Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Perpajakan
Jenjang Studi Strata Satu (S1)
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Syafiq Rifqi Athallah
2.11.17.042
insentif pajak.
di bangku kuliah.
tentang Tax Amnesty, Insentif Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak. Kajian Pustaka
adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh
– sungguh tentang teori – teori dan konsep – konsep yang berkaitan dengan topik
adalah :
adalah:
bahwa:
“pengampunan pajak merupakan kesempatan yang
diberikan dalam waktu terbatas kepada kelompok pembayar
pajak tertentu untuk membayar sejumlah uang tertentu
sebagai pembebasan tanggung jawab (termasuk bunga dan
denda) dalam kaitan dengan tahun pajak sebelumnya tanpa
adanya kekhawatiran untuk dituntut pidana”
pajak.
berikut :
pidana.
2) Tunggakan pajak negara, yaitu utang pajak yang telah pasti dan
paksa.
kerahaisaan bank.
kepada Menteri
syarat, yaitu:
Pernyataan adalah:
diajukan ke DJP.
h. Surat Pernyataan bagi Wajib Pajak yang akan melaksanakan
Menteri Keuangan.
1) Pengetahuan
2) Pemahaman
4) Pemanfaatan
Amnesty ialah :
1) Kejujuran
2) Ketaatan
3) Kesadaran
4) Diri sendiri
a) Perencanaan pajak
koreksi positif, yaitu beban pajak menurut aturan pajak lebih besar
tidak ada perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak (Gunadi, 2000 :
203).
wajib pajak.
insentif non fiscal dan insentif fiscal, insentif non fiscal merupakan
pemerintah yang terkait langsung dengan APBN. Insentif non fiscal biasanya
insentif fiscal dapat diberikan dalam bentuk insentif pajak (taxincentive) dan
jenis dan insentif tersebut dapat dibagi menjadi insentif fiscal (merupakan
menjadi 6 jenis, yaitu tariff pajak yang lebih rendah (reduce corporate
income tax rates), tax holiday, investasi dapat dibiayakan dan pemberian
from indirect taxes) dan zona produksi ekkspor (export processing zones).
a. Tax Holiday
Pemberian insentif pajak jenis ini sering diterapkan oleh negara yang
dibayarkan.
c. Timming Diffrence
pengakuan penghasilan.
e. Administrative Discretion
pajak dapat dinikmati secara otomatis oleh setiap wajib pajak yang
yang akan dicapai dalam pemberian insentif pajak oleh suatu negara.
a. Investasi Regional
b. Investasi Sektoral
c. Peningkatan kualitas
d. Alih teknologi
mendukung,) adanya hukum yang berbelit –belit dan sudah tidak sesuai
dengan kondisi saat ini, birokrasi yang berelbihan dan administrasi yang
yaitu :
1) Kinerja ekonomi
2) Efisiensi pemerintah
3) Efisiensi bisnis
Faktor-faktor kunci yang digunakan meliputi produktivitas, pasar
globalisasi.
4) Infrastruktur
dimasa depan.
Dalam hal perpajakan, Wajib Pajak dituntut untuk ikut serta dalam
adalah:
“tersebut dapat dilihat dari bagaimana seseorang tersebut
membuat keputusan antara melakukan kewajibannya sebagai
warga negara dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
atau justru melakukan penghindaran pajak. Hal tersebut akan
mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak yang ada.”
(2010:68) adalah :
1. kepatuhan formal
2. Kepatuhan material
semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-
perhitungan sebenarnya.
pajak.
sebagai berikut :
pembayaran PKB.
4. Mengetahui jatuh tempo adalah wajib pajak selalu ingat jatuh tempo
Pajak yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu, kepatuhan dalam
melaporkan SPT dalam tepat waktu, kepatuhan terhadap ketentuan material dan
penerimaan negara, dengan adanya pembayaran pajak yang besar maka target
penerimaan negara akan semakin besar, oleh karena itu pemerintah memberikan
kemudahan pembayaran pajak melalui dua hal yaitu Tax Amnesty dan insentif
pajak.
