LIMBAH
Disusun Oleh:
SMKN 1 BANJAR
2020/2021
Daftar Isi
A. Pengertian Limbah
B. Karakteristik Limbah
C. Jenis-Jenis Limbah
F. Pengelolaan Limbah
G. Peraturan dan Dasar Hukum Pengelolaan Limbah
A. Pengertian Limbah
Limbah atau sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari sebuah proses produksi, apapun
bentuk produksinya. Mulai dari skala kecil, seperti rumah tangga, hingga skala besar seperti pabrik
industri. Limbah memiliki bentuk yang beragam, mulai dari limbah cair hingga limbah padat. Limbah
padat disebut juga sebagai sampah.
Limbah menjadi bahan buangan yang keberadaannya tidak dikehendaki ada di lingkungan tinggal
manusia. Sebab, limbah dinilai tidak memiliki manfaat apapun, baik secara ekonomis, kesehatan,
maupun secara visual.
Berbagai senyawa kimia tertentu terkandung dalam limbah. Oleh karena itu, limbah seringkali
berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.
B. Karakteristik Limbah
Limbah memiliki karakteristik yang dibedakan menurut ciri fisik dan kimia. Berikut ini adalah
penjelasan dari ciri fisik dan kimia limbah, yaitu:
• Zat Padat
Limbah dapat berbentuk sebagai zat padat atau solid. Zat ini adalah sebuah residu yang tidak akan
hancur, meskipun telah menempuh proses pemanasan yang mencapai suhu 103 derajat hingga 105
derajat celcius.
• Bau
Limbah memiliki ciri, yaitu berbau. Bau yang muncul adalah efek dari senyawa yang terkandung
dalam limbah atau proses dekomposisi zat organik. Proses pembusukan akan menciptakan gas yang
berbau. Bau dapat muncul baik di limbah padat, cair, maupun gas. Contohnya adalah zat amonia.
• Suhu
Suhu limbah umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan sekitar. Misalnya air yang
tercemar limbah yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan suhu air bersih. Suhu yang lebih tinggi
menandakan adanya kadar DO dalam air.
• Warna
Ciri limbah yang lain adalah warna. Warna limbah bergantung darimana sumber limbah berasal.
Contohnya adalah limbah yang mencemari air akan membuat warna air tidak jernih atau lebih keruh.
Warna ini disebabkan oleh dekomposisi material organik. Selain itu, penurunan kandungan oksigen
air juga dapat menyebabkan perubahan warna air.
• Kekeruhan
Selain warna, kekeruhan air juga dapat menjadi indikator pencemaran. Air yang keruh dapat
disebabkan oleh lumpur, zat organik, maupun mikroorganisme yang jumlahnya banyak, sehingga
lebih lama mengendap ke dasar air.
• Bahan Organik
Ciri limbah yang berasal dari bahan organik dapat dilihat dari senyawa pembentuknya. Seperti air
limbah rumah tangga yang mengandung bahan organik, yaitu 10% minyak, 70% karbohidrat, dan
65% protein. Lemak yang ada di dalam limbah rumah tangga sebagian besar berasal dari sisa
makanan.
BOD atau Biologycal Oxygen Demand adalah jumlah oksigen di dalam air yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk mengubah bahan organik. BOD dapat dihitung berdasarkan teknik dan
metode tertentu.
• Dissolved Oxygen
DO atau Dissolved Oxygen merupakan satuan untuk melihat tingkat oksigen yang terlarut di dalam
air. Oksigen sangat dibutuhkan untuk kehidupan makhluk hidup, maka kadar DO sangat penting
dalam perairan. Jika perairan memiliki tingkat DO yang rendah, bisa jadi perairan telah tercemar
limbah.
COD atau Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi
bahan organik.
• pH
pH adalah kadar keasaman sebuah bahan. Limbah memiliki pH yang tidak netral. Oleh sebab itu, pH
limbah dapat menyebabkan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya dan menjadi berbahaya.
C. Jenis-Jenis Limbah
Limbah dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kategori tertentu, seperti bentuk, sumber dan
senyawa penyusunnya. Berikut ini adalah berbagai jenis limbah berdasarkan kategori-kategori
tersebut, antara lain:
• Limbah Padat
Limbah padat disebut juga dengan istilah sampah. Limbah padat dapat berupa sampah anorganik
atau sampah organik yang lembap. Jenis limbah padat banyak ditemukan di lingkungan pemukiman.
Contoh limbah padat, antara lain sampah sisa makanan, sampah plastik, sampah
kaleng, styrofoam dan sebagainya.
• Limbah Cair
Limbah cair merupakan salah satu jenis limbah yang banyak kita temukan di lingkungan sekitar.
Limbah ini berbentuk cair dan umumnya telah bercampur dengan bahan buangan lain yang larut
dengan air.
