Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit demam berdarah Dengue (DBD) mewabah pada berbagai

negara seperti Afrika, Amerika, Mediteriania Timur, Pasifik, Asia Tenggara dan

negara lainnya, dimana wilayah yang paling serius adalah Amerika, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat. Data dari seluruh dunia menunjukkan bahwa Asia

menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya 2.

Penyakit DBD adalah penyakit yang banyak terjadi di negara tropis dan

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia

dimana jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin

luas1.

Demam berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan

ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue, salah

satu spesiesnya Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang

sering menimbulkan kejadian luar biasa. Penyakit ini ditandai dengan empat

manifestasi klinis utama yaitu demam tinggi, fenomena hemorragic, sering

dengan hepatomegali dan pada kasus berat disertai tanda-tanda kegagalan

sirkulasi. Pada penderita DBD dapat mengalami syok hipovolemik akibat

kebocoran plasma3.

1
2

Kriteria diagnosis DBD yang digunakan WHO adalah standar yang

digunakan baik klinis maupun laboratoris dalam menegakkan diagnosis dan

klasifikasinya. Diagnosis DBD dapat ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan

laboratorium terdiri dari; demam tinggi yang mendadak tanpa sebab yang jelas

berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan, pembesaran

hati, syok ditandai nadi cepat dan lemah. Kriteria laboratorium antara lain adalah

trombositopenia (≤100.000/mL) dan hemokonsentrasi dilihat dari peningkat

hematokrit ≥20% dari nilai dasar atau menurut standar umur dan jenis kelamin.

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan dua kriteria klinis pertama ditambah

trombositopenia dan hemokosentrasi dengan peningkatan ≥20%, dijumpai

hepatomegali sebelum terjadinya perembesan plasma6.

Terdapat empat tahap derajat penyakit DBD, yaitu derajat I dengan tanpa

tanda demam disertai gejala tidak khas dan uji torniket + (positif); derajat II

yaitu derajat I ditambah ada perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain;

derajat III yang ditandai adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah

serta penurunan tekanan nadi (≤ 20 mmHg), hipotensi (sistolik menurun sampai

≤ 80 mmHg), sianosis di sekitar mulut, akral dingin, kulit lembab dan pasien

tampak gelisah; serta derajat IV yang ditandai dengan syok berat (profound

shock) yaitu nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. Seperti

yang telah diketahui bahwa pengelompokan derajat DBD bermanfaat untuk

menilai tingkat keparahan derajat DBD dan memprediksi prognosisnya3.


3

Berdasarkan penelitian Towidjojo dkk; di RSU Anutapura Palu total

sampel 94 orang yang diperoleh dari data rekam medis di RSUD Anutapura Palu

terdapat adanya hubungan yang bermakna antara kadar trombosit dan hematokrit

dengan derajat keparahan DBD walaupun kekuatan hubungan lemah-sedang4.

Namun berbeda dengan hasil penelitian Widyanti di Rumah Sakit Sanglah

Penelitian ini dilakukan pada 100 rekam medis pasien dengan diagnosis demam

berdarah dengue di rumah sakit Sanglah tahun 2013-2014. Sampel dipilih dari

646 pasien yang dirawat sejak Juli 2013 sampai Mei 2014 terdapat hematokrit

dan trombosit tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan derajat

keparahan DBD5.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan literature

review yang lebih mendalam tentang hubungan hematokrit dan trombosit dengan

kejadian DBD.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara kadar trombosit dan hemotokrit dengan derajat

keparahan demam berdarah Dengue?


4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kadar trombosit dan

hematokrit dengan derajat keparahan demam berdarah Dengue.

1.3.2. Tujuan Khusus

i. Untuk mengetahui hubungan antara hematokrit dengan derajat

keparahan demam berdarah Dengue.

ii. Untuk mengetahui hubungan antara kadar trombosit dengan

derajat keparahan demam berdarah Dengue.


5

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diberikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1.4.1. Bagi Institusi

Hasil penelitian dimanfaatkan oleh pihak institusi/pendidikan

sebagai referensi yang akan digunakan oleh mahasiswa/i yang

berkepentingan terutama bidang kesehatan.

1.4.2. Bagi Peneliti

- Hasil penelitian diharapkan untuk menambah pengetahuan

mengenai hubungan antara trombosit dan hematokrit dengan

derajat keparahan demam berdarah dengue.

- Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan

mengenai kadar trombosit dan hematokrit dengan derajat

keparahan demam berdarah dengue terhadap sebagai syarat

untuk memperoleh

Anda mungkin juga menyukai