Dari dua faktor terbsebut yang dapat mendorong tingkat kepatuhan wajib
pajak maka diharapkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam Indonesia dapat
dijelaskan hubungan Tax Amnesty dan insentif pajak terhadap tingkat kepatuhan
wajib pajak
2.2.1 Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, sebuah kebijakanharus melalui lima
terhadap kepatuhan wajib pajak karena dengan adanya tax amnesty wajib pajak
terbebas dari segala hutang pajak atas seluruh hartanya yang baru dilaporkan,
terhapusnya segala sanksi administrasi dan sanksi pidana yang mengenai wajib
pajak, dan erbebas dari pemeriksaan dan penyidikan pajak yang biasanya
kepatuhan wajib pajak di masa yang akan datang. Selaras dengan penelitian
perpajakan, maka dapat dipastikan wajib pajak secara sadar akan patuh dalam
terhindar dari pengenaan sanksi perpajakan yang berlaku. Dengan wajib pajak
penelitian terhadulu maka hipotesis satu (H1) penelitian adalah adanya pengaruh
masalah kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Lisa,2015). Wajib pajak orang
pribadi jauh lebih tidak patuh untuk memenuhi kewajiban perpajakannya daripada
wajib pajak badan (Jimenes dan Lyer, 2016). Berbagai cara dilakukan oleh
penelitian terhadulu maka hipotesis satu (H2) penelitian adalah adanya pengaruh
H1
Darussalam,Nadiman,
Tax Amnesty dan Nugrhaeni
X1
Y1
(Sri Rahayu)
X2 H2
(Suandy)
Lisa,Jimenes, dan
Darussalam
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan, Maka dari itu
penulis berasumsi :
Pajak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian adalah :
penelitian adalah :
kevalidasian data yang ada dengan suatu teknik atau prosedur untuk
melakukan penelitian.
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
hal ini objek yang peneliti gunakan ialah Pengaruh Tax Amnesty dan
benda maupun latar peristiwa social. Maka dalam hal ini unit analisis
yang menjadi unit observasi adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah
“suatu attribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang
memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
yaitu Tax Amnesty dan Insentif Pajak, dimana variable yang terkait
1. Tax Amnesty
Undang-Undang.
2. Insentif Pajak
tabel dibawah :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Pengaruh Tax Amnesty (X1)
Tabel 3.2
yuridis formal
perpajakan
Rahayu (2010 ;
140), Chaizi
Nasucha dalam
Erly
Suandy(2014: 97)
nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala
pengengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval,
dan rasio”.
menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sample. Pengerituan tersebut dapat
3.2.3. Populasi
sebagai berikut:
samapai dengan 500. Bila sampel dibagi dalam kategore maka jumlah
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
5%
n= 30
1 + 30 10²
n= 30 = 23 responden
1.30
Tempat yang akan peneliti tuju adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Tabel 3.5
Waktu Pelaksanaan Penelitian
1 Pra Survei:
a. Pengajuan Judul
b. Persiapan Teori
c. Mencari Tempat
Penelitian
2 Usulan Penelitian :
a. Penulisan UP
b. Bimbingan UP
c. Sidang UP
d. Revisi UP
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Skripsi:
a. Bimbingan Skripsi
b. Sidang Skripsi
c. revisi Skripsi
d. Pengumpulan Draft
Skripsi
Dalam penelitian daya yang diambil berasal dari data primer yang
telah diisi oleh responder untuk enguji kebenaran maka jawaban yang
mengemukakan bahwa:
pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur
peneliti.
r = Keofisien Korelasi
n = Jumlah Responder
∑XY = jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor
reliabilitas digunakan metode split half, hasilnya bisa dilihat dari nilai
Correlation Between Forms. Hasil penelitian reliabel terjadi apabila
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Metode
yang digunakan adalah Split Half, dimana instrument dibagi menjadi dua
kelompok.
Dimana :
r
AB = Korealsi Pearson Product Moment
apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang
realibel
Dimana:
r = koefisien korelasi
responder.
Bandung Cicadas.
Tabel 3.6
Dimana :
Me = Rata-Rata
nilai terendah (1) dan nilai tertinggi (5) yang telah diteteapkan.
Tabel 3.7
No Interval Kriteria
4 10-12,4 Efektif
sebagai berikut :
Tabel 3.8
No Interval Kriteria
4 13,3-16,5 Efektif
Tabel 3.9
No Interval Kriteria
4 10-12,4 Efektif
hipotesis
-1<r<1 yaitu:
Apabila r =1, artinya terdapat hubungan positif antara variable X1,X2,
variable Y1.
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada
tabel berikut :
yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada
tabel berikut :
Tabel 3.10
Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien
Korelasi
Interval Tingkat
Koefisien Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 0,999 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2017:184)
berikut:
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Data
t = Tingkat signifikan thitung diperbandingkan dengan
ttabel
a. Jika thitung > ttabel pada α = 5 % atau thitung < ttabel atau P
value (sig) < α
b. Jika thitung < ttabel pada α = 5 % atau thitung > ttabel atau P
value (sig) > α
Gambar 3.1
H0 : r = 0 atau Ha : r ≠ 0
Dimana:
sebagai berikut:
Keterangan:
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
n = Jumlah Sampel
dengan kriteria:
(berpengaruh).
b. Jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 % atau P Value (sig) > α maka Ho
diterima dan
dependen.
Gambar 3.2
Kurva Distribusi Uji F
https://news.ddtc.co.id/peluang-meningkatkan-kepatuhan-dengan-insentif-pajak-24657
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191017/259/1160343/tax-amnesty-reformasi-pajak-
yang-tak-usai
https://djponline.pajak.go.id