2, Desember 2017
Abstrak
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dilaksanakan atas hak setiap warga negara memperoleh
layanan kesehatan, baik yang bertempat tinggal di perkotaan maupun di perdesaan termasuk di daerah
terpencil perbatasan kepulauan. Pelaksana program JKN dilaksanakan oleh unit pelayanan kesehatan mulai
dari pelayanan kesehatan di puskesmas sampai dengan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit dengan
pembayaran yang dilakukan oleh Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) kepada unit pelaksana
pelayanan kesehatan dengan mekanisme transfer berdasarkan sistem dana kapitasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan penganggaran dan penerimaan dana kapitasi tenaga
kesehatan program jaminan kesehatan nasional di daerah terpencil Puskesmas Mapaddegat Kabupaten
Kepulauan Mentawai dengan mengunakan metode kualitatif. Pengumpulan informasi melalui observasi
wawancara mendalam terhadap informan dan informan kunci dan Dokumentasi. Penelitian dilaksanakan bulan
januari s/d juni 2017. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pelaksanaan penganggaran dan penerima
dana kapitasi tenaga kesehatan pada tahun 2014-2015 belum berjalan sesuai ketentuan pembayaran, tahun
2016 masih ditemukan permasalahan pembayaran norma kapitasi oleh BPJS Kesehatan sudah normatif
namun belum sesuai dengan jumlah peserta yang terdaftar. Tahun 2017 penerimaan dana kapitasi sudah
berjalan lebih baik dibuktikan dengan telah teradministrasi dan terdokumentasi semua bentuk pemanfaatan
dan realisasi belanja pencairan dana kapitasi untuk seluruh petugas di puskesmas dan jaringannya.
Kata kunci: Tenaga kesehatan, penganggaran, penerimaan dana kapitasi dan program JKN
Abstract
The National Health Insurance Program (JKN) is implemented on the right of every citizen to receive health
services in both urban and rural areas, including in remote border areas of the island. Implementing the JKN
program is implemented by health care unit starting from health service at puskesmas to referral health service
in hospital with payment made by BPJS to health service implementation unit with transfer mechanism based
on capitation fund system. This study aims to describe and analyze the implementation of budgeting and
receiving capitation funds health workers national health insurance program in remote areas Mapaddegat
Puskesmas Mentawai Islands by using qualitative methods. Information gathering through in-depth interview
observation of key informants and informants and Documentation. The study was conducted from January to
June 2017. The results of this study illustrate that the implementation of budgeting and recipients of capitation
funds of health personnel in 2014-2015 has not run according to payment terms, in 2016 still found the problem
of payment of capitation norms by BPJS Health has been normative but not in accordance with number of
registered participants according to the provisions. In 2017, the capitation of the capitation funds has been
better implemented as proven by the administration and documentation of all forms of utilization and realization
of capitation fund disbursement expenditure for all officers at the puskesmas and its network.
Keywords: Health Manpower, policy, budgeting, admission of capitation funds and Health Insurance Program
92
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
93
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
kepada peserta. Dengan demikian dokter tetap dapat dan tidak ada lagi informasi baru. Wawancara
menanggung peserta dan semakin banyak peserta dilakukan langsung oleh peneliti. Informasi yang
maka semakin leluasa dokter untuk menekan jumlah diperoleh peneliti disajikan dalam bentuk data
peserta yang dirujuk ke pelayanan primer.8 dan informasi yang bisa menjelaskan pelaksanaan
Apabila prinsip penggunaan dana kapitasi penganggaran dan penerimaan dana kapitasi
yang dilakukan oleh Puskesmas sesuai maka program tenaga kesehatan program JKN di daerah terpencil
JKN akan berjalan sesuai yang diinginkan. Namun Puskesmas Mapaddegat Kabupaten Kepulauan
berdasarkan hasil Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Mentawai.
