuk membuang kotoran limbah padat saja mereka
memanfaatkan tanggul sebagai klosetnya. Selain itu, WC umum digunakan untuk banyak
penghuni rumah. Tujuan penelitian adalah membuat Master Plan Penataan Kawasan
Permukiman Kumuh Pasca Pandemi COVID-19 yang Tanggap Terhadap Kebutuhan Ruang,
yang dapat digunakan untuk perbaikan kawasan padat penduduk dengan desain hunian yang
memaksimumkan fungsi lahan, tertata, besar daya tampungnya, tetapi dengan tambahan fasilitas
yang memungkinkan warga penghuninya mendapatkan keuntungan ekonomi dan pelayanan
kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan merupakan metode deskriptif kuantitatif. Metode
deskriptif digunakan untuk menjelaskan kondisi yang ada di lapangan dengan mengacu pada
variabel dan indikator. Selanjutnya setelah dideskriptifkan lalu dianalisis menggunakan teknik
metode kuantitatif dengan menggunakan teknis analisis regresi berganda dan uji hipotesis.
Metode analisis data digunakan untuk Uji Validasi dan Realibilitas Instrumen kondisi
kekumuhan, karakteristik dan pola aktivitas masyarakat dan uji F stimultan dan uji T persial
untuk mengetahui tingkat signifikan kondisi kekumuhan, karakteristik dan pola aktivitas
masyarakat dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh. Output yang dihasilkan adalah
Master Plan yang berisikan model penataan kawasan permukiman kumuh sebagai inovasi dalam
strategi pembangunan di era adaptasi tatanan baru. Target luaran: penelitian ini akan
dipublikasikan pada jurnal Nasional Arsitektura (UNS) Terindek Sinta 3 dan akan dibawakan
dalam presentasi oral pada seminar nasional IPLBI dan di publikasikan dalam Prosiding Temu
Ilmiah IPLBI. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) penelitian: TKT level-2. Manfaat
penelitian: 1) Bagi Pemda Pohuwato sebagai aktor pembangunan merupakan inovasi dalam
strategi pembangunan dalam era adaptasi tatanan baru. 2) Bagi swasta dapat melakukan tindakan
sosial yang berkaitan dengan akses air, makanan dan sanitasi. 3) Bagi organisasi dapat
melakukan pemberdayaan masyarakat dalam penciptaan ekonomi baru. 4) Bagi masyarakat
dapat berkolaborasi dengan pemerintah, swasta dan organisasi dalam menciptakan komunitas
yang tangguh terhadap pandemi COVID-19.

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata kunci: Master Plan, Permukiman, Kumuh, Lingkungan, COVID-19

