Anda di halaman 1dari 68

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324200690

Analisis Pengaruh Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan Terhadap


Penjualan Listrik Berdasarkan Golongan Tarif Periode 2006-2015
Menggunakan Panel Regression Analysis

Article · April 2018

CITATIONS READS

0 10,048

1 author:

Fadhilah Khairunnisa
Universitas Islam Indonesia
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

KLASIFIKASI FAMILIA AMPHIBI (ORDO ANURA) BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI SUARA DENGAN MFCCs MENGGUNAKAN NAIVE BAYES CLASSIFFIER METHOD View project

IMPLEMENTASI METODE TERMS FREQUENCY-INVERS DOCUMENT FREQUENCY (TF-IDF) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DALAM PEMBUATAN SISTEM PROGRAM
CHATBOT PARIYATA (Studi Kasus: Informasi Objek Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta) View project

All content following this page was uploaded by Fadhilah Khairunnisa on 04 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT.PLN (Persero) KANTOR PUSAT
JAKARTA SELATAN

(Studi Kasus : Analisis Pengaruh Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan


Terhadap Penjualan Listrik Berdasarkan Golongan Tarif Periode 2006-2015
Menggunakan Panel Regression Analysis)

Fadhilah Khairunnisa
14611145

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT.PLN (Persero) KANTOR PUSAT
JAKARTA SELATAN

(Studi Kasus : Analisis Pengaruh Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan


Terhadap Penjualan Listrik Berdasarkan Golongan Tarif Periode 2006-2015
Menggunakan Panel Regression Analysis)

Fadhilah Khairunnisa
14611145

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


DI PT.PLN (Persero) KANTOR PUSAT
JAKARTA SELATAN

(Studi Kasus : Analisis Pengaruh Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan


Terhadap Penjualan Listrik Berdasarkan Golongan Tarif Periode 2006-2015
Menggunakan Panel Regression Analysis)

Disusun Oleh :
Nama : Fadhilah Khairunnisa
Nomor Mahasiswa : 14611145

Yogyakarta, 11 September 2017


Mengetahui Menyetujui,
Ketua Jurusan Statistika Dosen Pembimbing

Dr. RB Fajriya Hakim, S.Si., M.Si. Arum Handini Primandari, S.Pd.Si., M.Sc.

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


DI PT.PLN (Persero) KANTOR PUSAT
JAKARTA SELATAN

(Studi Kasus : Analisis Pengaruh Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan


Terhadap Penjualan Listrik Berdasarkan Golongan Tarif Periode 2006-2015
Menggunakan Panel Regression Analysis)

Disusun Oleh :
Nama : Fadhilah Khairunnisa
Nomor Mahasiswa : 14611145

Yogyakarta, 10 April 2017


Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Bidang Divisi Talenta Dosen Pembimbing Lapangan
Kantor Pusat

Drs. Fakhri Setiawati

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, serta tidak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik di PT PLN (Persero) Kantor Pusat Jakarta Selatan yang berjudul “Analisis
Pengaruh Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan Terhadap Penjualan
Listrik Berdasarkan Golongan Tarif Periode 2006-2015 Menggunakan Panel
Regression Analysis” dengan baik.
Pada kerja praktik ini penulis melaksanakan di PT PLN (Persero) Kantor
Pusat Jakarta Selatan guna memenuhi tugas mata kuliah kerja praktik yang berbobot
2 sks pada Program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII). Selama Kerja Praktik banyak hal
yang diperoleh penulis berkaitan dengan penerapan ilmu yang berupa pengetahuan
dan pengalaman didalam dunia kerja yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis di masa mendatang.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang berkaitan dengan laporan kerja praktik ini.
Dalam melakukan kerja praktik dan penyusunan laporan ini, penulis telah
melibatkan berbagai pihak, oleh sebab itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT karena atas segala rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan kerja praktik, menyusun laporan, serta melakukan seminar
dengan baik.
2. Keluarga tersayang yang selalu mencurahkan doa, dukungan, dan semangat
untuk penulis.

iv
v

3. Bapak Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D.,selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
4. Bapak RB Fajriya Hakim, M.Si., selaku Ketua Jurusan Statistika beserta seluruh
jajarannya.
5. Ibu Arum Handini Primandari, S.Pd.Si, M.Sc. yang telah memberi bimbingan
selama penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
6. Bapak Fakhri, selaku Manajer Senior Pengembangan Kepemimpinan dan
Pengelolaan Pegawai Kantor Pusat Jakarta Selatan atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjalankan kerja praktek ini.
7. Ibu Setiawati selaku Kepala Divisi Niaga serta pembimbing lapangan yang telah
membimbing dan membantu penulis selama melaksanakan kerja praktek di
PT.PLN(Persero) Kantor Pusat Jakarta Selatan.
8. Jajaran pegawai PT PLN (Persero) Kantor Pusat Jakarta Selatan, khususnya
Divisi Niaga dan Divisi Talenta.
9. PTL Crew (Andi Nurhanna Manthovani, Aufa Praba Raditya, Ella Tasia
Febriana, Febritista Yubinas, Hafizhan Aliady Afif, Julia Widiastuti,
Khairunnisa Febrianty Sihono, Moh Aliamsyah, Muhammad Husni, Nanda
Hadina Wijayanti, Pertiwi Bekti Utami, Rachmad Febrian, Samsudin,
Sendhyka Cakra Pradana, Septi Serdawati, Yusrina Dwi Anggraini, Zarmeila
Putri) selaku partner dalam membantu sharing pengetahuan mengenai segala
hal dalam hidup dan telah banyak memberikan motivasi, saran, semangat dan
doa untuk penulis.
10. Sahabat seperjuangan Novinda Widya Putri dan teman-teman jurusan Statistika
baik alumni maupun yang masih seperjuangan, yang selama ini saling
bertukar pikiran dan pemahaman serta kerjasamanya selama ini.
11. Serta semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
vi

Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga Allah SWT senantiasa


melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis. Penulis berharap semoga penulisan laporan kerja praktik ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb .

Yogyakarta, 10 April 2017

Fadhilah Khairunnisa
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN .................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................


..................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .........................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

ABSTRAK................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN .........................................................4


2.1.2 Aniem (1909-1942) ............................................................................................ 5

2.1.3 18.. - 1906 PLTA PAKAR dan PLTM SALIDO KECIL .............................. 5

2.1.4 1920 - GEBEO................................................................................................... 6

2.1.5 Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945) ............................................................ 8

2.1.6 Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang) ............................................... 9

vii
viii

Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,


perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada
bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada
tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno.
Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW. ................ 9

2.2 Visi ............................................................................................................................ 9

2.3 Motto .................................................................................................................. 9

2.4 Misi ........................................................................................................................... 9

2.5 Nilai-nilai PT PLN (Persero) ............................................................................ 10

2.6 Makna Logo PT PLN (Persero) ........................................................................ 10

2.7 Struktur Organisasi ........................................................................................... 12

2.8 Fungsi dan Tugas .............................................................................................. 12

2.9 Kegiatan Selama di Tempat Kerja Praktek ....................................................... 17

BAB III LANDASAN TEORI ...................................................................19


3.1 Definisi Golongan Tarif.................................................................................... 19

3.2 Definisi Penjualan Listrik ................................................................................. 21

3.3 Definisi Daya Tersambung ............................................................................... 21

Tabel 3.1 Penggolongan Golongan tarif berdasarkan daya tersambung listrik............. 22

3.4 Definisi Jumlah Pelanggan ............................................................................... 23

3.5 Definisi dan Tujuan Analisis Regresi Data Panel............................................. 24

Tabel 3.2 Alur Analisis Data Panel ............................................................................... 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................33


4.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................... 33

4.2 Data dan Sumber Data ...................................................................................... 33

4.3 Variabel Penelitian ........................................................................................... 33

4.4 Metode Analisis Data ....................................................................................... 33

4.5 Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 33

4.5.1 Mengolah Data ................................................................................................. 33


ix

Tabel 4.1 Data Pooling Penjualan Rupiah (Dalam Satuan Milyar) .............................. 35

Tabel 4.2 Data Pooling Daya Tersambung (Dalam Satuan Juta Voltage Ampere) ...... 35

Tabel 4.3 Data Pooling Jumlah Pelanggan (Dalam Satuan Orang) .............................. 35

Tabel 4.4 Data Pooling Gabungan ................................................................................ 36

4.5.2 Uji Korelasi....................................................................................................... 37

4.5.3 Model Estimasi Data Panel............................................................................... 38

4.5.4 Pemilihan Model Regresi Data Panel ............................................................... 43

4.5.5 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 46

Tabel 4.5 Tabel Durbin Watson .................................................................................... 46

4.5.6 Interpretasi ........................................................................................................ 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................49


5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 49

5.2 Saran ................................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................51

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Kantor


Pusat. ...........................................................................................................52

Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai KP. .............................................53


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penggolongan Golongan tarif berdasarkan daya tersambung listrik . 22

Tabel 3.2 Alur Analisis Data Panel ................................................................... 31

Tabel 4.1 Alur Analisis Data Panel ................................................................... 34

Tabel 4.2 Data Pooling Penjualan Rupiah (Dalam Satuan Milyar) .................. 35

Tabel 4.3 Data Pooling Daya Tersambung (Dalam Satuan Juta Voltage Ampere)
........................................................................................................................... 35

Tabel 4.4 Data Pooling Jumlah Pelanggan (Dalam Satuan Orang) .................. 35

Tabel 4.5 Data Pooling Gabungan .................................................................... 36

Tabel 4.6 Tabel Durbin Watson ........................................................................ 46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Lambang PLN ................................................................... 22

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal ................................................... 23

Gambar 2.3 Petir atau Kilat ............................................................................... 23

Gambar 2.4 Tiga Gelombang ............................................................................ 24

Gambar 4.1 Pola Data Linear ............................................................................ 36

Gambar 4.2 Output Uji Korelasi Pearson ......................................................... 37

Gambar 4.3 Output Uji Common Effect (CEM) ................................................ 37

Gambar 4.4 Output Uji Fixed Effect (FEM)...................................................... 46

Gambar 4.5 Output Uji Random Effect (REM) ................................................. 47

Gambar 4.6 Output Uji Chow ........................................................................... 48

Gambar 4.7 Output Uji Hausman...................................................................... 48

Gambar 4.8 Output Uji Heterokedastisitas ....................................................... 48