Limbah cair dihasilkan dari keseharian manusia dan dunia industri. Contoh limbah cair dalam skala
kecil adalah air bekas mandi dan air bekas cucian yang dapat membuat air tercemar.
• Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang terdiri dari berbagai macam senyawa kimia yang menguap di udara.
Jenis limbah gas dapat dengan mudah menyebar secara luas melalui media udara. Hal ini yang sering
menciptakan pencemaran udara, Contoh limbah gas, misalnya sulfur oksida, karbon monoksida,
freon, dan sebagainya.
• Limbah Suara
Limbah suara merupakan salah satu jenis limbah yang sering kita temui. Akan tetapi, keberadaannya
mungkin lebih banyak diabaikan. Limbah suara atau juga kita kenal dengan polusi suara adalah
pencemaran berbentuk gelombang suara yang menyebabkan gangguan. Contohnya adalah suara
kendaraan bermotor yang bising dan suara-suara dari mesin produksi
2. Berdasarkan Sumber Limbah
• Limbah Domestik
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari manusia, termasuk limbah
rumah tangga. Limbah ini berasal dari area permukiman penduduk, rumah makan, dan juga pasar.
Kebanyakan limbah domestik adalah limbah kemasan, sisa makanan, dan sisa cucian.
• Limbah Industri
Setiap proses produksi atau industri, hampir selalu menghasilkan limbah. Limbah industri dapat
berasal dari industri skala kecil dan juga skala besar. Limbah industri skala kecil, misalnya sisa
buangan produksi tempe. Sedangkan limbah industri dalam skala besar, misalnya limbah cair, padat,
dan gas yang keluar dari pabrik.
• Limbah Pertanian
Kegiatan pertanian juga menyumbangkan limbah untuk lingkungan. Limbah pertanian dihasilkan dari
kegiatan tani dan perkebunan. Beberapa contoh limbah pertanian, antara lain sekam, jerami,
ranting-ranting kecil, daun-daun kering, dan lainnya.
• Limbah Pertambangan
Pertambangan merupakan salah satu bidang yang menghasilkan limbah dan lebih dikenal dengan
istilah limbah pertambangan.
• Limbah Pariwisata
Sektor pariwisata juga menjadi penyumbang limbah. Contoh limbah pariwisata berupa asap
kendaraan wisata, sampah di kawasan wisata, bahan bakar perahu yang tumpah, dan sebagainya.
• Limbah Medis
Peralatan medis dan juga obat-obatan berpotensi menjadi limbah di kemudian hari. Mulai dari sisa
peralatan seperti jarum suntik, hingga limbah obat-obatan.
3. Berdasarkan Senyawa Penyusun
• Limbah Organik
Limbah organik adalah limbah yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari makhluk hidup. Limbah
semacam ini mudah terurai atau membusuk, biasanya berasal dari sisa makanan.
• Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan-bahan fabrikasi. Karakteristik limbah
anorganik adalah tidak mudah terurai. Bahkan, proses penguraiannya membutuhkan waktu puluhan
hingga ratusan tahun lamanya. Contohnya adalah plastik, kaca, dan logam.
• Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disingkat Limbah B3 adalah limbah yang bersumber dari
kegiatan manusia dan bersifat berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Limbah B3 memiliki
ciri tersendiri yang membedakan dengan jenis limbah lainnya.
Limbah B3 adalah salah satu jenis limbah berbahaya yang berasal dari proses produksi. Sifat, jumlah,
dan atau konsentrasi limbah B3 dapat merusak lingkungan dan kelangsungan hidup, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Bahan kimia beracun dan oli bekas adalah beberapa contoh limbah B3. Berikut ini adalah ciri atau
karakteristik dari limbah berbahaya dan beracun, antara lain:
• Mudah Meledak
Salah satu ciri limbah B3 adalah mudah meledak. Limbah akan meledak jika berada pada suhu dan
tekanan (25 derajat celcius dan 760 mmHg). Limbah ini juga menghasilkan gas melalui reaksi kimia
fisika dan menciptakan kerusakan lingkungan.
• Mudah Terbakar
Karakteristik lain limbah B3 adalah mudah terbakar jika kontak dengan api, udara, dan bahan lainnya
meski masih berada pada tekanan dan suhu normal. Beberapa jenis limbah yang mudah terbakar,
antara lain cat, pembersih logam, beberapa jenis tinta, dan sebagainya.
• Beracun
Sifat beracun juga termasuk ciri limbah B3. Limbah yang mengandung zat racun atau pencemar
dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan bagi makhluk hidup. Racun dari limbah ini
dapat menyebar melalui media udara, sentuhan kulit, maupun mulut.
• Menyebabkan Infeksi
Paparan limbah B3 dapat menyebabkan infeksi. Limbah ini bisa menularkan kuman penyebab infeksi
dan menyebabkan wabah penyakit. Beberapa jenis limbah B3 yang bisa menyebabkan infeksi, antara
lain limbah laboratorium, limbah cair yang berasal dari tindakan medis, dan sebagainya.
