Keragaman Fungi Mikoriza Arbuskula Di Rizosfer Tanaman Bengkuang Pada Berbagai Tipe Rotasi Pertanaman - 2
Keragaman Fungi Mikoriza Arbuskula Di Rizosfer Tanaman Bengkuang Pada Berbagai Tipe Rotasi Pertanaman - 2
Abstrak
Fungi mikoriza arbuskular merupakan kolonisasi terbentuk antara akar tanaman dengan fungi tanah. Spora
fungi mikoriza arbuskula bersifat obligat fakultatif dimana tidak mampu tumbuh dan berkembangbiak bila tidak
bersimbiosis dengan tanaman inang. Perbanyakan fungi mikoriza arbuskula diperlukan tanaman inang yang sesuai,
sehingga efektif dan efisien dalam memproduksi inokulan. Untuk mengetahui jenis tanaman inang tersebut perlu
dilakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keragaman jenis FMA indigenos pada rizosfer
tanaman bengkuang.Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah survey dan penyaringan basah (Wet Seiving).
Hasil penelitian ditemukan 6 spesies yaitu Glomus sp 1, Glomus sp 2, Glomus sp 3, Glomus sp 4, Acaulospora sp 1
dan Gigaspora sp 1
tentang keragaman ini perlu dilakukan untuk acak, sebanyak 5 sampel pada setiap tipe rotasi
mengetahui jenis FMA indigenos yang berpotensi pertanaman. Data yang diperoleh ditampilkan data
untuk dikembangkan sebagai sumber inokulan. dalam bentuk tabel, grafik dan gambar.
Penelitian yang telah dilakukan mengkaji tentang Membandingkan satu data dengan data pengamatan
eksplorasi dan identifikasi FMA indigenos pada lainnya.
tanaman Bengkuang. Tujuan dari penelitian ini Sampel tanah diambil dari sekeliling tanaman
untuk mengetahui keragaman jenis FMA indigenos pada Bengkuang sekitar 10 cm dari rumpunnya, dengan
rizosfer bengkuang pada berbagai tipe rotasi kedalam 0 – 20 cm pada setiap daerah pertanaman.
pertanaman. Jumlah sampel tanah yang diambil sebanyak 5 sampel.
Sampel tanah yang telah diambil dimasukan kedalam
BAHAN DAN METODE kantong plastik yang telah diberi label. Sampel tanah
yang telah diambil dikering anginkan selama 1 minggu
Waktu dan Tempat sebelum dianalisis.
Sampel tanah rizosfer bengkuang di ambil pada
Ekstraksi spora indigenos FMA dari sampel
tiga tipe rotasi pertanaman yaitu :
tanah rizosfer bengkuang dilakukan dengan metode
1. Rotasi padi sawah dengan bengkuang pakai pupuk
pengayakan basah (wet sieving) menurut metode
kimia sintetik (TRP 1)
Brundrett et al.,1996. Variabel pengamatan yang
2. Rotasi terung dengan bengkuang pakai pupuk
diamati untuk melihat keragaman FMA indigenos
kimia sintetik (TRP 2)
adalah Jenis dan jumlah serta frekuensi keberadaan
3. Rotasi jagung dengan bengkuang pakai pupuk
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Indigenos, nilai
kotoran sapi (TRP 3)
kekayaan jenis (Dmg), Persentase Kolonisasi Akar
Identifikasi spora FMA dilakukan
oleh FMA Indigenos, dan Persentase Kolonisasi Akar
dilaboratorium. Perbanyakan spora massal FMA
oleh FMA Indigenos
dilaksanakan di rumah kaca. Waktu pelaksanaan
percobaan dari bulan Juli – November 2017.
9
Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas
Website: www.jagur.faperta.unand.ac.id (Volume 3, Nomor 1, Juni 2019)
kimia mengurangi jumlah hifa dan menghambat membentuk membentuk hifa (Giovanetti and Mosse,
perkembangbiakan spora FMA indigenos. 1980 ; Liz dan James , 2015). Eksudat akar yang
mengandung flavonoid dapat menginduksi
Keberadaan setiap jenis FMA indigenos yang pertumbuhan hifa, percabangan dan diferensisasi serta
ditemukan pada rizosfer akan memberikan informasi penetrasi hifa ke sel akar tanaman inang (Pioner et al.,
tentang kesesuaian dengan perakaran bengkuang. 2000).