Gambar 4.9 Output Uji Autokorelasi ................................................................ 48

Gambar 4.10 Output Estimasi Model ................................................................ 48

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT.PLN(Persero) Kantor Pusat


Lampiran 2 Surat Keterangan selesai KP

xii
ABSTRAK

PT.PLN(Persero) atau Perusahaan Listrik Negara merupakan salah satu unit


usaha milik negara, yang bergerak dalam distribusi listrik bagi masyarakat umum.
PT.PLN(Persero) merupakan perusahaan Negara sebagai sarana penyedia Listrik. Hasil
penjualan listrik selama 10 tahun belakangan ini terstruktur menjadi 5 golongan tarif yaitu
social, rumah tangga, bisnis, industry, dan pemerintahan dengan beberapa kategori
diantaranya daya tersambung dan jumlah pelanggan. Agar mengetahui pengaruh –
pengaruh perkembangan penjualan listrik maka dari itu diperlukan suatu analisis. Dengan
menggunakan analisis regresi data panel untuk mengetahui adakah pengaruh yang
signifikan terhadap banyaknya penjualan rupiah oleh daya listrik yang tersambung dengan
banyaknya jumlah pelanggan, karena pemakaian listrik pada 10 tahun terakhir seiring
semakin majunya era globalisasi mengalami perkembangan pesat. Menurut hasil analisis,
penjualan listrik selama 10 tahun belakangan ini mengalami peningkatan berdasarkan
golongan tarif Sosial, Industri, Bisnis, Rumah Tangga, dan Pemerintah. Ini berarti
hubungan antara Penjualan, Daya Tersambung, dan Pelanggan berhubungan positif.
Tetapi, dari hasil analisis regresi data panel bahwa keputusan model yang didapatkan
tidak valid atau tidak sesuai karena adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada model regresi.

Kata Kunci: PLN, Listrik, Penjualan Listrik, Golongan Tarif, Daya Tersambung, Jumlah
Pelanggan, Analisis Data Panel.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT.PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara merupakan salah satu unit
usaha milik negara, yang bergerak dalam distribusi listrik bagi masyarakat umum.
PT.PLN (Persero) merupakan perusahaan Negara sebagai sarana penyedia Listrik
yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak
perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga
listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan
berdirinya perusahaan swasta lainnya.
Menurut para ahli, Listrik tak bisa lepas dari kehadiran PLN. PLN atau
Perusahaan Listrik Negara sebagai penyuplai listrik di seluruh Indonesia memiliki
motto “Listrik untuk Hidup yang lebih Baik”. Tentunya motto tersebut sangatlah
tepat mengingat listrik memang telah mengubah sejarah kehidupan manusia. PT.
PLN (Persero) telah secara konsisten melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik
yang handal dengan tingkat harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,
sehingga sektor ketenagalistrikan merupakan elemen sentral dari strategi
pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pemerataan pembangunan sosial di
Indonesia ini sesuai dengan tujuan didirikannya PT. PLN (Persero) berdasarkan
Undang-Undang No. 15 Tahun 1985.
Menurut Saripudin, Aip (2001) Listrik merupakan energi yang paling banyak
dimanfaatkan manusia serta merupakan sumber energi yang sangat penting bagi
manusia.
Terdiri dari 5 golongan yaitu Sosial, Rumah Tangga, Bisnis , Industri, Kantor
Pemerintahan dan Penerangan fasilitas umum sangat memerlukan listrik untuk
kehidupan sehari-hari. Contoh yang paling mudah tetapi paling penting

1
2

adalah untuk penerangan. Namun beberapa dari kita mungkin tidak pernah berpikir
seperti apa hidup tanpa listrik.
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha pada saat ini terutama 10
tahun belakangan ini sangat bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan
yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu perusahaan butuh suatu analisis untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan dengan perkembangan penjualan lisrik 10 tahun belakangan ini, dengan
menggunakan variabel independen pemakaian daya tersambung dan banyaknya
jumlah pelanggan. Dengan demikian perusahaan harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan.
Dari persoalan diatas, maka dari itu menarik untuk dilakukan penelitian
tentang pengaruh daya tersambung dan jumlah pelanggan berdasarkan penjualan
listrik periode 2006-2015 menggunakan Panel Regression Analysis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi penulis dalam penelitian kali ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan pendapatan perusahaan dalam 10 tahun terakhir,
yaitu periode 2006-2015?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap antara penjualan listrik dengan
daya listrik yang terpakai dan banyaknya jumlah pelanggan?
3. Bagaimana analisis pengaruh daya tersambung dan jumlah pelanggan terhadap
penjualan listrik berdasarkan golongan tarif periode 2006 – 2015
menggunakan regresi data panel?

1.3 Batasan Masalah


Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka dalam
penelitian ini diberikan batasan-batasan sebagai berikut:
3

1. Data yang diambil merupakan data sekunder, yaitu data PT PLN(Persero)


Kantor Pusat Laporan Penjualan Aliran Listrik(Tul.III.09) pada tahun 2006-
2015.
2. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis menggunakan bantuan software
EViews 9 dan SPSS.
3. Variabel yang digunakan adalah Cross Section (Golongan) yaitu Pelayanan
Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Industri, atau Kantor Pemerintahan
(Penerangan Jalan Umum), Time Series yaitu tahun 2006-2015, variabel Y
yaitu penjualan listrik, variabel 𝑋1 yaitu daya tersambung, variabel 𝑋2 yaitu
jumlah pelanggan.
4. Metode analisa yang digunakan adalah analisis regresi data panel.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perkembangan pendapatan perusahaan dalam 10 tahun terakhir,
yaitu periode 2006-2015.
2. Mengetahui pengaruh yang signifikan antara daya tersambung dan jumlah
pelanggan terhadap penjualan listrik berdasarkan golongan tarif.
3. Mengetahui hasil analisis regresi data panel antara pengaruh daya tersambung
dan jumlah pelanggan terhadap penjualan listrik berdasarkan golongan tarif
periode 2006 – 2015 menggunakan regresi data panel

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Agar PT PLN(Persero) Kantor Pusat mengetahui perkembangan pendapatan
perusahaan dalam 10 tahun terakhir, yaitu periode 2006-2015.
2. Sebagai referensi PT PLN(Persero) Kantor Pusat untuk mengetahui variabel
yang mempengaruhi penjualan listrik.
3. Sebagai bahan pertimbangan yang dapat dijadikan referensi PT PLN(Persero)
Kantor Pusat untuk mengambil sebuah keputusan strategi pemasaran.
4. Menambah wawasan mengenai analisis data menggunakan software EViews 9.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
3.1 Sejarah PT.PLN (Persero)

PT.PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara merupakan salah satu unit
usaha milik negara, yang yang bergerak dalam distribusi listrik bagi masyarakat
umum. PT.PLN (Persero) merupakan perusahaan Negara sebagai sarana penyedia
Listrik yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif
daerah.
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak
perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga
listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan
berdirinya perusahaan swasta lainnya.

2.1.1 Masa Kolonial Hindia Belanda


Kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 8 ketika perusahaan
listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij
(NIEM atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan
yang berada di bawah N.V. Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama
Maintz & Co. Perusahaan ini berpusat di Amsterdam, Belanda. Di Batavia,
NIEM membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU
berkekuatan 3200+3000+1350 kW tersebut merupakan pembangkit listrik
tenaga uap pertama di Hindia Belanda dan memasok kebutuhan listrik di
Batavia dan sekitarnya. Saat ini PLTU tersebut sudah tidak ada lagi.
NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang
bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir
abad XIX. Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk

4
5

membangun beberapa pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke


kota-kota besar di Jawa.

3.1.2 Aniem (1909-1942)


Di Surabaya, perusahaan gas NIGM (Nederlandsche Indische Gas
Maatschappij) pada tanggal 26 April 1909 mendirikan anak perusahaan
Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM).
Dalam waktu yang tidak berapa lama, ANIEM berkembang menjadi perusahaan
listrik swasta terbesar di Indonesia dan menguasai sekitar 40% dari kebutuhan
listrik di dalam negeri. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring
dengan permintaan listrik yang tinggi. Pada 26 Agustus 1921 perusahaan ini
mendapat konsesi di Banjarmasin yang kontraknya berlaku hingga 31
Desember 1960. Pada tahun 1937 pangelolaan listrik di Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Kalimantan diserahkan kepada ANIEM.
Sebagai perusahaan yang menguasal hampir 40% kelistrikan di
Indonesia, ANIEM memiliki kinerja yang cukup baik dalam melayani
kebutuhan listrik. Sebagaimana telah disebutkan di atas, ANIEM memiliki
wilayah pemasaran di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan. Untuk
melayani wilayah pemasaran yang luas ini, ANIEM menerapkan kebijakan
desentralisasi produksi dan pemasaran dengan cara membentuk anak
perusahaan. Dengan demikian maka listrik diproduksi secara sendiri-sendiri di
berbagai wilayah oleh perusahaan yang secara langsung menangani proses
produksi tersebut. Dengan demikian kinerja perusahaan menjadi amat efektif,
terutama dari segi produksi dan pemasaran.

3.1.3 18.. - 1906 PLTA PAKAR dan PLTM SALIDO KECIL


Secara resmi, kelistrikan menggunakan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1906, saat PLTA Pakar dengan
sumber air dari Sungai Cikapundung dengan kekuatan 800 KW diresmikan dan
diberi nama Waterkrachtwerk Pakar aan de Tjikapoendoengnabij Dago di
Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 1913, PLTA tersebut mulai dikelola BEM
6

(Bandoengsche Electriciteits Maatschappij) dan dapat dianggap sebagai salah


satu pionir dalam pembangkitan listrik dengan tenaga air.
Ada sumber lain yg mengatakan bahwa sebelum PLTA Pakar dibangun,
sebuah PLTM (Pembangkit Listrik Mikro Hidro atau PLTA berskala
mikro/kecil) berkapasitas 330 KW telah dibangun di Gunung Harun, di daerah
yg sekarang termasuk Kanagarian Tambang Kecamatan IV Jurai, Kabupaten
Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pembangkit listrik yg dinamai PLTM Salido
Kecil ini awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di tambang
Gunung Harun. Sayangnya catatan kapan persisnya PLTM ini dibangun tidak
ada, hanya diperkirakan akhir abad XIX saja.