• Korosif
Limbah B3 memiliki sifat korosif. Apabila kulit manusia bersentuhan dengan limbah ini, maka akan
menyebabkan sensasi terbakar pada kulit dan iritasi. Selain itu, juga dapat menyebabkan perkaratan
pada logam karena mengandung pH bersifat asam tinggi.
• Reaktif
Limbah B3 bersifat reaktif, mudah mengalami perubahan dan sifatnya tidak stabil. Sehingga
menimbulkan ledakan, gas, asap, racun, dan sebagainya jika bereaksi dengan bahan lain.
E. Dampak Limbah
Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan, sehingga harus
ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun. Dampak dari adanya limbah,
antara lain:
Lingkungan yang tercemar oleh limbah akan menyebabkan kerusakan keanekaragaman hayati,
termasuk dampaknya terhadap manusia. Beberapa contoh gangguan kesehatan pada manusia,
yakni:
Tidak hanya dampak bagi manusia, kontaminasi limbah juga berdampak terhadap alam dan
lingkungan sekitar. Kerusakan lahan dan lingkungan adalah salah satu dampak yang paling sering
terjadi. Selain itu, lingkungan menjadi kurang sehat untuk dihuni.
Limbah yang menyumbat sistem aliran sungai dan drainase juga akan menyebabkan masalah, seperti
banjir. Hewan-hewan akan mendapatkan dampak, seperti keracunan. Kemudian, tanaman akan layu
jika terpapar limbah.
F. Pengelolaan Limbah
Berdasarkan masalah-masalah yang ditimbulkan dari adanya limbah, maka diperlukan sebuah sistem
pengolahan limbah yang baik dan terintegrasi dengan peraturan pemerintah. Tujuannya, untuk
mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, serta makhluk hidup
lainnya. Pengolahan limbah bisa dilakukan berdasarkan tingkat perlakuan dan karakteristik limbah
agar lebih tepat sasaran. Misalnya, limbah cair yang dikelola dengan sistem sanitasi yang baik.
Pengelolaan limbah bertujuan agar pembuangan limbah dan pengolahan berikutnya dapat
terintegrasi sesuai dengan karakteristik limbah. Sistem sanitasi yang dimaksud harus mencakup
keseluruhan dari kebutuhan lingkungan. Mulai dari penyediaan air bersih, drainasse, hingga
pembuangan limbah.
Beberapa teknis pengelolaan limbah yang bisa dilakukan secara umum, antara lain:
• Pengurangan Limbah
Salah satu cara untuk melakukan pengelolaan limbah adalah berusaha untuk mengurangi jumlah
limbah. Cara ini bisa dilakukan sejak dini dan dimulai dari diri sendiri, seperti membiasakan
menggunakan botol isi ulang daripada air kemasan sekali minum.
• Daur Ulang
Daur ulang limbah juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan dari sampah. Sampah-
sampah anorganik dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali untuk fungsi lainnya. Sementara itu,
limbah organik dapat dimanfaatkan untuk pupuk kompos.
• Pengolahan
Pengolahan untuk limbah berbahaya juga perlu dilakukan. Khususnya yang berasal dari limbah
industri. Pengolahan ini perlu dilakukan dan disesuaikan dengan senyawa yang terkandung dalam
limbah.
• Pembuangan
Pembuangan limbah harus dilakukan melalui mekanisme yang baik. Limbah tidak boleh dibuang
sembarangan. Semua harus memenuhi peraturan terkait agar tidak menimbulkan dampak bagi
lingkungan.
Dalam menangani limbah, pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai peraturan perundang-
undangan yang dijadikan dasar hukum pengelolaan limbah, antara lain:
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 54 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Limbah dan
Zat Kimia Pengoperasian Pesawat Udara dan Bandar Udara
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.70/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/8/2016 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2017 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
• Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.50 Tahun 2016 tentang Pembangunan dan
Pengoperasian Fasilitas Pengelola Sampah dalam Kota/Intermediate Treatment Facility
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2012 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah
• PP No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
• Peraturan direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Nomor
23/ILMTA/PER/11/2009 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Rekomendasi sebagai
Importir Produsen Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (NON B3)
• PP No.61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif
• Permen LH No.30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pemulihan Akibat Pencemaran bahan
Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah
• Surat Edaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-03/BC/2008 Tahun 2008 tentang
Pengeluaran Sisa Hasil Produksi/Limbah (Waste dan Scrap)
• UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.252 Thun 2004 tentang Program Penilaian
Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang kendaraan Bermotor Tipe Baru
• Keputusan MENLH NO.128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara
Biologis
• PP No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
• Peraturan MENLH No.05 Tahun 2009 tentang Pengolahan Limbah di Pelabuhan
• Keputusan Kepala Bapedal No.255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
• Keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang Prosedur Impor
Limbah
• UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup