ABSTRAK
Teknologi penginderaan jauh khususnya foto udara format kecil dengan menggunakan
wahana udara tanpa awak di Indonesia semakin lama semakin maju, salah satunya untuk kajian
bidang perkebunan. Tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu komoditas
perkebunan tanaman pangan yang penting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengetahui proses akuisisi data, (2) mengetahui karakteristik tebu berdasarkan nilai pantulan
spektral dan (3) untuk identifikasi kondisi usia tanam dan tingkat kemasakan tanaman tebu.
M etode penelitian yang digunakan yaitu akusisi data yang dilakukan adalah pemotretan
udara tegak dengan menggunakan wahana terbang Bixler 2 yang membawa sensor kamera
inframerah dekat Canon IXUS 140. Pengambilan data lapangan kadar zat gula dalam batang
tanaman tebu menggunakan alat brixmeter.
Hasil pemotretan udara inframerah dekat dapat dilakukan analisis Gr een Normalized
Difference Vegetation Index (GND VI), faktor kemasakan (FK) dan usia tanam dari tanaman
tebu. Secara umum, keseluruhan titik sampel di semua wilayah kajian mempunyai nilai GND VI
yang cukup rendah (mendekati 0) dan nilai FK yang rendah pula (d ibawah 25). Hal ini
menggambarkan bahwa keseluruhan kebun tebu yang menjadi objek kajian penelitian sudah
memasuki fase generatif dengan umur 10-12 bulan dan memasuki masa panen.
Kata kunci: Foto udara format kecil, UAV, Inframerah dekat, Tebu
ABSTRACT
Remote sensing technology especially small format aerial photography (SFAP) using
unmanned aerial vehicles (UAV) in Indonesia is increasingly progressing, for example in the
study of plantations. Sugarcane plant (Saccharum officinarum) is the one of import ant food crop
plantation commodities. Therefore, this study aim s: (1) to find out the data acquisition process,
(2) to find out the characteristics of sugarcane based on spectral reflection values and (3) to
identify the age of planting conditions and the degree of maturity of sugarcane.
The research method used is data acquisition carried out is upright aerial photography
using the Bixler 2 flying vehicle carrying a near infrared camera sensor Canon IXUS 140.
Retrieving field data of sugar content in sug arcane stems using a brix meter.
The results of near infrared aerial photography can be analyzed by G reen Norm alized
Difference Vegetation Index (GNDVI), maturity factor (FK) and planting age of sugarcane
plants. In general, the overall sam ple points in all study areas have a fairly low GNDVI value
(close to 0) and a low FK value (below 25). This illustrates that the entire sugar cane field which
is the object of research studies has entered the generative phase with the age of 10 -12 m onths
and entering the harvest period.
1
PENDAHULUAN satunya sebagai pilihan yang cocok untuk
Teknologi penginderaan jauh di Indonesia pemotretan udara dengan membawa sensor
semakin lama semakin berkembang sesuai
kamera digital. Dengan ada nya wahana udara
peruntukkannya. Penginderaan Jauh adalah
UAV ini kebutuhan akuisisi data foto udara
ilmu dan seni untuk memperoleh informasi dapat terpenuhi dengan cepat.
tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan
Khusus untuk bidang kajian perkebunan,
cara menganalisis data yang diperoleh dengan objek vegetasi mempunyai ciri khas dalam
menggunakan alat tanpa kontak langsung
merespon gelombang elektromagnetik. Hal ini
terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang
dikarenakan objek vegetasi memiliki nilai
dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1997). Tanaman pantulan yang kuat pada band hijau dan
produksi seperti tamanan tebu (Saccharum
inframerah dekat.
officinarum) merupakan salah satu komoditas
perkebunan tanaman pangan yang penting.
Data BPS Daerah Istimewa Yogyakarta
(2013) mengatakan produksi tanaman tebu
rakyat banyak dibudidayakan di wilayah
Kabupaten Sleman dan Bantul, yakni
mencapai 16.928 ton pada tahun 2012.
Produksi tersebut meningkat sebesar 7,06%
dibandingkan dengan produksi tahun
sebelumnya yang mencapai 15.812 ton. Oleh
karena itu, perlu dilakukan monitoring
kondisi tanaman tebu dengan foto udara
untuk terus m eningkatkan kuantitas produksi. Gambar 1. Kurva Pantulan Spektral
Tanaman tebu merupakan salah satu objek air, vegetasi dan tanah
komoditas perkebunan yang penting dan
berpengaruh terhadap hajat hidup orang Tujuan dari penelitian ini antara lain:
banyak. Dalam pertum buhannya hingga siap 1. M engetahui proses akuisisi data
dijadikan bahan baku produksi gula, tanaman penginderaan jauh foto udara format kecil
tebu melewati 4 fase pertum buhan yang antara inframerah dekat dengan wahana udara
lain: pesawat tanpa awak untuk bidang
1. Fase Perkecambahan (0 – 1 Bulan) perkebunan tebu.
2. Fase Pertunasan atau Fase Pertumbuhan 2. M engetahui karakteristik dari tanaman tebu
Cepat (1 – 3 bulan) berdasarkan nilai pantulan spektral sebagai
3. Fase Pemanjangan Batang (3 – 9 bulan) upaya monitoring kondisi pertumbuhan
4. Fase Kemasakan/Fase Generatif M aksimal tanaman tebu.
(10-12 bulan) 3. M engetahui kemampuan dari FUFK
Tingginya anggaran untuk melakukan inframerah dekat untuk identifikasi kondisi
suatu misi pemotretan foto udara format usia tanam dan tingkat kemasakan tanaman
standar (23 cm x 23 cm) menuntut perlunya tebu.
inovasi teknologi untuk menekan anggaran
M ETODE PENELITIAN
dalam suatu misi pemotretan udara, yaitu
M etode dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
berkembangnya foto udara format kecil.
tahap akuisisi data, tahap pengolahan foto
Pemotertan foto udara format kecil ini
udara inframerah dekat, tahap identifikasi usia
disesuaikan dengan keperluan studi tertentu
tanam dan tingkat kemasakan tanaman tebu.
seperti luas w ilayah pemotretan, tema studi
Wahana yang digunakan dalam penelitian
pemotretan udara, dan lain-lain.
ini adalah wahana UAV fixed wing model
Pemotretan udara format kecil pada
Bixler 2 yang membawa sensor kamera NIR-
umumnya dilakukan dengan menggunakan
modified untuk melakukan pemotretan udara.
wahana berupa pesawat yang kecil, misal
Secara keseluruhan, tahap akuisisi data
microlite (Warner et al, 1996). Seiring
meliputi tahap pra akuisisi data, akuisisi data
berjalannya waktu, wahana FUFK dengan
dan pasca akuisisi data. Tahap pra akuisisi data
jenis remote control/UAV sangat populer
dibagi menjadi 3 bagian yaitu perancangan
digunakan untuk berbagai keperluan, salah
2
sistem kamera dan wahana, survey lapangan dengan menggunakan alat ukur
pendahuluan dan perencanaan jalur terbang. brixmeter juga dilakukan.
M odifikasi sensor Canon IXUS 140 Tahap pasca akuisisi data meliputi
dilakukan dengan memperlebar julat spectrum pengolahan foto udara mentah hasil akuisisi
gelombang hingga mencapai inframerah dekat data untuk memperbaiki hasil dan untuk
pada panjang gelombang 0,79-0,86 μm. Hal persiapan tahap pemrosesan dan analisis
ini dikarenakan sensor yang akan digunakan digital.
bertujuan untuk menyerap informasi Foto udara yang dihasilkan dari tahap
berdasarkan pantu lan objek vegetasi pada akuisisi data mengalami gangguan atau distorsi
gelombang inframerah dekat. Setelah dan perlu dilakukan koreksi lensa dan koreksi
dilakukan proses modifikasi akan mempunyai geometric. Koreksi geometrik dilakukan untuk
kemampuan merekam objek pada saluran membentuk foto udara tegak atau orthofoto.
Near Infrared, Green dan Blue. Foto Pengolahan data untuk pembuatan
Kemudian kamera yang digunakan juga mosaik orthofoto menggunakan perangkat
dipasang Canon H ack Development Kit lunak Agisoft Photoscan. Sebelumnya, foto
(CHDK) agar kamera dapat melakukan udara di sortir terlebih dahulu dan dipilih yang
perekaman secara otomatis setiap selang distorsi/noisenya tidak terlalu tinggi (tegak
waktu yang ditentukan. Penentuan setelan dengan titik nadir) serta memiliki bagian yang
kamera yang digunakan ini disesuaikan saling bertampalan endlap maupun sidelap
dengan rencana terbang yang sudah dibuat antara satu foto dengan foto lain.
sebelumnya untuk mendapatkan hasil foto Proses pengolahan data pada perangkat
yang baik (tidak overexposure maupun lunak Agisoft Photoscan dilakukan secara
underexposure). otomatis, hanya cukup mengikuti menu
Perakitan wahana udara Bixler 2 meliputi workflow yang terdiri dari: align photo, build
perancangan wahana sesuai dengan kebutuhan geometry dan build texture. Hasil dari proses
pemetaan, seperti pemasangan komponen pengolahan mozaik foto kemudian dapat
elektronik pada pesawat hingga persiapan disimpan dalam bentuk file gambar, berikut ini
mounting kamera pada badan pesawat untuk adalah contoh hasil mozaik foto udara:
mendapatkan foto udara vertikal.
Tahap berikutnya adalah tahap survey
pendahuluan. Tahapan ini memastikan kondisi
perkebunan tebu yang memenuhi persyaratan
sebagai objek penelitian. Serta m enentukan
cakupan daerah kajian secara umum untuk
selanjutnya dibuat perencanaan jalur terbang.
Serta menentukan tempat untuk take off serta Gambar 2. Contoh mozaik foto udara
landing dan sebagai Ground Control Station Tahap kedua setelah akuisisi data adalah
serta penentuan titik GCP. tahap pengolahan foto udara inframerah dekat.
Perencanaan jalur terbang dimaksudkan Pemetaan kondisi tanaman tebu dihasilkan dari
untuk m emperkirakan luas cakupan efektif interpretasi visual foto udara inframerah dekat
foto udara berupa besaran prosentase serta hasil pengolahan digital citra tersebut.
pertampalan dan jumlah jalur terbang. Waktu Variabel yang dapat dihasilkan adalah
pemotretan pada hari pelaksanaan lapangan persebaran tanaman tebu membedakannya
sebaiknya berada di kisaran pukul 09.00 atau dengan objek yang lainnya.
15.00 WIB. Hal ini bertujuan untuk Pengolahan data mozaik orthofoto yang
menghindari intensitas cahaya matahari yang sudah dihasilkan sebelumnya, dilakukan
berlebihan pada saat siang hari. Selain itu, dengan metode NDVI dengan software
merencanakan ketinggian terbang yang ArcGIS 10.3. Algoritma NDVI yang dipakai
diinginkan. sedikit dilakukan modifikasi yang dikarenakan
Tahapan akuisisi data dilakukan setelah keterbatasan saluran kamera yang ada. Saluran
tahapan pra-akuisisi data sudah terlaksana yang digunakan adalah saluran Near Infrared
dengan sistematis dan baik. Selain itu dan Green. Dari hasil algoritma Green
pengambilan data kadar gula tanaman tebu di Normalized Difference Vegetation Index
3
(GNDVI) tersebut akan didapatkan nilai -1 terbang dengan jarak tempuh sekitar 20-30 km
hingga +1 yang berarti semakin besar nilai tergantung pada kapasitas batereai yang
pada setiap piksel, maka dalam piksel tersebut digunakan. Dengan model yang sangat
mengandung objek vegetasi dengan kondisi aerodinamis yang menyerupai model pesawat
yang baik. Rumus perhitungan GN DVI seperti terbang seperti umumnya, wahana foto udara
berikut: ini mempunyai tingkat drag/hambatan angin
(𝑁 𝐼𝑅 − 𝐺𝑟𝑒𝑒𝑛) dari depan yang kecil sehingga lebih efisien
𝐺𝑁 𝐷𝑉𝐼 = dalam terbang.
(𝑁 𝐼𝑅 + 𝐺𝑟𝑒𝑒𝑛)
6
Selain data foto udara, pada penelitian ini jalur terbang. Wahana udara terdorong angin
dibutuhkan juga data lapangan untuk objek dari belakang yang menyebabkan wahana
vegetasi tebu. Data lapangan diambil oleh melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi
penulis setelah pemotretan udara selesai. Data dibandingkan seharusnya, sehingga ada area
lapangan yang diambil adalah data koordinat yang terlewati dan tidak terfoto.
titik sampel, varietas, dan brix. Data Brix atau
tingkat kadar gula dalam tebu diukur dengan
brixmeter, dengan mengambil air sari tanaman
tebu pada 3 bagian batang tebu yaitu atas,
tengah dan bawah. Batang tebu dapat
dikatakan masak sempurna apabila selisih
antara nilai brix pada batang bawah dan batang
atas tidak terlalu besar. Sehingga semakin kecil
nilai FK yang didapatkan berarti semakin
matang batang tebu tersebut.
Pemotretan udara wilayah Gamping
dilakukan mulai pukul 13.37 WIB. Foto udara
yang dihasilkan dari jalur terbang didapatkan
sebanyak 241 buah foto yang mempunyai
kondisi baik untuk kemudian dilakukan proses
mozaik.
Hubungan antara usia tanam, nilai GN DVI Sedangkan hubungan antara tingkat
dan tingkat kemasakan tanaman tebu dapat kemasakan yang ditunjukkan dengan besarnya
dianalisis dengan membandingkan variabel kandungan zat gula pada batang tebu yang
tersebut. Tinggi atau rendahnya nilai GN DVI didapatkan dengan pengukuran dengan alat
pada suatu tanaman tebu menunjukkan brixmeter dengan usia tanam tanaman tebu
kandungan zat klorofil pada tanaman tebu selalu relevan. Tingkat kemasakan tanaman
tersebut, semakin rendah nilai GNDVI berarti tebu dikatakan baik apabila nilai perhitungan
tanaman tebu tersebut mem punyai daun yang Faktor Kemasakan (FK) dibawah 25, semakin
kering. Daun yang kering menandakan mendekati 0 semakin baik. Batang tebu yang
tanaman tebu memasuki fase generatif yang tergolong dalam masak sempurna adalah
sedang mengalami proses penambahan batang tebu yang memiliki kandungan zat gula
sukrosa/zat gula pada batang tebu. Apabila yang sama atau mendekati satu sama lain saat
nilai GNDVI tinggi berarti tanaman tebu diambil sampel pada batang bagian atas dan
tersebut mempunyai zat klorofil yang cukup batang bagian bawah.
banyak pada daunnya. Pertumbuhan daun pada Berdasarkan tabel pengamatan, nilai
tebu terjadi pada fase vegetatif tanaman tebu GNDVI yang kecil cenderung memiliki FK
pada usia tanam masih cukup muda. yang rendah. Hal ini menggambarkan bahwa
GNDVI berkolerasi dengan tingkat kemasakan
(FK). Untuk wilayah Gamping dengan jenis
varietas PSJT 941, nilai FK paling kecil
sebesar 4.761904 mempunyai nilai GN DVI
0.369366 pada titik sampel nomor 6. Kebun
tebu varietas PSJT 941 di w ilayah kajian
Godean, nilai FK paling kecil ada pada sampel
nomor 10 sebesar 5.76923 dengan nilai
GNDVI 0.40339. Sedangkan wilayah kajian
Prambanan dengan var ietas PS 862
mempunyai titik sampel dengan nilai FK
Gambar 17. Grafik Hubungan FK dengan GNDVI
paling rendah sebesar 7.2727 dan nilai GN DVI
W ilayah Gamping, Godean dan Prambanan sebesar 0.360595. Dengan nilai rata-rata dari
9
titik sampel G NDVI sebesar 0.439480 dan FK memantau kondisi kesehatan tanaman tebu
sebesar 8.315894 untuk wilayah Gamping, apabila terjadi serangan hama secara
nilai rata-rata sampel G NDVI sebesar faktual.
0.4132747 dan FK sebesar 7.8050049 untuk 3. Variabel nilai GND VI, tingkat kemasakan
wilayah Godean, sedangkan w ilayah dan usia tanam tebu saling berkaitan.
Prambanan mempunyai nilai rata-rata sampel Tanaman tebu yang sudah masak
GNDVI sebesar 0.4087567 dan FK sebesar mempunyai nilai GND VI yang rendah,
8.590902598. tingkat kemasakan/FK yang rendah dan
Secara umum, keseluruhan titik sampel di dapat diidentifikasi usia tanam sudah
semua wilayah kajian mempunyai nila i masuk kedalam fase generatif yaitu sekitar
GNDVI yang cukup rendah dan nilai FK yang 10-12 bulan.
rendah pula. Hal ini menggambarkan bahwa
keseluruhan kebun tebu yang menjadi objek DAFTAR PUSTAKA
kajian penelitian sudah memasuki fase
BPS, 2013. Provinsi Daerah Istimewa
generatif dengan umur 10-12 bulan dan
Yogyakarta dalam A ngka 2013.
memasuki masa panen.
Pemerintah Provinsi DIY. Yogyakarta
Jones, Hamlyn dan Vaughan, Robin. 2010.
KESIMPULAN Remote Sensing of Vegetation: Principles,
1. Akuisisi data foto udara Format Kecil Techniques and A pplications. New York:
(FUFK) Inframerah dekat untuk bidang Oxford University Press.
pertanian dan perkebunan dapat dilakukan Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer.
dengan cepat dan akurat menggunakan 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi
wahana udara UAV, proses akuisisi Citra. Yogyakarta. Gadjah M ada
dimulai dari tahap pra akuisisi data, University Press.
akuisisi data dan pasca akuisisi data.
M ochtar H. M . 1994. Upaya mendapatkan
2. Karakteristik tanaman tebu dapat diamati
tebu masak, segar dan bersih (M SB), Paket
dengan pengolahan digital seperti GN DVI
Kupat. P3GI 1994.
sebagai upaya memantau kondisi tanaman
Warner, Graham, Read. 1996. Small Format
tebu. Dengan mengetahui kondisi tanaman
Aerial Photography. Whitles Publishing.
dari nilai spektral objek tanaman dapat
United Kingdom.
diketahui usia tanam tebu serta dapat
10