3.1.4 1920 - GEBEO


Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya
(Gemeenschappelijk Electrisch Bedrif Bandoeng en Omstreken disingkat
GEBEO), dengan modal dari pemerintah dan swasta. Kemudian, maskapai
tersebut mengambil alih PLTA Pakar di Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW
dan 2x220 KW) di Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan perusahaan listrik
negara untuk memasok listrik kepada masyarakat. Direksi bagian swasta
dipegang oleh perusahaan swasta NV Maintz & Co. Pada 1934, Dienst voor
Waterkraht an Electriciteit diubah menjadi Electriciteitswezen (Kelistrikan)
singkatnya E.W.
Perusahaan ini membagi 2 wilayah pengelolaannya:
1. Perusahaan Tenaga Air Negara Dataran Tinggi Bandung
(Landswaterkrachtbedijf Bandoeng), yg terdiri dari 2 sektor:

A. Sektor Priangan

PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x 700KW) pada
1923 dengan menggunakan sumber air dari Sungai Cikapundung, selanjutnya
Plengan (3x1050 KW, 1923), ditambah 2000 KW (1962) dan Lamajan dengan
kapasitas 2x6400 KW (1924), dan ditambah 6400 KW pada 1933 dengan
sumber air Sungai Cisangkuy dan Sungai Cisarua.
7

Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun situ Cileunca (9,89
Juta M3 air) pada 1922 dan Cipanunjang (21,8 Juta M3 air) pada 1930. Untuk
mencapai jumlah banyaknya air seperti tersebut, maka bendungan Pulo,
Playangan dan Cipanunjang' dipertinggi pada 1940, sedangkan situ-situnya
mendapat tambahan air dari sungai-sungai sekitarnya. Dari PLTA Plengan
dibangun jalur transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke GI-GI Sumadra, Garut dan
Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik ke bagian Priangan Timur.
Selanjutnya dari GI Kiaracondong dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI
Rancaekek hingga Sumedang ke Priangan Utara - Timur dan kemudian hingga
PLTA Parakan. Kini tegangan Sumedang - Parakan sudah menjadi 70 KV.
Dari PLTA Lamajan pada 1928 dibangun jalur transmisi 30 KV
(kemudian 70 KV) ke GI Padalarang, Purwakarta dan Kosambi untuk daerah
Priangan Barat dan pada tahun 1966 dari Kosambi ke Cawang. Di tahun 1920
dibangun PLTU Dayeuhkolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar radio ke
luar negeri, namun pada 1940 dibongkar dan kemudian menjadi PLTD
Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini seluruhnya telah tiada dan bangunan menjadi
GI Dayeuhkolot, gudang, dan bengkel Dayeuhkolot yang sudah ada duluan.
Pada 1928 dibangun Central Electriciteit Laboratorium, disingkat CEL di
komplek Sekolah Tinggi Tinggi (Technische Hooge School) Bandung, yang
meliputi pekerjaan testing dan perbaikan peralatan listrik. Kini CEL telah
diserahkan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB).

B. Sektor Cirebon
Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA Parakan
(4x2500KW) pada tahun 1939 didirikan Perusahaan Tenaga Air Negara
Cirebon (Landswaterkrachtbedrijf Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya
dahulu mendapat energi listrik dari PLTD Kebonbaru kepunyaan maskapai Gas
Hindia Belanda (Nederland Indische Gas Maatschappij atau NIGM).

2. Perusahaan Tenaga Air Negara Jawa Barat (Landswaterkrachtbedrift West


Java)
8

Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) pada tahun 1924
ditambah dengan 1x6300 KW pada tahun lima puluhan dan PLTA Kracak
(2x5500 KW) pada tahun 1929, kemudian ditambah dengan 1x5500 KW.
Kedua PLTA tersebut dengan perantaraan transmisi 70 kV dihubungkan
bersama ke GI di Bogor dan dari sini dihantarkan dengan jaringan transmisi 70
kV ke Jakarta dengan GI-GI Cawang, Meester Cornelis (Jatinegara),
Weltevreden (Gambir), dan Ancol.
Dari PLTA Ubrug pada 1926 dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI
Lembursitu sepanjang 16 km untuk Sukabumi dan sekitarnya. Dari PLTA
Kracak pada 1931 dibangun jalur transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk
Rangkasbitung dan sekitarnya.

3.1.5 Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Seandainya sejarah bisa berandai-andai, tentu bangsa Indonesia akan


dilayani oleh sistem kelistrikan yang amat efektif dari sebuah sistem usaha
peninggalan kolonial Belanda. Sayang, kinerja yang amat baik dari ANIEM
harus terputus karena pendudukan tentara Jepang di Indonesia pada tahun 1942.
Sejak pendudukan tentara Jepang, perusahaan listrik diambil alih oleh
pemerintah Jepang. Urusan kelistrikan di seluruh Jawa kemudian ditangani oleh
sebuah lembaga yang bernama Djawa Denki Djigjo Kosja. Nama tersebut
kemudian berubah menjadi Djawa Denki Djigjo Sja dan menjadi cabang dari
Hosjoden Kabusiki Kaisja yang berpusat di Tokyo. Djawa Denki Djigjo Sja
dibagi menjadi 3 wilayah pengelolaan yaitu Jawa Barat diberi nama Seibu
Djawa Denki Djigjo Sja yang berpusat di Jakarta, di Jawa Tengah diberi nama
Tjiobu Djawa Denki Djigjo Sja dan berpusat di Semarang, dan di Jawa Timur
diberi nama Tobu Djawa Denki Djigjo Sja yang berpusat di Surabaya.
Pengelolaan listrik oleh Djawa Denki Djigjo Sja berlangsung sampai
Jepang menyerah kepada Sekutu dan Indonesia merdeka. Ketika Jepang
menyerah kepada Sekutu, para pekerja yang bekerja di Tobu Djawa Denki
Djigjo Sja berinisiatif untuk menduduki lembaga pengelola listrik tersebut dan
mencoba mengambil alih pengelolaan. Untuk menjaga agar listrik tidak menjadi
9

sumber kekacauan, pada 25 Oktober 1945 pemerintah membentuk Djawatan


Listrik dan Gas Bumi yang bertugas untuk mengelola kelistrikan di Indonesia
yang baru saja merdeka. Usaha untuk mengelola kelistrikan ternyata bukanlah
pekerjaan yang mudah, di samping karena status kepemilikan pembangkit-
pembangkit yang belum jelas juga karena minimnya pengalaman pemerintah
dalam bidang kelistrikan. Sebagian besar pembangkit rusak parah karena salah
urus pada masa pendidikan tentara Jepang.

3.1.6 Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang)

Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus


1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda
Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah
Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik
dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik
hanyalah sebesar 157,5 MW.

2.2 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang Unggul
dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2.3 Motto
Motto yang digunakan oleh PT.PLN (Persero) dalam menjalankan bisnisnya
“Electricity for a Better Life (Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik)”.

2.4 Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh suatu organisasi agar
tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomer 28 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Visi, Misi dan Motto maka dirumuskan Misi PT.Perusahaan Listrik
Negara (Persero) periode tahun 2008 – 2014 sebagai berikut :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
10

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas


kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.5 Nilai-nilai PT PLN (Persero)


Nilai – nilai perusahaan PT. PLN (Persero) yang dapat digunakan sebagai
prinsip dalam menjalankan roda organisasi antara lain :
A. Jujur;
B. Integrasi;
C. Peduli;
D. Pembelajaran;
E Teladan.

2.6 Makna Logo PT PLN (Persero)


A. Bentuk Lambang

Gambar 2.1 Bentuk Lambang PLN


Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
11

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal


Menjadi bidang dasar bagi elemen - elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT.PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang
terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala - nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Petir atau Kilat


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT.PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di
Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan
serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
12

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero)
guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan - insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggannya.

2.7 Struktur Organisasi


Sebagai perusahaan Negara yang bergerak di bidang kelistrikan mempunyai
struktur organisasi yang menggambarkan batas-batas tugas dan tanggung jawab
serta hak dari setiap tingkatan jabatan dalam lingkungan PT PLN (Persero) Kantor
Pusat, ini dimaksudkan agar setiap karyawan PT PLN mengetahui sampai dimana
hak dan kewajibannya serta kepada siapa ia harus bertanggung jawab, baik secara
langsung maupun tidak langsung.Hal ini sangat penting untuk menghidari
kerancuan di dalam PT PLN (Persero) itu sendiri. Adapun struktur organisasi dari
PT PLN (Persero) Kantor Pusat dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.8 Fungsi dan Tugas


Organisasi merupakan alat yang dibentuk untuk mencapai tujuan perusahaan,
baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Sementara
itu struktur organisasi mencerminkan pembagian tugas dari berbagai bagian yang
13

terdapat dalam organisasi tersebut, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
melaksanakan tugas oleh para karyawan. Berdasarkan pada skema struktur
organisasi, maka pembagian tugas dan tanggung jawab penulis hanya
mencantumkan beberapa bidang saja, sebagai berikut :

1. General Manager
Bertanggung jawab atas pengadaan usaha, melalui optimalisasi
seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis serta menjamin
penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan,
peningkatan profit serta iklim kerja yang produktif.
2. Manajer Bidang perencanaan
Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem
manajemen kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi
sistem informasi untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang
memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian
sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.
Adapun uraian tugas dalam bidang ini adalah :
a. Menyusun perencanaan wilayah
b. RUPTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik).
c. RJP (Rencana Jangka Panjang)
d. RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)
Rencana pengembangan sistem ketenaga listrikan;
1. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja;
2. Menyusun metode evalusi kelayakan investasi dalam melakukan penilaian
finansialnya.
3. Menyusun program pengembangan aplikasi sistem informasi
4. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
5. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
6. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.
3 Manajer Bidang Pembangkit
14

Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan


pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk
keselamatan ketanagalistrikan untuk menjamin kontinyitas pengusahaan
tenaga listrik dengan efesiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan
dukungan logistik bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit
pelaksana.
Adapun uraian tugas dari bidang ini adalah :
a. Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan sistem pembangkit,
transmisi dan jaringan distribusi serta membina penerapannya.
b. Menyusun standar untuk penerapan dan pengujian peralatan pembangkit,
transmisi dan distribusi serta standar opersi dan pemeliharaan sistem
pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.
c. Menyusun standar desain dan kriteria konstruksi pembangkit, transmisi,
jaringan distribusi dan peralatan kerjanya serta membina penerapannya.
d. Melakukan pengendalian susut energi listrik dan gangguan pada sistem
pembangkitan, transmisi, distribusi serta saran perbaikannya.
e. Menyusun metoda kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta
membina penerapannya.
f. Menyusun kebijakan manajemen sistem pembangkitan, transmisi dan
jaringan distribusi..
g. Menyusun kebijakan manajemen pengadaan dan perbekalan pembangkitan,
transmisi dan distribusi serta membina penerapannya.
h. Menyusun kebijakan manajemen lingkungan dan keselamatan
ketenagalistrikan serta membina penerapannya.
i. Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi operasi
pembangkitan, transmisi dan jaringan distribusi.
j. Menyusun, memantau dan mengevaluasi ketentuan data induk pembangkit,
transmisi dan jaringan distribusi.
k. Pengusulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.
l. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.
4 Bidang Niaga & Pelayanan Pelanggan
15

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari


penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada
kebutuhan pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang meberikan
nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan
terciptanya interaksi kerja yang baik antara unit-unit pelaksana.
Adapun uraian tugas dari Bidang Niaga ini adalah :
1. Perencanaan penjualan energi dan rencana pendapatan.
a. Mengevaluasi harga jual beli tenaga listrik.
b. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik.
c. Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik.
2. Menyusun laporan dan mengaudit mengenai ;
a. strategi pengembangan pelayanan pelanggan.
b. ketentuan dan strategi pemasaran.
c. Standar dan produk pelayanan.
d. Ketentuan Data Induk Pelanggan (DIL) dan Data Induk Saldo (DIS).
e. Konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan.
f. Melakukan pengendalian DIS dan oponame saldo piutang.
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu,
antara lain TNI/POLRI dan intansi vertikal.
h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana
penyempurnaannya.
i. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana.
j. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya.
k. Membuat usulan RKAP bersama dengan Bidang Perencanaan dan
Bidang lainnya.
l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.
5 Bidang Keuangan
Bertanggung jawab atas penyelenggaran atas pengelolaan anggaran
dan keuangan unit usaha sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan
16

yang baik, pengeloalaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian
laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.
Adapun tugas dalam bidang keuangan ini adalah :
1. Menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.
2. Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi.
3. Mengendalikan aliran kas pendapatan.
4. Mengendalikan aliran kas pembiayaan.
5. Melakukan pengelolaan keuangan.
6. Melakukan analisis dan evalusi laporan keuangan unit-unit.
7. Menyusun laporan keuangan konsolidasi.
8. Menyusun laporan rekonsoliasi keuangan.
9. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan asset.
10. Melakukan pengelolaan pajak dan asuransi.
11. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.
12. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
13. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
14. Manyusun laporan manejemen di bidangnya.
6 Manajer Bidang SDM & KHA
1. Sumber Daya Manusia
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen
SDM dan Organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial
untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.
Adapun tugas dari Bidang SDM dan Organisasi ini adalah :
1. Mengelola :
a. Pengembangan organisasi dan manajemen.
b. Pengembangan sumber daya manusia.
c. Manajemen sumber daya manusia.
d. Administrasi dan data kepegawaian.
1. Melakukan analisis dan evalusi jabatan.
2. Membina hubungan industrial.
17

3. Membuat usulan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)


yang terkait dengan bidangnya.
4. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.
5. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

2.9 Kegiatan Selama di Tempat Kerja Praktek


Penulis mulai melaksanakan kerja praktek di PT.PLN(Persero) Kantor Pusat
pada tanggal 16 Januari 2017 sampai dengan tanggal 16 Februari 2017. Penulis
ditempatkan di bagian Divisi Niaga , selama dua minggu pertama, sedangkan pada
dua minggu selanjutnya penulis dipindah tempatkan di Divisi Talenta.
Dalam melaksanakan kerja praktek di Divisi Niaga, penulis membantu dalam
meng-input data yang sudah diserahkan dari bagian AP2T oleh masing-masing
bidang. Dan juga penulis pada bagian Divisi Niaga diminta untuk membuat
flowchart bagan pemakaian listrik pelanggan di daerah Jabodetabek. Divisi
Talenta, penulis mendapat tugas untuk membantu dalam mendata transaksi
penjualan listrik pada bulan Desember 2016 kemarin beserta tarif tenaga listriknya
pada tingkat Seluruh Indonesia.
Selain di bagian Divisi Niaga dan Divisi Talenta, Penulis juga diberi
kesempatan untuk sedikit mengetahui bidang-bidang lain di PT. PLN (Persero)
Kantor Pusat salah satunya bidang Komunikasi Korporat PLN Pusat , disana penulis
mendapatkan data tentang stakeholder pelanggan listrik yang jangkauannya itu
meliputi seluruh indonesia lantaran berdomisili di Kantor Pusat. Dengan
menggunakan data tersebut, dapat di golongkan berdasarkan jumlah pelanggan,
pendapatan, daya tersambung dan total pembebanan. Sehingga dapat diketahui
golongan mana saja di setiap daerah agar dapat lebih maksimal untuk penanganan
kelistrikannya.
Alhamdulillah, selama kurang lebih satu bulan melaksanakan kerja praktek di
PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, penulis mendapatkan sambutan yang baik dari
Kepala Bidang di Divisi Niaga maupun Talenta. Penulis mendapatkan sambutan
yang hangat dari semua staff di PT. PLN (Persero) Kantor Pusat sehingga selama
18

satu bulan melaksanakan kerja praktek banyak pengalaman dan pelajaran yang
dapat diambil.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Definisi Golongan Tarif


Pengertian golongan tarif sama artinya dengan pelanggan. Namun Untuk
menentukan pelanggan tarif listrik, PT.PLN (Persero) menggolongkan menjadi
beberapa kelompok pelanggan listrik . Golongan tarif merupakan satu-satunya
alasan keberadaan sebuah perusahaan listrik negara, karena setiap perusahaan hidup
dari Golongan tarif. Dalam arti luas, Golongan tarif di artikan sebagai semua pihak
yang mempunyai hubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan
perusahaan. (Nasution, 2004).
Beberapa pengertian lain tentang Golongan tarif adalah sebagai berikut :
1. Golongan tarif adalah orang-orang, instansi, pemerintahan, maupun pihak
swasta yang pekerjaannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik
barang ataupun jasa, secara terus menerus.
2. Golongan tarif adalah rekan atau mitra yang telah sekian lama menjalin kerja
sama usaha.
3. Golongan tarif adalah orang-orang yang datang kepada kita dalam
(perusahaan/petugas pelayanan)dengan maksud, tujuan dan harapan tertentu
untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara yang
menyenangkan.
4. Golongan tarif adalah raja atau tamu istimewa. Oleh karena itu, hubungan baik
dan menghormati pelanggan harus selalu dibina.
3.1.1 Jenis Golongan Tarif
Pada PT.PLN (Persero) terdapat jenis Golongan tarif untuk menetukan
tarif Listrik, sebagai berikut;
1. Sosial 1 dengan batas daya 220VA, merupakan jenis Golongan tarif
yang digunakan pada keperluan pemakaian yang sangat kecil pada
tegangan rendah.

19
20

2. Sosial 2 dengan batas daya 450VA s/d 2200VA, merupakan jenis


Golongan tarif yang digunakan pada keperluan pemakaian pelayanan
social kecil sampai dengan sedang pada tegangan rendah.
3. Sosial 3 dengan batas daya lebih dari 200KVA, merupakan jenis
Golongan tarif yang digunakan pada keperluan pemakaian pelayanan
social besarpada tegangan menengah.
4. Rumah Tangga 1 dengan batas daya 450 VA s/d 2200VA, merupakan
jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan rumah tangga
kecil pada tegangan rendah.
5. Rumah Tangga 2 dengan batas daya 2200VA s/d 6600VA, merupakan
jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan rumah tangga
menengah pada tegangan rendah.
6. Rumah Tangga 3 dengan batas daya lebih dari 6600VA, merupakan
jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan rumah tangga
besar dengan tenaga rendah.
7. Bisnis 1 dengan batas daya 450VA s/d 2200 VA, merupakan jenis
Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan bisnis kecil pada
tegangan rendah .
8. Bisnis 2 dengan batas daya lebih dari 2200VA s/d 200KVA, merupakan
jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan bisnis menengah
pada tegangan rendah.
9. Bisnis 3 dengan batas daya lebih dari 200KVA, merupakan jenis
Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan bisnis besar pada
tegangan rendah.
10. Industri 1 dengan batas daya lebih dari 2200VA s/d 14 KVA, merupakan
jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan industry
kecil/rumah tangga pada tegangan rendah.
11. Industri 2 dengan batas daya lebih dari 14 KVA s/d 200KVA,
merupakan jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan
industry sedang pada tegangan rendah.
21

12. Industri 3 dengan batas daya lebih dari 200KVA, merupakan jenis
Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan industry menengah
pada tegangan menengah.
13. Industri 4 dengan batas daya lebih dari 30.000KVA, merupakan jenis
Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan industry besar pada
tegangan tinggi.
14. Kantor Pemerintah 1 dengan batas daya 6600VA s/d 200KVA,
merupakan jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan kantor
pemerintah sedang pada tegangan rendah.
15. Kantor Pemerintah 2 dengan batas daya lebih dari 200KVA, merupakan
jenis Golongan tarif yang digunakan untuk keperluan kantor pemerintah
besar pada tegangan menengah.
16. Penerangan Jalan umum dengan batas daya lebih dari 450VA s/d
2200VA, merupakan jenis Golongan tarif yang digunakan untuk
keperluan jalan umum pada tegangan rendah.

