Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN

PENERIMAAN KAS PADA PT MAYORA INDAH TERBUKA

DRAFT PROPOSAL

DISUSUN OLEH:
GEDE KURNIA ARTHA

1817041201

6B
PRODI S1 MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
A. Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi merupakan serangkaian sistem yang dapat
membantu manajemen perusahaan untuk mengambil suatu keputusan yang
memberikan pengaruh pada perusahaan sehingga perusahaan mampu menghadapi
tantangan dari perusahaan - perusahaan yang sejenis. Sistem informasi akuntansi
mampu memberikan perubahan yang begitu besar terhadap perusahaan yang
menggunakan sistem informasi akuntansi. Pengguna dalam sistem informasi
akuntansi merupakan keharusan bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan -
kegiatan dalam perusahaan secara lebih cepat, akurat, efisien dan efektif,
walaupun informasi yang dihasilkan merupakan olahan dari komputer. Sistem
informasi akuntansi atas penjualan dan penerimaan kas merupakan sistem utama
yang sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan.
Dalam sebuah usaha, proses penjualan merupakan salah satu proses yang
penting untuk kelangsungan hidup usaha. Analisis terhadap sistem informasi
akuntansi terutama pada fungsi penjualan sangat dibutuhkan karena penjualan
merupakan fungsi utama dalam keberhasilan perusahaan. Tolak ukur keberhasilan
perusahaan dapat dilihat dari penerimaan kas perusahaan tersebut. Sehingga dapat
dikatakan keefektifan fungsi penjualan akan berbanding lurus dengan laba yang
diperoleh. Kemudian laba yang diperoleh akan terkelola dengan baik jika fungsi
penerimaan kas berjalan dengan baik pula. Oleh sebab itu maka dibutuhkan
pengendalian yang tepat dalam pengawasan fungsi penjualan dan fungsi
penerimaan kas. ( Ike, 2013 ).
Penjualan merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan untuk dapat
memperoleh keuntungan, sedangkan penerimaan kas adalah kas yang diterima
perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang memiliki
sifat dapat segera digunakan. Diperoleh dari transaksi perusahaan maupun
pendapatan jasa, penerimaan bunga investasi, penjualan tunai, pelunasan piutang,
atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. Kas dalam neraca
merupakan kas yang paling liquid, karena hampir setiap transaksi dilakukan oleh
fungsi berwenang atau terkait di dalam perusahaan maupun dengan pihak luar
sehingga sebagian besar akan mempengaruhi kas. (Krisnawati, dkk, 2013).
Dalam menjalankan perusahaan untuk mampu bertahan dan bersaing suatu
perusahaan dituntut memiliki manajemen berkarakter baik dan mendukung
kemampuan dalam berkompetisi. Dalam suatu perusahaan harus memiliki
manajemen dengan kinerja yang efektif dan efisien. Karena dengan manajemen
yang efektif dan efisien faktor-faktor penghambat dalam proses penerimaan laba
perusahaan dapat dihindari.
Agar tujuan diatas dapat tercapai, maka pada perusahaan penjualan dan
penerimaan kas yang baik perlu dibentuk agar dapat diketahui efektifitas dan
efesiensi sistem berkaitan dengan sistem informasi akuntansi, sehingga dapat
tercipta pengawasan dan pengendalian yang terdapat pada penjualan dan
penerimaan kas dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pimpinan dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian mengenai:
“ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN
PENERIMAAN KAS PADA PT MAYORA INDAH TBK”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan
kas pada PT Mayora Indah Tbk?
2. Bagaimana efektivitas sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan
kas yang diterapkan pada PT Mayora Indah Tbk?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi penjualan dan
penerimaan kas pada PT Mayora Indah Tbk.
2. Untuk mengetahui keadaan pengendalian internal terhadap sistem informasi
akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT Mayora Indah Tbk.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis dapat menambah
wawasan dan pengetahuan terapan disamping pengetahuan teoritis yang telah
diperoleh mengenai sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas.
2. Bagi PT Mayora Indah Tbk, dengan melakukan penelitian ini perusahaan
dapat mengetahui alternative pemecah masalah yang terjadi dalam kegiatan
perusahaan.
3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Kajian Teori
E.1. Sistem Informasi Akuntansi
E.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi adalah suatu rangkaian informasi yang di dalamnya
terdapat bagian – bagian yang berhubungan dan saling berketergantungan satu
sama lain, mulai dari bagian yang besar ke bagian yang terkecil.
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan kegiatan - kegiatan dari
organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan
informasi yang didapatkan dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal
kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang
dan operasi masa depan, serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham,
pemerintah dan pihak-pihak luar lainnya.
Sistem informasi akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih
komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang
terdiri dari perilaku, serangkaian prosedur dan teknologi informasi.
Accounting Information System is a subsystem of a management information
system (MIS) that provides accounting and inancial information as well as other
information obtained in the routine processing of accounting transactions (Jones
dan Rama, 2006: 5), yang artinya Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem
dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan juga informasi lainnya yang didapatkan dari pemrosesan transaksi
akuntansi rutin.
Sistem Informasi Akuntansi dibagi menjadi 3 transaksi (Jones dan Rama,
2006: 4), yaitu.
1. an aquistion (purchasing) cycle is the process of purchasing and paying for
goods or services, yang artinya siklus akuisisi adalah proses pembelian
barang atau services dan pengeluaran kas;
2. a conversion cycle is the process of transforming aquired into goods and
services, yang artinya siklus konversi adalah suatu proses dalam mengubah
barang setengah jadi menjadi barang jadi;
3. a revenue cycle is the process of providing goods or servies to customers and
collecting cash, yang artinya siklus penerimaan adalah suatu proses yang
memberikan barang atau jasa dari penjualan dari penjualan ke konsumen
dan penerimaan kas.

E.1.2. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi


Karakteristik yang harus dipenuhi dari sistem informasi akuntansi adalah
sebagai berikut:
1. Relevant (Relevan)
Sistem harus menghasilkan informasi yang relevan, yang dapat memberikan
informasi yang berbeda-beda kepada pengambilan keputusan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengurangi ketidaktentuan atau dengan cara
meningkatkan pengetahuan atau nilai tambah untuk mengambil keputusan.
2. Reliable (Keandalan)
Sistem harus menghasilkan informasi yang dapat dihandalkan yang bebas dari
bias dan kesalahan (error). Dengan kata lain, informasi tersebut dapat
menggambarkan kejadian-kejadian atau aktivitas-aktivitas dalam organisasi
secara akurat.
3. Complete (Lengkap)
Sistem harus menghasilkan informasi yang lengkap yang didalamnya
mencakup semua data yang relevan.
4. Timely (Tepat Waktu)
Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu yang dapat
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
5. Understandable (Dapat dimengerti)
Sistem harus menghasilkan informasi yang dapat dimengerti ketika
dipresentasikan dalam suatu bentuk yang berguna dan dapat dimengerti oleh
pemakai.
6. Verifiable (Dapat dibuktikan)
Sistem harus menghasilkan informasi yang dapat dibuktikan, jika dua orang
yang memiliki pengetahuan dapat menghasilkan secara indevenden informasi
yang sama.

E.1.3. Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Jones dan Rama (2003:6), tujuan dan kegunaan sistem informasi
akuntansi ada lima, yaitu:
1. Menghasilkan laporan eksternal
Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan-laporan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal
perusahaan.
2. Mendukung aktivitas yang rutin
Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivitas-aktivitas operasional
yang bersifat rutin selama siklus operasi perusahaan.
3. Mendukung keputusan
Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bersifat non
rutin yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.
4. Perencanaan dan pengawasan
Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan dan
pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan
dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk membandingkan antara
anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.
5. Implementasi pengendalian internal
Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang
digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau
penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat
berhasil yaitu dengan membangun suatu sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi.

E.1.4. Komponen Sistem Informasi Akuntansi


Terdapat enam komponen dari sebuah sistem informasi akuntansi, yaitu :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbaga fungsi.
2. Prosedur-prosedur dan intruksi-intruksi, baik manual maupun yang
terotomatisasi, yang terlibat dalam pengumpulan, pemrosesan dan
penyimpanan data mengenai aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data mengenai organisasi dan proses-proses bisnisnya.
4. Perangkat lunak digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, yang mencakup komputer-komputer,
perangkat pendukung dan perangkat komunikasi jaringan yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses serta mentransmisikan data
dan informasi.
6. Pengukuran keamanan dan pengendalian internal yang mengamankan data
dalam sistem informasi akuntansi.

E.1.5. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Mulyadi (2013:3) terdapat lima unsur pokok dalam sistem
akuntansi, yaitu:
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen karena dengan
formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Contoh formulir adalah faktur
penjualan, bukti kas keluar, cek, dan lain-lain.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.Contoh
jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan
lain-lain.
3. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening-rekening tersebut disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi
yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Buku pembantu terdiri dari
rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum
dalam rekening tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh buku pembantu
piutang yang merinci semua data tentang debitur.
4. Laporan
Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa
laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan harga pokok produksi,
dan lain-lain.

E.2. Penjualan
E.2.1. Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan
memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat
diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikian atas barang atau
jasa dari pihak penjual ke pembeli.
Secara umum penjualan dapat dibagi dua yaitu tunai dan penjualan
kredit. Mulyadi (2008:455) menjelaskan bahwa penjualan tunai merupakan
penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli
melakukan pembayaran barang atau jasa terlebih dahulu sebelum barang atau jasa
tersebut diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima
perusahaan, barang atau jasa kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi
penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Sedangkan Penjualan kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Mulyadi (2008:206)

E.2.2. Prosedur Penjualan


1. Prosedur Penjualan Tunai
Berikut ini adalah penjelasan untuk prosedur penjualan tunai yang dinyatakan
oleh Mulyadi (2013) adalah sebagai berikut:
a. Bagian Order Penjualan
Menerima order dari pembeli lalu membuat faktur penjualan tunai rangkap
tiga. Lembar pertama untuk diserahkan ke bagian kasa, lembar kedua
untuk tembusan ke bagian gudang pada saat pengiriman dan lembar ketiga
untuk disimpan oleh perusahaan.
b. Bagian Kas
Menerima faktur penjualan tunai untuk mengetahui berapa harga yang
harus diterima dari pembeli dan menerima uang tunai dari pembeli sesuai
dengan yang tertulis di lembar faktur penjualan tunai. Bagian kasa
mengoprasikan register kas untuk mendapatkan pita register yang akan
digunakan sebagai bukti penerimaan kas.
c. Bagian Gudang
Bagian gudang menerima faktur penjualan sebagai informasi barang apa
saja yang telah diorder. Mencatat pengurangan pada persediaan di kartu
gudang dan memberikan barang yang di order oleh pembeli bersamaan
dengan faktur penjualan tunai ke bagian pengiriman barang.
d. Bagian Pengiriman
Bagian pengiriman menerima faktur penjualan tunai dan pita register kas
dari bagian kasa untuk bukti bahwa pembeli telah melakukan pembayaran
secara tunai serta menerima faktur penjualan tunai lembar kedua dari
bagian gudang, hal tersebut untuk mencocokan dari kedua bagian tersebut.
Setelah keduanya cocok, bagian pengiriman memberikan barang yang di
order oleh pembeli beserta faktur penjualan tunai lembar kedua.
e. Bagian Jurnal
Menerima faktur penjualan tunai lalu membuat jurnal pada jurnal
penjualan, menerima bukti setoran bank untuk membuat jurnal pada jurnal
penerimaan kas.
2. Prosedur Penjualan Kredit
Berikut ini adalah penjelasan untuk prosedur penjualan kredit yang dinyatakan
oleh Mulyadi (2013) adalah sebagai berikut:
a. Bagian Order Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan
mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan
fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
b. Bagian Gudang
Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang yang telah di order
oleh pelanggan/pembeli dan mempersiapkan penge-pack-an barang untuk
barang tersebut di kirimkan oleh bagian pengiriman.
c. Bagian Pengiriman
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan
kartu kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan
barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan penerimaan barang dari
pemegang kartu kredit di atas faktur penjualan kartu kredit.
d. Bagian Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan
kartu kredit kedalam kartu piutang.
e. Bagian Penagihan
Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu
kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik fungsi
penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkanya kepada pemegang
kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur penjualan kartu kredit.
f. Bagian Pencatatan Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan kartu
kredit ke dalam jurnal penjualan.

