Anda di halaman 1dari 8

Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T. A. (2021). Nurse and Health: Jurnal Keperawatan.

Volume (Issue):
Pages Number
http://ejournal-kertacendekia.id/index.php/nhjk/index

Original Research Article

GAMBARAN JARAK DAN WAKTU TEMPUH PSC 119 KOTA BANJARMASIN


BERBASIS ArcGIS

Zaid Rizkyansyah W 1*, Abdurahman Wahid 1, Tina Handayani Nasution 1

1
Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Abstract
Kedokteran, Universitas Lambung Background: Public saftey center merupakan salah satu pelayanan pre
Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan hospital yang menanggung keselamatan masyarakat. Pada kasus
Selatan, Indonesia
penanganan kegawatdaruratan harus memperhatikan adanya standar
dalam memberikan pelayanan gawat. Jarak tempuh dan waktu tempuh
Zaid Rizkyansyah Wiguna
Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas menjadi salah faktor yang harus diperhatikan. Dengan adanya titik
Kedokteran, Universitas Lmabung jejaring yang tersebar maka waktu tempuh akan semakin baik serta
Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan layanan gawat darurat akan semakin optimal dalam memberikan layanan
Selatan, Indonesia pre hospital.
Email: zaidrizkyyyy@gmail.com Objectives: Untuk mengetahui gambaran jarak dan waktu tempuh Public
Safety Center (PSC) 119 di Kota Banjarbaru berbasis software ArcGIS.
Article Info: Methods: Penelitian menggunakan metode non-eksperimental, dengan
Received: …………………
pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling
Revised: …………………
dengan jumlah sampel 105 jumlah panggilan Public Safety Center 119.
Accepted: ……………….
Results: Penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat jarak tempuh
DOI: rata-rata 3, 7123 Km, minumum 0,09 Km dan maksimum 9.74 Km yang
https://doi.org/10.36720/nhjk.v%i%.p telah ditempuh oleh PSC 119 Kota Banjarmasin. Hasil waktu tempuh
% rata-rata 5, 5685 Menit, minimum 0.14 menit dan maksimum 14.61
menit, dengan kriteria yang terpenuhi standar 78 titik lokasi kejadian
sedangkan tidak terpenuhi 27 lokasi kejadian. Dengan menggunakan
radius 5 Km setelah dihitung dengan menggunakan rumus kecepatan
t=s/v*60. Didapatkan bahwa untuk titik jejaring PSC 119 Kota
Banjarmasin tersebar di 3 kecamatan yaitu kecamatan banjarmasin timur,
banjarmasin utara dan banjarmasin selatan.
Conclusion: Titik jejaring menjadi hal pendukung untuk memenuhi
standart waktu tempuh yang sesuai standart internasional 8 menit. Dengan
menggunakan radius 5 Km, serta dengan menggunakan kecepatan rata-
rata ambulance 40 Km/jam sangat efektif untuk mendapatkan jarak dan
waktu tempuh yang ideal 8 menit. Untuk jejaring PSC 119 tersebar 3
kecamatan yaitu banjarmasin timur, banjarmasin utara dan banjarmasin
selatan. Dengan adanya titik jejaring tersebut maka standart waktu
tempuh dan pelayanan pre hospital akan semakin optimal untuk
mencegah kematian dan kecacatan.

Keywords: waktu tempuh, public Safety Center 119, titik Jejaring.

© 2020 The Authors. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Published by Community Service and Research of Kerta E-ISSN
Cendekia Nursing Academy - Kerta Cendekia Nursing Academy
2623-2448
This is an Open Access Article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License
which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is
P-ISSN
properly cited. 2088-9909

NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 1


Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

PENDAHULUAN response time internasional yaitu 8 menit


Penatalaksanaan untuk kasus untuk menuju lokasi kejadian ketika terjadinya
kegawatdaruratan harus terdapat standar untuk panggilan (Estember, Isip and Misal, 2019).
melaksanakan layanan gawat darurat sesuai
Penelitian PKJI (2014) Waktu
dengan kemampuan tenaga kesehatan dan
perjalanan ambulans dapat menggunakan
kompetensi (Depkes, 2011). Keadaan
persamaan waktu tempuh. Perhitungan waktu
pemberian pelayanan gawat darurat saat ini
tempuh erat kaitannya dengan jarak tempuh.
terutama di Indonesia masih belum maksimal
Penelitian Kartasasmita (2017) menjelaskan
memerlukan beberapa perbaikan dan evaluasi
bahwa untuk permintaan layanan pertama
(Nasution, 2016).
dalam penanganan gawat darurat pre hospital
WHO (2015) telah merilis The Global harus memerlukan pertolongan yang efektif
Report on Road Safety 2015 yang menunjukkan serta dengan waktu yang efisien diperlukan
angka kejadian kecelakaan lalu lintas dimana ambulans menuju ke lokasi kejadian serta
Indonesia sebagai negara berkembang menjadi membawanya kerumah sakit. Menurut Wahlin
salah satu negara yang menduduki posisi ketiga et al., (2018) menjelaskan maka lebih panjang
diasia dibawah india dan tiongkok dengan jarak yang ditempuh maka akan merugikan
jumlah 38.279 kasus dan setiap tahunnya bagi pihak emergency medical service maupun
meningkat (WHO 2015). Hasil Riset pasien, serta semakin pendek jarak yang
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 proporsi ditempuh pada pasien dengan kegawat
cedera yang di sebabkan kecelakaan lalu lintas daruratan medis trauma yang mengancam
untuk kendaraan bermotor di Kalimantan nyawa, maka semakin meningkat pula kualitas
Selatan sekitar 77% (2018). Data BPS (2019) hidup pasien untuk bertahan hidup. Salah satu
Di kota Banjarmasin jumlah insiden 154 aplikasi yang digunakan dalam menentukkan
terdiri dari kecelakaan dengan jumlah/total 54, jarak dan waktu tempuh ialah software
meninggal dunia 42, luka berat/trauma 30 dan ArcGIS ver 10.
untuk luka ringan 28.
Oleh karena itu dilakukan penelitian
pelayanan Prehospital merupakan terkait gambaran jarak dan waktu tempuh PSC
layanan yang memberikan pertolongan 119 kota banjarmasin untuk mengetahui titik
pertama pada saat waktu korban ditemukan, terdekat dan terjauh serta serta penempatan
dari proses transportasi hingga korban tiba titik jejaring yang nantinya aan dapat menekan
dirumah sakit (Margaretha, 2012). Sistem angka kematian dan kecacatan.
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu atau
yang sering disebut (SPGDT) terdiri dari METODE
beberapa unsur yaitu pelayanan pra rumah Penelitian yang digunakan yaitu desain
sakit, intra Rumah sakit, dan antar Rumah deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan
sakit (Fikriana and Al-Afik, 2018). sampel yaitu total sampling dengan jumlah
Public safety center adalah sebuah pusat sampel 105 jenis panggilan yang telah
pelayanan yang menanggung keselamatan warga diterima dan ditangani oleh pihak PSC 119
atau masyarakat. Salah satunya dalam pre Kota Banjarmasin pada bulan januari – maret
hospital yang berhubungan dalam kegawat 2020. Analisis data yang digunakan yakni
daruratan, merupakan ujung tombak pelayanan analisis univariat berupa tabel. Kelayakan etik
yang memberikan respons cepat terhadap telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas
penanganan gawat darurat (Fikriana and Al-Afik, Kedokteran ULM dengan No.219/KEPK-FK
2018). Salah satu indikator dalam pelayanan UNLAM/EC/VI/2020.
kegawatdaruratan yaitu response time. Standar

NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 2


Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

tempuh), s (jarak), v (60 kecepatan).


HASIL Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam
Jarak Tempuh PSC 119 Kota Banjarmasin pada jalan biasa sedangkan 80 km/jam jalan
bebas hambatan. Bisa kita lihat bahwa waktu
Tabel 1. Perhitungan jarak tempuh tempuh dari 105 jumlah titik lokasi kejadian
berdasarkan jarak yang ditempuh oleh yang sudah ditangani oleh PSC Kota
PSC 119 kota banjarmasin menuju Banjarmasin mempunyai waktu tempuh yang
lokasi kejadian. bervariasi dari setiap lokasi kejadian, di dalam
lingkup Kota Banjarmasin dengan rata-rata
Gambaran Jarak Tempuh dari PSC ke waktu yang di tempuh dari nilai minimum
Lokasi Kejadian 0.14 menit berada dialamat sultan suriansyah
Jum Mini Maxsi Mean (depan PSC 119), nilai maksimum 14.61 menit
lah mum mum
berada dialamat jalan handil bakti dan nilai
titik
Loka rata-rata yang didapatkan 5, 5685 Menit dari
si semua titik lokasi kejadian.
Jarak 105 0.09 9.74 3.7123
Tempuh Gambar 1. Waktu tempuh PSC 119 Kota
(Km) Banjarmasin memenuhi standart
dan tidak memenuhi standart
Tabel 1 memaparkan bahwa dari 105
titik kejadian yang ada dikota banjarmasin
yang di tangani oleh PSC Kota Banjarmasin.
Mempunyai jarak tempuh yang bervariasi dari
Waktu Tempuh
setiap lokasi kejadian di dalam lingkup Kota 95
Banjarmasin dengan rata-rata jarak yang di 75
tempuh 3, 7123 Km, jarak tempuh minimum 55
dengan nilai 0,09 Km dan sedangkan jarak
35
tempuh maksimum dengan nilai 9.74 Km.
15
Sesuai Standar Melebihi Standar
Waktu Tempuh PSC 119 Kota Banjarmasin Dari gambar 1 dapat diketahui bahwa
dari 105 titik lokasi kejadian yang ada dikota
Table 2. Perhitungan waktu tempuh Banjarmasin dari bulan januari-maret diantara
berdasarkan rumus yang telah 5 kecamatan didapatkan bahwa 78 titik lokasi
digunakan. kejadian telah memenuhi standar waktu yang
telah ditentukan internasional yaitu 8 menit
Gambaran Waktu Tempuh dari PSC ke dan 27 titik lokasi kejadian yang telah
Lokasi Kejadian melebihi standar waktu 8 menit yang telah
Jum Mini Maxsi Mean ditentukan yang terdiri dari kejadian Nyeri,
lah mum mum sesak nafas, pusing, KLL dan stroke.
titik
Loka Titik jejaring PSC 119 Kota Banjarmasin
si Setelah menghitung jarak dan waktu
Waktu 105 0.14 14.61 5.5685
tempuh PSC 119 Kota Banjarmasin Kemudian
Tempuh
peneliti menentukan titik jejaring PSC 119
Kota Banjarmasin sesuai kejadian yang belum
Dari Tabel 2 setelah menggunakan
memenuhi standart internasional 8 menit.
rumus kecepatan t = s / v * 60. Dengan
keterangan pada waktu tempuh t (waktu

NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 3


Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

Gambar 2. Titik jejaring PSC119 Kota menjadi pertimbangan dalam melakukan


Banjarmasin pertolongan pertama dalam pelayan pre
hospital. Penelitian mussi (2014) menjelaskan
bahwa jarak menjadi salah satu faktor
mngalami keterlambatan dalam memberikan
pertolongan pertama.

dalam jangkauan kurang dari 8 Km dari


pusat trauma angka kematian lebih rendah
dengan total 6,43 % sedangkan jarak tempuh
lebih dari 8 Km dari pusat trauma mengalami
peningkatan kematian dengan total 7,14%.
Gambar 1 memaparkan bahwa sebaran Semakin jauh jarak yang ditempuh menuju
titik kejadian pada peta ArcGIS serta titik lokasi kejadian maka akan berpengaruh dalam
koordinat yang terdiri dari 5 kecamatan yang memberikan pertolongan pertama serta
ada dikota Banjarmasin dengan jumlah 105 kelangsungan hidup Crandal et al., (2013). Hal
titik dari berbagai jenis kejadian serta ini diperkuat dalam penelitian Wahlin et al.,
penyebaran lokasi fasilitas layanan kesehatan (2018) didapatkan hasil bahwa semakin
dan titik jejaring PSC 119 kota Banjarmasin panjang jarak yang ditempuh, maka akan
yang terdiri dari alamat jalan A. Yani, jalan merugikan bagi pihak emergency medical
handil bakti, jalan adiyaksa, jalan alalak service maupun pasien dan semakin pendek
tengah, jalan alalak selatan, jalan lingkar jarak yang ditempuh pada pasien dengan
dalam utara, jalan hasan basri, jalan veteran, kegawat daruratan medis trauma yang
jalan pramuka, jalan sungai andai dan jalan mengancam nyawa, maka semakin meningkat
lingkar selatan. Dengan menggunakan radius 5 pula kualitas hidup pasien untuk bertahan
Km sangat efektif untuk mendapatkan waktu hidup.
tempuh 8 menit yang sesuai standart Dari Tabel 2 setelah menggunakan
internasional. rumus kecepatan t = s / v * 60. Dengan
keterangan pada waktu tempuh t (waktu
PEMBAHASAN tempuh), s (jarak), v (60 kecepatan).
Dari pemaparan tabel 1 dapat diketahui Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam
bahwa dari 105 titik kejadian yang ada dikota pada jalan biasa sedangkan 80 km/jam jalan
banjarmasin yang di tangani oleh PSC Kota bebas hambatan. Bisa kita lihat bahwa waktu
Banjarmasin. Mempunyai jarak tempuh yang tempuh dari 105 jumlah titik lokasi kejadian
bervariasi dari setiap lokasi kejadian di dalam yang sudah ditangani oleh PSC Kota
lingkup Kota Banjarmasin dengan rata-rata Banjarmasin mempunyai waktu tempuh yang
jarak yang di tempuh 3, 7123 Km, jarak bervariasi dari setiap lokasi kejadian, di dalam
tempuh minimum dengan nilai 0,09 Km dan lingkup Kota Banjarmasin dengan rata-rata
sedangkan jarak tempuh maksimum dengan waktu yang di tempuh dari nilai minimum
nilai 9.74 Km. 0.14 menit berada dialamat sultan suriansyah
Pemberian pertolongan pertama dalam (depan PSC 119), nilai maksimum 14.61 menit
pelayanan pre hospital, jarak tempuh menjadi berada dialamat jalan handil bakti dan nilai
salah satu faktor yang penting dalam rata-rata yang didapatkan 5, 5685 Menit dari
memberikan pertolongan pertama. Hal ini semua titik lokasi kejadian.
selaras dalam penelitian yang dilakukan oleh Kecepatan ambulance yang digunakan
pusponegoro (2020) menyatakan bahwa jarak oleh peneliti adalah kecepatan 40 Km/Jam
tempuh menjadi salah satu faktor yang dikarenakan untuk lokasi kejadian semua
NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 4
Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

bertempatkan didalam kota banjarmasin lingkar selatan. Dengan menggunakan radius 5


berdasarkan dari kementrian kesehatan Km sangat efektif untuk mendapatkan waktu
republik indonesia tahun 2001. Hasil tempuh 8 menit yang sesuai standart
penelitian ini didukung oleh Nehme, (2016) internasional.
menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
Menurut peneliti untuk posko PSC 119
mempengaruhi waktu tempuh dalam pre
kota Banjarmasin hanya memiliki satu buah
hospital antara lain jarak ke tempat kejadian,
posko PSC 119 oleh karena itu tidak mungkin
peningkatan kasus, hari kerja dan keahlian
bisa melayani seluruh area tersebut dengan
ambulans. Data yang didapatkan dari PSC 119
standar waktu yang ada. Penambahan titik
Kota banjarmasin untuk waktu ketempat
PSC bisa efektif jika disusun sesuai
kejadian sering mengalami keterlambatan
perencanaan yaitu dengan menaruh titik
dengan rata-rata waktu yang ditempuh >15
jejaring yang tersebar. Waktu tempuh 8 menit
menit, serta faktor lingkungan yang terlalu
sangat efektif untuk memberikan pertolongan
banyak pemukiman warga yang padat
pertama, kepada korban yang membutuhkan
penduduk.
maka dari itu sangat diperlukan titik jejaring
Menurut hasil penelitian yang dilakukan sehingga sangat efektif untuk meningkatkan
oleh Joshua B. Brown, MD, (2017) layanan pertolongan pertama.
menyatakan bahwa kematian akan semakin
Hal ini selaras dengan penelitian
meningkat, apabila waktu tempuh yang
Estochen, (1998) menyatakan bahwa,
dicapai semakin tinggi dan semakin rendahnya
penentuan lokasi fasilitas layanan gawat
waktu tempuh yang dicapai maka tingkat
darurat sangat efektif untuk mengurangi waktu
hidup seseorang semakin meningkat untuk pre
tempuh serta sangat berpengaruh terhadap
hospital. Sedangkan dalam penelitian Tensley,
pertolongan pertama dalam kecelakaan lalu
(2019) menyatakan bahwa pasien yang
lintas untuk mengurai jumlah kematian. . Hal
mengalami trauma dalam akses yang sangat
ini diperkuat dalam penelitian Oktaviani,
sulit ditempuh, maka dalam pemberian
(2013) menyatakan bahwa penempatan lokasi
pertolongan pre hospital akan lebih lama dan
ambulan yang diletakan pada lokasi yang
semakin rendahnya waktu tempuh maka akan
tertentu berpengaruh terhadap durasi waktu
lebih cepat dalam melakukan pemberian
untuk pertolongan.
pertolongan pre hospital.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa Selaras dengan penelitian Swalehe &
PSC 119 kota banjarmasin dalam memberikan Aktas (2016) menyatakan bahwa pemindahkan
pertolongan pertama gawat darurat rata – rata lokasi stasiun ambulan ketempat lokasi
sudah sesuai dengan standart yang ditentukan permintaan gawat darurat, akan sangat efektif
oleh WHO yaitu <8 menit. dalam mengurangi waktu untuk menuju lokasi
pertolongan. Sebelum ditentukan stasiun
Gambar 2 memaparkan bahwa sebaran ambulan waktu yang didapatkan 10 menit
titik kejadian pada peta ArcGIS serta titik untuk menuju lokasi permintaan pertolongan
koordinat yang terdiri dari 5 kecamatan yang dan setelah ditentukan lokasi stasiun ambulan
ada dikota Banjarmasin dengan jumlah 105 waktu yang telah tercapai 5 menit. Penelitian
titik dari berbagai jenis kejadian serta lain sejalan yang dilakukan oleh Peleg &
penyebaran lokasi fasilitas layanan kesehatan
Pliskin (2004) memanfaatkan data kejadian
dan titik jejaring PSC 119 kota Banjarmasin
lalu lintas tingkat kabupaten, serta menetapkan
yang terdiri dari alamat jalan A. Yani, jalan
kecepatan ambulans yang bervariasi dengan
handil bakti, jalan adiyaksa, jalan alalak
menggunakan poligon yang ada diArcGIS.
tengah, jalan alalak selatan, jalan lingkar
Didapatkan hasil bahwa Sebelum
dalam utara, jalan hasan basri, jalan veteran,
menggunakan model ArcGIS waktu yang
jalan pramuka, jalan sungai andai dan jalan
NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 5
Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

didapatkan yaitu 9,2 menit dan 12,3 menit.


Setelah dilakukannya menggunakan model Tina Handayani Nasution: Sebagai dosen
ArcGIS 94% panggilan memenuhi kriteria pembimbing kedua dalam penelitian.
dengan waktu 8 menit. Waktu 8 menit
menunjukan bahwa layanan emergency ORCID
medical services sangat efektif untuk Zaid Rizkyansyah Wiguna
melakukan pertolongan serta berpotensi untuk ORCID ID Penulis 1 https://orcid.org/0000-
meningkatkan kelangsungan hidup. 0001-8256-0690

KESIMPULAN Abdurahman Wahid 2


Dari penelitian Gambaran jarak dan ORCID ID Penulis 2 https://orcid.org/0000-
waktu tempuh PSC 119 Kota Banjarmasin 0001-9138-2822
berbasis ArcGIS ini dapat disimpulkan bahwa
dari 105 titik kejadian yang telah ditangani Tina Handayani Nasution 3
oleh pihak PSC 119 Kota Banjarmasin dari ORCID ID Penulis 3 https://orcid.org/0000-
bulan januari – maret 2020 rata–rata jarak dan 0002-9134-1817
waktu tempuh sudah sesuai standa
internasional yang telah ditetapkan oleh WHO REFERENCES
yaitu 8 menit. Badan Pusat Statistik 2015 Bagian Tata
Pemerintah Kota Banjarmasin.
SARAN Crandall, M., Sharp, D., Unger, E., Straus,
Saran bagi peneliti selanjutnya Dapat D., Brasel, K., Hsia, R., & Esposito,
dijadikan acuan dalam menyusun penelitian T. (2013). Trauma deserts: Distance
selanjutnya, dengan mengukur jarak tempuh from a trauma center, transport
dan menghitung waktu tempuh untuk times, and mortality from gunshot
mengetahui titik jejaring yang berada ditempat wounds in Chicago. American
lain atau didaerah lain. Dengan adanya titk Journal of Public Health, vol.103,
jejaring yang tersebar dikota banjarmasin no.06, pp.1103–1109.
maka disarankan untuk meletakan titik jejaring Departemen Kesehatan RI. (2011). Standar
yang telah ditentukan oleh peneliti. Dengan Pelayanan Keperawatan Gawat
adanya titik jejaring ini maka akan sangat Darurat di Rumah Sakit. Jakarta:
efektif untuk memberikan pertolongan Kementrian Kesehatan RI.
pertama dan untuk meningkatkan pelayanan Estember, R. D., Isip, I. G. A. and Misal,
pre hospital terutama untuk PSC 119 Kota
M. C. C. (2019) ‘An optimization-
based approach model for the
Banjarmasin. Diharapkan bagi institusi
improvement of the performance of
pendidikan agar mampu mendukung penelitian
Emergency Medical Service
seperti ini dan mengembangkan penelitian ini
Ambulances’, Proceedings of the
lebih lanjut untuk peningkatan kualitas International Conference on
pelayanan kesehatan gawat darurat pre Industrial Engineering and
hospital. Operations Management.
Estochen, B. M., Souleyrette, R. R., &
KONTRIBUSI PENULIS
Strauss, T. (1998). An Assessment
of Emergency Response Vehicle
Zaid Rizkyansyah Wiguna: Mahasiswa yang
Pre-Deployment Using GIS
melakukan Penlitian.
Identification of High-Accident
Density Locations. Transportation
Abdurahman Wahid: Sebagai dosen Research, pp. 221–226.
pembimbing pertama dalam penelitian.

NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 6


Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

Fikriana, R. and Al-Afik (2018) ‘Pengaruh Indonesia, vol.02, no.03, pp. 2–4.
Simulasi Public Safety Center
Terhadap Peningkatan Self Efficacy Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia.
Koordinasi Sistem Penanggulangan (2014).
Gawat Darurat Terpadu’, Jurnal Peleg, K., & Pliskin, J. S. (2004). A
Keperawatan, vol. 09, no01, pp. 35– geographic information system
42. simulation model of EMS: Reducing
Joshua B, Brown, MD, MS, Benjamin R, ambulance response time. American
Reynolds, Matthew R & Rosengart, Journal of Emergency Medicine,
MD M, 2017, 'HHS Public Access vol.22, no.03, pp. 164–170.
Not All Prehospital Time is Equal: Pusponegoro, A, 2012, Basic Trauma &
Influence of Scene Time on Basic Cardiac Life Suport, Jakarta:
Mortality', Physiology and Behavior, Yayasan Ambulans Gawat Darurat,
vol. 176, no. 3, pp. 139–148. Ed. 5.
Kartasasmita, M. (2017) Ambulance Ke Riset Kesehatan Dasar 2018, Badan
Rsud Karawang Dengan Algoritme Penelitian dan Pengembangan
Dijkstra, vol.09, no.03, pp. 290–300. Kesehatan Kementrian RI, Badan
Kemenkes (2001) Standarisasi Kendaraan Litbangkes, Depkes RI, Jakarta.
Pelayanan Medik Nomor 143. Swalehe, M., & Aktas, S. G. (2016).
Margareta. (2012). Buku Cerdas P3K :101 Dynamic Ambulance Deployment to
Pertolongan Pertama Pada Reduce Ambulance Response Times
Kecelakaan. Yogyakarta: Niaga Using Geographic Information
Swadaya. Systems: A Case Study of
Mussi, F. C., Mendes, A. S., Queroz., T. L. Odunpazari District of Eskisehir
De, Costa, A. L. S., Pereire, A., & Province, Turkey. Procedia
Caramelli, B. (2014). Pre-Hospital Environmental Sciences, vol.33,
Delay in Acute Myocardial no.33, pp. 199–206.
Infarction: Judgement of Symptoms Tansley, G., Schuurman, N., Bowes, M.,
and Resistance to Pain. Revista Da Erdogan, M., Green, R., Asbridge,
Associciacao Medica Brasileira, M., & Yanchar, N. (2019). Effect of
vol.60, no.01, pp. 63-69. predicted travel time to trauma care
Nasution, C. R. (2016). Kebijakan dalam on mortality in major trauma patients
implementasi SPGDT di indonesia. in Nova Scotia. Canadian Journal of
Nehme, Z., Andrew, E., & Smith, K. Surgery, vol.62, no.02, pp. 123–130.
(2016). Factors Influencing the Wahlin, R. R. (2018) ‘Prehospital
Timeliness of Emergency Medical intubation and outcome in traumatic
Service Response to Time Critical brain injury-assessing intervention
Emergencies. Prehospital efficacy in a modern trauma cohort’,
Emergency Care, vol.20, no.6, Frontiers in Neurology.
pp.783–791. World Health Organization 2015, Global
Oktaviani, E., Yoki Sanjaya, G., Status Report on Road Safety, World
Hasanbasri, M., Ilmu Kesehatan Health Organization.
Masyarakat, B., & Kedokteran, F.
(2013). Sentralisasi Layanan
Emergensi Sebagai Upaya
Peningkatan Durasi Response Time.
Seminar Nasional Sistem Informasi

Cite this article as: Authors. (Year). The relationship between parents' educational patterns and
decision-making abilities in nursing students. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, Volume

NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 7


Wiguna, Z. R., Wahid, A., Nasution, T, H. (2021)

(Issue), Pages Number. https://doi.org/10.36720/nhjk.v%i%.p%

NURSE AND HEALTH: JURNAL KEPERAWATAN, VOL 9, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2020 8

Anda mungkin juga menyukai