3.2 Definisi Penjualan Listrik


Penjualan listrik merupakan sebuah usaha atau langkah konkrit yang
dilakukan pln untuk konsumen sebagai sasarannya. Hasil dari penjualan listrik
tersebut dialokasikan untuk menggaji pegawai dari memutar ulang hasil itu dengan
memproduksi listrik lebih baik dan sebagai peningkatan anggaran negara. (PLN,
2015)

3.3 Definisi Daya Tersambung


Daya tersambung merupakan Besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan
pelanggan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar
perhitungan biaya beban jumlah berapa besar voltage ampere listrik yang terpasang
di pelanggan. Daya tersambung PLN memiliki batasan tersendiri untuk
menyeluarkan daya yang akan dipasang. Berikut merupakan gambar table batasan
daya tersambung. (PLN, 2015)
22

Tabel 3.1 Penggolongan Golongan tarif berdasarkan daya tersambung listrik


No Golongan Tarif Daya Tersambung Listrik

1 SOSIAL 1 batas daya 220VA

2 SOSIAL 2 batas daya 450VA s/d 2200VA

3 SOSIAL 3 batas daya lebih dari 200KVA

4 RUMAH TANGGA 1 batas daya 450 VA s/d 2200VA

5 RUMAH TANGGA 2 batas daya 2200VA s/d 6600VA

6 RUMAH TANGGA 3 batas daya lebih dari 6600VA

7 BISNIS 1 batas daya 450VA s/d 2200 VA

8 BISNIS 2 batas daya lebih dari 2200VA s/d


200KVA

9 BISNIS 3 batas daya lebih dari 200KVA

10 INDUSTRI 1 batas daya lebih dari 2200VA s/d 14


KVA

11 INDUSTRI 2 batas daya lebih dari 14 KVA s/d


200KVA

12 INDUSTRI 3 batas daya lebih dari 200KVA

13 INDUSTRI 4 batas daya lebih dari 30.000KVA

14 KANTOR batas daya 6600VA s/d 200KVA


PEMERINTAHAN 1
15 KANTOR batas daya 6600VA s/d 200KVA
PEMERINTAHAN 2
16 PENERANGAN JALAN batas daya lebih dari 450VA s/d
UMUM 2200VA
23

3.4 Definisi Jumlah Pelanggan


Jumlah pelanggan yaitu merujuk pada individu atau rumah tangga,
perusahaan yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan dalam ekonomi. Secara
spesifik, kata ini sering pula diartikan sebagai seseorang yang terbiasa untuk
membeli barang pada suatu toko tertentu. Dalam berbagai pendekatan, tergantung
dari sifat dari industri atau budaya, pelanggan bisa disebut sebagai klien, nasabah,
pasien. Maknanya adalah pihak ketiga di luar sistem perusahaan yang karena sebab
tertentu, membeli barang atau jasa perusahaan. Khusus untuk nasabah, istilah ini
digunakan mewakili pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk
keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. (PLN,
2015)
Dalam kegiatan usaha, seorang pemasar atau penjual, mendekati prospek.
Prospek dipahami sebagai relasi bisnis yang membangun hubungan dengan
perusahaan. Prospek adalah relasi yang bisa sudah menjadi pelanggan ataupun
belum. Dalam pengertian yang lebih luas, relasi bisnis menyangkut hubungan bisnis
dengan semua pihak ketiga di luar perusahaan. Termasuk dalam kriteria ini :
penyedia/vendor, bank, atau pihak lainnya. Kebutuhan pelanggan dapat
didefinisikan sebagai barang atau jasa yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan
tertentu. Pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda tingkatannya dan
pengharapan pelanggan biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, iklan,
pemasaran, serta bentuk komunikasi lain, baik dari pemasok maupun sumber-
sumber lainnya.
Kebutuhan maupun pengharapan pelanggan dapat ditentukan melalui
wawancara, survei, perbincangan, penggalian data, atau metode-metode
pengumpulan informasi lainnya. Pelanggan mungkin tak memiliki pemahaman
jelas mengenai kebutuhannya. Bantuan untuk menentukan kebutuhan dapat
menjadi suatu layanan yang berharga bagi pelanggan. Pada proses ini, pengharapan
dapat diatur atau disesuaikan dengan kemampuan produk atau jasa tertentu.
24

3.5 Definisi dan Tujuan Analisis Regresi Data Panel


Data Panel (pooled data) atau biasa disebut Regresi Data Panel adalah
gabungan antara data cross section dan data time series, dimana unit cross section
yang sama diukur pada waktu yang berbeda. Maka dengan kata lain, data panel
merupakan data dari beberapa individu sama yang diamati dalam kurun waktu
tertentu. Jika kita memiliki T periode waktu (t = 1,2,…,T) dan N jumlah individu (i
= 1,2,…,N), maka dengan data panel kita akan memiliki total unit observasi
sebanyak NT. Jika jumlah unit waktu sama untuk setiap individu, maka data disebut
balanced panel. Jika sebaliknya, yakni jumlah unit waktu berbeda untuk setiap
individu, maka disebut unbalanced panel. Sedangkan jenis data yang lain, yaitu:
data time-series dan data cross-section. Pada data time series, satu atau lebih
variabel akan diamati pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan data cross-section merupakan amatan dari beberapa unit observasi
dalam satu titik waktu. (Fadly, 2009)
Tujuan data panel berguna untuk melihat dampak ekonomis yang tidak
terpisahkan antar setiap individu dalam beberapa periode, dan hal ini tidak bisa
didapatkan dari penggunaan data cross section atau data time series secara terpisah.
Adanya perbedaan karakteristik variabel terikat dari setiap entitas atau adanya
pengaruh variabel lain di luar model yang ingin diamati pengaruhnya penggunaan
regresi data panel akan efektif karena regresi linier tidak dapat melakukannya.

3.5.1 Data Cross Section


Data Silang (cross section) adalah data yang terdiri dari satu objek namun
memerlukan sub objek-sub objek lainnya yang berkaitan atau yang berada di
dalam objek induk tersebut pada suatu waktu (satu waktu saja, tidak seperti data
time series yang terdiri dari beberapa periode waktu), misalnya data penjualan
perusahaan pada bulan Januari 2014, terdiri dari data penjualan bersih dan data
penjualan kotor pada bulan Januari 2014. Contoh lainnya: data kinerja keuangan
perusahaan pada bulan Juli 2011, terdiri dari data DER, data ROA, data laba
bersih (earning after interest and tax), dan data keuangan lainnya pada bulan
Juli 2011. (Fadly, 2009)
25

3.5.2 Data Time Series


Data time series adalah data yang terdiri dari satu objek namun teridiri
dari beberapa waktu periode, seperti harian, bulanan, triwulanan, dan tahunan.
Misalnya: data pertumbuhan PDB dari tahun 2009 sampai 2013 (objeknya
hanya satu: pertumbuhan PDB triwulanan, namun disajikan dalam beberapa
periode: dari tahun 2009-2013 secara triwulan). Contoh lainnya adalah data
harian saham, data bulanan BI rate dari tahun 2008-2014, dan lain-lain. Data
ini nantinya akan diamati trend atau pola perubahannya dari tahun ke tahun
(berurutan), sehingga data ini dikatakan sebagai data historis atau runtun waktu.
Pola perubahan atau trend pada waktu-waktu lampau tersebut akan dapat
digunakan untuk mengestimasi pola perubahan pada tahun-tahun atau waktu
mendatang. (Fadly, 2009)

3.5.3 Persamaan Regresi Data Panel


Persamaan Regresi data panel ada 2 macam , yaitu One Way Model dan
Two Way Model.
One Way Model adalah model satu arah, karena hanya mempertimbangkan efek
individu (αi) dalam model. Berikut Persamaannya:
𝑦𝑖𝑡 = α + α𝑖 + X′𝑖𝑡 β + 𝜀𝑖𝑡 (Fadly, 2009)
Dimana:
α = Konstanta
β = Vektor berukuran P x 1 merupakan parameter hasil estimasi
𝑋𝑖𝑡 = Observasi ke-it dari P variabel bebas
α𝑖 = efek individu yang berbeda-beda untuk setiap individu ke-i
𝜀𝑖𝑡 = error regresi seperti halnya pada model regresi klasik.
Two Way Model adalah model yang mempertimbangkan efek dari waktu atau
memasukkan variabel waktu. Berikut Persamaannya:
𝑦𝑖𝑡 = α + α𝑖 + X′𝑖𝑡 β + 𝜀𝑖𝑡
26

Persamaan di atas menunjukkan dimana terdapat tambahan efek waktu yang


dilambangkan dengan deltha yang dapat bersifat tetap ataupun bersifat acak
antar tahunnya.

3.5.4 Metode Estimasi Model Regresi Data Panel


3.5.4.1 Common Effect Model (CEM)
Model common effects merupakan pendekatan data panel yang paling
sederhana. Model ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu
sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar individu sama dalam berbagai
kurun waktu. Model ini hanya mengkombinasikan data time series dan cross
section dalam bentuk pool, mengestimasinya menggunakan pendekatan
kuadrat terkecil/pooled least square. Adapun persamaan regresi dalam model
common effects dapat ditulis sebagai berikut:
𝑦𝑖𝑡 = α + α𝑖 + X′𝑖𝑡 β + 𝜀𝑖𝑡 (Fadly, 2009)
i = Sosial, Rumah Tangga,…,Pemerintahan
t = 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015
dimana i menunjukkan cross section (individu) dan t menunjukkan periode
waktunya. Dengan asumsi komponen error dalam pengolahan kuadrat terkecil
biasa, proses estimasi secara terpisah untuk setiap unit cross section dapat
dilakukan.

3.5.4.2 Fixed Effect Model (FEM)


Model Fixed effects mengasumsikan bahwa terdapat efek yang berbeda
antar individu. Perbedaan itu dapat diakomodasi melalui perbedaan pada
intersepnya. Oleh karena itu, dalam model fixed effects, setiap merupakan
parameter yang tidak diketahui dan akan diestimasi dengan menggunakan
teknik variabel dummy yang dapat ditulis sebagai berikut:
𝑦𝑖𝑡 = α + α𝑖 + X′𝑖𝑡 β + 𝜀𝑖𝑡
27

𝑦1 𝛼 𝑖 0 0 𝛼1 𝑋11 𝑋21 𝑋𝑃1 𝛽1 𝜀1


[𝑦2 ] = [𝛼] + [0 𝑖 0] [𝛼2 ] + [𝑋12 𝑋22 𝑋𝑃2 ] + [𝛽2 ] + [𝜀2 ]
𝑦𝑛 𝛼 0 0 𝑖 𝛼𝑛 𝑋1𝑛 𝑋2𝑛 𝑋𝑝𝑛 𝛽3 𝜀3
(Fadly, 2012)
Teknik seperti diatas dinamakan Least Square Dummy Variabel (LSDV).
Selain diterapkan untuk efek tiap individu , LSDV ini juga dapat
mengakomodasi efek waktu yang besifat sistemik. Hal ini dapat dilakukan
melalui penambahan variabel dummy waktu di dalam model.