E.3. Penerimaan Kas


E.3.1. Pengertian Penerimaan Kas
Penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa
uang tunai maupun surat – surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera
digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai,
pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.
Mulyadi (2002 : 455) sumber penerimaan terbesar suatu perusahaan dagang
adalah berasal dari penjualan tunai.
Sedangkan menurut Mulyadi (2010 : 455) Penerimaan kas perusahaan
berasal dari dua sumber utama, yaitu: penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penerimaan kas dari piutang. Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan
dagang berasal dari transaksi penjualan tunai.

E.3.2. Prosedur Penerimaan Kas


Prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi penerimaan kas
menurut Bodnar dan Hopwood (2006:316-320) adalah sebagai berikut:
1. Mailroom
Pembayaran pelanggan akan diterima dalam mailroom. Surat akan dibuka dan
cek serta bukti pembayaran akan dipisahkan. Cek disahkan dan dijumlahkan
secara hati-hati. Daftar pembayaran yang berisi pembayaran yang diterima,
disiapkan. Daftar pembayaran merupakan saldo dari jumlah cek secara
keseluruhan yang diterima, dan perjanjian dari jumlah tersebut yang telah
disetujui. Tembusan daftar pembayaran dan bukti pembayaran diberikaan ke
bagian piutang dagang. Cek dan control diberikan ke penerimaan kas sebagai
deposit. Tembusan daftar pembayaran dan kontrol total disimpan urut tanggal.
2. Penerimaan kas
Cek diterima dari mailroom bersama dengan penerimaan kas dari tunai (jika
ada) dan slip setoran disiapkan. Daftar pembayaran dan kontrol total diterima
dari mailroom dicocokkan dengan slip setoran perjanjian tentang jumlah
yang telah disetujui. Daftar pembayaran kemudian digunakan untuk
memposting jumlah pembayaran yang diterima dari mailroom ke jurnal
penerimaan kas. Jurnal disiapkan dan dilanjutkan ke buku besar. Daftar
pembayaran, kontrol total, dan tembusan slip disimpan urut tanggal. Deposit
dilanjutkan seluruhnya ke bank.
3. Piutang dagang
Piutang dagang diposting ke rekening piutang dagang. Yang diposting ke
buku besar adalah totalnya. Kontrol total dicocokkan dengan daftar
pembayaran. Perjanjian untuk jumlah ini disetujui. Piutang dagang diurutkan
dan disimpan urut pelanggan. Daftar pelanggan dan tembusan kontrol total
yang diposting disimpan urut tanggal. Tembusan kontrol total dilanjutkan ke
buku besar
4. Buku besar Jurnal dari penerimaan kas dan kontrol total diterima dari
rekening-rekening dagang untuk dibandingkan. Jumlahnya kemudian
diposting ke buku besar. Sumber posting ke buku besar adalah jurnal
dari kasir sejumlah pembayaran yang diterima untuk didepositkan. Jumlah
ini harus direkonsiliasikan dengan total item yang diposting ke buku besar
piutang dagang. Jurnal dan kontrol total disimpan urut tanggal.
5. Bank
Bank menerima setoran dan melakukan validasi tembusan slip setoran.
Tembusan slip setoran yang telah divalidasi dikembalikan ke audit internal.
Slip setoran yang telah divalidasi disimpan urut tanggal.
6. Audit internal
Audit internal menerima laporan bank secara periodik. Rekonsiliasi bank
secara independen merupakan pengendalian yang penting dalam proses bisnis
penerimaan kas.
E.4. Sistem Pengendalian Internal
E.4.1. Sistem Pengendalian Internal Penjualan
Pengendalian Intern dalam penjualan tunai bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan atau kecurangan dalam penjualan tunai, oleh karena itu pengendalian
intern penjualan tunai harus diperhatikan. Menurut Mulyadi (2010:471) unsur
pokok pengendalian intern sistem akuntansi penjualan tunai adalah sebagai
berikut:
1. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi
penjualan tunai, unsur pokok pengendalian intern dijabarkan sebagai berikut:
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengann cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan
pita register kas pada faktur tersebut.
c. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi
dari bank penerbit kartu kredit
d. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
e. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
f. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan
yang diberi wewenang untuk itu.
3. Praktik yang sehat
a. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b. Jumlah kas diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada
hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja
berikutnya.
c. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan
secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