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2016, belum Analisis data terdiri dari tiga tahap dengan
terlihat adanya peningkatan pelayanan kesehatan di menggunakan cara analisis Miles dan Huberman
puskesmas setelah menerima dana kapitasi yang yaitu tahap 1: reduksi data, tahap 2: penyajian data,
disebabkan karena tenaga kesehatan merasa jasa dan tahap 3: menarik kesimpulannya.10 Kerangka
pelayanan kesehatan yang mereka terima masih pikir penelitian sebagaimana pada Gambar 1.
kurang. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
maka dirumuskan penelitian dengan tujuan menggali Hasil
informasi tentang pelaksanaan penganggaran dan a. Gambaran umum puskesmas
penerimaan dana kapitasi tenaga kesehatan di Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri
daerah terpencil Puskesmas Mapaddegat Kabupaten Kesehatan No. 6 tahun 2013 dan SK Bupati
Kepulauan Mentawai. Kabupaten Kepulauan Mentawai No. 459 tahun
2015, Puskesmas Mapaddegat adalah puskesmas
Metode sangat terpencil kategori DTPK. Tenaga Puskesmas
Penelitian didesain dengan studi kualitatif Mapaddegat dokter 2 orang, dokter gigi 1 orang,
agar dapat mendapatkan informasi secara mendalam bidan 34 orang dan perawat 28 orang yang melayani
tentang penerimaan dan pemanfaatan dana penduduk tahun 2016 sebanyak 11.060 Jiwa (DUK
kapitasi di Puskesmas Mapaddegat. Pengumpulan Capil Kabupaten Kepulauan Mentawai).
informasi dilakukan dengan wawancara mendalam Puskesmas Mapaddegat menerima dana
dan triangulasi untuk mempertahankan validitas kapitasi jasa pelayanan kesehatan paling rendah
informasi dilakukan observasi dan telaah dokumen. dari puskesmas yaitu Rp. 3500/Jiwa/bulan. Jumlah
Wawancara dilakukan pada informan yang dana kapitasi yang diterima Puskesmas Mapaddegat
dianggap mengetahui masalah secara jelas yaitu tidak sesuai dengan kesepakatan Asosiasi Kepala
kepala puskesmas dan tenaga kesehatan dengan Dinas Kesehatan (Adinkes) dan Permenkes No.
jumlah informan sesuai kebutuhan atau secara 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan
purposive. Kesehatan dalam Penyelenggaraaan Program JKN
Wawancara dilakukan secara semi struktur pasal 12 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa tarif
dengan mempergunakan pedoman wawancara dan pelayanan kesehatan tingkat pertama DTPK yang
dokumentasi adalah metode pengumpulan data diberikan kepada dokter sebesar Rp.10.000, bidan
secara tertulis9. Jumlah informan dianggap cukup dan perawat sebesar Rp. 8.000. Bulan Januari - Juni
apabila informasi yang dibutuhkan dianggap cukup tahun 2015 Puskesmas Mapaddegat menerima dana
Gambar 1. (Struktur/Lembaga)
94
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
kapitasi tidak sesuai dengan aturan dan tahun 2016 sepenuhnya oleh puskesmas karena pencairannya
sudah menerima sesuai aturan normatif sebesar yang selalu terlambat setiap tahunnya, kurangnya
Rp.10.000/Jiwa/bulan tetapi pembayarannya tidak kemampuan SDM puskesmas dalam merealisasikan
sesuai kouta yang terdaftar di puskesmas sehingga dana operasional yang berupa pengadaaan barang
menimbulkan permasalahan. barang dan jasa serta pembayaran dana kapitasi
Pendistribusian dana kapitasi ke puskesmas oleh BPJS Kesehatan tidak sesuai dengan kuota
secara normatif sebesar 10.000/jiwa/bulan kepesertaan yang ada dan tidak transparan.
yang dikirim oleh BPJS Kesehatan ke rekening
penampung dana kapitasi Puskesmas Mapaddegat a. Pelaksanaan kebijakan dana kapitasi
setiap bulannya. Penerimaan dana kapitasi tahun Kebijakan adalah suatu keputusan atau
2016 sebesar Rp. 963.195.000 digunakan untuk ketetapan pemerintah untuk melakukan suatu
membayar jasa pelayanan kesehatan dan operasional tindakan yang dianggap akan membawa dampak baik
di puskesmas karena sudah melayanani peserta JKN. bagi kehidupan warganya11 demikian juga kebijakan
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten program JKN seharusnya memberikan dampak
Kepulauan Mentawai, jumlah kepeserta Program positif namun program JKN masih belum konsisten
JKN tahun 2015 dan 2016 sebagaimana pada dan sarat nuansa politik. Kondisi ini terjadi karena
Tabel 1. menurut David Easton dalam Budi Winarno 2007,
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa yang menjadi penguasa dalam suatu sistem politik
jumlah masyarakat yang menjadi peserta KIS tahun yaitu anggota eksekutif, legislatif, yudikatif dan
2015 sebanyak 8.217 jiwa atau sebesar 68,1% administrator yang dapat menitipkan kepentinganya
dari jumlah penduduk yang terdiri dari peserta pada saat pembuatan kebijakan,12 sehingga kebijakan
Jamkesmas, jamkesda, askes PNS dan BPJS program JKN tidak konsisten karena selalu berubah-
mandiri. Pembagian ini karena masih terdapat ubah dan menjadi permasalahan.
sharing dana untuk kabupaten kota yang disediakan
oleh APBD pemerintah daerah (60%) dan APBD “Kebijakan program JKN terus berubah seiring waktu
Provinsi Sumatera Barat (40%). Tahun 2016 jumlah disempurnakan, contohnya tahun 2017 ini ada kenaikan
kepersetaan JKN kurang karena naiknya persentase biaya premi baik peserta miskin ataupun peserta
premi yang harus dijaminkan oleh pemerintah daerah mandiri, yang miskin dibayar pemerintah sehingga
(80%) dan yang di tanggung oleh APBD Provinsi pembayaran biaya pelayanan kesehatan di FKTP
Sumatera Barat (20%). (Pemberi Pelayanan Kesehatan) berjalan baik sehingga
Jumlah sasaran orang miskin (PBI APBN) seluruh peserta memperoleh pelayanan kesehatan yang
di Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2016 berkesinambungan”. (Informan 1)
sebanyak 28.162 Jiwa, masyarakat miskin/kurang
mampu (PBI APBD) sebanyak 32.629 jiwa. Kebijakan pemerintah yang terkait dalam
Jumlah tersebut menjadi dasar untuk menetapkan pelaksanaan Program JKN adalah kebijakan
anggaran peserta (PBI APBD), namun dana dana kapitasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat
kapitasi yang sudah dianggarkan di dalam DPA Pertama (FKTP) yang diatur oleh Perpres No. 32
(dokumen penganggaran), tidak dapat terealisasikan tahun 2014, Permenkes No. 21 Tahun 2016 dan
Permenkes No. 28 dan No. 59 Tahun 2014. Dalam
95
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
penerapan penyelenggaraan program JKN masih FKTP. Hasil evaluasi yang dilakukan BPK RI
terdapat kelemahan yang menyebabkan kerugian. masih ditemukan kendala dalam implementasinya
Berdasarkan wawancara mendalam dengan informan diantaranya pendistribusian dana kapitasi jasa
bahwa kebijakan masih bermasalah di pelaksanaan. pelayanan kesehatan.7
96
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) sebagai kapitasi mereka sesuai kebijakan yang ada, tidak
pendapatan daerah yang sah dan dapat dipakai adanya rekonsiliasi jumlah pendapatan dana kapitasi
oleh puskesmas untuk membayar jasa pelayanan sesuai kuota kepesertaan yang ada. Berikut ini dapat
kesehatan di puskesmas dan dukungan operasional dilihat jumlah kepesertaan JKN dan penerimaan
pelayanan kesehatan. Namun menemukan kendala kapitasi sesuai kuota yang ada sebagaimana Tabel 2.
karena DPPKAD memgesahkan pada akir tahun Dana Kapitasi Yang di trasnfer oleh BPJS
menjelang tutup anggaran sehingga bendahara Kesehatan dari bulan Januari s/d Desember (Rp)
JKN puskesmas tidak dapat merealisasikan secara Dana Kapitasi Yang diterima Puskesmas dari BPJS
maksimal dana kapitasi sehingga disarankan Kesehatan bulan Januari s/d Desember (Rp).
kepada puskesmas, dinas kesehatan dan DPPKAD Berdasarkan data penerimaan kapitasi
untuk dapat mengesahkan dan mencatat setiap diatas masih terdapat kekurangan pembayaran dana
pendapatan dana kapitasi jasa pelayanan kesehatan kapitasi oleh BPJS Kesehatan kepada Puskesmas
yang digunakan oleh puskesmas lebih awal. Berikut Mapaddegat sebesar Rp.374.836.364.00 tahun 2015.
ini pernyataan temuan penelitian dilapangan dari Kebijakan Program JKN khusunya pada pemanfaatan
informan penelitian NH yang diungkapkan sebagai dana kapitasi belum terkoordinasi dengan baik di
berikut: tingkat daerah yang terlihat dari pembayaran norma
kapitasi yang tidak sesuai aturan seperti Puskesmas
“Penerimaan Dana Kapitasi jasa pelayanan kesehatan Mapaddegat Kabupaten Kepulauan Mentawai
di Puskesmas Mapaddegat tahun 2016 sudah mengacu yang memiliki dua orang tenaga dokter yang setiap
pada aturan, tetapi pada tahun 2014 penerimaan dana bulannya memperoleh norma kapitasi hanya 3.500/
kapitasi masih belum sesuai aturan” jiwa/bulan. Dana kapitasi yang langsung dikirimkan
oleh BPJS Kesehatan ke fasilitas kesehatan melalui
Pemberian dana kapitasi jasa pelayanan transfer ke rekening masing-masing puskesmas
kesehatan agar dapat disesuaikan dengan beban yang telah ditetapkan oleh kepala daerah, sesuai
tanggungjawab dan tupoksi masing-masing petugas. dengan Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri
Tahun 2016 tidak semua dana yang direalisasikan, Kesehatan yang penggunaannya sudah jelas dalam
sehingga tenaga kesehatan yang ada belum merasa aturan tersebut.
puas dengan penerimaan dana kapitasi yang mereka Informasi yang didapatkan dari informan
dapatkan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya dari hasil wawancara mendalam dan telah
transparansi berapa jumlah kepesertaan mandiri diklarifikasi oleh informan kunci diketahui bahwa
yang aktif dari BPJS Kesehatan, berpengaruh semua tenaga kesehatan di Puskemas Mapaddegat
signifikan terhadap jumlah penerimaan kapitasi tidak menerima dana kapitasi untuk pembayaran
disetiap bulannya dalam melakukan pengeolaan jasa tenaga kesehatan.
dana kapitasi. Sehingga Puskesmas tidak menerima
97
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
“Semua tenaga kesehatan di Puskesmas khususnya mulai dari penilaian ketersediaan jumlah SDM
Puskesmas Mapaddegat ini kami Januari s/d Maret tahun Kesehatan, jumlah ketersediaan sarana, alat, obat
2014 tidak menerima dana kapitasi jasa pelayanan buk,
kami dengar uangnya ada di rekening Dinas Kesehatan pada fasilitas kesehatan. Hasil dari penilaian
tapi dak pernah dinas membayar jasa kami” kredensialing tersebut dipergunakan sebagai acuan
dalam menetapkan norma kapitasi jasa pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan di puskesmas. Setiap tahun kredensialing dilakukan
Mentawai pada tahun 2016 merealisasikan semua pemutahiran dokumen dari BPJS ke puskesmas
dana kapitasi agar tidak terjadi permasalahan serupa untuk diisi. Kenyataanya hasil kredensialing setiap
tahun sebelumnya. Realisasi dana kapitasi sesuai tahun hanya diatas kertas dan tidak di tindak lanjuti
dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden nomor sebagai acuan dalam menentapkan norma serta
32 tahun 2014 yang menetapkan seluruh fasilitas menyalahi prosedur yang berlaku.
kesehatan harus mempunyai rekening penampung
dana kapitasi yang ditetapkan oleh Bupati dan Pembahasan
rekening tersebut merupakan bagian dari rekening a. Analisis prespektif sosiologis teori strukturasi
Bendahara Umum Daerah yang disahkan oleh dari Anthony Giddens
DPPKAD. Berdasarkan teori strukturasi Anthony
BPJS Kesehatan membayar dana kapitasi Giddens, pelaksanaan penganggaran dan penerimaan
jasa pelayanan kesehatan sesuai total kepesertaan dana kapitasi tenaga kesehatan program JKN di
tahun 2016 sebesar Rp. 896.160.000, ditambahkan Puskesmas Mapaddegat Kabupaten Kepulauan
kekurangan pembayaran di tahun sebelumnya Mentawai dapat menekankan pada struktur dualitas.
