Anda di halaman 1dari 7

TURBO Vol. 7 No. 1.

2018 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

DESAIN ULANG ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE DENGAN
MATERIAL TUBE CARBON STELL DAN STAINLESS STELL 304

Ratnawati1, Amir Salim2

Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang


Jl. Brigjen Katamso No. 40, Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia
Email: azahabr@gmail.com1, amirsalim@gmail.com2

Abstrak
Penukar panas sangat luas dipakai dalam dunia serti,pembangkit listrik, kilang minyak,
pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, dan lain sebagainya . Salah
satu contoh dari alat penukar panas ayng terdapat pada industri pupuk PT. Pupuk Kalimantan
Timur adalah Lean Solution Cooler 1-E-303. Kajian dalam tulisan ini berisi gambaran tentang
hasil analisis pengaruh perubahan material tube dari carbon stell menjadi stainless stell 304
terhadap perpindahan panas, jatuh tekan, diameter dalam shell, jumlah tube, dll. Dari hasil
analisa perhitungan diketahui bahwa terjadi penurunan nilai perpindahan kalor yang terjadi
sebesar 2001.76 W/𝑚2 K – 1950.78 W/𝑚2 K (sisi tube) dan 5707.46 W/𝑚2 K-5256.5 W/𝑚2 K
(sisi shell), jatuh tekan sebesar 2.35 psi – 2.26 psi (sisi tube) dan 1.19 psi – 0.98 psi (sisi shell),
dan kenaikan pada diameter dalam shell sebesar 954 mm – 999 mm, dan jumlah tube dari 1183
buah -1300 buah .
Kata kunci : Alat penukar kalor, koefisien perpindahan panas, jatuh tekan, & jumlah tube.

PENDAHULUAN permukaan logam dari pipa-pipa pemanas


masih dalam keadaan bersih setelah alat
Alat penukar kalor adalah suatu alat
beroperasi beberapa lama maka
untuk memindahkan panas dari suatu fluida
terbentuklah lapisan kotoran (fouling) pada
ke fluida yang lain. Sebagian besar dari
permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya
industri-industri yang berkaitan dengan
lapisan kotoran tergantung dari fluidanya.
pemprosesan selalu menggunakan alat ini,
Adanya lapisan tersebut akan mengurangi
sehingga alat penukar kalor ini mempunyai
peran yang penting dalam suatu proses koefisien perpindahan panasnya.
Dikarenakan terdapat endapan atau deposit
produksi atau operasi [4].
pada permukaan pipa, maka dibutuhkan
Salah satu tipe dari alat penukar
luas perpindahan panas yang lebih agar
kalor yang banyak dipakai adalah Shell and
koefisien perpindahan panas yang
Tube Heat exchanger (STHE). Alat ini
diinginkan dapat tercapai (dengan beban
terdiri dari sebuah shell silindris di bagian
atau duty yang diberikan). Pada shell &
luar dan sejumlah tube (tube bundle) di
tube Heat exchanger, fouling dapat terjadi
bagian dalam, dimana temperatur fluida di
baik pada bagian dalam (inner tube)
dalam tube bundle berbeda dengan di luar
maupun luar Tube (outside tube) dan dapat
tube (di dalam shell) sehingga terjadi
terjadi pula pada bagian dalam shell.
perpindahan panas antara aliran fluida di
Fouling juga dapat menyebabkan
dalam tube dan di luar tube. Adapun daerah
pengurangan cross sectional area (luas
yang berhubungan dengan bagian dalam
penampang melintang), dan meningkatkan
tube disebut dengan tube side dan yang di
pressure drop, sehingga dibutuhkan energi
luar dari tube disebut shell side [5].
ekstra untuk pemompaan. Hal ini
Pemilihan yang tepat suatu alat
berdampak terhadap turunnya efisiensi
penukar kalor akan menghemat biaya
keseluruhan alat ini. Batas terakhir alat
operasional harian dan perawatan. Bila alat
dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan
penukar kalor dalam keadaan baru, maka

