N DIAN HANDAYANI
TENTANG VIRUS, BAKTERI DAN JAMUR
1. VIRUS
Virus adalah organisme yang berukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil dari bakteri.
Mikroorganisme ini membutuhkan inang yang hidup, misalnya manusia, hewan, atau
tanaman untuk berkembang biak.
Infeksi virus umumnya bisa menular dari satu orang ke orang lainnya, dapat melalui
udara, percikan air liur, kontak kulit, kontak dengan cairan tubuh, dan sebagainya.
Ketika virus memasuki sel tubuh Anda, ia mengambil alih sistem kerja sel lalu
mengubahnya menjadi sel penghasil virus baru yang bisa menginfeksi sel tubuh lainnya. Bila
menginfeksi manusia, komponen dalam virus yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA
(ribonucleic acid) akan masuk dan berkembang biak dalam sel tubuh manusia dan
menyebabkan penyakit
a. Infeksi saluran napas umumnya disebabkan oleh rhinovirus, respiratory syncytial
virus, dan influenza.
b. Infeksi saluran pencernaan sering disebabkan oleh rotavirus dan norovirus.
Sedangkan infeksi di hati karena virus biasanya disebabkan oleh virus hepatitis A,
B, C, D, atau E.
c. Infeksi saraf bisa disebabkan oleh virus polio, Japanese encephalitis virus, atau
rabies.
d. Infeksi kulit bisa disebabkan oleh virus herpes simpleks, virus varicella zoster,
virus rubella, dan poxvirus.
e. Infeksi virus yang memengaruhi daya tahan tubuh secara keseluruhan disebabkan
oleh virus HIV.
Penyakit yang disebabkan oleh virus memang ada yang cukup dilawan dengan sistem
kekebalan tubuh sendiri. Namun, beberapa virus bisa berkembang sangat cepat, sehingga
sistem kekebalan tubuh bisa saja kalah saat melawannya. Hal ini membuat sebagian penderita
infeksi virus membutuhkan bantuan pengobatan, misalnya obat antivirus untuk membantu
melawan virus, obat pereda keluhan untuk memperbaiki keadaan penderita, atau obat untuk
memperkuat sistem imun agar mampu melawan virus.
2. BAKTERI
Bakteri adalah organisme mikroskopis sel tunggal yang hidup hampir di mana-mana.
Bakteri hidup di setiap iklim dan lokasi di bumi. Beberapa bakteri hidup di udara, beberapa
lagi hidup di air dan beberapa lainnya hidup di tanah.
Sebagian besar bakteri tidak berbahaya bagi manusia dan bahkan menguntungkan.
Dalam saluran pencernaan manusia, bakteri baik membantu pencernaan dan menghasilkan
vitamin. Bakteri juga membantu sistem kekebalan, membunuh bakteri jahat dan patogen
berbahaya lainnya.
Namun, ada beberapa macam bakteri dan pada kondisi tertentu bakteri bisa menjadi
berbahaya bagi tubuh. Karena bakteri bisa saja menyerang organ tubuh dan menimbulkan
banyak penyakit.
Timbulnya penyakit akibat infeksi bakteri dapat terjadi melalui beberapa cara, mulai
dari konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri; kontak langsung dengan
tinja, urine, atau darah dari orang yang terinfeksi; hingga menghirup udara di dekat orang
yang bersin atau batuk karena infeksi bakteri.
a. Escherichia Coli
Bakteri Escherichia Coli (E. Coli) adalah bakteri yang sering menyebabkan gangguan
pencernaan. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya akan sembuh sendiri, tetapi
bisa parah atau bahkan fatal.
Bakteri E. Coli umumnya disebarkan melalui makanan yang terkontaminasi dan tidak
dimasak dengan benar, termasuk sayur-sayuran yang mentah.
b. Salmonella Gastroenteritis
Staphylococcus Aureus (MRSA) adalah bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang
dapat mematikan, terutama pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bakteri ini menyebabkan infeksi Staph.
Infeksi Staph adalah infeksi yang menyebabkan tubuh Anda menjadi kebal akan antibiotik
jenis penisilin, yaitu antibiotik untuk menangani infeksi bakteri, serta beberapa jenis
antibiotik lainnya dalam kelas obat sefalosporin. Bakteri ini biasanya mudah menyerang
orang dengan sistem imun lemah dan orang dengan usia lanjut.
e. Streptococcus Pneumoniae
Bakteri yang satu ini adalah bakteri yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri ini. Penyakit ini
adalah menular dan biasanya menyebar melalui partikel udara dari batuk atau bersin.
Bakteri streptococcus pneumoniae ternyata memang berada di saluran pernapasan
manusia namun tidak berbahaya pada orang sehat. Bakteri Streptococcus pneumoniae juga
menyebabkan infeksi telinga, sinus, dan meningitis.
f. Clostridium Difficile
Clostridium Difficile (C. diff) adalah bakteri yang biasanya ditemukan di usus. Jika
menyerang tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit GI saat tumbuh berlebihan karena
penggunaan antibiotik atau sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
g. Chlamydia Trachomatis
Chlamydia Trachomatis adalah bakteri yang jika menyerang tubuh akan menyebabkan
penyakit Chlamydia. Penyakit Chlamydia adalah infeksi menular yang disebabkan oleh yang
menular dari aktivitas seksual.