namun kenyataannya dana kapitasi yang diterima Sifat struktur mengatasai waktu dan ruang sehingga
oleh Puskesmas Mapaddegat masih tetap kurang dari bisa diterapkan pada berbagai situasi dan kondisi
nilai normatif yang seharusnya karena tidak sesuai yang bersifat mengekang (constraining) dan
dengan kuota kepesertaan yang ada di puskesmas. memberdayakan (enabling) yang terjadi pada praktik
Menurut informasi dari informan bahwa dana sosial.14
kapitasi yang dibayarkan masih tidak sesuai dengan Kebijakan pemerintah tentang dana kapitasi
kuota termasuk peserta mandiri. adalah bentuk kompensasi dari BPJS kesehatan yang
dikirim langsung kerekening puskesmas. Rekening
“Jumlah Penerimaan kapitasi pada tahun ini masih puskesmas merupakan bagian dari rekening umum
belum sesuai dengan kuota kepesertaan karena kita daerah dan ditetapkan oleh kepala daerah. Dana
berulangkali meminta data peserta mandiri kepada BPJS
namun tidak bisa mendapatkannya berapa sebenarnya kapitasi menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
jumlah peserta madiri yang mampu terdaftar di yang harus tercatat di Dinas Pengelolaan Pendapatan
Puskesmas Mapaddegat ini, sehingga jelas menghitung dan Keuangan Daerah. Dana kapitasi dapat langsung
besaran kapitasi setiap tahunnya” kemaren tahun
2016 puskesmas merealisasikan dana kapitasi sebesar
di pergunakan oleh puskesmas meskipun belum
Rp.556.885.750,- yang dipergunakan 60% untuk BLUD. Dana kapitasi dapat dipakai melalui kegiatan
membayarkan jasa pelayanan kesehatan untuk petugas pemanfaatan dana kapitasi jasa pelayanan kesehatan
dan 40% nya untuk operasional pelayanan kesehatan, yang ada di dokumen pengganggaran (DPA)
dan untuk tahun 2015 pembayaran dana kapitasi
dari BPJS Kesehatan masih tetap kurang sebesar Rp. puskesmas yang terlebih dahulu disahkan oleh
374.836.364.00,-” DPRD. DPA yang telah di sahkan mengalokasikan
pembayaran jasa petugas pelayanan kesehatan 60%
Pembayaran norma kapitasi Puskesmas dan operasional pelayanan kesehatan 40%.
Mapaddegat pada bulan September 2014 s/d Juli Kepala puskesmas dapat memanfaatkan
2015 ditetapkan tidak berdasarkan dilakukannya dana kapitasi dengan mengusulkan Rencana
kredensealing ke Puskesmas Mapaddegat Kabupaten Kegiatan Anggaran (RKA) kepada Dinas Kesehatan.
Kepulauan Mentawai. Kredensialing adalah sejenis Dinas Kesehatan mengusulkan dokumen anggaran
penilaian yang dilakukan oleh lembaga BPJS ke tim Panggar/Dewan untuk mendapatkan
Kesehatan pada setiap fasilitas kesehatan yang pengesahan. Puskesmas mengajukan penggunaan
akan bekerjasama dengan pihak BPJS Kesehatan dana kapitasi kepada Kepala Dinas Kesehatan yang
98
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
selanjutnya diverifikasi kelengkapan berkas Surat tidak mendapatkan dana kapitasi jasa pelayanan
Pertanggung Jawaban (SPJ) oleh pengelola. Setelah kesehatan.
berkas dinyatakan lengkap, Kepala Dinas Kesehatan Penerapan kebijakan yang masih lemah
menerbitkan Surat Permohonan Pernyataan dan di puskesmas dan kurangnya pengawasan kepala
Pengesahan Belanja (SP3B) dan surat pengantar ke puskesmas terhadap bendahara pengelolaan dana
DPPKAD untuk disahkan penggunaan dana kapitasi. kapitasi jasa pelayanan kesehatan menyebabkan
Setelah semua proses selesai, puskesmas dibayarkan petugas pelayanan kesehatan yang sebenarnya tidak
dana kapitasi berdasarkan pelayanan yang dilakukan berhak menerima dana kapitasi jasa pelayanan
oleh puskesmas untuk membayar jasa petugas dan namun tetap dibayarkan. Penyalahgunaan distribusi
operasional setiap bulannya. seperti ini akan berdampak merugikan petugas
Prosedur pencairan dan pemanfaatan, kesehatan karena hak yang seharusnya didapatkan
implementasinya masih dirasakan mengalami oleh petugas kesehatan tersebut menjadi berkurang.
banyak kendala selama ini karena kurangnya
sosialisasi kebijakan dari pusat ke daerah sehingga c. Struktur Bersifat Melegalkan (Enabling).
ditemukan kelemahan aparatur teknis dalam Dalam Penelitian ini ditemukan bahwa
pemahaman kebijakan di tingkat daerah yang struktur bersifat enabling dimana struktur tersebut
berakibat koordinasi kebijakan ditingkat daerah adalah sesuatu yang dapat memberikan peluang
belum berjalan maksimal yang beradampak pada untuk memampukan suatu tindakan, namun
pelaksanaan sehari-hari tidak berjalan dengan baik. ternyata justru melegalkan atau menganabling atau
memampukan suatu tindakan yang dalam penelitian
b. Strukturasi Bersifat Mengekang (constraining). ini dapat dilihat pada seorang tenaga kesehatan
Norma kapitasi untuk puskesmas terpencil adalah orang yang memiliki kopetensi sesuai dengan
sudah diatur secara tegas dalam kebijakan Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan( PNPK)
Permenkes Nomor: 59 tahun 2014 yaitu puskesmas yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, pada
terpencil yang memiliki dokter umum menerima saat Kepala Puskesmas menerbitkan surat keputusan
norma kapitasi sebesar Rp. 10.000,-/jiwa/bulan, tenaga kesehatan pemegang program di puskesmas
namun kenyataannya BPJS kesehatan tidak dengan tujuannya adalah agar tenaga kesehatan
melakukan pembayaran sesuai norma kapitasi dari yang telah bekerja tersebut mendapat tambahan
bulan September 2014 s/d Juli 2015 namun hanya poin, dan dari tambahan poin yang didapat tersebut
membayar 3.500/jiwa/bulan. Pembayaran norma nantinya akan mempengaruhi jumlah penerimaan
kapitasi baru dibayarkan sesuai Permenkes mulai jasa kapitasi tenaga kesehatan setiap bulannya.
bulan Agustus 2015 setelah kepada BPJS diganti. Sebagai pengelola program tenaga kesehatan dapat
Pengalaman ini memperlihatkan bahwa menerima dana kapitasi sedikit jauh lebih banyak di
kebijakan tidak selalunya dapat dilaksnakan dengan bandingkan tenaga kesehatan yang bukan sebagai
baik karena adanya pengaruh struktur yang kuat di pengelola program.
tubuh BPJS sehingga pembayaran norma kapitasi
yang seharusnya dengan aturan yang jelas bisa Kesimpulan
dilanggar dan diselewengkan oleh BPJS. Penyebab Penganggaran dan penerimaan dana kapitasi
lain yang menyebabkan kondisi ini adalah lemahnya tenaga kesehatan di puskesmas terpencil program
pemahaman dalam penerapan aturan di puskesmas JKN:
dan penerapan di puskesmas yang tidak proporsional, 1. Kebijakan pemerintah tentang dana kapitasi
misalnya seorang petugas kesehatan menerima jasa daerah terpencil diatur oleh Perpres No. 32
pelayanan kesehatan di puskesmas padahal petugas tahun 2014, PMK No. 28 Tahun 2014, PMK No.
kesehatan tersebut menpunyai izin tidak kerja sudah 59 Tahun 2014 dan PMK No. 21 tahun 2016.
lebih dari 5 hari kerja. Berdasarkan Peraturan Pelaksanaan kebijakan oleh Perbup Kabupaten
Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 43 tahun 2014 Kepulauan Mentawai No. 43 Tahun 2014 dan
menjelaskan bahwa seorang petugas kesehatan perubahannya No. 33 Tahun 2015. Sosialisasi
yang izin tidak kerja selama ebih dari 5 hari kerja kebijakan masih kurang menyebabkan
99
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
100
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Desember 2017
101