1313 2611 1 SM
1313 2611 1 SM
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi ketika penulis mengalami kendala dalam mengajarkan
mata kuliah fonologi. Dalam pembelajaran masih ada mahasiswa yang tidak bisa membedakan
bunyi-bunyi fonem serta mentransformasikan kalimat dalam bentuk fonemik dan fonetik. Untuk
memecahkan masalah ini penulis memilih sebuah teknik yang diperkirakan cocok dalam pembelajaran
ini dan dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami materi fonologi, yaitu teknik presentasi
materi. Pada siklus 1, antusias dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat,
mahasiswa menunjukkan aktivitas dalam berdiskusi dan tanya jawab. Namun, masih ada beberapa
orang yang kurang percaya diri untuk mengeluarkan pendapat dalam diskusi. Oleh sebab itu,
masih ada nilai mahasiswa yang belum tuntas. Pada siklus II, aktivitas mahasiswa lebih meningkat
lagi dibandingkan dengan siklus I. Ditandai dengan perolehan skor total hasil pembahasan yang
tinggi, yaitu berada di rentang 50-100% dengan kemunculan kriteria sebanyak empat indikator
keberhasilan yang ditetapkan sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik. Mahasiswa lebih aktif
dibandingkan dengan siklus sebelumnya dan lebih menguasai materi fonologi serta kelas lebih
kondusif, tidak malu lagi apabila menjawab soal yang diberikan dosen maupun teman sejawat.
Jadi, teknik presentasi materi dapat meningkatkan hasil pembelajaran fonologi.
terhadap data, uraian proses, maupun Kedua, fonemik yaitu kesatuan bunyi
pembelajaran, baik disajikan di depan audience terkecil suatu bahasa yang berfungsi
dengan bantuan alat peraga berupa slide show, membedakan makna. Chaer (2007) mengatakan
program aplikasi yang menyajikan informasi bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang
interaktif yang dapat diakses secara personal, dapat atau berfungsi membedakan makna kata.
maupun presentasi dalam bentuk cetakan yang Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r],
dibagikan kepada semua penerima informasi. [a], [b] dan [u] jika dibandingkan
Fonologi adalah salah satu cabang ilmu perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama,
linguistik yang membahas masalah bunyi. yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Dengan demikian
Sebagaimana yang dikemukakan Kridalaksana dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut
(2008), “Fonologi adalah bidang dalam linguistik adalah fonem yang berbeda dalam bahasa
yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.
fungsinya.” Fonologi merupkan suatu ilmu linguitik Sebagai bidang yang berkosentrasi dalam
yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan deskripsi dan analisis bunyi-bunyi ujar, hasil kerja
runtutan-runtutan bunyi bahasa yang secara fonologi berguna bahkan sering dimanfaatkan oleh
etimologi terbentuk dari kata fon yang artinya bunyi cabang-cabang linguistik yang lain, misalnya
dan logi artinya ilmu. Jadi, secara hirarki dapat morfologi, sintaksis, dan semantik.
dikemukan bahwa bunyi merupakan objek studi Bidang morfologi yang kosentrasinya pada
dari fonologi. Secara umum fonologi dibedakan tataran struktur internal kata, sering
menjadi dua yaitu: Pertama, fonetik yaitu cabang memanfaatkan hasil studi fonologi, misalnya
kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem ketika menjelaskan morfem dasar {butuh}
sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. diucapkan secara bervariasi antara [butUh] dan
Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh [bUtUh] serta diucapkan [butuhkan] setelah
manusia terutama yang berhubungan dengan mendapat proses morfologis dengan penambahan
penggunaan bahasa. Chaer (2007) membagi urutan morfem sufiks {-kan}.
proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis Bidang sintaksis yang berkosentrasi pada
fonetik, yaitu: tataran kalimat, ketika berhadapan dengan
a) fonetik artikulatoris atau fonetik organis kalimat kamu berdiri. (kalimat berita), kamu
atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana berdiri? (kalimat tanya), dan kamu berdiri!
mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja (kalimat perintah) ketiga kalimat tersebut masing-
dalam menghasilkan bunyi bahasa serta masing terdiri dari dua kata yang sama tetapi
bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. mempunyai maksud yang berbeda. Perbedaan
b) fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa tersebut dapat dijelaskan dengan memanfaatkan
sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam hasil analisis fonologis, yaitu tentang intonasi,
(bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi jedah dan tekanan pada kalimat yang ternyata
getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya. dapat membedakan maksud kalimat, terutama
c) fonetik auditoris mempelajari bagaimana dalam bahasa Indonesia.
mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh Bidang semantik, yang berkosentrasi pada
telinga kita. persoalan makna kata pun memanfaatkan hasil
Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling telaah fonologi. Misalnya dalam mengucapkan
berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik sebuah kata dapat divariasikan, dan tidak.
artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan Contoh kata [tahu], [tau], [teras] dan [t”ras] akan
dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa bermakna lain, sedangkan kata duduk dan didik
itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Untuk ketika diucapkan secara bervariasi [dudU?],
fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang [dUdU?], [didî?], [dîdî?] tidak membedakan
fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan makna. Hasil analisis fonologislah yang
bidang kedokteran. membantunya.