Tujuh jenis spora yang ditemukan di rizosfer, 2 jenis Berdasarkan genus FMA indigenos yang
yang keberadaannya 100 % yaitu Glomus sp 1 dan ditemukan di rizosfer pada tiga tipe rotasi pertanaman,
Gisgaspora sp 1. Sedangkan Glomus sp 3 persentase terdapat 3 jenis yaitu Glomus, Acaulospora dan
keberadaannya 67 % persentase keberadaan yang Gigaspora, seperti pada Gambar 1. Jumlah spora yang
paling rendah 33 % yaitu Glomus sp 2, Glomus sp 4 ditemukan dari masing-masing genus tidak sama. Ini
dan Acaulospora sp 1. Keberadaan spora FMA di menunjukkan bahwa setiap genus memiliki tingkat
pengaruhi oleh tingkat kesesuaian antara spora dengan kesesuaian yang berbeda. Dari ketiga genus tersebut
eksudat yang di keluarkan oleh akar tanaman. Glomus jumlah sporanya lebih banyak dibandingkan
dengan Acaulospora dan Gigaspora. Sedangkan
Eksudat akar tanaman merupakan bahan Gigaspora paling sedikit jumlah sporanya
nutrisi bagi perkembangbiakan FMA. Eksudat dibandingkan dengan Glomus dan Acaulospora. Ini
mengandung bahan organik yang dapat berperan artinya glomus lebih mampu beradaptasi dan
sebagai stimulan untuk perkecambahan spora. Spora memperbanyak diri dibandingkan dengan Acaulospora
FMA berkecambah diawali dengan membengkaknya danGigaspora.
spora. Spora FMA setelah berkecambah akan
Gambar 1. Jumlah spora FMA indigenos masing – masing genus yang ditemukan pada tiga tipe rotasi pertanaman
Karakteristik Morfologi Spora Tabel 2. Genus FMA yang ditemukan pada rizosfer
tanaman bengkuang yang tumbuh pada
Fungi mikoriza arbuskula yang ditemukan di tiga tipe rotasi pertanaman (Perbesaran
rizosfer tanaman bengkuang memperlihatkan 400x)
karakteristik morfologi yang tidak sama. Berdasarkan No Jenis Mikoriza Keterangan
karakteristik sporanya, ditemukan FMA dari genus 1 Spora berbentuk
Glomus, Acaulospora dan Gigaspora (Tabel 2) pada lonjong, lolos
rizosfere tanaman bengkuang yang tumbuh di tiga tipe saringan 300 µm,
warna kuning coklat
rotasi penggunaan lahan. Glomus paling banyak
muda, ada bulbus,
ditemukan pada rizosfer tanaman bengkuang yaitu 4 permukaan agak
spesies. Sedangkan untuk Acaulospora dan Gigaspora halus, dinding spora
hanya 1 spesies. Glomus sp 1 satu lapis tebal.
10
Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas
Website: www.jagur.faperta.unand.ac.id (Volume 3, Nomor 1, Juni 2019)
11
Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas
Website: www.jagur.faperta.unand.ac.id (Volume 3, Nomor 1, Juni 2019)
Gambar 2. Nilai Kekayaan Jenis pada tiga tipe rotasi pertanaman bengkuang
Persentase Kolonisasi Akar oleh FMA Indigenos mutualisme, dimana antara tanaman dengan fungi
sama – sama mendapatkan kuntungan. Nilai persentase
Persentase kolonisasi akar oleh FMA kolonisasi yang terbentuk menunjukkan tingkat
indigenos, menginformasikan tentang kemampuan kemampuan dari simbiosis mutualisme yang terjadi.
interaksi positif antara sistem perakaran tanaman
dengan spora. Spora yang kompatible dengan proses Kolonisasi dari tiga tipe rotasi pertanaman
fisisologi di akar akan membentuk kolonisasi. lahan menunjukkan persentase yang tidak sama.
Kolonisasi yang terbentuk bersifat simbiosis Persentase kolonisasi dari tiga tipe rotasi pertanaman
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Persentase kolonisasi akar bengkuang oleh FMA pada tiga tipe rotasi lahan
Berdasarkan Gambar 5 persentase paling Kolonisasi dari ke tiga tipe rotasi pertanaman,
tinggi terbentuk pada TRP 3. Tipe rotasi pertanaman berada pada rentang 20 – 50 %, ini artinya termasuk
bengkuang dengan padi sawah pakai pupuk kimia dalam kategori rendah sampai sedang. Menurut
sintetik, persentase kolonisasi akar bengkuang paling Giovannetti dan Mosse, (1980) katagori persentase
rendah dibandingkan dengan tipe rotasi lahan lainnya. kolonisasi akar oleh FMA dapat dikelompokkan atas
lima kelompok yaitu 0,00 – 5,00 (sangat rendah),
12
Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas
Website: www.jagur.faperta.unand.ac.id (Volume 3, Nomor 1, Juni 2019)
Kolonisasi FMA dengan akar tanaman Brundrett M., N. Bougher, B. Dell, T. Grove, and N.
diketahui dengan terbentuknya organ-organ fungi Malajczuk. 1996. Working with mycorrhyzas in
seperti hifa internal, vesikular, dan arbuskular di forestry and agriculture. Australian Centre for
bagian korteks dan epidermis akar (Gambar 4) Organ International Agricultural Research (ACIAR).
tersebut terbentuk secara bertahap yang merupakan Canberra, Australia. 374 pp.
bagian dari mekanisme simbiosis mutualisme antara Giovannetti, M. and B. Mosse. 1980. An Evaluation of
fungi dengan tanaman. Vesikular berbentuk bulat atau Tecniques for Measuring Vesicular
bulat telur berperan sebagai penampung cadangan
makanan. Hifa internal merupakan bagian yang Mycorrhizal Infection in Roots. New Phytol.
berperan sebagai penghubung antara hifa eksternal 84: 489 – 500.
dengan vesikular dan arbuskular. Sedangkan Liz Koziol and James D. Bever. 2015 Mycorrhizal
arbuskular berperan sebagai tempat terjadinya transper response trades off with plant growth rate and
nutrisi yang diserap oleh hifa ekternal dengan akar increases with plant successional status. Ecology,
tanaman. 96(7) , pp. 1768–1774 . 2015 by the Ecological
Society of America
Mosse, B. 1981. Vessicular Arbuscular Mycorrhiz
research for tropical agriculture. Hawai Institute
of tropical agriculture and human resources.
England. 77 pp
Pagano, M.C., R.B. Zandavalli dan F. S. Araujo.
(2013). Biodiversity of Arbuscular Mycorrhizas
in Three Vegetational Types from the Semiarid of
Gambar 4. Akar tanaman bengkuang yang Ceara’ State, Brazil. Applied Soil Ecology, 67, 37
berkolonisasi dengan FMA. a) – 46.
Vesikular; b) hifa internal; c) hifa
Pioner, A.V Wyss,Y Piche and H Vierhilig. 2000.
eksternal
Plant colonized by AM fungi regulate futher root
Kolonisasi FMA dengan sistem perakaran colonization by AM fungi though altered root
tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya exudation. Can,J.Bot 77: 891 -897.
kestabilan ekologi dalam tanah, jenis FMA, eksudat POC NASA.2007. Pupuk organik cair. Nusantara
yang diekresikan akar dan kesesuaian antara FMA Subur Alami. Blog pada Word Press.com.Theme
dengan akar tanaman. Perbedaan persentase kolonisasi : Greenery by i Lemoned. 7 Agustus2007
disebabkan adanya perbedaan jenis dan tingkat
kecocokan antara FMA dengan sistem perakaran Schreiner RP, Bethlenfalvay GJ. 1996. Mycorrhizae,
(Smith dan Read, 2008). Kolonisasi akar oleh FMA Biocides, and Biocontrol. 4. Response of a Mixed
ditentukan oleh tingkat efektifitas dan kesesuaian Culture of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and
antara FMA dengan tanaman inang. Tingkat Host Plant to Three Fungicides. Biol. Fertil. Soils.
kesesuaian yang tinggi akan mendorong simbioasis 23: 189195
yang kuat antara FMA dengan tanaman inang (Setiadi Setiadi Y. 2000. Status penelitian dan pemanfaatan
2000) Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Rhizobium
untuk Merehabilitasi Lahan Terdegradasi.
13
Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas
Website: www.jagur.faperta.unand.ac.id (Volume 3, Nomor 1, Juni 2019)
14