3.5.4.3 Random Effect Model (REM)


Berbeda dengan fixed effects model, efek spesifik dari masing-masing
individu diperlakukan sebagai bagian dari komponen error yang bersifat acak
dan tidak berkorelasi dengan variabel penjelas yang teramati , model seperti
ini dinamakan random effects model (REM). Model ini sering disebut juga
dengan error component model (ECM). Dengan demikian, persamaan model
random effects dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑦𝑖𝑡 = α + α𝑖 + X′𝑖𝑡 β + 𝑤𝑖𝑡
i = Sosial, Rumah Tangga,…,Pemerintahan
t = 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015
Dimana :
𝑤𝑖𝑡 = 𝜀𝑖𝑡 + 𝑢𝑖 𝐸(𝑤𝑖𝑡 ) = 0; 𝐸(𝑤𝑖𝑡 2 ) = 𝜎 2 + 𝜎𝑢2 ;
𝐸(𝑤𝑖𝑡 , 𝑤𝑗𝑡−1 ) = 0; 𝑖 ≠ 𝑗; 𝐸(𝑢𝑖 𝜀𝑖𝑡 ) = 0;
𝐸(𝜀𝑖𝑡 𝜀𝑖𝑠 ) = 𝐸(𝜀𝑖𝑡 𝜀𝑗𝑡 ) = 𝐸(𝜀𝑖𝑡 𝜀𝑗𝑠 ) = 0 (Fadly, 2012)

Karena itu, metode OLS tidak bisa digunakan untuk mendapatkan estimator
yang efisien bagi model random effects. Metode yang tepat untuk
mengestimasi model random effects adalah Generalized Least Squares (GLS)
dengan asumsi homokedastik dan tidak ada cross-sectional correlation.
28

3.5.5 Pemilihan Model Terbaik


Terdapat 3 uji untuk pemilihan model terbaik yaitu uji Chow, uji LM,
uji Hausman yang menentukan model common effect, fixed effect, atau random
effect. Untuk uji Chow tidak mungkin memiliki hasil random, karena uji Chow
adalah uji untuk menentukan apakah model yang tepat common effect atau fixed
effect. Jika hasil dari pengujian menunjukan model common effect, maka
dilanjutkan ke pengujian selanjutnya, yaitu uji LM test. Uji LM jika hasilnya
commont effect maka tidak perlu melakukan pengujian hausman. Langkah
berbeda yang dapat dilakukan adalah dengan mengawali pengujian dengan uji
Chow, lalu uji Hausman dan uji LM test. Jika uji Chow dan Hausman telah
menunjukan model fixed effect, maka tidak perlu dilakukan uji LM. (Rovio,
2016)

3.5.5.1 Uji Chow


Chow test adalah pengujian untuk menentukan model Fixed Effet atau
Random Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel.
Hipotesis:
H 0 : 𝛼1 = 𝛼2 = … = 𝛼𝑛 (Common Effect Model)

H 1 : 𝛼𝑖 ≠ 𝛼𝑗 untuk semua i ≠ j (Fixed Effect Model)

Statistik Uji :
Jika nilai Fhit > F(α; N-1 ; NT-N-K-1 ), maka keputusan hipotesis nol akan
ditolak sehingga dapat disimpulkan teknik regresi data panel dengan fixed
effects lebih baik dari model regresi data panel tanpa variabel dummy
(common effects).
Fhit : Statistik Uji Chow
N : Jumlah Individu
T : Jumlah Periode Waktu
K : Jumlah Variabel Independen
(Ardi, 2014)
29

3.5.5.2 Uji Hausman


Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model
Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan.
Hipotesis:
H 0  cov(𝜀𝑖𝑡 , 𝑋𝑖𝑡 ) = 0 (Random Effect Model)

H 1  cov(𝜀𝑖𝑡 , 𝑋𝑖𝑡 ) ≠ 0 (Fixed Effect Model)

Statistik Uji :
Jika nilai W > α, maka keputusan tolak H 0 yang artinya model yang terpilih
adalah model fixed effects.
W : Statistik Uji Hausman

3.5.5.3 Uji Lagrange Multiplier


Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah uji yang digunakan jika kedua
uji diatas tidak menunjukan hasil yang sama atau konstan, jika uji diatas
telah menunjukan hasil yang sama yaitu Fixed Model maka tidak perlu
dilakukan uji LM. Berguna untuk mengetahui apakah model Random Effect
lebih baik daripada metode Common Effect (OLS) digunakan.
Hipotesis:
H 0 : σu 2 = 0 (Common Effect Model)

H 1 : σu 2 ≠ 0 (Random Effect Model)

Statistik Uji :
Jika nilai BPLM > α, maka keputusan hipotesis nol akan ditolak sehingga
dapat disimpulkan teknik regresi data panel dengan randomeffects lebih baik
dari pada regresi data panel dengan common effects.
BPLM : Statistik Uji Breusch-Pagan LM
30

3.5.6 Uji Asumsi Klasik


Metode Regresi Data Panel akan memberikan hasil pendugaan yang
bersifat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE) jika semua asumsi Gauss
Markov terpenuhi diantaranya adalah non-autcorrelation. Non-autocorrelation
inilah yang sulit terpenuhi pada saat kita melakukan analisis pada data panel.
Sehingga pendugaan parameter tidak lagi bersifat BLUE. Jika data panel
dianalisis dengan pendekatan model-model time series seperti fungsi transfer,
maka ada informasi keragaman dari unit cross section yang diabaikan dalam
pemodelan. Salah satu keuntungan dari analisis regresi data panel adalah
mempertimbangkan keragamaan yang terjadi dalam unit cross section. (Hidayat,
Regresi Data Panel, 2014)

3.5.6.1 Uji Autokorelasi


Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk
mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi
dengan perubahan waktu. Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi
pada sebuah model prediksi, maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan
secara bebas, melainkan berpasangan secara autokorelasi. Autokorelasi
adalah terjadi korelasi antara observasi ke-i dengan observasi ke-i-1.
Contohnya yaitu: misalkan sampel ke-20, nilainya dipengaruhi oleh sampel
ke-19. Sampel ke-19, nilainya dipengaruhi oleh sampel ke-18, dan seterusnya.
Coba kita perhatikan pada contoh tersebut, yaitu ada nilai selisih antara nilai
observasi ke-18 dengan ke-19, nilai observasi ke-19 dengan ke-20, dan
seterusnya. Uji autokorelasi salah satu contohnya adalah Uji Durbin Watson
h statistik bisa dilakukan jika variabel terikat atau dependent variables
merupakan variabel Lag. Lag artinya selisih antara sampel ke-i dengan sampel
ke-i-1, seperti yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya. Sedangkan uji
durbin watson malah sebaliknya, bisa dilakukan jika variabel terikat bukanlah
variabel lag. Uji Durbin watson akan menghasilkan nilai Durbin Watson
(DW) yang nantinya akan dibandingkan dengan dua (2) nilai Durbin Watson
Tabel, yaitu Durbin Upper (DU) dan Durbin Lower DL). Dikatakan tidak
31

terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU dan (4-DW) > DU atau bisa
dinotasikan juga sebagai berikut: (4-DW) > DU < DW. Untuk menentukan
autokorelasi negatif atau positif, akan kami bahas pada artikel berikutnya.
(Hidayat, Uji Autokorelasi Durbin Watson, 2017)

3.5.6.2 Uji Heterokedastisitas


Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan
diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola grafik regresi, dan uji
koefisien korelasi Spearman.
32

3.5.7 Alur Analisis Data Panel

Tabel 3.2 Alur Analisis Data Panel

Obyek Penelitian

Variabel Dependen (Y) Variabel Independen (X)

Model Estimasi Data Panel

CEM (Common Effect Model) FEM (Fixed Effect Model) REM (Random Effect Model)

Pemilihan Model Regresi Panel

Uji Chow Uji Hausman

Uji Asumsi Klasik

Heterokedastisitas Autokorelasi

Interpretasi
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Februari sampai dengan 18 Maret
2017 di PT.PLN(Persero) Kantor Pusat Jakarta Selatan.

4.2 Data dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang
bersifat rahasia dimana data diambil dari website akun pegawai PLN data tersebut
merupakan data Laporan Penjualan Aliran Listrik (TUL III.09) Tahun 2006 - 2015.
Data yang digunakan adalah data golongan tariff, penjualan rupiah, daya
tersambung, dan jumlah pelanggan seluruh Indonesia.

4.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian ini adalah terdiri dari variabel (Time Series) 2006 - 2015,
(Cross Section) Sosial Rumah Tangga, Bisnis, Industri, Pemerintahan, Y
(Dependen) Penjualan Listrik, X1 (Independen) Daya Tersambung, dan X2
(Independen) Jumlah Pelanggan.

4.4 Metode Analisis Data


Analisis Regresi Data Panel yang akan digunakan untuk melihat pengaruh
Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan terhadap Penjualan Listrik. Sofware yang
digunakan dalam analisis ini adalah program Eviews dan SPSS.

4.5 Hasil dan Pembahasan


4.5.1 Mengolah Data
Data yang digunakan di penelitian ini merupakan kumpulan data
penjualan listrik atau disebut data gabungan yang berkaitan dengan laporan
penjualan listrik. Berikut ini adalah alur analisis data:

33
34

Tabel 4.1 Alur Analisis Data Panel

Peneliti hanya memakai data 10 tahun terakhir yang akan diolah dan diambil 3
variabel yaitu penjualan listrik, daya tersambung, dan jumlah pelanggan
berdasarkan dari 5 golongan tarif yang PLN tetapkan yaitu golongan sosial,
bisnis, industri, rumah tangga, dan pemerintah. Pertama yaitu melihat pola data
seperti dibawah ini.

