Jainal - Metode Kualitatif - Uas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

PERGAULAN ANTAR MAHASISWA PAPUA DI ASRAMA MAHASISWA

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU DITINJAU DARI


PERSPEKTIF SOLIDARITAS SOSIAL EMILE DURKHEIM

Dosen Pengampu:

Dr. Yusuf Hidayat, M.Si.


Laila Azkia, S.Sos., M.Si.

Oleh:
Jainal
(1810114110001)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
A. Pengertian Pergaulan.......................................................................................................4
B. Pengertian Solidaritas Sosial...........................................................................................4
C. Solidaritas Sosial menurut Emile Durkheim...................................................................4
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Solidaritas Sosial...................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN...........................................................................................................6
A. Pendekatan Penelitian.....................................................................................................6
B. Sumber data.....................................................................................................................6
C. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................6
D. Lokasi Penelitian.............................................................................................................7
E. Teknik Penentuan Informan............................................................................................8
F. Instrumen Penelitian........................................................................................................8
G. Teknik Analisis Data.......................................................................................................9
H. Rencana Pengujian Keabsahan Data...............................................................................9
I. Jadwal Penelitian...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................12

i
DAFTAR TABEL

Tabel.1 Daftar Mahasiswa Asal Papua yang Tinggal Di Asrama Mahasiswa Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru 2019......................................................................................8

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 Asrama Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru...........................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup
dengan orang lain. Manusia dalam perilaku sehari-hari banyak bersinggungan dengan
manusia lainnya. Hal ini ditandai dengan banyaknya aktivitas sehari-hari manusia
dilakukan dengan berkelompok. Kelompok yang ada didalam masyarakat ini
merupakan hasil dari interaksi dan pergaulan yang muncul akibat dari adanya
dorongan untuk hidup bersama. Interaksi dan pergaulan merupakan hal yang penting.
Karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial, karena tanpa
interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama [ CITATION Soe15 \l 1033 ].
Banyak faktor yang menjadi pemicu manusia hidup berkelompok antara lain kesamaan
etnis, jenis pekerjaan, ataupun lingkungan. Fenomena semacam ini sering ditemui
terutama diperkotaan. Karena seperti yang kita ketahui diperkotaan banyak terdapat
orang-orang dari perantauan dengan latar belakang dan tujuan yang berbeda misalnya
untuk tujuan pekerjaan maupun pendidikan. Nah kesamaan tujuan ini menjadi salah
satu alasan mereka membentuk kelompok sosial atau pergaulan.

Merantau karena pendidikan bukanlah hal yang asing dinegeri Indonesia, dari
waktu ke waktu gelombang orang yang merantau demi pendidikan terus terjadi.
Banyak kita jumpai mahasiswa pergi ke kota-kota besar untuk melanjutkan pendidikan
diperguruan tinggi. Dengan begini banyak mahasiswa akan membentuk kelompok-
kelompok sosial sebagai bentuk adaptasi dilingkungan barunya dan juga adanya
dorongan untuk berhubungan dengan orang lain karena manusia adalah makhluk
sosial. Seperti dikatakan [ CITATION Placeholder \l 1033 ] manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain. Banyak dari para mahasiswa perantau ini membentuk
kelompok sosial berdasarkan daerah asal mereka, tentu hal ini dilakukan untuk
memudahkan mereka ketika berada diperantauan karena kesamaan daerah dan etnis
akan memberi kemudahan dalam berkomunikasi dan juga adanya rasa senasib
sepenanggungan. Kelompok-kelompok yang terbentuk ini akan memunculkan pola
pergaulan seperti bentuk-bentuk kegiatan, hal ini terjadi sebagai respon dari kehidupan
bersama. Fenomena ini banyak dijumpai pada mahasiswa asal Papua, dimana mereka
dikenal amat kuat menjaga pergualan antar meraka di tanah perantauan. Hal ini
ditandai dengan banyak dijumpai mahasiswa Papua hidup berkelompok didaerah
perantauannya seperti tinggal bersama diasrama dan membentuk sebuah organisasi
yang menghimpun mahasiswa asal Papua ini didaerah perantauannya.

Ada banyak penelitian terdahulu yang membahas tentang mahasiswa asal papua,
yang mana hal ini menjadi bukti bahwa fenomena mahasiswa asal Papua ini menjadi
hal yang menarik untuk diteliti selain itu hasil penelitian juga berguna sebagai literatur
yang nantinya bisa bermanfaat untuk mahasiswa asal Papua. Adapun penelitian oleh
[ CITATION Wij13 \l 1033 ] dengan judul Studi Fenomenologi Pengalaman Penyesuaian
Diri Mahasiswa Papua Di Surabaya berhasil menjelaskan mengenai hambatan apa saja
yang dialami mahasiswa papua dalam proses penyesuaian diri dan strategi yang
mereka lalukan untuk mengatasi hambatan itu. Kemudian penelitian oleh [ CITATION
Lor18 \l 1033 ] berjudul Strategi Adaptasi Sosial Mahasiswa Afirmasi Asal Papua di
Univeritas Negeri Padang menjelaskan bahwa dalam proses adaptasinya mahasiswa
papua berusaha mencari penyemangat hidup seperti berkegiatan dan menjalankan hobi.
Penelitian lain oleh [ CITATION Nat15 \l 1033 ] berjudul Interaksi Sosial Mahasiswa
Papua Dengan Berbagai Mahasiswa Etnik Lain Studi Kasus di Rusunawa Untan, hasil
penelitian ini mengatakan bahwa mahasiswa papua mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan mahasiswa etnis lain sehingga interaksi sosial tidak terjalin baik.

Dari penelitian sebelumnya kita melihat bagaimana interaksi dan perilaku yang
dilakukan mahasiswa asal Papua untuk proses adaptasi mereka. Penelitian sebelumnya
juga menjelaskan bahwa mahasiswa Papua mengalami masalah dalam proses interaksi
yang mereka jalani sehingga proses adaptasi mereka terkendala. Proses interaksi dan
pergaulan mahasiswa Papua ini menjadi masalah yang menarik bagi penelitian, karena
banyak mahasiswa lain yang berasal dari berbagai daerah dan etnis, namun tidak
semua seperti mahasiswa Papua, yang mana mahasiswa Papua terlihat berhasil
menjaga hubungan antar sesama mereka, dapat dilihat mahasiswa Papua ini berkuliah
dimanapun pasti akan berkelompok dan membentuk pola pergaulan antar sesama
mereka. Kemudian yang membedakan penelitian ini dengan tiga penelitian sebelumnya
adalah peneliti kali ini mencoba melihat pola pergaulan atau interaksi yang biasanya
dilakukan antar mahasiswa papua melalui perspektif atau sudut pandang solidaritas
sosial. Penelitian kali ini fokus pada pergaulan dan interaksi yang mereka jalani dalam
keseharian sesama mahasiswa papua. Penelitian kali ini dilakukan pada mahasiswa

2
Papua yang berada di asrama mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru,
Kalimantan Selatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah pada penelitian ini maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah melihat bagaimana latar belakang dan bentuk pergaulan
antar mahasiswa asal Papua di asrama mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru bila ditinjau melalui perspektif solidaritas sosial Emile Durkheim?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana latar belakang dan bentuk pergaulan antar mahasiswa asal Papua di asrama
mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru bila ditinjau melalui
perspektif solidaritas sosial Emile Durkheim.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai referensi
bahan ajar ataupun sebagai referensi untuk penelitian selajutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang pergaulan
mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Universitas Lambung Mangkurat.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi mengenai solidaritas
sosial dan juga dapat dijadikan masukan jika meneliti tentang masalah yang
relevan dengan penelitian ini

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pergaulan
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan
orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadinya saling
mempengaruhi satu dengan lainnya yang akan membentuk jalinan persahabatan
atau pertemanan pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang
terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi
sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin [ CITATION Wik20 \l 1033
].
B. Pengertian Solidaritas Sosial
Solidaritas sosial jika dikaitkan dengan kelompok sosial bisa disimpulkan
bahawa solidaritas sosial adalah adanya rasa kebersamaan, dalam suatu wadah
kelompok dan menyangkut rasa kesetikawanan untuk mencapai tujuan dan juga
suatu keinginan yang sama. Ada beberapa unsur yang menjadi latar belakang
adanya solidaritas sosial antara lain mempunyai kesamaan agama, mempunyai
kesamaan bahasa, mempunyai kesamaan taraf perekonomian, kesamaan yang
saling memiliki dan juga kerjasama, mempunyai kesamaan akar sejarah dan
pengalaman, dan mempunyai kesamaan tindakan serta pilihan kehidupan
[ CITATION Fit19 \l 1033 ].
C. Solidaritas Sosial menurut Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang
menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas sosial menurutnya
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas sosial yang mempunyai dasar suatu
kesadaran kolektif bersama yang terlihat totalitas kepercayaan-kepercayaannya
dan juga kesamaan sentiment yang biasanya terjadi pada masyarakat.
Dikelompok kebersamaan itu dibentuk karena adanya kepedulian diantara
sesama kelompok. Solidaritas mekanik biasanya ada pada masyarakat yang
masih homogen yang masyarakatnya tinggal didesa dibandingkan dikota, rasa
kekeluargaan dan kepedulian lebih tinggi, kelompok yang mempunyai kesamaan
rasa kepercayaan, mempunyai kesamaan cita-cita, dan mempunyai kesamaan
komitmen moral. Emile Durkheim mengerucutkan jika masyarakat primitif
disatukan oleh fakta sosial non material dengan khusus oleh kuatnya kelompok
moralitas bersama atau yang sering disebut kesadaran kolektif yang kuat
[ CITATION Fit19 \l 1033 ].
2. Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas masyarakatnya yang sudah terikat dan
juga sudah mengenali pembagian kerja yang teratur dan disatukan dengan saling
ketergantungan antar sesama. Solidaritas organik merupakan kelompok yang
dibangun dengan perbedaan dan terdapat pada masa masyarakat kota yang sudah
heterogen. Solidaritas organik mempunyai bentuk hubungan antar sesama yang
selalu dilandaskan dalam hubungan sebab akibat, tidak dengan kesadarannya
sendiri akan nilai-nilai kemanusiaannya. Hubungan yang terjalin bersifat
fungsional sehingga sifatnya lebih untuk sementara waktu (temporer).
Solidaritas organik adalah kelompok yang terjadi dikarenakan adanya
ketergantungan antar individu bersama kelompok itu sendiri, dan berakibat
spesialisasi jabatan (pembagian kerja). Solidaritas organik ada pada masyarakat
yang sudah heterogen [ CITATION Fit19 \l 1033 ].
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Solidaritas Sosial
Solidaritas terbentuk karena individu-individu di masyarakat disatukan oleh
adanya kesamaan kepercayaan konsensus tentang satu yang diyakini, cita-cita, dan
komitmen moral. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya
solidaritas sosial. Pertama, the sacred (yang keramat) sebagai sumber solidaritas
masyarakat. Kedua, mempunyai kesamaan agama bisa menjadi solidaritas
masyarakat, terlebih agama mempunyai fungsi bersangkutan dari peraturan yang
bisa menjadi pengawal batas antara yang diterima dan yang tidak diterima. Ketiga,
memori kolektif, kesadaran, dan perasaan masa lalu bisa memberikan inspirasi
untuk bersatu. Kegita hal ini secara langsung maupun tidak langsung membentuk
solidaritas sosial masyarakat [ CITATION Fit19 \l 1033 ].

5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang
digunakan merupakan data kualitatif yang berupa penjelasan, gambaran dan kata-
kata. Menurut Bogdan dan Taylor dalam [ CITATION Rus15 \l 1033 ] metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dekriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Adapun
alasan memilih pendekatan kualitatif adalah untuk mendapatkan penjelasan
deskriptif tentang suatu fenomena yang dialami oleh subjek peneliti. Pendapat lain
Menurut Sugiyono dalam [ CITATION Rus15 \l 1057 ] penelitian kualitatif sendiri
merupakan peneltian yang dilakukan pada kondisi alamiah dengan berlandaskan
pada paradigma post-positivisme, yang lebih ditujukan untuk mengungkap makna
dari pandangan subjek yang diteliti untuk mendapatkan pemahaman tentang
fenomena yang diteliti secara luas, menyeluruh, dan mendalam, bukan ditujukan
untuk mencari generalisasi. Dengan metode penelitian kualitatif diharapakan akan
mendapatkan paparan data yang bersifat dekriptif atau narasi karena tujuan dalam
penelitian kali ini yaitu mengenai pergaulan antar mahasiswa Papua di Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
B. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari
informan. Dalam penelitian kali ini yang menjadi informan adalah mahasiswa
Papua yang tinggal asrama mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk melengkapi data
primer terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data sekunder dapat
berupa dokumen, buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi
dan dokumen resmi, foto, dan data statistik [ CITATION Rus15 \l 1057 ]
C. Teknik Pengumpulan Data

6
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Misalnya dalam hal ini bagaimana yang harus
dilakukan untuk memperoleh informasi dari informan. Dalam penelitian kualitatif ada
beberapa teknik pengumpulan data. Pada penelitian kali ini teknik pengumpulan data
yang digunakan ialah sebagai berikut:
1. Wawancara, Perekeman, dan Pencatatan
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi atau data
mengenai bagaimana pergaulan sesama mahasiswa Papua yang ada di asrama
mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat. Kemudian selama melakukan
wawancara dilakukan pencatatan hal-hal penting dalam proses wawancara
untuk ditanyakan lagi kepada informan setelah selesai menyampaikan cerita.
Hal ini dilakukan guna mengetahui hal-hal yang belum dipahami selama
informan bercerita. Selain itu juga dilakukan perekaman ketika wawancara
dengan informan berlangsung.
2. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Dalam menggunakan teknik observasi yang
terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti (Usman dan
Akbar, 1996:54).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen atau bahan-bahan tertulis, cetak, rekaman peristiwa yang
berhubungan dengan hal yang diteliti. Namun pada penelitian kali ini teknik
dokumentasi digunakan untuk mengambil gambar-gambar yang terkait dengan
objek peneltian untuk memperkuat hasil penelitian.
D. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Alasan peneliti melakukan penelitian di Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru karena disana terdapat asrama mahasiswa yang menjadi
tempat tinggal sebagian mahasiswa Papua selama berkuliah. Dengan demikian
akan memudahkan peneliti untuk menemui informan dan melakukan observasi.

7
Tabel.1 Daftar Mahasiswa Asal Papua yang Tinggal Di Asrama Mahasiswa
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2019
No Fakultas Laki- Perempuan Jumlah
laki
1 Pertanian 8 3 11
2 Perikanan 4 1 5
3 Teknik 5 2 7
4 Kehutanan 2 - 2
5 FMIPA 3 7 10
Jumlah 35

Sumber: Informan Mahasiswa asal Papua

Gambar.1 Asrama Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

E. Teknik Penentuan Informan


Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan menggunakan
purposive sampling, Artinya informan ditentukan melalui berbagai pertimbangan
sesuai dengan tujuan penelitian dan kriteria yang relevan dengan masalah
penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan peneltian. Dalam
penelitian ini yang menjadi kriteria dan syarat informan adalah mahasiswa asal
Papua yang ada di asrama mahasiswa ULM Banjarbaru.
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama atau human
instrument, yaitu peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpuk data,
analis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Untuk
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan penulis menggunakan
pedoman wawancara, alat perekam, kamera dan lainnya [ CITATION Sug07 \l 1057 ].

8
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilaksanakan sebelum peneliti
terjun ke lapangan, selama peneliti mengadakan penelitian di lapangan sampai
dengan pelaporan hasil penelitian. Analisis data dimulai sejak peneliti menentukan
fokus penelitian sampai dengan pembuatan laporan penelitian selesai. Teknik
analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga prosedur perolehan
data.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan
terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun
penambahan data yang dirasa masih kurang. Data diperoleh di lapangan
mungkin jumlahnya sangat banyak [ CITATION Sug07 \l 1057 ].
2. Penyajian data
Penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi
selama penelitian berlangsung. Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja
berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penyajian data selain
menggunakan teks secara naratif, juga dapat berupa bahasa nonverbal seperti
bagan, grafik, denah, matriks, dan tabel [ CITATION Sug07 \l 1057 ].
3. Verifikasi data
Verifikasi data merupakan langkah terakhir dalam teknik analisis data.
Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan ada perubahan-perubahan bila tidak dibarengi
dengan bukti-bukti pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya [ CITATION Sug07 \l
1057 ].
H. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai
penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun dalam penelitian ini
rencana yang akan digunakan untuk uji keabsahan data adalah uji credibility yaitu
uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Langkah yang akan digunakan sebagai
berikut.
9
a. Trianggulasi
William Wiersma dalam [ CITATION Sug07 \l 1057 ], mengatakan trianggulasi
dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi
sumber, trianggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1. Trianggulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan atau member check dengan tiga
sumber data [ CITATION Sug07 \l 1057 ].
2. Trianggulasi teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila
dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda maka peneliti melalukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar
[ CITATION Sug07 \l 1057 ].
3. Trianggulasi waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pagi hari pada
saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga
lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya
[ CITATION Sug07 \l 1057 ].
I. Jadwal Penelitian

Bulan pada tahun 2021


No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Penyusunan dan konsultasi
2 Penelitian lapangan dan
pengumpulan data
3 Analisis data
4 Penulisan laporan

10
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyah, W. (2019). SOLIDARITAS SOSIAL BAGI GENERASI MILLENIAL (Studi Pada


Anggota Organisasi Ikatan Mahasiswa Gresik UIN Sunan Ampel Surabaya).
Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Retrieved from
http://digilib.uinsby.ac.id/29343/3/Wafiatul%20Fitriyah_I73215049.pdf

Lora, S., & Nurman. (2018). Strategi Adaptasi Sosial Mahasiswa Afirmasi Asal Papua di
Universitas Negeri Padang. Journal of Civic Education, 218-223.

Natalia, Amrazi, & Rustiyarso. (2015). Interaksi Sosial Mahasiswa Papua Dengan
Berbagai Mahasiswa Etnik Lain Studi Kasus Di Rusunawa UNTAN. Pendidikan
Sosiologi FKIP UNTAN, 1-11. Retrieved from https://jurnal.untan.ac.id

Rustanto, B. (2015). Penelitian Kualitatif Pekerja Sosial. Bandung: Rosdakarya.

Setiadi, E. M., Kama A, H., & Effendi, R. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta:
Bumi Aksara.

Soekanto, S. (2015). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Wijanarko, E., & Syafiq, M. (2013). Studi Fenomenologi Pengalaman Penyesuaian Diri
Mahasiswa Papua Di Surabaya. Jurnal Psikologi: Teori & Terapan, 79-92.

Wikipedia. (2020, Juni 7). Pergaulan. Retrieved November 7, 2020, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pergaulan
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara

1. Aspek Penelitian : Solidaritas Sosial


2. Fokus Wawancara : Pola pergaulan mahasiswa Papua
3. Responden : Mahasiswa Papua di asrama mahasiswa ULM Banjarbaru
4. Waktu Wawancara : 2021
5. Jalan Wawancara : Wawancara tidak berstandar

Kategori Pertanyaan
Pergaulan 1. Apa yang anda lakukan jika merasa jenuh dengan kegiatan
perkuliahan?
2. Apa anda sering mengadakan perkumpulan?
3. Apakah anda sering berkumpul dengan mahasiswa lain
selain Papua?
4. Apakah asal daerah menjadi alasan kalian selalu sama-
sama?
5. Apakah anda akrab dengan penghuni asrama lainnya?
6. Apakah anda sering minta pertolongan dengan mahasiswa
Papua lainnya?
7. Apa yang anda rasakan berkumpul sama-sama dengan
mahasiswa Papua lainnya di perantauan?
8. Apa yang anda rasakan ketika berteman dengan mahasiswa
lainnya selain mahasiswa Papua?

Tempat Tinggal 1. Kenapa anda memilih untuk tinggal bersama mahasisa


Papua lainnya diasrama?
2. Jika ada memiliki biaya lebih apakah ada keinginan untuk
tinggal sendiri diluar asrama?
3. Apakah dengan tinggal bersama mahasiswa Papua lainnya
membantu adaptasi anda ketika diperantauan?
4. Apakah latar belakang status kalian sama-sama mahasiswa
menjadi alasan kalian memilih sama-sama tinggal di
asrama?
5. Apakah kesamaan budaya didaerah asal menjadi alasan kali
sama-sama tinggal diasrama?

12
Lampiran 2: Pedoman Obervasi

1. Fokus Observasi : Pergaulan antar mahasiswa Papua di asrama mahasiswa ULM


BJB
2. Kategori : Interaksi mahasiswa Papua
3. Sub Kategori : Pertemanan dan pergaulan sesame mahasiswa Papua
4. Waktu Observasi : 2021
5. Tempat Observasi : Asrama mahasiswa ULM BJB
6. Orang yang terlibat : Mahasiswa Papua yang ada di asrama mahasiswa ULM BJB

Aspek yang Deskripsi Makna


diamati
Lingkup pertemanan Dalam hal ini yang Pertemanan antara
dilihat ialah mahasiswa Papua
bagaimana berdasarkan pengaruh
pertemanan yang dari beberapa aspek.
terjalin antara
mahasiswa Papua,
apakah asal daerah,
kesukuan, hobyy, dan
kesamaan tujuan antar
mereka memberi
pengaruh atau tidak
dalam keakraban
pertemanan yang ada
antara mereka.
Pemilihan kamar Mahasiswa Papua Pemilihan kamar
diasrama memilih kamar selama dipengaruhi hubungan
tinggal diasrama antar sesama
apakah satu sama mahasiswa Papua.
lainnya saling
berdekatan agar lebih
mudah menjalin
interaksi.

13

Anda mungkin juga menyukai