Wanita memiliki faktor yang lebih besar terinfeksi penyakit ini dibandingkan pria.
Gejala infeksi Chlamydia pada wanita adalah keputihan abnormal, sakit saat menstruasi,
nyeri saat buang air kecil, area vagina terasa gatal dan sensasi terbakar, nyeri saat
berhubungan seksual.
h. Helicobacter Pylori
Helicobacter Pylori (H. pylori) adalah jenis bakteri yang berhubungan dengan tukak
lambung dan gastritis kronis.
Bakteri ini bisa berkembangkarena dipicu beebrapa hal, antara lain perubahan sistem
pencernaan akibat refluks, keasaman dan kebiasaan merokok.
i. Neisseria Gonorrhoeae
Neisseria Gonorrhoeae adalah bakteri yang menyebabkan penyakit Gonorhoe.
Penyakit Gonorhoe adalah penyakit menular seksual yang disebut juga kencing nanah.
Bakteri Neisseria gonorrhoeae dipaparkan melalui hubungan seksual dengan seseorang yang
terkontaminasi bakteri tersebut.
Gejala penyakit gonore pada laki-laki adalah rasa sensasi terbakar saat buang air kecil,
pembengkakan di testis, serta terdapat kotoran di penis yang berwarna putih, kuning, atau
hijau. Sementara gejala pada wanita adalah timbul rasa sensasi terbakar saat buang air kecil,
keputihan lebih banyak, serta nyeri saat berhubungan seksual.
j. Treponema Pallidum
Proses diagnosis diawali dengan pemeriksaan gejala, riwayat kesehatan, dan faktor
risiko yang dimiliki. Setelah itu, dokter dapat melanjutkan proses diagnosis dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, guna memastikan dan mendeteksi jenis
bakteri yang menyebabkan infeksi.
Beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi bakteri, antara lain:
Tes kultur darah. Dokter akan mengambil 2 atau lebih sampel darah untuk diuji di
laboratorium. Biasanya, darah diambil dari lokasi atau pembuluh darah yang berbeda.
Tes pewarnaan gram. Dalam prosesnya, dokter akan mengambil sampel berupa
dahak, nanah, atau menyeka cairan yang terdapat pada bagian tubuh yang terinfeksi.
Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA). Tes ini biasanya digunakan untuk
mendiagnosis tuberkulosis. Pemeriksaan BTA dilakukan dengan mengambil sampel,
setidaknya sebanyak 3 kali. Masing-masing sampel diambil pada waktu yang berbeda.
Tes urine. Tes ini menggunakan sampel berupa urine yang nantinya akan diperiksa
dalam laboratorium. Dokter akan meminta terlebih dahulu membersihkan alat genital
sebelum menempatkan urine pada wadah yang disediakan.
Tes tinja. Hampir sama seperti tes urine, namun bedanya tes ini menggunakan tinja
sebagai sampel untuk diuji di laboratorium.
Penisilin
Sefalosporin
Aminoglikosida
Tetrasiklin
Makrolid
Quinolone
Dokter dapat meresepkan antibiotik dahulu tanpa menunggu hasil dari pemeriksaan
penunjang atau biasa disebut antibiotik empiris. Hal ini dilakukan agar pengobatan tidak
tertunda.
Terdapat juga kondisi yang membuat bakteri tidak lagi dapat ditangani dengan
antibiotik yang biasa diberikan atau bakteri resisten terhadap antibiotik. Kondisi ini
memerlukan pemeriksaan kultur dan resistensi bakteri terhadap antibiotik, sehingga dapat
diberikan antiobiotik yang lebih sesuai. Namun, pada beberapa kasus kondisi ini sulit untuk
diatasi.
Infeksi bakteri adalah kondisi yang dapat dicegah. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri adalah:
3. JAMUR
Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat
dialami oleh siapa saja. Namun demikian, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah
lebih berisiko terserang infeksi jamur. Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi,
serta pasien pasca transplantasi organ.
Jamur adalah organisme yang dapat hidup secara alami di tanah atau tumbuhan.
Bahkan jamur bisa hidup di kulit manusia. Meskipun normalnya tidak berbahaya, namun
beberapa jamur dapat mengakibatkan gangguan kesehatan serius.
Gejala infeksi jamur sangat beragam, tergantung bagian tubuh yang terinfeksi, yang
meliputi:
Seperti namanya, infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida auris. Berbeda dari
jamur Candida lain, Candida auris kebal terhadap obat anti jamur yang biasa digunakan
untuk mengobati candidiasis. Di samping itu, jenis jamur ini juga dapat menyebabkan
kematian pada sebagian besar penderitanya.
Candida auris menyebar dari orang ke orang, melalui pemakaian bersama pada
peralatan yang terkontaminasi.
c. Kurap
Infeksi jamur kuku terjadi ketika terdapat jamur di kuku yang tumbuh tidak
terkendali. Jenis jamur penyebab infeksi jamur kuku sama dengan jamur penyebab
kurap. Infeksi jamur ini juga bisa terjadi pada tangan (tinea manum).
Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, risiko infeksi jamur kuku lebih tinggi pada
penderita diabetes, lansia di atas 65 tahun, pengguna kuku palsu, orang yang mengalami
cedera kuku, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah.
e. Aspergillosis
Selain pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya kondisi sel
darah putih rendah atau sedang mengonsumsi obat kortikosteroid), risiko aspergillosis lebih
tinggi pada penderita asma atau cystic fibrosis.
f. Infeksi jamur mata
Infeksi jamur mata adalah kondisi yang jarang, namun tergolong serius. Infeksi jamur
mata paling sering disebabkan oleh jamur Fusarium yang hidup di pohon atau tanaman.
Jamur Fusarium bisa masuk ke mata bila mata tidak sengaja tergores bagian tanaman
tersebut.
Selain akibat cedera mata, infeksi jamur mata dapat terjadi pada pasien yang
menjalani operasi katarak atau transplantasi kornea. Pada kasus yang jarang, infeksi jamur
mata juga terjadi akibat penggunaan obat tetes mata atau cairan pembersih lensa kontak yang
sudah terkontaminasi, serta pengobatan dengan suntikan kortikosteroid pada mata.
g. Pneumocystis pneumonia (PCP)
Setiap orang dapat terjangkit histoplasmosis. Akan tetapi, infeksi ini lebih rentan terjadi pada
petani, peternak, penjelajah gua, pekerja konstruksi, dan petugas pengendali hama.
j. Mucormycosis
Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah,
urine, nanah, atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode
pemeriksaan tersebut cukup beragam, tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri. Di
antaranya adalah:
Tes KOH
Dalam tes KOH, dokter akan mengambil sampel kerokan kulit pasien yang terinfeksi,
lalu mencampurnya dengan larutan KOH (kalium hidroksida). KOH akan menghancurkan sel
kulit sehat, dan menyisakan sel kulit yang terinfeksi jamur.
Kultur jamur
Kultur jamur dilakukan guna mendeteksi apakah terdapat jamur di area tubuh yang
terinfeksi. Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sampel darah, kulit, kuku, atau lapisan
dalam kulit pasien untuk dibiakkan di laboratorium.
Sampel juga dapat menggunakan cairan serebrospinal bila dicurigai terdapat infeksi
pada otak dan tulang belakang. Dalam prosedur ini, sampel cairan serebrospinal yang
menyelubungi otak dan tulang belakang pasien akan diambil, menggunakan metode pungsi
lumbal, yaitu melalui celah tulang belakang di daerah punggung bawah.
Tes pewarnaan gram
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lain, yaitu bakteri. Tes
pewarnaan gram dilakukan dengan mengambil sampel dahak, darah, atau urine pasien untuk
diteliti di laboratorium.
Biopsi
Metode pengobatan infeksi jamur tergantung kepada jenis infeksi, tingkat keparahan,
dan bagian tubuh yang terinfeksi. Pada umumnya, pasien akan diberikan obat antijamur.
Obat antijamur yang digunakan untuk infeksi jamur sangat beragam. Bentuk dan dosis
obat, serta durasi pengobatan berbeda-beda, terutama pada ibu hamil dan anak-anak. Pada
beberapa kasus, obat antijamur harus diberikan di rumah sakit. Sebaiknya konsultasi terlebih
dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat ini.
Amphotericin
Clotrimazole
Griseofulvin
Itraconazole
Ketoconazole
Miconazole
Natamycin
Nystatin
Terbinafine
Tioconazole
Voriconazole
Selain dengan obat-obatan, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur, seperti:
Debridement. Debridement dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang rusak
atau terinfeksi. Selain untuk mencegah penyebaran infeksi, debridement dilakukan
agar jaringan yang sehat bisa lebih cepat memperbaiki diri.
Bedah. Pada sejumlah kasus sporotrichosis yang menginfeksi paru-paru, tulang, dan
sendi, dokter dapat menjalankan tindakan bedah untuk mengangkat bagian organ yang
terinfeksi.
Vitrektomi. Vitrektomi adalah bedah untuk mengeluarkan cairan vitreus dari dalam
bola mata.
Transplantasi kornea. Transplantasi kornea adalah tindakan mengganti kornea
pasien, dengan kornea dari pendonor. Tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi
penglihatan.
Enukleasi. Enukleasi adalah tindakan mengganti keseluruhan bola mata dan saraf
yang terkait dengan bola mata.
Sejumlah komplikasi serius dapat muncul akibat infeksi jamur yang tidak ditangani.
Komplikasi tersebut tergantung kepada jenis infeksi jamur yang diderita, antara lain:
Perdarahan di paru-paru
Penyebaran infeksi ke otak, jantung atau ginjal
Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura)
Pneumothorax (penumpukan udara pada pleura)
Gagal napas
Perikarditis atau radang pada kantung jantung
Gangguan kelenjar adrenal
Meningitis atau radang selaput otak
Kelumpuhan
kejang