Gambar 4.1 Pola Data Linear

Seperti yang terlihat pola data berpola linear, dengan pola penjualan
meningkat setiap tahunnya sesuai golongan tarif. Kemudian, data tersebut
diringkas menjadi sebuah pola yaitu pola data panel, pertama dijadikan 3 kategori
berdasarkan variabel seperti dibawah ini.
35

Tabel 4.2 Data Pooling Penjualan Rupiah (Dalam Satuan Milyar)


Tahun Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Pemerintahan
2006 1506.74 24581.73 12730.41 26827.57 2857.79
2007 1664.74 26777.09 14372.78 28218.65 3108.13
2008 1779.64 28995.17 17513.57 29904.17 3509.05
2009 1933.43 32018.95 20161.71 28721.23 3870.38
2010 2240.1 35788.63 23133.28 33064.47 4564.04
2011 2677.05 40828.55 25012.17 38593.47 5159.01
2012 3047.35 45813.7 26935.6 42929.22 5477.32
2013 3755.11 52788.73 32919.66 51172.82 6510.05
2014 4398.39 63280.63 42160.9 64103.82 8016.44
2015 4804.49 73733.97 45346.28 73112.37 9980.56

Tabel 4.3 Data Pooling Daya Tersambung (Dalam Satuan Juta Voltage Ampere)

Tahun Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Pemerintahan


2006 1722.177 25854.61 9596.172 13170.8 1918.086
2007 1863.288 27510.71 10499.85 13736.26 2055.687
2008 1995.276 29044.26 11417.3 14347.85 2246.982
2009 2119.347 30380.74 12194.26 14584.21 2412.731
2010 2297.473 32857.78 13019.81 15350.48 2550.255
2011 2534.874 36806.96 14097.08 17236.77 2703.337
2012 2868.632 40489.51 15472.13 19699.66 2894.301
2013 3221.993 44829.23 17134.75 21220.72 3123.469
2014 3505.598 47985.4 19835.31 23212.29 3317.938
2015 3826.024 51258.44 21551.84 24688.52 3527.536

Tabel 4.4 Data Pooling Jumlah Pelanggan (Dalam Satuan Orang)

Tahun Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Pemerintahan


2006 749873 32951356 1486322 46163 181659
2007 791079 34505856 1577824 46586 199988
2008 827505 35834241 1670094 47276 216190
2009 859712 36896053 1740828 47621 228125
2010 908469 39109847 1861635 48394 239361
2011 961763 42347588 1971211 50027 252651
2012 1134562 45886659 2092727 52310 270034
2013 1194009 49801061 2261835 55170 293918
2014 1264420 52995396 2527164 57969 315816
2015 1322160 56310881 2763873 62924 341008
36

Hal yang dilakukan setelah membagi data sesuai variabelnya adalah


menggabungkan data agar lebih mudah untuk dianalisis. Lalu data digabungkan
menjadi satu bentuk Pool Data keseluruhan seperti berikut.

Tabel 4.5 Data Pooling Gabungan

X1?
Daya X2?
Y? Tersambung Jumlah
Penjualan (Juta) Voltage Pelanggan
(Milyar) Rupiah C Ampere (Orang)
1506.74 1 1722.177 749873
1664.74 1 1863.288 791079
1779.64 1 1995.276 827505
1933.43 1 2119.347 859712
2240.1 1 2297.473 908469
2677.05 1 2534.874 961763
3047.35 1 2868.632 1134562
3755.11 1 3221.993 1194009
4398.390000000
001 1 3505.598 1264420
4804.49 1 3826.024 1322160
24581.73 1 25854.61 32951356
26777.09 1 27510.71 34505856
28995.17 1 29044.26 35834241
32018.95 1 30380.74 36896053
35788.63 1 32857.78 39109847
40828.55 1 36806.96 42347588
45813.7 1 40489.51 45886659
52788.73000000 44829.23000000
001 1 001 49801061
63280.63 1 47985.4 52995396
73733.97 1 51258.44 56310881
12730.41 1 9596.172 1486322
14372.78 1 10499.85 1577824
17513.57 1 11417.3 1670094
20161.71 1 12194.26 1740828
23133.28 1 13019.81 1861635
25012.17 1 14097.08 1971211
26935.6 1 15472.13 2092727
32919.66000000
001 1 17134.75 2261835
42160.9 1 19835.31 2527164
45346.28 1 21551.84 2763873
26827.57 1 13170.8 46163
28218.65 1 13736.26 46586
29904.17 1 14347.85 47276
28721.23 1 14584.21 47621
33064.47 1 15350.48 48394
38593.47 1 17236.77 50027
42929.22 1 19699.66 52310
51172.82 1 21220.72 55170
64103.82 1 23212.29 57969
73112.37 1 24688.52 62924
2857.79 1 1918.086 181659
37

3108.13 1 2055.687 199988


3509.05 1 2246.982 216190
3870.38 1 2412.731 228125
4564.04 1 2550.255 239361
5159.01 1 2703.337 252651
5477.32 1 2894.301 270034
6510.05 1 3123.469 293918
8016.44 1 3317.938 315816
9980.56 1 3527.536 341008

Data diatas adalah hasil penumpukan, terurut menurut kategori cross section, yaitu:

Observasi 1-10 : Sosial

Observasi 11-20 : Rumah Tangga

Observasi 21-30 : Bisnis

Observasi 31-40 : Industri

Observasi 41-50 : Pemerintahan

4.5.2 Uji Korelasi


Data panel kemudian sebelum dianalisis lebih lanjut, dilakukan uji
korelasi terlebih dahulu apakah ada korelasi yang kuat antar data atau tidak,
dianalisis menggunakan uji pearson seperti dibawah ini.

Gambar 4.2 Output Uji Korelasi Pearson


Hal yang pertama dilihat adalah nilai signifikansinya yang bernilai 0,000.
Angka ini lebih kecil daripada signifikansi 0,05. Berarti tolak 𝐻0 yang berarti ada
hubungan antara Penjualan, Daya Tersambung, dan Pelanggan.
38

Setelah itu lihat angka pearson correlation yang sebesar 0,864. Angka ini
menunjukan hubungan yang kuat (paling kecil 0 paling besar 1, minimal 0,5 untuk
hubungan yang kuat). Ini berarti hubungan antara Penjualan, Daya Tersambung,
dan Pelanggan berhubungan positif.
Lalu, muncul model seperti berikut :
1. Model I
Penjualan =𝑏1 Daya Tersambung + 𝑏2 Jumlah Pelanggan + 𝑐𝑖 + 𝑑𝑡 + 𝑢𝑖,𝑡

2. Model II
Penjualan =𝑏1 Jumlah Pelanggan + 𝑏2 Daya Tersambung + 𝑐𝑖 + 𝑑𝑡 + 𝑢𝑖,𝑡

4.5.3 Model Estimasi Data Panel


4.5.3.1 Common Effect Model (CEM)

Gambar 4.3 Output Uji Common Effect (CEM)


Model Common effect adalah model atau metode estimasi paling dasar
dalam regresi data panel, dimana tetap menggunakan prinsip ordinary least
square atau kuadrat terkecil. Oleh karena itulah, metode ini disebut juga dengan
istilah pooled least square. Pada model common effect ini tidak memperhatikan
dimensi waktu dan juga dimensi individu atau cross section, sehingga bisa
39

diasumsikan bahwa perilaku dari individu tidak berbeda didalam berbagai


kurun waktu.
1. Included Observations: Merupakan jumlah periode atau runtut waktu yang
dilibatkan dalam analisis. Dimana dalam contoh regresi data panel ini,
periode yang digunakan adalah tahun 2006 sampai dengan 2015. Sehingga
jumlah tahun yang digunakan dalam analisis adalah sebanyak 10 tahun.
2. Cross section Included: Merupakan jumlah cross section atau panel yang
dilibatkan dalam analisis. Dimana dalam contoh regresi data panel ini, panel
yang digunakan adalah golongan tarif yang jumlahnya adalah sebanyak 5
golongan tarif.
3. Total Pool (Balanced) observations: adalah jumlah observasi yang
dilibatkan dalam analisis. Istilah balanced artinya balance, yaitu jumlah
waktu (tahun) yang digunakan setiap panel (golongan tarif) adalah sama
atau konstan. Sehingga perhitungannya adalah 10 x 5 = 50 observasi.
4. Kolom Variable: adalah daftar variabel yang dianalisis. Dimana dalam
contoh regresi data panel ini menggunakan Y sebagai variabel response.
Sedangkan variabel prediktor adalah 𝑋1 , 𝑋2. Dan C sebagai residual atau
error dari persamaan regresi data panel.
5. Coefficient: adalah koefisien beta regresi data panel sesuai dengan variabel
yang ada pada kolom variabel. Nilai koefisien ini digunakan untuk
membentuk Persamaan Regresi Data Panel.
6. Standar error: adalah Standar Error dari nilai koefisien pada kolom
coefficient.
7. t-statistics: adalah nilai t parsial regresi data panel sesuai per variabel pada
kolom variable. Nilai t ini menunjukkan pengaruh parsial variabel prediktor
terhadap variabel response di dalam model regresi data panel.
8. Prob: adalah nilai p value atau tingkat signifikansi dari t parsial di kolom t-
statistics. Nilai p value ini menunjukkan tingkat signifikansi t parsial dalam
rangka menjawab hipotesis uji parsial. Jika nilai p value kurang dari batas
kritis, misalnya 0,05 maka jawaban hipotesis adalah menerima 𝐻1 atau yang
berarti variabel prediktor yang bersangkutan memiliki pengaruh yang
40

bermakna terhadap variabel response secara statistik. Dan sebaliknya jika p


value lebih dari batas kritis maka menerima 𝐻0 atau yang berarti variabel
prediktor yang bersangkutan tidak memiliki pengaruh yang bermakna
terhadap variabel response secara statistik.
9. R Square: adalah besarnya pengaruh atau kemampuan variabel prediktor
secara simultan dalam menjelaskan variabel response. Jika nilainya lebih
dari 0,5 maka kemampuan variabel prediktor kuat dalam menjelaskan
variabel response. Sedangkan sebaliknya jika nilainya kurang dari 0,5 maka
kemampuan variabel prediktor tidak kuat dalam menjelaskan variabel
response. Dalam contoh regresi data panel ini, nilai R Square sebesar
0,959036, yang artinya variabel prediktor sangat kuat dalam menjelaskan
variabel response.
10. Adjusted R Square: adalah besarnya pengaruh atau kemampuan variabel
prediktor secara simultan dalam menjelaskan variabel response dengan
memperhatikan standar error. penjelasannya sama dengan R Square namun
nilai ini telah terkoreksi dengan standar error.
11. F-Statistics: adalah nilai Uji F yang merupakan uji simultan dari regresi data
panel. Nilai F ini menunjukkan tingkat signifikansi pengaruh variabel
prediktor terhadap variabel response. Untuk menggunakan nilai F ini
haruslah dibandingkan dengan F Tabel. Namun untuk memudahkan bisa
langsung melihat nilai Prob (F-Statistics).
12. Prob (F-Statistics): adalah p value uji F yang merupakan tingkat signifikansi
dari nilai F, yaitu untuk menilai pengaruh simultan variabel prediktor
terhadap variabel response apakah bermakna secara statistik atau tidak. Jika
nilai p value kurang dari batas kritis misalnya 0,05 maka menerima H1 atau
yang berarti pengaruh simultan variabel prediktor terhadap variabel
response terbukti bermakna secara statistik. Begitu sebaliknya jika nilai p
value lebih dari batas kritis maka menerima H0 atau yang berarti pengaruh
simultan variabel prediktor terhadap variabel response tidak terbukti
bermakna secara statistik.
41