74
adalah saat harga koefisien perpindahan sehingga terjadi aliran zat karena panas.
panas mencapai harga minimum. oleh Dari peristiwa aliran inilah, maka panas
karena itu praktikan berinisiatif untuk dapat merambat secara konveksi. Menurut
mengadakan penelitian terhadap Heat cara menggerakkan alirannya, perpindahan
exchanger sebagai bahan untuk tugas akhir panas konveksi diklasifikasikan menjadi
[5]. dua, yakni konveksi alami/ bebas (free
convection) dan konveksi paksa (forced
TINJAUAN PUSTAKA convection). Bila gerakan fluida disebabkan
Perpindahan kalor adalah ilmu yang karena adanya perbedaan kerapatan karena
mempelajari berpindahnya suatu energi perbedaan suhu, maka perpindahan
(berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem panasnya disebut sebagai konveksi bebas
lain karena adanya perbedaan temperatur. (free / natural convection). Bila gerakan
Perpindahan kalor tidak akan terjadi pada fluida disebabkan oleh gaya pemaksa /
sistem yang memiliki temperatur sama. eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa
Perbedaan temperatur menjadi daya atau kipas yang menggerakkan fluida
penggerak untuk terjadinya perpindahan sehingga fluida mengalir di atas
kalor. Sama dengan perbedaan tegangan permukaan, maka perpindahan panasnya
sebagai penggerak arus listrik. Proses disebut sebagai konveksi paksa (forced
perpindahan kalor terjadi dari suatu sistem convection) [1].
yang memiliki temperatur lebih tinggi ke Radiasi adalah perpindahan panas
temperatur yang lebih rendah. tanpa zat perantara. Perpindahan panas
Keseimbangan pada masing – masing radiasi adalah proses di mana panas
sistem terjadi ketika sistem memiliki mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
temperatur yang sama. Perpindahan kalor benda yang bersuhu rendah bila benda-
dapat berlangsung dengan 3 (tiga) cara, benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan
yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi [1]. jika terdapat ruang hampa di antara benda -
Perpindahan kalor secara konduksi benda tersebut. Contoh paling mudah dari
adalah proses perpindahan kalor dimana perpindahan panas secara radiasi adalah
kalor mengalir dari daerah yang pancaran sinar matahari. Matahari
bertemperatur tinggi ke daerah yang memancarkan panasnya sehingga sampai
bertemperatur rendah dalam suatu medium ke permukaan bumi melalui ruang hampa.
(padat, cair atau gas) atau antara medium- Di ruang hampa tidak ada zat yang dapat
medium yang berlainan yang dilalui dan juga tidak ada zat yang dapat
bersinggungan secara langsung sehingga mengalir. Panas matahari tersebut sampai
terjadi pertukaran energi dan momentum. ke bumi secara langsung atau secara
Benda yang dapat menghantarkan panas pancaran tanpa melalui zat perantara [1].
dengan baik disebut konduktor. Pada Alat penukar kalor atau Heat
umumnya, konduktor terbuat dari logam. exchanger adalah alat yang digunakan
Benda yang sukar menghantarkan panas untuk menukar atau mengubah temperatur
disebut isolator fluida atau mengubah phasa fluida dengan
Konveksi adalah perpindahan panas cara mempertukarkan kalornya dengan
karena terjadinya perpindahan zat. fluida lain. Arti dari mempertukarkan disini
Peristiwa konveksi atau aliran zat terjadi adalah memberikan atau mengambil kalor
pada perubahan suhu suatu zat. Contohnya [4].
adalah air yang sedang direbus. Zat cair dan Alat penukar kalor memiliki tujuan
gas yang terkena panas maka molekul- untuk mengontrol suatu sistem (temperatur)
molekulnya bertambah besar dan beratnya dengan menambahkan atau menghilangkan
tetap, sehingga akan bergerak ke atas. energi termal dari suatu fluida ke fluida
Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh lainnya. Walaupun ada banyak perbedaan
gerakan zat lain secara terus menerus ukuran, tingkat kesempurnaan, dan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 1. 2018 75


perbedaan jenis alat penukar kalor, semua b. Mengubah keadaan (fase) fluida :
alat penukar kalor menggunakan elemen– destilasi, evaporasi, kondensasi dan lain-
elemen konduksi termal yang pada lain.
umumnya berupa tabung tube atau plat Proses perpindahan panas tersebut
untuk memisahkan dua fluida. Salah satu dapat terjadi secara langsung maupun tidak
dari elemen terebut, memindahkan energi langsung. Maksudnya adalah [2]:
kalor ke elemen yang lainnya [4]. 1) Pada alat penukar kalor yang langsung,
Heat exchanger umumnya fluida yang panas akan bercampur
merupakan peralatan dimana dua jenis secara langsung dengan fluida dingin
fluida yang temperaturnya dialirkan (tanpa adanya pemisah) dalam suatu
kedalamnya dan saling bertukar kalor bejana atau ruangan tertentu. Contohnya
melaui bidang-bidang perpindahan panas adalah clinker cooler dimana antara
atau dengan cara kontak langsung clinker yang panas dengan udara
(bercampur). Bidang perpindahan panas ini pendingin berkontak langsung. Contoh
umumnya berupa dinding pipa-pipa atau yang lain adalah cooling tower untuk
sirip-sirip (fin) yang dipasangkan pada pipa mendinginkan air pendingin kondenser
[5]. pada instalasi mesin pendingin sentral
Kalor dapat dipindahkan diantara atau PLTU, dimana antara air hangat
kedua fluida tersebut, besarnya sangat yang didinginkan oleh udara sekitar
tergantung pada kecepatan aliran fluida, saling berkontak seperti layaknya air
arah alirannya, sifat-sifat fluida, kondisi mancur.
permukaan dan luas bidang perpindahan 2) Pada alat penukar kalor yang tidak
panas serta beda temperatur diantara kedua langsung, fluida panas tidak
fluida. Fluida yang mengalir didalam Heat berhubungan langsung dengan fluida
exchanger kadang-kadang mengandung dingin. Jadi proses perpindahan panas
zat-zat yang mengendap atau mengerak itu mempunyai media perantara, seperti
pada permukaan pipa atau bereaksi dan pipa, pelat atau peralatan jenis lainnnya.
menyebabkan korosi atau kerusakan Untuk meningkatkan efektivitas
lainnya, sehingga kinerja Heat exchanger pertukaran energi, biasanya bahan
dapat menjadi turun. Dengan demikian permukaan pemisah dipilih dari bahan-
untuk menunjang program maintenance bahan yang memiliki konduktivitas
peralatan ini, sebaiknya pengetahuan dasar termal yang tinggi seperti tembaga dan
perlu dikuasai agar diperoleh keuntungan aluminium. Contoh dari penukar kalor
yang optimal. seperti ini sering kita jumpai antara lain
Alat penukar panas banyak radiator mobil, evaporator AC.
digunakan pada berbagai instalasi industri,
antara lain pada : Boiler, Kondensor, Heat exchanger Tipe Shell and Tube
Cooler, Cooling Tower. Sedangkan pada Alat penukar kalor tipe ini adalah
kendaraan kita dapat menjumpai radiator salah satu jenis alat penukar kalor yang
yang fungsinya pada dasarnya adalah menurut konstruksinya dicirikan adanya
sebagai alat penukar panas. Tujuan sekumpulan “tube” yang dipasangkan di
perpindahan panas tersebut di dalam proses dalam “shell” berbentuk silinder di mana
industri diantaranya adalah [2]: dua jenis fluida yang saling bertukar kalor
a. Memanaskan atau mendinginkan fluida mengalir secara terpisah, masing–masing
hingga mencapai temperature tertentu melalui sisi “tube” dan sisi “shell”. Alat
yang dapat memenuhi persyaratan untuk penukar kalor tipe ini sering digunakan di
proses selanjutnya, seperti pemanasan industri kimia. Satu fluida mengalir di
reaktan atau pendinginan produk dan dalam pipa, sementara fluida lain dialirkan
lain-lain. dalam shell. Agar aliran dalam shell
turbulen dan untuk memperbesar koefisien

76 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 1. 2018


perpindahan panas konveksi, maka pada Menentukan panas kerja
shell dipasang penghalang (baffle). [2] Untuk mencari panas kerja alat
digunakan persamaan 1 dibawah ini:

Q = 𝑚𝑐 .𝐶𝑝𝑐 . ∆ 𝑇𝑐 = 𝑚ℎ . 𝐶𝑝ℎ . ∆ 𝑇ℎ 1)

Dengan:
Q = energi yang dipindahkan (Watt)
ṁ = laju aliran massa fluida (Kg/s)
Cp = kalor spesifik (Kj/Kg 0𝐾 )
∆T = beda temperatur fluida (0𝐾 )
Menentukan beda temperatur logaritma
Gambar 1. Alat Penukar Kalor Tipe Shell rata-rata
And Tube Temperatur fluida di dalam
Alat penukar kalor tipe “shell and penukar panas biasanya tidak konstan,
tube” memiliki komponen – komponen tetapi berbeda dari titik ke titik lain pada
yang sangat berpengaruh pada saat panas mengalir. Oleh karena itu
konstruksinya. tahanan thermal yang konstan, laju aliran
panas akan berbeda sepanjang lintasan
penukar panas. Maka rumus dasar
perpindahan panas sebagai mana
ditunjukkan pada persamaan 2.

∆ 𝑇1− ∆ 𝑇2 ∆ 𝑇1− ∆ 𝑇2
∆ 𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = = 2)
ln(∆ 𝑇2⁄∆ 𝑇1) ln(∆ 𝑇1⁄∆ 𝑇2)

Menentukan diameter ekuivalen


Rumus yang digunakan untuk
mencari diameter ekuivalen sebagai mana
(1) stationary head—channel; (2) stationary ditunjukkan pada persamaan 3.
head—bonnet;(3) stationary head flange—channel Untuk bentuk pitch kotak (square pitch)
or bonnet; (4) channel cover;(5) stationary head
nozzle; (6) stationary tube sheet; (7) tubes; (8)
4 (𝑃𝑇 2 − 𝜋 𝑑𝑜 2 /4)
shell; (9) shell cover; (10) shell flange—rear head De = 3)
end;(11) shell flange—rear head end; (12) shell 𝜋 𝑑𝑜
nozzle; (13) shell cover flange; (14) expansion
joint;(15) floating tube sheet; (16) floating head Menentukan Uf dan Uc
cover; (17) floating head backing device; (18) Menentukan Uf dan Uc dapat
floating head backing device; (19) split shear ring; menggunakan persamaan 4 dan 5.
(20) slip-on backing flange; (21) floating head ln(𝑟𝑜⁄𝑟𝑖)
1 1 𝑟𝑜
cover— external; (22) floating tubesheet skirt; (23) =ℎ +𝑟 + 𝑅𝑓𝑡 + 𝑟0 4)
packing box; (24) packing; (25) packing gland; 𝑢𝑓 0 1 ℎ1 𝑘
(26) lantern ring; (27) tierods and spacers;(28) 1 1 𝑟 1 ln(𝑟𝑜⁄𝑟𝑖)
= ℎ + 𝑟𝑜 ℎ + 𝑟𝑜 5)
transverse baffle or support plates; (29) 𝑢𝑐 0 𝑖 𝑖 𝑘
impingement plate; (30) longitudinal baffle;(31)
pass partition; (32) vent connection; (33) drain Dengan
connection; (34) instrument connection;(35) Uf = koefisien transfer panas permukaan
support saddle; (36) lifting lug; (37) support kotor (W/𝑚2 K)
bracket; (38) weir; (39) liquid level connection. Uc = koefisien transfer panas permukaan
(courtesy of the tubular exchanger manufacturers
association.)
bersih (W/𝑚2 K)
Rft = total pengotoran (W/𝑚2 K)
Gambar 2. Constructional parts and K = kondutifitas thermal bahan yang
connections digunakan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 1. 2018 77


Menentukan jarak antar tube Dengan
Menentukan jarak antar tube AS = Luas penampang shell (m²)
dapat dicari dengan persamaan 6. Ds = Diameter dalam shell (m)
C = Clearance (m)
C = 𝑃𝑇 - 𝑑𝑜 6) B = Jarak antara baffle cm
Pt = Jarak antara pipa
Ukuran Heat exchanger dapat ditentukan Gs = Kecepatan aliran massa (kg/s.m²)
dengan persamaan 7 dan 8 di bawah ini Mn = Laju aliran massa Fluida (kg/s)