Hasnah Faizah dkk, Penerapan Teknik Presentasi Materi 11
slideshow sampai pada cara penyajian. dan spidol sebagaimana pelaksanaan pada siklus
Kesiapan dan keaktifan mahasiswa di kelas juga I.
belum maksimal saat diberi pertanyaan maupun
latihan soal. Masih banyak mahasiswa yang 2. Pelaksanaan
belum tuntas dalam menjawab nilai kuis. Dari pelaksanaan siklus II, diperoleh
Mahasiswa juga masih enggan untuk memberikan berbagai data yaitu data hasil belajar mahasiswa
tanggapan terhadap pekerjaan yang diselesaikan dan data hasil observasi aktivitas mahasiswa.
oleh mahasiswa yang lain, walaupun sudah Hasil penelitian pada siklus II dapat dijelaskan
diberikan kesempatan oleh dosen. sebagai berikut:
Belum optimalnya aktivitas dalam
pembelajaran tersebut perlu adanya perbaikan a. Aktivitas Mahasiswa
dengan memberikan dorongan motivasi kepada Pada siklus II aktivitas mahasiswa lebih
mahasiswa untuk bersungguh-sungguh dalam meningkat lagi dibandingkan dengan siklus I.
melaksanakan pembelajaran, menyatukan Pada siklus II ini mahasiswa sudah tidak malu
pendapat, tidak boleh mengganggu teman, lagi apabila menjawab soal yang diberikan dosen
melakukan diskusi secara aktif, dan memberi maupun teman sejawat. Walaupun dalam
pujian bagi mahasiswa yang bertanya dan menjawab masih ada kesalahan, seperti
menjawab pertanyaan. Dosen di sini juga harus kesalahan dalam penggunaan bahasa. Setelah itu,
bisa menumbuhkan rasa percaya diri agar di akhir pembelajaran nanti dosen memberikan
mahasiswa tidak malu lagi untuk menyampaikan pengayaan kepada mahasiswa. Pada
inspirasinya. Permasalahan ini akan diupayakan pembelajaran siklus I, mahasiswa yang masih
perbaikan pada siklus II dengan melaksanakan malu bertanya dan masih mengalami kesulitan
kegiatan pembelajaran menggunakan teknik dalam proses pembelajaran, pada siklus II ini
presentasi materi dengan melakukan tindakan mahasiswa sudah mau bertanya baik kepada
sebagai berikut: dosen maupun temannya.
1. Tetap menggunakan cara kerja siklus I
2. Memberikan memotivasi mahasiswa serta b. Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa
member reward bagi mahasiswa untuk aktif Berdasarkan hasil observasi (aktivitas
dalam diskusi, baik dalam mendengarkan berdiskusi, kemampuan menyampaikan informasi
teman, aktif dalam memberikan tanggapan, terhadap orang lain, dan kemampuan menjawab
serta tuntas mmenjawab soal kuis. kuis pada akhir kegiatan) dapat dianalisa masih
kurang mampu mengikuti langkah dalam
B. Siklus Kedua penerapan teknik presentasi materi. Rata-rata
Kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan mahasiwa yang aktif dalam berdiskusi 35 orang
kelas pada siklus II sebagaimana diuraikan di (74,45%), yang mampu menyampaikan materi
bawah ini : dengan baik 37 orang (78,72%), dan yang
1. Perencanaan mampu menjawab pertanyaan kuis dengan tuntas
Peneliti kembali menyiapkan dan pada akhir kegiatan 40 orang (85, 10%).
menetapkan lembar observasi. Lembar observasi Dengan mengaplikasikan hasil refleksi siklus
tersebut mencakup langkah-langkah yang akan 1, hasil pada siklus II menunjukkan bahwa
dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan mahasiswa telah mampu mengikuti kegiatan-
berbentuk tindakan atau perbaikan. Terkait kegiatan perkuliahan dengan menggunakan
dengan rencana perbaikan pembelajaran, peneliti teknik presentasi materi. Pada siklus I,
mengecek kesiapan mahasiswa dalam mahasiswa yang mampu mengikuti perkuliahan
menyiapkan berbagai bahan yang akan dengan penerapan teknik presentasi materi hanya
dipresentasikan dalam pelaksanaan proses 53, 19%, adapun pada siklus II meningkat
pembelajaran seperti :laptop, slideshow, infokus, menjadi (85,10%).
14 Jurnal Bahas, Volume 8, Nomor, 1, April 2013