4.5.3.2 Fixed Effect Model (FEM)

Gambar 4.4 Output Uji Fixed Effect (FEM)


Model Fixed effect berbeda dengan common effect, namun tetap
menggunakan prinsip ordinary least square. Asumsi dari pembuatan model
yang menghasilkan intersep konstan untuk setiap cross section dan waktu
dianggap kurang realistik, maka dibutuhkanlah model yang lebih dapat
menangkap adanya perbedaan itu.
Fixed effects mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu (cross
section) dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Agar dapat
mengestimasi Fixed Effects Model dengan intersep berbeda antar individu,
maka digunakanlah teknik variable dummy. Model estimasi seperti ini sering
kali disebut sebagai teknik Least Squares Dummy Variable atau yang disingkat
dengan istilah LSDV.
42

4.5.3.3 Random Effect Model (REM)

Gambar 4.5 Output Uji Random Effect (REM)


Pada model random effect, residual mungkin saling berhubungan antar
waktu dan antar individu atau cross section. Oleh karena itu, model ini
mengasumsikan bahwa ada perbedaan intersep untuk setiap individu dan
intersep tersebut merupakan variable random. Maka di dalam model random
effect terdapat dua komponen residual. Yang pertama adalah residual secara
menyeluruh dimana residual tersebut merupakan kombinasi dari cross section
dan time series. Sedangkan residual yang kedua adalah residual secara
individual yang merupakan karakteristik random dari observasi unit ke-i dan
tetap sepanjang waktu.
43

4.5.4 Pemilihan Model Regresi Data Panel


4.5.4.1 Uji Chow

Gambar 4.6 Output Uji Chow


Chow test (Uji Chow) yakni pengujian untuk menentukan model Fixed
Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi
data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah:
i. Hipotesis
H 0 : 𝛼1 = 𝛼2 = … = 𝛼𝑛 (Common Effect Model)

H 1 : αi ≠ αj untuk semua i ≠ j (Fixed Effect Model)


ii. Tingkat Signifikansi
  0,05
iii. Titik Kritis
jika Chi Square > 0,05 ==> Terima H0
Jika Chi Square < 0,05 ==> Tolak H0
iv. Statistik Uji
Chi Square 0,0000 <   0,05
44

v. Keputusan
Chi Square 0,0000 <   0,05  Tolak H 0
vi. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% data yang ada tolak H 0 ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang terpilih adalah Fixed Effect
Model.

4.5.4.2 Uji Hausman

Gambar 4.7 Output Uji Hausman


45

Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk


memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat
digunakan. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:
i. Hipotesis
H 0  cov(εit,Xit) = 0 (Random Effect Model)

H 1  cov(εit,Xit) ≠ 0 (Fixed Effect Model)


ii. Tingkat Signifikansi
  0,05
iii. Titik Kritis
jika Chi Square > 0,05 ==> Terima H0
Jika Chi Square < 0,05 ==> Tolak H0
iv. Statistik Uji
Chi Square 0,0008 <   0,05
v. Keputusan
Chi Square 0,0008 <   0,05  Tolak H 0
vi. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% data yang ada tolak H 0 ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang terpilih adalah Fixed Effect
Model.
Berdasarkan hasil uji Hausman tersebut diketahui bahwa data panel mengikuti
model Fixed Effect sehingga perlu dilakukan analisa data lebih lanjut guna
menetapkan apakah dalam model terdapat permasalahan heteroskedastisitas.
46

4.5.5 Uji Asumsi Klasik


4.5.5.1 Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.8 Output Uji Heterokedastisitas


Berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel
Daya Tersambung (X1) sebesar 0,000 < 0,05. Artinya terjadi heterokedastisitas
pada variabel Daya Tersambung. Begitu pula pada variabel Pelanggan sebesar
0,01 < 0,05 artinya terjadi heterokedastisitas.

4.5.5.2 Uji Autokorelasi

Gambar 4.9 Output Uji Autokorelasi


Uji Autokorelasi salah satunya dengan menggunakan uji Durbin-
Watson Stat, dari hasil output diatas yaitu sebesar 0,760731. Nilai tersebut
adalah nilai Durbin Watson (DW) dibandingkan dengan nilai DU dan DL pada
tabel Durbin Watson.

Tabel 4.6 Tabel Durbin Watson


47

Uji Durbin Watson disebut juga uji kebebasan sisaan. Uji Durbin Watson
merupakan pengujian autokorelasi sisaan ordo satu (sisaan berkorelasi dengan
sisaan jeda waktu sebelumnya). Durbin Watson dilengkapi tabel untuk melihat
nilai dl dan du. Berikut merupakan hipotesisnya:

i. Hipotesis
H 0  Tidak terdapat autokorelasi

H 1  Terdapat autokorelasi
ii. Tingkat Signifikansi
  0,05
iii. Titik Kritis
H0 ditolak jika DW < dl
Gagal tolak H0 jika DW > du
Tidak ada keputusan jika dl < DW < du atau 4-du < DW < 4-dl
iv. Statistik Uji
DW = 0,760731 ; du = 1,6739 ; dl = 1,4206 ; 4-du = 2,3261 ; 4-dl 2,5794
(didapatkan dari tabel DW)
v. Keputusan
DW = 0,760731 < dl = 1,4206  Tolak H 0
vi. Kesimpulan
Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% data yang ada tolak H 0 ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi.
48

4.5.6 Interpretasi

Gambar 4.10 Output Estimasi Model


Model yang diperoleh :
Penjualan = -10497,26 + 3,392841 Daya Tersambung – 0,001761 Jumlah Pelanggan
Dari hasil pengujian telah ditetapkan bahwa yang terpilih adalah uji Fixed
Effect Model. Kemudian diasumsikan dengan uji Autokorelasi dan
Heterokedastisitas yang hasilnya adalah terdapat autokorelasi dan terjadi
heterokedastisitas. Maka dari itu bahwa keputusan model yang didapatkan tidak
valid atau tidak sesuai karena adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamatan pada model regresi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Hasil penjualan listrik selama 10 tahun belakangan ini mengalami
peningkatan berdasarkan golongan tarif Sosial, Industri, Bisnis, Rumah
Tangga, dan Pemerintah.
2. Angka pearson correlation yang sebesar 0,864. Angka ini menunjukan
hubungan yang kuat (paling kecil 0 paling besar 1, minimal 0,5 untuk
hubungan yang kuat). Ini berarti hubungan antara Penjualan, Daya
Tersambung, dan Pelanggan berhubungan positif.
3. Hasil analisis regresi data panel didapatkan model sebagai berikut:
Penjualan = -10497,26 + 3,392841 Daya Tersambung – 0,001761 Jumlah
Pelanggan menunjukan uji yang terbaik adalah Fixed Effect Model. Uji
asumsi Autokorelasi dan Heterokedastisitas yang hasilnya adalah terdapat
autokorelasi dan terjadi heterokedastisitas. Maka dari itu bahwa keputusan
model yang didapatkan tidak valid atau tidak sesuai karena adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi.

49
50

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari analisis, maka diberikan saran
sebagai berikut :
1. Untuk PT.PLN(Persero) Kantor Pusat sebaiknya lebih teliti dalam
penyusunan Laporan Penjualan Aliran Listrik Golongan Tarif berdasarkan
jumlah pelanggan, pendapatan , daya tersambung dan total pembebanan
agar dapat dikelompokkan dengan lebih signifikansi lagi untuk memperoleh
hasil penelitian yang optimal.
2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti juga mencoba mengambil
faktor – faktor lain yang mempengaruhi tingkat penjualan listrik.
3. Pada analisis data panel merupakan analisis yang sangat terperinci,
sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti disetiap ujinya.
DAFTAR PUSTAKA

Mustafa. 2008. Tabel Daya Tersambung Pelanggan PLN.


http://technoku.blogspot.co.id/2008/11/tabel-daya-tersambung-pelanggan-
pln.html Diakses pada Hari Minggu tanggal 16 Juli 2017 pukul 13:15 WIB.
Hidayat, Anwar. 2014. Regresi Data Panel.
https://www.statistikian.com/2014/11/regresi-data-panel.html Diakses pada
Hari Rabu tanggal 19 Juli 2017 pukul 16:21 WIB.
M, Elsi. 2011. Penelitian Perbedaan Data Time Series, Data Cross Section, dan
Data Panel. http://elsimh-feb11.web.unair.ac.id/artikel_detail-121077-
Statistik%20Penelitian-
Perbedaan%20Data%20Time%20Series,%20Data%20Cross%20Section,
%20dan%20Data%20Panel.html Diakses pada Hari Selasa tanggal 12
September 2017 pukul 12:15 WIB.
Fadly, Ferdi. 2012. Estimasi Model Regresi dengan Menggunakan Data Panel.
http://ferdifadly.blogspot.co.id/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Diakses pada Hari Kamis tanggal 7 September 2017 pukul 14:10 WIB.
Ardi, Haedar. 2014. Langkah – langkah Mencari Model Terbaik. http://
http://haedarardi.blogspot.co.id/2014/12/langkah-langkah-mencari-model-
terbaik.html. Diakses pada Hari Senin tanggal 11 September 2017 pukul
09:50 WIB.
Rovio, Dimas. 2016. Cara Melihat Hasil Regresi Uji Chow.
http://dimasrovio.blogspot.co.id/2016/12/cara-melihat-hasil-regresi-uji-
chow-uji.html Diakses pada Hari Senin tanggal 11 September 2017 pukul
09:15 WIB.
PT. PLN Persero. 2015. Company Propile PLN. Jakarta: PLN.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
EViews. Yogyakarta: ANDI.

52
Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Kantor Pusat.

52
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai KP.

52

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai