FARMAKOLOGI
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya serta
kemudahan yang diberikan sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Farmakologi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kelompok
hadapi. Namun kelompok menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat Allah SWT, dan juga dosen mata kuliah Farmakologi sehingga
kendala-kendala yang kelompok hadapi dapat teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kelompok sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin...............................................................................
B. Jenis-jenis Vitamin................................................................................
C. Mineral
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang
Barat dapat mengubah pola pikir mereka pula, seprti gaya makan. Orang Indonesia
pada zaman dahulu sangat berbeda dengan orang Indonesia pada zaman sekarang,
wanita Indonesia yang dahulu rajin memasak dan pandai memasak sekarang
mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan memasak para wanita
Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di rumah dan memasak
untuk kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka cenderung memilih makanan
cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak. Namun,
pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa yang ada di dalannya, apa yang
dapat di timbulkan makanan makanan cepat saji yang mengandung bahan
pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita.
Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan
yang seringkali membuat masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang
bagus. Bahkan hampir 89% masyrakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan
instant yang mungkin di mata mereka lebih simple. Tapi dengan semakin sering
dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan sejenis itu berarti mereka
juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin hanya sedikit
saja terkandung dalam makanan instant atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak jarang
makanan tersebut sama sekali tidak mengandung vitamin , mineral dan air dan tak
jarang pula makanan istant atau cepat saji banyak mengandung msg, pengawet
makanan, pemanis buatan bahkan bagi produen yang curang mereka tidak segan
menggunakan pewarna tekstil, yang dapat merusak organ-organ dalam tubuh,
bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya hiperaktiv dan
masih banyak lagi yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin
Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang artinya
senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian,tidak semua
vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin
adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi
biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam
tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang dikonsumsi harus ada
yang mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan
penyakit defiensi atau avitamiosis. (Abdul Hadi : 2013)
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin
memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak
akan dapat melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak
mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika
kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh,
tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino: 2013)
B. Jenis-jenis Vitamin
Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B dan C. Vitamin Larut
Air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya dibuang,
sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air perlu
sering dikonsumsi. Mesipun demikian, pemberian vitamin larut air dalam
jumlah berlebihan merupakan pemborosan dan menimbulkan efek yang tidak
diinginkan. Vitamin larut air terdiri dari (Syarif, 2007) :
a. Vitamin B Kompleks
1) Tiamin
a) Farmakodinamik
b) Farmakokinetik
c) Kebutuhan Sehari
d) Defisiensi Tiamin
f) Sediaan
Tiamin HCl (vitamin B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-
500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral dan
eliksir mengandung 2-25 mg/ml.
g) Indikasi
2) Riboflavin
Riboflavin (Vitamin B2) adalah vitamin yang memiliki ribosa dalam rumus
kimianya.Sumber yang mengandung vitamin B2 yaitu daging, hati, ragi,
telur, bebagai sayuran dan sebagainya.
a) Farmakodinamik
b) Farmakokinetik
Pemberian secara oral ataupun parenteral akan diabsorpsi dengan baik
dan didistribusi merata keseluruh jaringan. Asupan yang berlebihan
akan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk utuh. Dalam feses
ditemukan riboflavin yang disintetis oleh kuman di saluran cerna, tetapi
tidak ada bukti nyata yang menjelaskan bahwa zat tersebut dapat di
absorpsi melalui mukosa usus.
c) Kebutuhan Sehari
d) Defisiensi Tiamin
e) Efek Samping
f) Indikasi
3) Asam Nikotinat
Pada dosis besar asam nikotinat dapat menurunkan kadar kolesterol dan
asam lemak bebas dalam darah.kedua efek ini tidak diperlihatkan oleh
niasinamid.Pada dosis yang besar umumnya terjadi efek samping berupa
penurunan toleransi terhadap glukosa sampai terjadi hiperglekemia.
Selain itu terjadi kenaikan kadar asam urat dalam darah., gangguan fungsi
hati, gangguan lambung berupa mual sampai muntah serta peningkatan
motilitas usus. Reaksi anafilatik dilaporkan terjadi pada pemberian secara
IV.
b) Farmakokinetik
c) Kebutuhan Sehari
Kebutuhan Minimal asam nikotinat untuk pencegahan pellagra rata - rata
4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg.
d) Defisiensi Niasin
4) Piridoksin
b) Farmakokinetik
c) Kebutuhan Sehari
d) Defisiensi Piridoksin
e) Efek Samping
5) Asam Pantotenat
a) Farmakodinamik
b) Farmakokinetik
c) Kebutuhan Sehari
d) Sediaan
6) Biotin
7) Kolin
Kolin berfungsi sebagai prekursor asetilkolin, metabolisme lemak,
berkhasiat lipotropik untuk seperti sirosis hepatis, hepatitis, metabolisme
intermedier, donor metil untuk pembentukan asam amino esensial. Kolin
berperan sebagai prekursor asetilkolin, suatu neurotransmitter. Dalam
metabolism lemak kolin berkhasiat lipoprotik, yaitu dapat menurunkan
kadar lemak dalam hati. Kolin berperan juga dalam metabolism intermedier
yaitu sebagai dodor metal dalam pembentukan berbagai asam amino
esensial. Akan tetapi beberapa sifat kolin dianggap bertentangan dengan
sifat-sifat vitamin lain. Ternyata zat ini dapat disintetis dalam badan dari
serin dengan metionin sebagai donor metal.
Efek farmakologi kolin mirip dengan asetilkolin tetapi dengan potensi lebih
kecil. Kebutuhan tubuh akan kolin sehari – hari belum dapat ditentukan,
tetapi dalam makanan sehari – hari rata – rata terdapat 500-900mg.
Penggunaan per oral cukup dengan LD50 (200-400 g). Defisiensi kolin
baru timbul bila asupan kolin dan protein termasuk metionin dibatasi,
Gejala yang timbul berupa kenaikan kadar lemak dalam hati sirosis hepatis,
kelainan ginjal degeneratif. Pada kulit timbul kelainan, juga pada otot
terjadi kelemahan dan distrofi. Penggunaan kolin terutama sebagai zat
lipotropik dalam pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis dan
hepatitis.Akan tetapi, efektivitasnya diragukan.
8) Inositol
1) Farmakodinamik
2) Farmakokinetik
3) Kebutuhan Sehari
5) Efek Samping
6) Sediaan
Vitamin C tersedia dalam bentuk tablet dan larutan 50-1500 mg. Intuk
sediaan suntik didapatkan larutan yang mengandung 100-500 mg. Kalsium
askorbat dan natrium askorbat didapatkan dalam bentuk tablet dan bubuk
untuk penggunaan peroral.
a. Vitamin A
1) Farmakodinamik
2) Farmakokinetik
Vitamin ini diabsorpsi sempurna melalui usus halus dan kadarnya
dalam plasma mencapai puncak setelah empat jam tetapi absorpsi dosis
besar vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui feses.
Gangguan absorpsi lemak akan menyebabkan gangguan absorpsi vitamin
A, maka pada keadaan ini dapat digunakan sediaan vitamin A yang larut
dalam air. Absorpsi vitamin A berkurang bila diet kurang mengandung
protein atau pada penyakit infeksi tertentu dan pada penyakit hati seperti
hepatitis, sirosis hepatis atau obstruksi biliaris.Berkurangnya absorpsi
vitamin A pada penyakit hati berbanding lurus dengan derajat insufisiensi
hati.Dalam darah retinol terutama diikat oleh α1-globulin yang disebut
retinol binding protein (RBP). RBP disintesis dan disekresi di hati
selanjutnya dalam sirkulasi pembentuk komplek dengan transtiretin, suatu
prealbumin pengikat piroksin.
Vitamin A sukar melalui sawar uri dan jumlahnya dalam asi sangat
bergantung pada jumlah diet si ibu. Metabolit vitamin A diekskresi
melalui urin dan tinja.Kadar normal vitamin A dalam plasma 100-230
unit/dL. Gejala difesiensi vitamin A timbul bila kadar plasma dibawah
10-20 µg/dL (0,3 µg = 1 unit ). Asupan karoten yang terlalu banyak dapat
menyebabkan hiperkarotemia yang mengakibatkan kulit berwarna
kuning.
3) Mekanisme Kerja
4) Devisiensi vitamin A
Gejala yang paling dini dan paling mudah dikenal adalah buta senja.
5) Hipervitaminosis vitamin A
6) Teratogenesitas
7) Indikasi vitamin A
8) Interaksi
9) Patologi
b. Vitamin D
2) Farmakodinamik
3) Farmakokinetik
4) Defisiensi vitamin D
5) Hipervitaminosis D
c. Vitamin E
Pada tahun 1922, Evans dan Bishop menyatakan bahwa tikus betina
membutuhkan bahan makanan penting untuk mempertahankan
kehamilan. Kekurangan zat tersebut dapat menyebabkan kematian dan
resorpsi janin, sedangkan pada tikus jantan dapat menyebabkan
sterilitas.Karena itu vitamin E dahulu disebut juga vitamin antisterilitas,
tetapi kemudian ternyata bahwa defisiensi vitamin E menimbulkan efek
yang lebih luas. Vitamin E antara lain didapatkan pada telur, susu,
daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran misalnya
selada dan bayam(Syarif, 2007).
2) Farmakodinamik
3) Farmakokinetik
5) Hipervitaminosis E
d. Vitamin K
a) Farmakodinamik
b) Kebutuhan manusia
c) Defisiensi Vitamin K
d) Intoksikasi
e) Farmakokinetik
C. Mineral
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro
mineral :
1. Mineral Makro
a. Kalsium
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang
dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting untuk proses kontraksi dan
relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Kalsium merupakan
mineral yang paling banyak didapatkan didalam tubuh. Untuk absorpsinya
diperlukan vitamin D. Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan,
selama laktasi dan pada wanita pasca menopause. Bayi yang mendapat susu
buatan merupakan tambahan kalsium. Selain itu asupan kalsium juga
ditingkatkan bila makanan banyak mengandung protein dan atau fosfor. Banyak
peneliti yang menganjurkan asupan sekitar 1,2 g/hari untuk pasien alkoholik,
sindrom malabsorpsi dan pasien-pasien yang mendapat kortikosteroid,
isoniazid, tetrasiklin atau antacid yang mengandung aluminium.
b. Fosfor
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi.
Selain itu, fosforus juga mengatur keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan
mineral ini menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu
berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi (pengerasan) pada organ-
organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal. Daging, ikan, unggas, telur
dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.
c. Magnesium
Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim
dalam tubuh. Magensium bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi
biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme
energi, karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu, magnesium
juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas banan gen DNA. Buah
dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-kacangan,
dan biji-bijian.
Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natium
(kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls
saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
Meskipun defisiensi jarang terjadi pada individu yang mendapat makanan yang
cukup, hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak
mengandung protein.Penyebab hipokalemia yangpaling sering adaah terapi
diuretic terutama tiazid. Penyebab lain hipokalemia adalah diare yang
berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan parental
yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan
jangka lama. Aritmia jantung dan gangguan neuromuskularmerupakan akibat
hipokalemia yang paling berbahaya.
Hiperkalemia paling sering disebabkan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat
terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal
ginjal kronik terminal, atau penggunaan antagonis aldosteron. Aritmia jantung
dan gangguan konduksi merupakan gejala sisa yang paling berbahaya.
Manifestasi lain hiperkalemia termasuk kelemahan parestesia.
e. Natrium (Na)
g. Sulfur (s)
2. Mineral Makro
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga
(Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium)
a. Zat besi (Fe)
Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah
merah. Hemaglobin bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-
paru ke keseluruh jaringan tubuh. Zat besi juga berperan dalam metabolisme
energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta dalam sistem
kekebalan tubuh.
b. Tembaga (Cu)
c. Iodine (I)
d. Zinc (Zn)
Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata,
menghambat virus, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-
laki, dan mempercepat proses penyembuhan luka. Buah dan sayuran yang
mengandung Seng : kacang-kacangan, biji-bijian, legum, dan gangum.
e. Kobalt (Co)
Cobalt adalah salah satu elemen penting kehidupan, setidaknya bagi manusia
dan hewan. Kami tidak bisa bertahan hidup tanpa itu. Seperti dua puluh enam
elemen lainnya, cobalt adalah bagian penting dari tubuh kita. Cobalt adalah atom
sentral dalam setiap molekul vitamin B12, yang merupakan zat penting yang kita
dapatkan dalam makanan kita. Vitamin B12 membantu tubuh membuat darah.
Cobalt memiliki banyak kegunaan lain
f. Selenium (Se)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan
mikro mineral
B. Saran
Saran yang dapat penulis ajukan melalui makalah singkat ini ialah agar proses
pembelajaran berjalan lancer. Setiap individu seharusnya mengetahui tubuhnya
agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan asupan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan mineral untuk kesehatan. Jakarta: Penerbit
EGC
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor,
New Delhi.
Syarif, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal 769 –
793.