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Pada bulan Desember 2019 awal mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok. COVID-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus yang baru ditemukan. COVID-19 ini
sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Pada tanggal 2
Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-
19 di Indonesia. Dalam rangka memutus mata rantai virus COVID-19, pemerintah provinsi
Gorontalo telah mengeluarkan Pergub No 23 tahun 2020 tentang tentang Pedoman
Pendisiplinan Protokol Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Menuju Tatanan Normal BARU. Masyarakat di anjurkan untuk physical dan social distancing,
sering mencuci tangan, menjaga jarak dan membatasi kerumunan warga. Hasil penelitian di
Inggris dan dipublikasikan The Lancet Infectious Diseases menyatakan masyarakat yang
tinggal di daerah padat penduduk dan kumuh lebih rentan terinfeksi virus corona [1]. Kab.
Pohuwato menjadi kabupaten terbanyak kedua di provinsi Gorontalo, sebanyak 845 kasus [2].
Sebagian besar kasus terjadi di wilayah kecamatan Marisa. Kabupaten Pohuwato memiliki
beberapa titik permukiman kumuh, salah satunya adalah Desa Pohuwato Timur, Kec. Marisa.
Masyarakat di permukiman Pohuwato Timur, sulit untuk menerapkan protokol kesehatan
tersebut. kondisi tersebut berkaitan dengan pola struktural kawasan dan kondisi lingkungan.
Rumah penduduk sebagian besar dibangun di garis sempadan sungai dan pantai, kualitas
bangunan rendah, kerapatan dan kepadatan bangunan tinggi. Kondisi ini membuat masyarakat
sulit untuk mejaga jarak dengan warga lainnya. Ruang jalan yang sempit dapat menciptakan
kerumunan warga. Rumah penduduk berukuran kecil, rapat, dan dempet. Tanpa ventilasi dan
tanpa pencahayaan alami yang cukup. Rumah dihuni oleh 4-6 orang. Kondisi pandemi COVID-
19 mengharuskan isolasi selama 14 hari, dengan kondisi rumah seperti itu maka kurang kondusif
untuk menurunkan tingkat penyebaran. Lingkunganya tidak memenuhi standar hidup sehat,
ditandai dengan buruknya kondisi saluran air, penumpukan dan pencemaran sampah disungai,
dan buruknya sanitasi. Jangankan anjuran untuk mencuci tangan, untuk membuang kotoran
limbah padat saja mereka memanfaatkan tanggul sebagai klosetnya. Selain itu, WC umum
digunakan untuk banyak penghuni rumah.
Berdasarkan identifikasi permasalahan maka penelitian ini memberikan solusi pembangunan dan
pengimplementasian penataan lingkungan permukiman yang disebut Master Plan Penataan
Kawasan Permukiman Kumuh Pasca Pandemi COVID-19 yang Tanggap Terhadap Kebutuhan
Ruang, yang dapat digunakan untuk perbaikan kawasan.
Tujuan Khusus: Membuat Master Plan Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Pasca Pandemi
COVID-19 yang Tanggap Terhadap Kebutuhan Ruang, yang dapat digunakan untuk perbaikan
kawasan padat penduduk dengan desain hunian yang memaksimumkan fungsi lahan, tertata,
besar daya tampungnya, tetapi dengan tambahan fasilitas yang memungkinkan warga
penghuninya mendapatkan keuntungan ekonomi dan pelayanan kesehatan.
Urgensi Penelitian: 1) Bagi Pemda Pohuwato sebagai aktor pembangunan merupakan inovasi
dalam strategi pembangunan dalam era adaptasi tatanan baru. 2) Bagi swasta dapat melakukan
tindakan sosial yang berkaitan dengan akses air, makanan dan sanitasi. 3) Bagi organisasi dapat
melakukan pemberdayaan masyarakat dalam penciptaan ekonomi baru 4) Bagi masyarakat dapat
berkolaborasi dengan pemerintah, swasta dan organisasi dalam menciptakan komunitas yang
tangguh terhadap pandemi COVID-19..
Spesifikasi Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian yang terkait dengan model penataan
kawasan permukiman kumuh dan merupakan langkah awal pada skim penelitian dosen pemula
dalam mencanangkan tindak lanjut ke tahun berikutnya agar dapat diterapkan pada skala
lingkungan dan kawasan.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Permukiman Kumuh
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dirumuskan
karakteristik perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai berikut, yaitu:
1. Merupakan satuan entitas perumahan dan permukiman, yang mengalami degradasi
kualitas;
2. Kondisi bangunan memiliki kepadatan tinggi, tidak teratur dan tidak memenuhi syarat;
3. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat (batasan sarana dan prasarana
ditetapkan dalam lingkup keciptakaryaan), yaitu:
a. Jalan Lingkungan,
b. Drainase Lingkungan,
c. Penyediaan Air Bersih/Minum,
d. Pengelolaan Persampahan,
e. Pengelolaan Air Limbah,
f. Proteksi Kebakaran.
Karakteristik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan indikator dalam proses
identifikasi lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
Pola Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh maka dilakukan kegiatan pembangunan dan
perbaikan kembali permukiman menjadi layak huni. Peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh dilakukan dengan pola-pola penanganan sebagai berikut :
1. Pemugaran, merupakan upaya perbaikan atau dapat pula dilakukan melalui
pembangunan kembali kawasan permukiman agar menjadi layak huni
2. Peremajaan, merupakan upaya untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan,
permukiman, dan lingkungan hunian yang lebih baik dengan tujuan untuk melindungi
keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar. Untuk meremajakan suatu
kawasan, terlebih dahulu perlu menyediakan tempat inggal bagi masyarakat yang terkena
dampak. Peremajaan harus menghasilkan rumah, perumahan, dan permukim dengan
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pemukiman kembali, dilakukan apabila lokasi kumuh eksisting adalah lokasi yang tidak
diperuntukkan bagi kawasan permukiman menurut RTRW atau merupakan lokasi yang
rawan bencana serta dapat menimbulkan bahaya bagi orang yang mendiami kawasan/
lokasi tersebut. Pemukiman kembali merupakan upaya memindahkan masyarakat dari
lokasi eksisting yang dilakukan oleh dukungan Pemerintah dan pemerintah daerah yang
juga menetapkan lokasi untuk pemukiman kembali dengan turut melibatkan peran
masyarakat.

Kriteria Permukiman Kumuh


Kriteria permukiman kumuh merupakan kriteria yang digunakan untuk menentukan kondisi
kekumuhan pada perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk
• kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana tata ruang
Bangunan Gedung • ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur, pengamananpetir, penghawaan,
pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan

• kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan nyaman
Jalan Lingkungan • lebar jalan yang tidak memadai
• kelengkapan jalan yang tidak memadai

• ketidaktersediaan akses air minum


Penyediaan Air Minum • tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu
• tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan

• ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan


Drainase Lingkungan • menimbulkan bau
• tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan

• ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah


Pengelolaan Air Limbah • ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku
• tercemarnya lingkungan sekitar

• ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan


Pengelolaan
• ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
Persampahan • tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah

• ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasif


Pengamanan Kebakaran • ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai
• ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran

State of the Art


Hasil penelitian [3] menghasilkan konsep penataan kawasan permukiman desa Lemito dilakukan
melalui 6 (enam) rencana perancangan yaitu rencana struktur peruntukan lahan, rencana
intensitas pemanfaatan lahan, rencana tata bangunan, rencana sistem sirkulasi dan jalur
penghubung, rencana tata kualitas lingkungan, rencana prasarana dan utilitas lingkungan.
Penelitian [4] melakukan identifikasi permukiman kumuh dengan metode skoring. Analisis
terhadap setiap kualitas permukiman penyebab kekumuhan dengan menggunakan tujuh indikator
kumuh, kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekumuhan yakni, bukan permukiman
kumuh, permukiman kumuh ringan, permukiman kumuh sedang dan permukiman kumuh berat.
Penelitian [5] melakukan analisis tingkat kekumuhan permukiman kumuh yang ada di 6 kawasan
pesisir perkotaan. Penelitian [6] disimpulkan bahwa ada 6 faktor yang dapat menghambat
implementasi penataan permukiman kumuh yaitu rendahnya pendapatan masyarakat, minimnya
keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, dokumen yang tidak berkualitas baik,
KPP (Kelompok Pemelihara pembangunan) yang tidak berfungsi, kualitas kelompok swadaya
masyakarat masih rendah, sulitnya merubah perilaku masyarakat. Hasil uji stasitik menunjukkan
bahwa faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap penataan
pemukiman kumuh.
Kebaharuan penelitan ini adalah mengembangkan dan mengimplementasikan penataan
kawasan permukiman kumh yang secara keruangan bisa tanggap terhadap kondisi pandemi
COVID-19. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kawasan kumuh semakin
meluas, terjadinya peningkatan frekuensi bencana banjir dan kebakaran, peningkatan potensi
kerawanan dan konfilk sosial, penurunan tingkat kesehatan masyarakat dan kualitas pelayanan
sarana prasarana permukiman.
Peta Jalan (Road Map) Penelitian
Road map dalam penelitian ini mengambil peran dalam peningkatan kualias permukiman kumuh
yang dimulai dari identifikasi indikator kumuh dan tertuang dalam peta eksisting. Selanjutnya
dilakukan analisis, perumusan skenario, pembuatan konsep penataan, penentuan rencana
prioritas, yang akhirnya adalah dokumen master plan. Hal ini bertujuan unuk memberikan
informasi yang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemerintah dalam hal
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang paling efisien dalam
meminimalisir persebaran COVID-19 di kawasan kumuh. Tujuan akhir adalah semua hasil yang
diperoleh dapat terpetakan dan terancang dengan baik sehingga semua pihak yang
berkepentingan terkait pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di desa
Pohuwato Timur dapat memperoleh informasi detail terkait persebaran indikator kumuh di
lingkungan tersebut.
Gambar 1. Peta Jalan Penelitian

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah kawasan permukiman kumuh di desa Pohuwato Timur, Kec. Marisa,
Kab. Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian selama 1 tahun, yakni tahun 2020.
Gambar 2. Lokasi Penelitian (Sumber : Google Earth, 2020)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Langsung (Field
Research) dan Studi kepustakaan (study research). Penelitian langsung dilakukan dengan cara
observasi fisik lapangan secara keseluruhan (untuk mengenali permasalahan dan penyebab
munculnya kawasan kumuh), dokumentasi, mewawancarai masyarakat dan kuesioner dengan
menggunakan skala pengukuran model likert mengenai 7 kriteria kondisi kekumuhan
berdasarkan kondisi bangunan gedung, kondisi jalan lingkungan, kondisi penyediaan air minum,
kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan limbah, kondisi pengelolaan persampahan dan
kondisi proteksi kebakaran. Studi kepustakaan dilakukan melalui survei ke beberapa instansi
yang terkait dan studi literatur untuk melengkapi kelengkapan data yang diteliti. Alat-alat yang
digunakan dalam pepengumpulan data antara lain peta dasar, alat tulis, kamera, matriks/tabel
untuk pendataan, alat ukur, program grafis yang akan memberikan simulasi penataan lingkungan
permukiman kumuh dan program pengolah kata yang berguna untuk menyusun dan merapikan
kembali data-data yang telah diperoleh di lapangan.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini : Aktivitas masyarakat yang menimbulkan kekumuhan
dilingkungannya. Objek dalam penelitian ini berupa kondisi sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi syarat (batasan sarana dan prasarana ditetapkan dalam lingkup keciptakaryaan), yaitu:
bangunan hunian, jalan lingkungan, drainase lingkungan, penyediaan air bersih/minum,
pengelolaan persampahan, pengelolaan air limbah, proteksi kebakaran.
Teknik Analisis Data
Jenis penelitian yang digunakan merupakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif
digunakan untuk menjelaskan kondisi yang ada di lapangan dengan mengacu pada variabel dan
indikator. Selanjutnya setelah dideskriptifkan lalu dianalisis menggunakan teknik metode
kuantitatif dengan menggunakan teknis analisis regresi berganda dan uji hipotesis. Metode
analisis data digunakan untuk Uji Validasi dan Realibilitas Instrumen kondisi kekumuhan,
karakteristik dan pola aktivitas masyarakat dan uji F stimultan dan uji T persial untuk
mengetahui tingkat signifikan kondisi kekumuhan, karakteristik dan pola aktivitas masyarakat
dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh.
Variabel Operasional dan Pengukurannya
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independen
Varibael independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah perilaku masyarakat.
Indikator dari variabel ini adalah karakteristik dan pola aktivitas masyarakat terhadap
penggunaan, pengelolaan dan pemeliharaan prasarana lingkungan kawasan kumuh.
X = perilaku masyarkat kawasan kumuh kota Gorontalo.
b. Variabel dependen
Variabel Dependen (variabel terikat ) adalah kondisi sanitasi yang terjadi pada kawasan
studi. Kriteria kondisi kekumuhan yang terjadi degradasi akibat adanya perilaku
masyarakat. Indikator dari variabel ini adalah kondisi bangunan gedung, kondisi jalan
lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi
pengelolaan limbah, kondisi pengelolaan persampahan dan kondisi proteksi kebakaran
Y = sanitasi lingkungan kawasan kumuh kota Gorontalo.
Tabel 1. Variabel, Indikator dan Parameter
Tabel 2. Variabel, Variabel Operasional dan Kegunaan/Manfaat
Gambar 3. Alur Analisis
Tabel 3. Pembagian Tugas Penelitian

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Persiapan dan Studi Awal
1 Persiapan, administrasi dan perijinan √
2 Survey Awal √
II Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
1 Observasi fisik berdasarkan 7 indikator kumuh √ √ √
2 Wawancara di lokasi penelitian √ √
3 Pengambilan data kuesioner √ √
Pengambilan data sekunder di Dinas PUPR dan
4
Dinas Perkim Kab. Pohuwato √ √
Pengambilan data sekunder Profil Desa di kantor
5
Desa Pohuwato Timur √ √
III Analisis Data
Pembuatan Peta Tematik berdasarkan 7 indikator
1
kumuh √ √
2 Penginputan data hasil kuesioner √ √
Analisis data kuantitatif dengan teknis analisis
3 regresi berganda menggunakan untuk Uji Validasi
dan Realibilitas Instrumen √ √
Analisis data kuantitatif dengan uji hipotesis
4
menggunakan uji F stimultan dan uji T persial √ √
IV Skenario, Konsep dan Rencana Penataan
Perumusan Skenario Peningkatan Kualitas
1
Permukiman Kumuh √ √ √
2 Pembuatan Konsep Penataan √ √
Penentuan Rencana Prioritas Penataan Kawasan
3
Kumuh √
Pembuatan model penataan kawasan permukiman
4
kumuh √ √
V Penyusunan Laporan, Seminar dan Publikasi
1 Laporan kemajuan penelitian √ √
2 Penyusunan artikel publikasi ilmiah √ √ √
3 Laporan hasil akhir penelitian √ √
4 Publikasi Ilmiah √ √

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Vernon J Lee, Marc Ho, Chen Wen Kai, Ximena Aguilera, David Heymann, Annelies
Wilder-Smith. 2020. Epidemic Preparedness in Urban Settings: New Challenges and
Opportunities. The Lancet Infectious Diseases, Volume 20 Number 5, page 527.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. 2020. Jumlah Terpapar Covid-19 di Gorontalo.
3. Fendy Faizal Gobel. 2019. Konsep Penataan Kawasan Permukiman Desa Lemito. Gorontalo
Jorrnal of Infrastructure & Scince Engineeering. Volume 2, Nomor 2, Oktober 2019,
halaman 31. E-ISSN: 2614-4638.
4. Budiyono, Asep Suryana. 2019. Analisis Penanganan Permukiman Kumuh (Studi Kasus Di
Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Plano
Krisna Vol. 14 No. 2, Desember 2019. ISSN : 2302 – 9307.
5. Reggi Indriani, Sonny Tilaar, Alvin J. Tinangon. 2020. Analisis Tingkat Kekumuhan
Kawasan Perumahan Dan Permukiman Kumuh Di Enam Kawasan Pesisir Kecamatan
Manokwari Barat. Jurnal Spasial Vol 7. No. 1, 2020. ISSN 2442-3262
6. Dwi Kurniasih, Ira Mentayani, Lilis Hartati, Zainal Abidin. 2019. Analisis Penataan
Permukiman Kumuh Rencana Kawasan 1 Kota Banjarmasin Kuin Utara - Alalak Selatan -
Alalak Tengah - Alalak Utara. EnviroScienteae Vol. 15 No. 3, November 2019, halaman
430-440. E-ISSN 2302-3708.

Anda mungkin juga menyukai