E.4.2. Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas


Pengendalian intern dalam prosedur penerimaan kas sangat penting. Hal
ini bertujuan untuk menjaga agar kas yang masuk ke perusahaan sesuai dengan
transaksi yang terjadi. Pengendalian intern dalam sistem pengendalian penerimaan
kas yang dijelaskan oleh Baridwan (2009:158) adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tanggung jawab pengelolaan dan pengawasan fisik.
2. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup.
3. Harus segera dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau uang
yang diterima, dari siapa, jumlahnya, dan untuk tujuan apa.
4. Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan yang sudah diberi
nomor urut atau dicatat dalam cash register.
5. Daftar penerimaan uang harus dicocokkan dengan jurnal penerimaan uang.
6. Tembusan nota penjualan tunai harus dikirimkan ke kasir dan bagian
pengiriman.
7. Bukti setor ke bank setiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan uang
harian dan catatan dalam jurnal penerimaan uang.
8. Kasir tidak boleh merangkap mengerjakan buku pembantu utang dan piutang
dan sebaliknya.
9. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau pada hari
awal kerja berikutnya.
10. Rekonsiliasi laporan bank harus dipegang oleh orang yang tidak mengelola
kas.
11. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak mengelola kas.
12. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat
kecurangan.
13. Kasir sebaiknya menyerahkan uang jaminan.
F. Metode Penelitian
F.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan diguunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyusun,
menganalisa, dan merancang sistem informasi akuntansi yang ada pada PT
Mayora Indah Tbk.

F.2. Jenis dan Sumber Data


Data penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain).

F.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah metode
dokumentasi. Dokumentasi yaitu pemberian atas pengumpulan bukti-bukti
(dokumen) dengan cara membuat salinan, mencatat serta mengutip data-data dari
sumber lapangan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
berupa sejarah berdirinya, dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas.

F.4. Teknik Analisis Data


Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Tujuannya adalah menganalisis data studi kasus dengan cara menentukan,
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menginterprestasikan dan kemudian
dianalisis dengan teori sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas
dan sistem pengendalian internal yang ada diberbagai literatur dan selanjutnya
akan memberikan kesimpulan serta saran.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Delin. (.t.t). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam


Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pada CV. Surya Kuantan
Singingi. Universitas Islam Kuantan Singingi. Diakses pada:
https://core.ac.uk/download/pdf/328167882.pdf
Any, dkk. 2013. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan
Kas (Studi Pada Penjualan Speedy PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Kandatel Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya.
Volume 1, Nomor 1, Halaman 59 – 67. Diakses pada:
https://media.neliti.com/media/publications/71605-ID-analisis-sistem-
informasi-akuntansi-penj.pdf
Casanova, Erlinda. 2018. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan
Penerimaan Kas untuk Pengendalian Internal pada PT. Cahya Jaya Sentosa
Kediri Tahun 2018. Jurnal Simki, Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Volume 2, Nomor 6. Diakses pada:
http://simki.unpkediri.ac.id/detail/14.1.02.01.0066.
Jaya, Hendry. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan
Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern (Studi Kasus PT Putra Indo
Cahaya Batam). Measurement. Universitas Riau Kepulauan. Volume 12,
Nomor 2, Halaman 152 – 167.
Rahmadani, Khaliza. 2018. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Dalam Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (Studi Kasus PDAM
Tirta Tamiang Kab Aceh Tamiang). SKRIPSI. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara. Diakses pada:
http://repository.uinsu.ac.id/5123/1/SKRIPSI.pdf
Ramdani. 2013. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kamar dan
Penerimaan Kas Pada Hotel Ranggonang Sekayu. SKRIPSI. Universitas
Muhammadiyah Palembang. Diakses pada: http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/412/2/SKRIPSI253-1704186442.pdf
Suryanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Persediaan. CommIT
(Communication and Information Technology) Journal, Universitas Bina
Nusantara. Volume 2, Nomor 2, Halaman 106 – 110. Diakses pada:
https://www.researchgate.net/publication/305229488_SISTEM_INFORM
ASI_AKUNTANSI_PENJUALAN_DAN_PERSEDIAAN.

Anda mungkin juga menyukai