𝑄 𝑄 Untuk bilangan Reynold dapat dicari


𝐴𝑐 = 𝑈 =𝑈 7)
𝑓 ∆𝑇𝑚 𝑓 ∆ 𝑇𝑚 dengan persamaan 14.
𝑄
𝐴𝑐 = 𝑈 8)
𝑐 ∆ 𝑇𝑚 𝐷𝑒 .𝐺𝑆
𝑅𝑐𝑠 = 14)
𝜋𝑆
Untuk mendapatkan overdesain kita
Perhitungan ini dilakukan untuk mencari
menggunakan persamaan 9.
faktor koreksi pada shell dengan asumsi
𝐴𝐹 bahwa temperatur dinding dalam pipa
Overdesign (%) = 𝐴𝐶 9) sama dengan temperatur diluar pipa.
𝑇ℎ𝑖+ 𝑇ℎ𝑜 𝑇𝐶𝑖+ 𝑇𝐶𝑂
Untuk menentukan diameter sell, maka TW = ( + ):2 15)
2 2
digunakan persamaan 10.
Luas aliran sisi tube dapat dicari
𝐶𝐿 𝐴𝑂 (𝑃𝑅)𝑑𝑜 dengan persamaan 16.
Ds = 0.637 √𝐶𝑇𝑃 [ ] 10)
𝐿 𝜋𝑖𝑑 𝑁𝑡
Untuk fix tube, nilai CTP yang disarankan 𝐴𝑡 = x 16)
4 2
adalah : [2]
Satu tube pass, CTP = 0.93 METODE PENELITIAN
Dua tube pass, CTP = 0.90
Tiga tube pass, CTP = 0.85 Dalam penelitian ini menghitung
langsung terhadap alat penukar kalor
Dimana CL adalah bentuk rangkaian tube LEAN SOLUTION COOLER 1-E-303
disarankan Pabrik 4 PT. Pupuk Kalimantan Timur di
kota Bontang. Selain itu dilakukan
CL= 1.0 untuk 900 dan 450 penelitian perbandingan terhadap
CL= 0.87 untuk 300 dan 600 komposisi material tube dengan
menggunakan material Carbon steel dan
Untuk menentukan jumlah tube digunakan stainless steel.
persamaan 11.
HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐶𝑇𝑃 𝐷𝑆2
𝑁𝑡 = 0.785 ( ) 2 11) Data Sheet HE 1-E- 303
𝐶𝐿 (𝑃𝑅) 𝐷𝑂
Data yang didapat berdasarkan
spesifikasi Heat exchanger unit 1-E-303
Luas aliran sisi shell menggunakan
Pabrik -4 PT Pupuk Kalimantan Timur .
persamaan 12.
Tipe : BEM
𝐷𝑆.𝐶.𝐵 . Panjang Tube L : 6m
AS = 12)
𝑃𝑡 Jumlah beban panas Q : 8586927 W/s
Sehingga kecepatan aliran massa menjadi
seperti persamaan 13. [2] Sisi Shell (fluida panas)

𝑀𝑛
Nama fluida : Lean MDA Solution
GS = 13) Diameter dalam shell Ds : 970 mm
𝐴𝑆

78 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 1. 2018


Kecepatan larut ms : 67 Kg/s 2001.76 W/𝑚2 K (tube) dan
Suhu masuk 𝑇ℎ𝑖 : 355.65 K 5707.46 W/𝑚2 K (shell),
Suhu Keluar 𝑇ℎ𝑂 : 321.85 K sedangkan menggunakan
Suhu tengah : 338.75 K material tube stainless stell 304
Jumlah passes n : 1 buah perpindahan panas yang terjadi
Jumlah sekat Nb : 8 buah sebesar 1950.78 W/𝑚2 K (tube)
Jarak antar sekat B : 655 mm dan 5256.5 W/𝑚2 K (shell),
terjadi penurunan transper
Parameter pada suhu 338.75 K (Mid Point) panas 2.55% (shell) dan 7.9%
Densitas 𝜌 : 1017.5 Kg/𝑚3 (tube)
Viskositas 𝜋 : 0.00187 Ns/𝑚2 2. Presure drop yang terjadi
Panas spesifik 𝐶𝑝 dengan menggunakan material
: 3803.71 J/kg.K
tube carbon stell sebesar
Konduktifitas termal k : 0.415 W/m.K
16193.2 pa / 2.35 psi (tube) dan
Sisi Tube (Fluida dingin ) 8188.98 pa/ 1.19 psi (shell),
sedangkan apabila
Nama Fluida : CCW menggunakan material tube
Diameter luar tube 𝑑𝑜 : 19.05 mm stainless stell 304 sebesar
Diameter dalam tube 𝑑𝑖 : 14.83 mm terjadi penurunan tekanan
Pitch tube Pt : 25.4 mm 15589.54 pa / 2.26 pasi (tube)
Jumlah tube Nt : 1074 dan 6789.83 pa / 0.98 psi (shell)
Panjang tube L : 6000 mm , terjadi penurunan tekanan
Kecepatan larut 𝑚𝑡 : 205.78 Kg/s ±3% dan ± 17 % (tube)
Suhu masuk 𝑇𝑐𝑖 : 308.15 K 3. Dengan menggunakan material
Suhu Keluar 𝑇𝑐𝑖 : 318.15 K tube carbon steel, diameter
Suhu Tengah : 313.15 K dalam shell (DS) yang
diperlukan sebesar 954 mm dan
Parameter pada suhu 313.15 K (Mid Point) jumlah tube (Nt) sebanyak 1183
buah, sedangkan apabila
menggunakan material tube
Desitas 𝜌 : 992 Kg/𝑚3
stainless steel 304 , diameter
Viskositas 𝜋 : 0.00066 Ns/𝑚2
dalam shell (Ds) yang
Panas spesifik 𝐶𝑝 : 4178.43 J/kg.K
diperlukan sebesar 999 mm dan
Konduktifitas termal k : 0.222 W/m.K jumlah tube (Nt) sebanyak 1300
Konduktifitas carbon stell Kcs : 54 W/m.K buah, terjadi kenaikan sebesar
Konduktifitas ss 304 Kss : 15 W/m.K 4.72% (Ds) dan 9.89% (Nt).
4. Dari perhitungan di atas dapat
Menentukan Jumlah tube
dibuat tabel perbandingan
𝐶𝑇𝑃 𝐷2
dengan menggunakan material
𝑁𝑡 = 0.785 ( 𝐶𝐿 ) (𝑃𝑅)𝑆 𝑑2 = 1183 tube carbon stell dan stainless
𝑜
0.93 0.9522 stell 304.
𝑁𝑡 = 0.785 (0.87) (1.333) 0.019052

Berikut perhitungan analisa alat


penukar klaor Heat exchanger 1-E-303
Tipe shell dan tube pabrik 4 PT. Pupuk
Kalimantan Timur di Kota Bontang .
1. Perpindahan panas yang terjadi
dengan menggunakan material
tube carbon steel sebesar

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 1. 2018 79


Tabel 1 . Perbandingan Material Carbon [2]. Kakac, Sadik & Liu, Hongtan,
Steel dan Stainless Steel (2002), Heat exchanger:
Selection, Rating, and
Thermal Design, USA: CRC
Press.
[3]. Kern, D. Q. 1950. Procces Heat
Transfer. McGraw-
HillBook Company.
[4]. Bizzy, I., Setiadi, R., (2013), Studi
Perhitungan Alat Penukar
Kalor Tipe Shell and
Tube dengan Program
Heat Transfer Research Inc.
(HTRI), Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sriwijaya,
Jurnal Rekayasa Mesin Vol
13 No. I Maret 2013, 67 –
72
[5]. Sontanan Biu, Gilberth, (2009),
KESIMPULAN Redesaian Penukar Panas
Berdasarkan hasil diatas Untuk Mechanical Seal
menunjukkan bahwa berdasarkan acuan Pompa Recirculation P2-P-
standar internasional yaitu TEMA 201 Di Unit Urea-4,
(Tubular Exchanger Manufacturers POPKA, Jurusan Teknik
Association ) , tentang perhitungan Mesin, Sekolah Tinggi
perancanan bagi sebuah Heat exchanger Teknologi Industri Bontang,
jenis shell and tube yang merupakan Tugas Akhir: STTIB.
salah satu alat pada instansi pabrik 4 PT
Pupuk Klaimantan Timur, dengan
menggunakan konduktifitas thermal
material carbon stell sebesar 54 W/𝑚2 K
dan konduktifitas thermal sainless steel
304 sebesar W/𝑚2 K (selisih 72.2 %)
dibutuhkan diameter dalam shell (Ds)
954 mm menjadi 999 mm atau
(perubahan 4.72%), dan kebutuhan tube
(Nt) 118 buah menjadi 1300 (perubahan
9.89%) , dapat disimpulkan bahwa
perbedaan konduktifitas thermal yang
tinggi suatu material tidak terlalu
berpengaruh kepada diameter dalam
shell (Ds) dan jumlah tube (Nt).

REFERENSI
[1]. Holman, J. P., (1991),
Perpindahan Kalor, Ed. 6,
Jakarta: Erlangga.

80 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 1. 2018

Anda mungkin juga menyukai