Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIK KLINIK 3

DEPARTEMEN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK D

1. FERDINAN YANTO MALO


2. IMELDAKALEKA
3. IGNASIUS JENANG
4. FINSENSIA SERLIANA LERO
5. HALDIN KRISNA LEDHE
6. HENI ADRIANUS NGONGO
7. HERONIMUS YERKOHOK
8. IMELDA MESA
9. IRNAWATI NONA INA
10. FERDIANUS BABU WUDA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, kasih dann karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PENGKAJIAN DALAM MANAJEMEN
KEPERAWATAN” pembuatan makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari Dosen pembimbing demi kesempurnaan makalah ini dan untuk memenuhi
kebutuhan dalam bidang keperawatan.

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyusun makalah ini .

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Malang 11 Mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem model asuhan keperawatan professional (MAKP) adalah suatu


kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, sistem MAKP. Perawat profesional dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masa depan adalah harus dapat
berkomunikasi secara lengkap, adekuat dan cepat (Nursalam, 2012). Pelayanan
keperawatan akan lebih memuaskan tentunya dengan penerapan model asuhan
keperawatan professional atau MAKP karena kepuasan pasien ditentukan salah
satunya dengan pelayanan keperawatan yang optimal (Fisbach, 1991 dalam jurnal
Nur Hidayah, 2014). Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan
adanya standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses
keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi (Nursalam, 2008).

Lutfiani achmadi (2015) Penerapan standar proses asuhan keperawatan


masih belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara oleh Citra Lestari (2010)
pada bagian diklat diketahui bahwa standar asuhan keperawatan sangat penting
dilaksanakan terutama pada kepatuhan perawat dalam mengisi dokumen standar
asuhan keperawatan karena dengan dilaksanakannya pengisian tersebut akan
dapat dilihat tingkat kepatuhan perawat terhadap standar asuhan keperawatan
Dari pengambilan data yang dilakukan penulis pada hari senin, tanggal 17
oktober 2016 di RSUD Datoe Binangkang didapatkan jumlah pasien yang
dirawat berjumlah 82 orang. Data ini merupakan data yang didapatkan dari
jumlah kunjungan pasien di Bangsal Pria pada bulan September. Ruang rawat
inap merupakan ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan
keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam
(Direktorat bina pelayanan penunjang medik dan sarana kesehatan, 2012).
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di klinik
ratanca milik universitas tribhuwana tunggadewi malang selama 1
minggu, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan
prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan
secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang bagaimana mampu mengumpulkan data
pengkajian keperawatan klinik ratancha UNITRI Malang
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diklinik
ratanca milik universitas trihuwana tunggadewi malang, mahasiswa
mampu :
a. Mengumpulkan data dan memahami data masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan M1-M5(man,
material,methode,money dan mutu)
b. Tidak melakukan impleentasi
1.3 Manfaat
Dalam penulisan makalah manajemen keperawatan ini dikemukakan
beberapa manfaat, yaitu :
1. Bagi pasien
Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai
kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
3. Bagi klinik ratanca
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode model TIM
serta menyusun rencana strategi.
4. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
menempuh pendidikan di universitas tribhuwana tunggadewi
malang
b. Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran
manajemen keperawatan.
c. Menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu
karya tulis dan menambah wawasan mahasiswa untuk
pengetahuan dibidang manajemen keperawatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN


2.1.1 Pengertian manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi, dimana di dalam
manajemen keperawatan tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan superfisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai suatu organisasi. Manajemen
keperawatan merupakan suatu pelayanan profesional dimana tim keperawatan
dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain:
pengorganisasian, perencanaan, motivasi dan pengendalian, dari keempat fungsi
tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan teknis, hubungan antar
manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya
guna dan berhasil guna bagi masyarakat (Nursalam, 2017). Manajemen keperawatan
adalah suatu tugas khusus yang harus untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif.
2.1.2 Prinsip – prinsip Manajemen Keperawatan
1. Berdasarkan perencanaan
Manajemen keperawatan perlu didasari perencanaan karena melaui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah dan efek perubahan yang terencana. Perencanaan merupakan
tugas yang utama dari serangkaian fungsi dan aktifitas manajemen. Penggunaan
yang efektif sangat diperlukan untuk implementasi dari rencana dalam organisasi
untuk mencapai produktifitas yang tinggi. Contoh penggunaan waktu yang
efektif.
a. Seorang kepala ruang merencanakan pertemuan dengan stafnya pada
permulaan dan akhir minggu
b. Jadwal individu perawat akan di nilai kembali pada setiap pertemuan dan
dipertimbangkan dengan tujuan produksi yang sesuai dengan budget.
2. Pengambilan keputusan
Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan, berbagai
situasi maupun masalah yang terjadi, dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat managerial.
3. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan.
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian pimpinan perawat, dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, pikir, yakini dan inginkan. Kepuasan pasien merupakan hal utama dari
seluruh tujuan keperawatan, dalam mencapai tujuan itu maka pimpinan
keperawatan mempunyai tiga tugas utama dalam mengatur SDM dan
manajerial yaitu membentuk kebutuhan khusus unit tertentu, membuat
pekerjaan yang menghasilkan, serta mengatur efek dan tanggung jawab sosial.

4. Terorganisir
Manajemen keperawatan harus terorganisir dan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. Prinsip
pengorganisasian antara lain : pembagian tugas, koordinasi, kesatuan
komando, tanggung jawab dan wewenang yang sesuai, hubungan staf dan lini
serta rentang pengawasan dan kendali. dalam keperawatan pengorganisasian
pelayanan keperawtan dilaaksanakan dengan cara :
a. Fungsional/ penugasan, yaitu pembagian tugas untuk perawat yang
dilakukan oleh kepala ruang masing – masing perawat mempunyai
tugas khusus.
b. Alokasi pasien (kasus), yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan
untuk beberapa pasien ataupun satu pasien dilakukan oleh perawat
yang sama.
c. Perawatan tim/grup tim perawat, yaitu sekelompok perawat merawat
sekelompok pasien, dipimpin oleh perawat yang mempunyai kualifikasi
pendidikan dan berpengalaman (Registred Nurse), adalah ketua tim dan
anggota tim.
d. Pelayanan keperawatan utama, yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan untuk satu perawat primer (Primary Nurse) yang
bertanggung jawab dari pasien masuk sampai pulang.
2.1.3 Fungsi manajemen keperawatan
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan suatu cara atau metode yang digunakan
untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu kegiatan. Dengan
perencanaan diharapkan hasil akhir dapat terwujud dan tidak melenceng
dari harapan awal. Perencanaan yang baik sangat bermanfaat untuk
mempercepat proses mendapatkan hasil yang diinginkan.
Perencanaan meliputi :
a. Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam minggu/bulan)
b. Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)
c. Perencanaan jangka panjang (untuk tahun mendatang).
Dalam bidang keperawatan, perencanaan berfungsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan merawat pasien sehingga pasien
menjadi puas dan dapat memperbaiki pelayanan dalam merawat pasien
sehingga pasien menjadi puas dan dapat memperbaiki pandangan
masyarakat terhadap perawat.
2. Organisasi/ Organication
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara
statis, organisasi merupakan suatu wadah kegiatan sekelompok yang
bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.Adapun ciri-ciri organisasi,
antara lain adalah :
a. Terdiri atas sekelompok orang
b. Ada kegiatan yang berbeda akan tetapi saling berkaitan
c. Setiap anggota mempunyai sumbangan usaha
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
e. Adanya suatu tujuan.
3. Ketenagaan /staffing
Dalam keperawatan ketenagaan adalah pemilihan,pelatihan,memotivasi
dan mempertahankan personil dalam organisasi.staf perawat merupakan
tantangan konstan untuk falilitas perawatan kesehatan. Sebelum pemilihan
karyawan seseorang harus membuat analisa pekerjaan tertentu, yang di
butuhkan dalam organisasi sehinga kemudian dapat muncul pemelihan
personil.
4. Penggerak / Actuating
Menurut Douglas, actuating adalah pengeluaran penugasan, instruksi
yang memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan dari klien dan
pedoman serta pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif
dan efisien untuk mencapai objektif organisasi. Untuk memaksimalkan
pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-
upaya sebagai berikut:

a. Menciptakan iklim motivasi


b. Mengelola waktu secara efisien
c. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
d. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
e. Melaksanakan system pendelegasian dan supervise
f. Negosiasi

Pelaksanaan Timbang Terima:


a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
5. Pengawasan /controlling
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman,
ketentuan, kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya
melalui supervise.
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses
manajemen . Ada 3 macam pengawasan, yaitu :
a. Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian yang dipusatkan pada
permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan - penyimpangan
dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan keperawatan, baik
suber daya, SDM bahan / alat maupun dana
b. Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan
berlangsung untuk memastikan sasaran tercapai
c. Feedback control. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil
dari pekerjaan yang telah diselesikan, jika ada penyimpangan akan
merupakan pelajaran untuk aktifitas yang sama di masa yang akan
datang.
2.1.4. Komponen manajemen keperawatan
1. Input
a. Informasi
b. Personel
c. Peralatan dan fasilitas

2. Proses
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
3. Output
a. Hasil/kualitas pemberian asuhan dan pengembangan staf
b. Penelitian untuk menindaklanjuti hasil
4. Control
a. Penyususnan anggaran yang professional
b. Evaluasi penampilan kerja perawat
c. Pembuatan prosedur sesuai standar
5. Mekanisme atau umpan balik
a. Laporan keuangan
b. Audit keperawatan
c. Survei kendali mutu
d. Penempilan kerja perawat
6.Unsur –unsur manajemen M1-M5
1. MAN M1(sumber daya manusia)
2.
A. Manajemen asuhan keperawatan professional
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu model
keperawatan tim, model keperawatan fungsional, keperawatan tim primer dan
metode kasus.
2.1.3.1 Model keperawatan fungsional
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana setiap tim atau
perawat merawat satu atau beberapa pasien pada saat dinas dan pada hari
berikutnya tidak dijamin dirawat oleh perawat yang sama. Keuntungan perawat
fungsional adalah dapat menyelesaikan banyak tugas dalam waktu yang singkat.
Kelebihan perawat fungsional adalah manajemen klasik yang meningkatkan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, pengawasan yang baik dan perawat senior
dapat menyibukkan diri dengan tugas manajerial. Kelemahan perawat fungsional
yaitu keperawatan fungsional membagi asuhan keperawatan, persepsi perawat
cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan membuat
hubungan perawat dengan pasien sulit terbentuk (Nursalam, 2017).
2.1.3.2 Model keperawatan tim
Model keperawatan tim adalah sebuah metode dimana setiap pemberian
asuhan keperawatan pada pasien yang di pimpin oleh perawat professional yang
terdiri dariperawat professional (register ners) perawat praktis yang mendapat ijin,
dan pembantu perawat. Keuntungan keperawatan tim adalah keperawatan yang
melibatkan semua anggota tim dalam perencanaan asuhan keperawatan pasien,
memungkinkan semua tim berkomunikasi dalam penyelesaian konflik sehingga
mudah diatasi dan keperawatan tim memberikan perawatan terbaik pada biaya
rendah. Kelemahan keperawatan tim adalah dapat menimbulkan fragmentasi
keperawatan bila konsepnya tidak di implementasikan dengan total, keterbatasan
tenaga kesehatan membuang kebutuhan pasien tidak terpenuhi dan keperawatan tim
sulit untuk menentukan waktu untuk konferensi tim (Nursalam, 2017).
2.1.3.3 Model perawat primer
Keperawatan tim primer merupakan metode penugasan yang paling dipuji
dan digunakan saat ini karena metode ini merupakan perluasan dari prinsip
desentralisasi wewenang, dimana keputusan tentang proses keperawatan dipusatkan
pada individu perawat fungsional. Perawat primer dipusatkan untuk merawat
kebutuhan total pasien dalam waktu 24 jam selama tinggal dirumah sakit
(Nursalam, 2017).
2.1.3.4 Model kasus
Manajemen kasus merupakan suatu sistem pemberian perawatan pasien
yang berfokus pada pencapaian hasil dalam kerangka waktu. Metode ini
memfokuskan pada seluruh episode penyakit, meliputi semua lingkungan dimana
pasien menerima perawatan. Metode ini meliputi praktik kolaboratif yang
gilirannya melibatkan kelompok profesional perawat yang kolaboratif untuk
memindahkan pasien melalui sistem.
3 Model keperawatan tim kasus
Model keperawatan tim kasus sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan
konsep - konsep sebagai berikut:
1. Ketua tim mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan keperawatan
klien, merencanakan, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Selain itu harus mampu memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan filosofi keperawatan.
2. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan
keperawatan. Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan untuk
setiap klien harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan selalu dinilai
kembali untuk validitasnya.
3. Ketua tim harus menggunakan semua teknik manajemen dan
kepemimpinan.
4. Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau tidak kaku.
5. Peran dan Fungsi Perawat pada Metode Tim kasus

Pada metode tim kasus ini tugas dan tanggung jawab dilaksanakan
asuhan keperawatan dibedakan atas tugas dan tanggung jawab kepala ruang,
ketua tim, PA.

BAB III

INSTRUMEN PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN M1-M5

3.2 VISI MISI DAN MOTTO KLINIK RATANCHA


a. Visi
Visi klinik Ratacha adalah menjadi klinik yang melaksanakan pelayanan,
pendidikan dan riset yang unggul ,mandiri, bermartabat dan mengabdi
pada kepentingan masyarakat.
b. Misi
3.1 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu
dengan mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset dan
multidisiplin
3.2 Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna berdasarkan bukti
dan riset ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran dan kesehatan
lainnya
3.3 Menyelenggarakan riset klinik dan non klinik yang berwawasan
global
3.4 Meningkatkan kemandirian Klinik Ratancha dan kesejahteraan
karyawan.
c. Motto

Motto klinik Ratancha adalah mewujudkan klinik yang benar –


benar nyaman, sejuk, penuh keramahan dalam pelayanan, dan
menghadirkan nuansa yang menunjang kesembuhan pasien.
3.2. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
3.2.1 Man (M-1)
1. Ketenagaan
a) Struktur Organisasi
Ruangan Klinik Ra Tan Cha malang dipimpin oleh kepala Ruangan dan
dibantu oleh ketua tim perawatan, perawat pelaksanaan , admin logistik,
pekarya.

Dokter PJ Klinik

Koordinator Klinik

Pelayanan Keperawatan Pelayanan Administrasi

Kepala Ruang Petugas Adminsitrasi


Ka Tim I Ka Tim II

Anggota Anggota
TIM TIM

Gambar 3.1 struktur organisasi ruang Klinik Ra Tan Cha

b. Jumlah tenaga perawat

No Klasifikasi Jumlah
1 S1 Keperawatan 1
2 D III 1

c. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat


Kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarkan tingkat
Ketergantungan pasien diruang mawar pada tanggal 05 mei -07 mei 2021
Menurut rumus Gillies(2006) sebagai berikut:
a) Hari pertama data tingkat ketergantungan pasien diruangan berdasarkan
pengkajian tanggal 11 mei 2021
Berdasarkan pengkajian tanggal 11 mei 2021

No Nama pasien BED Diagnosa M P T


medis
1 Tn. L 1.1 TB paru 
2 Ny.Y 1.2 Anemia 
3 Tn. E 1.3 Diare 
4 Ny. T 1.3 Flu 
5 Tn. B 2.1 Batuk 
6 Tn. R 2.2 Anemia 
7 Ny .G 2.3 TB paru 
8 NY. Y 2.4 Anemia 
9 TN. K 3.1 Anemia 
10 Tn. L 3.2 TB paru 
11 Tn. D 3.3 Anemia 
12 Ny . B 3.4 Anemia 
13 NY. K 4.1 Batuk 
14 TN. L 4.2 TB paru 
15 TN. M 4.4 Flu 
16 TN. U 4.5 TB paru 
17 TN. I 5.1 TB paru 
18 NY. P 5.2 Anemia 
19 NY. M 5.3 Batuk 
20 NY. H 5.4 Flu 
21 NY. S 6.1 Fever 
22 NY.G 6.2 Diare 
23 TN. X 6.3 Anemia 
24 TN.K 6.4 Diare 
25 Tn.D 7.1 Anemia 

Kebutuhan Tenaga Keperawatan berdasarkan Metode Douglas

1. Tingkat ketergantungan pasien


a. Mandiri
b. Parsial
c. Total
2. Kebutuhan Perawat
 Jumlah kebutuhan per shift

No Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam


ketergantungan pasien
1 Mandiri 5 5x0.16=0.80 5x0.15=0.75 5x0.7=0.40

2 Partial 9 9x0.26=2.36 9x0.17=1.53 9x0.11=0.11

3 Total 11 11x0.36=3.96 11x0.30=3.3 11x0.20=2.2

Jumlah 26 7.12 2.61 4.62

7 2 4

Jumlah Kebutuhan Perawat per Hari

7+2+4= 13 orang

 Jumlah Loss Day


0.6x jumlah kebutuhan per hari: 0.6x13=9 orang
 JumlahTugas Non Keperawatan
25%x(Jumlah perawat/hari+loss day)= 25%x(15+9)=6orang
 Jumlah Kebutuhan Perawat Satu Unit
Kebutuhan perawat/hari + loss day + tugas non kep= 15+9+6=30 orang

Berdasarkan rumus Douglas didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat


perhari adalah 15 orang.

b. Hari Kedua data Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati

Berdasarkan pengkajian tanggal 11 MEI 2021

No Namapasien BED Diagnosa M P T


medis
1 Tn. S 1.1 TB paru 
2 Ny.W 1.2 Anemia 
3 Tn. D 1.3 Diare 
4 Ny. K 1.3 Flu 
5 Tn. M 2.1 Batuk 
6 Tn. A 2.2 Anemia 
7 Ny .S 2.3 TB paru 
8 NY. F 2.4 Anemia 
9 TN. R 3.1 Anemia 
10 Tn. Y 3.2 TB paru 
11 Tn. J 3.3 Anemia 
12 Ny . B 3.4 Anemia 
13 NY. K 4.1 Batuk 
14 TN. L 4.2 TB paru 
15 TN. M 4.4 Flu 
16 TN. U 4.5 TB paru 
17 TN. I 5.1 TB paru 
18 NY. P 5.2 Anemia 
19 NY. M 5.3 Batuk 
20 NY. H 5.4 Flu 
21 NY. S 6.1 Fever 
22 NY.G 6.2 Diare
23 TN. X 6.3 Anemia 
24 TN.K 6.4 Diare 
25 Tn.D 7.1 Anemia 

KebutuhanTenaga Keperawatan berdasarkan Metode Douglas

1. Tingkat ketergantungan pasien


 Mandiri : 6
 Parsial : 9
 Total : 13
2. Kebutuhan Perawat
 Jumlah kebutuhan per shift

No Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam


ketergantungan pasien
1 Mandiri 6 6x0.17=1.02 6x0.14=0.84 6x0.07=0.42

2 Partial 9 9x0.27=2.43 9x0.15=1.35 9x0.10=0.9

3 Total 13 13x0.36=4.68 13x0.30=3.9 13x0.20=2.6

Jumlah 25 8.13 6.09 3.92

8 6 4

Jumlah Kebutuhan Perawat per hari

8+6+4= 18 orang

 Jumlah loss Day


0.6xjumlah kebutuhan per hari:0.6x18=10 orang
 Jumlah tugas non perawat
25%x(jumlah perawat/hari + loss day+tugas non kep=25%x(18+10)=7
orang
 Jumlah kebutuhan perawatsatu unit
Kebutuhan perawat/hari + loss day +tugas non kep=18+10+7=35 orang
Berdasarkan rumus Douglas didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah
perawat perhari adalah 18 orang
b. Hari ketiga data tingkat ketergantungan pasien diruang mawar
Berdasarkan pengkajian tanggal 07 mei 2021

No Nama pasien BED Diagnosa M P T


medis
1 Tn. S 1.1 TB paru 
2 Ny.W 1.2 Anemia 
3 Tn. D 1.3 Diare 
4 Ny. K 1.3 Flu 
5 Tn. M 2.1 Batuk 
6 Tn. A 2.2 Anemia 
7 Ny .S 2.3 TB paru 
8 NY. F 2.4 Anemia 
9 TN. R 3.1 Anemia 
10 Tn. Y 3.2 TB paru 
11 Tn. J 3.3 Anemia
12 Ny . B 3.4 Anemia 
13 NY. K 4.1 Batuk 
14 TN. L 4.2 TB paru 
15 TN. M 4.4 Flu 
16 TN. U 4.5 TB paru 
17 TN. I 5.1 TB paru 
18 NY. P 5.2 Anemia
19 NY. M 5.3 Batuk 
20 NY. H 5.4 Flu 
21 NY. S 6.1 Fever 
22 NY.G 6.2 Diare 
23 TN. X 6.3 Anemia 
24 TN.K 6.4 Diare 
25 Tn.D 7.1 Anemia 

KebutuhanTenaga Keperawatan berdasarkan Metode Douglas

1. Tingkat ketergantungan pasien


 Mandiri : 5
 Parsial : 7
 Total : 10

No Kualifikasi pasien Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam


ketergantungan pasien
1 Mandiri 5 5x0.17=0.85 5x0.14=0.7 5x0.07=0.35

2 Partial 7 7x0.27=1.89 7x0.15=1.05 7x0.10=0.7

3 Total 10 10x0.36=3.6 10x0.30=3 10x0.20=2

Jumlah 22 6.34 4.75 3.05

6 5 3

Jumlah Kebutuhan Perawat per hari


6+5+3= 14 orang

 Jumlah loss Day


0.6xjumlah kebutuhan per hari:0.6x14=8 orang
 Jumlah tugas non perawat
25%x(jumlah perawat/hari+ loss day+tugas non kep=25%x(14+8)=5
orang
 Jumlah kebutuhan perawat satu unit
Kebutuhan perawat/hari + loss day +tugas non kep=14+8+5=27 orang
Berdasarkan rumus Douglas didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah
perawat perhari adalah 14 orang

 BOR (Bed Occupanci Ration)


a. Perhitungan BOR menurut Depkes RI tahun 2005
BOR pasien di ruang Mawar dari tanggal 11 mei 2021 sampai 13 mei 2021
Tabel 3.6 Perhitungan BOR pasien diruang mawar 1 berdasarkanrumus
Depkes RI tahun 2005

No Tanggal Jumlah BOR Ket


Bed Bed
keseluruhan terpakai
1 28 april 2021 120 88 88/120x100% 73%

2 29 april 2021 120 85 85/120x100% 70.8%

3 30 april 2021 120 86 86/120x100% 71.6%

b. Diagnosis Penyakit Terbanyak


Data yang didapatkan selama pengkajian dari tanggal 11-13 Mei 2021 diagnosis
penyakit terbayak adalah penyakit Anemia
Dengan jumlah penderita sebanyak 9 orang Anemia + TB paru 6 orang, Diare 3
orang, Flu 3 orang, Batuk 3 orang, Fever 1 orang
c. Perhitungan beban kerja perawat
1) Shift pagi dimulai pukul 07.00-14.00 (7jam)
2) Shift siang dimulai pukul 14.00-21.00 (7jam)
3) Shift malam dimulai pukul 21.00-07.00 (10jam)
d. KebutuhanTenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Douglas
Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien
perhari, yaitu :
1. Keperawatan langsung
Mandiri 5 orang pasien x 2 jam = 10 jam
Parsial 10 orang pasien x 3 jam = 30 jam
Total 10 orang pasien x6 jam = 60 jam
Jumlah = 100 jam
2. 25 orang pasien x 1 jam =25 jam
25 orang pasien x 0,25 jam = 10 jam
Total jam keseluruhan adalah = 135 jam
3.3 Sarana dan pra sarana (M2-Material)
3.3.1 DENAH RUANGAN

TOILET

MEJA DOKTER
TEMPAT ALAT MEDIS

MEJA ADMIN TEMPAT TIDUR PASIEN


TEMPAT ALAT MEDIS

3.3.2
PINTU MASUK Sarana Pra sarana
Berikut
PINTU KELUAR adalah daftar
RUANG Sarana dan Prasarana Klinik Ra Tan Cha
TUNGGU
3.5.1 PeralatanMedis MEJA PERAWAT
N NamaBarangatauAlat Jumla Keterangan
O h PINTU MASUK
PINTU KELUAR
1. TimbanganInjak 1 Ada
2. TimbanganBayi 1 Ada
3. PengukurTinggiBadan 1 Ada
4. TensimeterJarum 2 Ada
5. TensimeterLipat 2 Ada
/duduk
6. Stetoskopanak 2 Ada
7. Stetoskopdewasa 2 Ada
8. Termometer manual - Tidakada
9. Termometer digital 2 Ada
10. Manometer tabung 10 Ada
11. Manometer sentral 5 Ada
12. Suction 1 Ada
13. Nebulizer 1 Ada
14. Infus pump B. brown 1 Ada
15. Ambubagbayi 1 Ada
16. Ambubaganak 1 Ada
17. Senter 3 Ada
18. Tromolbesar 1 Ada
19. BakInstrumen (putih) 1 Ada
20. BakInstrumen 2 Ada
(stainlise)
21. Komtutup 2 Ada
22. Komtanpatutup 2 Ada
23. Bengkok 1 Ada
24. Guntingperban 2 Ada
25. Klem 1 Ada
26. Pinsetanatomidancirugi 4 Ada
s
27. Tongue spatel 3 Ada
28. Kunciinggris - Tidakada
29. Kursiroda 3 Ada
30. Kabellistrikpanjang 2 Ada
31. Tabung O2 transport 1 Ada
32. Troli O2 transport - Tidakada
33. Pengukurpanjangbayi 1 Ada
34. Mesin EKG ada
1 ( belumbisadipakaidikarnakantidakadakert
as)
35. Guntingbiasa 1 Ada
36. Monitor 3 Ada
37. Syring pump 2 Ada
38. Infuse pump 2 Ada
39 Tabung O2 1 Ada
diruangantindakan

Daftar Fasilitas Klinik


N Tempattid
Kamar Fasilitas Jumlah
o ur
Tempattidur 2
Kamarmandi 1
Wastafel 1
AC 1
1 ASOKA 1 2 Bantal 2
Sofa 2
Guling 2
Kursi 2
Lemaripasien 2
2 ASOKA 2 5 Tempattidur 5
Kamarmandi 1
Wastafel 1
Lemaripasien 5
AC 2
Kursi 5
Bantal 5
TV 1
Tempattidur 3
AC 2
Wastafel 2
Pemanas air 1
Troli emergency 1
Lemariobat 1

HCU Lemariloker 1
3 3
ANAK Termos 1
Sampahinfeksius 1
Sampah non 1
infeksius 1
Timbangkecil 1
Temperaturruangan 1
Tempattisue 1
Tempattidur 8
Lemaripasien 8
Kipasangin 2
4 ASOKA 3 8
Kamarmandi 1
Wastafeel 1
Oksigenruangan 5
Tempattidur 3
Kamarmandi 1
Wastafel 1
5 ASOKA 4 3
Lemaripasien 3
Kipasangin 1
Bantal 3
6 ASOKA 5 4 Tempattidur 4
Wastafal 1
Kamarmandi 1
Bantal 3
Kursi 5
Kipas angina 1
Tempartidur 6
Kamarmandi 1
Wastafel 1
7 ASOKA 6 Kipasangin 1
Kursi 6
Bantal 6
Lemaripasien 6
8 RUANG 1 Bad tindakan 1
TINDAKA
Standarinfus 1
N
AC 1
Kamarmandi 1
Septibox 3
Tempatobatpasien 31
Lemaries 1
Bengkok 1
Troliinjeksi 2
Handscrabe 3
EKG 1
(tidakbisadigunakankertatidak
ada)
1
2
Nebulezer 2
Stetoscopeanak 1
Stetoscopebayi 1
Tensi meter anak
Tempatinstrumenkot 1
or
Tempatisntrumenster 2
il 1
Box darah 1
Timbangbayi
Tabungoksigenruang 1
an
Tabungoksigentransf 1
ort 1
Jam dinging 1
Kulkasobat
Papanpemberitahuan
Spoolhoak 1
Tempat linen 1
Ruang infeksius 1
8
kotor Tempat linen non 1
ifeksius 1
Tempatcucialat 1

3.3.3. Pengelolahan Sarana Pra Sarana


a. Jumlah alat sudah sesuai dengan rasio pasien
b. Semua perawat mampu menggunakan semua peralatan dengan baik
c. Semua fasilitas di ruangan sudah lengkap untuk merawat pasien.
3.4. M3- Metode

3.4.1 Penerapan MAKP


Metode yang digunakan Ruang Mawar untuk pemberian asuhan
keperawatan pada pasien adalah metode fungsional. Dalam pembagian tugasnya
dibagi dalam 3 shift yaitu pagi, siang dan malam. Metode yang digunakan merujuk
pada fungsi-fungsi manajemen keperawatan. Pelaksanaan metode fungsional belum
efektif dan belum berjalan dengan maksimal (perawat belum terfokus untuk
melayani pasien karena memberikan asuhan keperawatan kondisional/saling
membantu antar satu sama lain).
3.4.2 Operan
Table 3.3.1 Tabel klinik sentral pada 05 mei 2021
Tanggal
No. Langkah-langkah 15/11 16/11
P S P S
Persiapan:
1. Buku laporan shift sebelumnya √ √ √ √
2. Membaca laporan shift sebelumnya. √ √ √ √
3. Shift yang akan mengoperkan, √ √ √ √
menyiapkan hal-hal yang akan di
sampaikan.
4. Shift yang akan menerima membawa √ √ √ √
buku catatan operan / catatan harian
5. Kedua kelompok sudah siap. √ √ √ √
Prosedur Pelaksanaan:
1. Kepala ruang mengucapkan salam √ √ √ √
(selamat pagi/assalamu’alaikum), Doa
dan menyampaikan akan segera di
lakukan operan.
2. Perkenalkan diri dan perawat yang √ √ √ √
akan bertugas selanjutnya.
3. Kegiatan dimulai dengan √ √ √ √
menyebut/mengidentifikasi secara satu
persatu (berurutan tempat tidur /
kamar) :
 Identifikasi Klien: nama,alamat, no
register
4. Jelaskan kondisi / keadaan umum √ √ √ √
klien.
5. Jelaskan tindakan keperawatan yang √ √ √ √
telah dan belum dilakukan
6. Jelaskan hasil tindakan masalah √ √ √ √
teratasi sebagian belum atau muncul
masalah baru.
7. Jelaskan secara singkat dan jelas √ √ √ √
rencana kerja dan tindak lanjut asuhan
(mandiri atau kolaborasi)
8. Memberikan kesempatan anggota shift √ √ √ √
yang menerima operan untuk
melakukan klarifikasi / bertanya
tentang hal-hal atau tindakan yang
kurang jelas.
9. Perawat yang menerima operan √ √ √ √
mencatat hal-hal penting pada buku
catatan harian
10 Perawat yang mengoperkan √ √ √ √
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas berikutnya.
Penutup:
1. Kepala Ruang (yang memimpin) √ √ √ √
kembali ke Nurse Station
2. Berdoa bersama yang di pimpin oleh √ √ √ √
kepala ruang
3. Mengucap salam. √ √ √ √
4. Mengucapkan selamat istirahat bagi √ √ √ √
shift sebelumnya.
5. Mengucapkan selamat bekerja untuk √ √ √ √
shift berikutnya
TOTAL 20 20 20 20
Presentase 100% 100 100% 100%
%
Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu
mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim
kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur. Operan dilakukan setiap
pergantian shift (100%) pada tanggal 15-16 November 2016.
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan
kegiatan konsultasi. Pre-conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post-conference adalah diskusi
tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pada
tanggal 15-16 November 2016, pelaksanaan operan di ruang Anyelir yaitu sebagai
berikut :
1. Pre dan post conference digabung dengan operan
2. Tim yang akan menerima operan shift membawa kertas catatan
3. Setelah operan di nurse station perawat dinas sebelumnya memperkenalan diri
perawat penerima operan kepada pasien untuk jaga selanjutnya
4. Timbang terima sudah dilakukan dengan cukup baik (PP melaporkan identitas
pasien, keluhan utama, dan intervensi yang sudah dilakukan maupun rencana
intervensi selanjutnya) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak
berdasarkan MK dan MK masih jarang disebutkan saat operan, banyak
terfokus pada tindakan medis
3.4.3 Ronde keperawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan:
a. Persiapan
 Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
 Pemberian inform concent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksaan
 Menjelaskan tentang pasien oleh perawat pelaksana dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yg
akan atau telah dilaksanakan & memilih prioritas yg perlu didiskusikan.
 Mendiskusikan antar perawat tentang kasus tersebut.
 Memberikan justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah pasien serta tindakan yang akan dilakukan.
 Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
 Pengelolaan logistik dan obat

Dokter visite

Tambahan obat di UDD oleh pihak farmasi

Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan ke Apotek

3.4.4 Perencanaan pulang (disharge


Obat planing)
di antarkan oleh pihak instalasi farmasi
Discharge Planning dilakukan pada saat pasien pulang dan
terdokumentasiObat di taruh
dalam statusdi lokeratau
pasien obatarsip
pasien/bed diruang
Discharge perawat
Planning yang tersimpan
di dalam status pasien. Di ruang Mawar Discharge Planning sudah dilakukan dan
terdapat format yang memuat resume pasien pulang yang berisi sama dengan
format Discharge Planning yang sesuai, adanya kemauan perawat untuk
memberikan penkes kepada pasien dan keluarga mulai pasien datang hingga
pulang, kegiatan Discharge Planning yang telah dilakukan antara lain: penjelasan
tentang kontrol, obat, aktivitas, makanan yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi
dan perawatan setelah di rumah, tetapi leaflet hanya ada di instalasi gizi, belum
ada leaflet yang membahas tentang penyakit dan perawatan di rumah.
3.4.5 Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004).
Supervisi dalam keperawatan sebagai suatu proses kegiatan pemberian dukungan
sumber-sumber (resources) yang dibutuhkan perawat dalam rangka
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mc Farland,
Leonard & Morris, 1984).
Dalam penerapan MAKP diruang kegiatan supervisi sudah dapat
dilakukan oleh kepala ruangan, antara lain supervisi kegiatan operan, pre-post
conference, pemberian askep dan dokumentasi asuhan keperawatan, tetapi
kegiatan masih belum terjadual dan dilakukan secara spontan jika kepala ruang
tidak sibuk.
Kendala dalam pelaksanaan supervisi yang ditemukan adalah belum
terbiasa dengan perencanaan pengarahan dan merasa canggung untuk melakukan
supervisi, serta tenggelam dengan kegiatan rutin, ilmu pengetahuan masih
kurang, kepala ruangan dan katim tidak dapat memberikan masukan dan
perbaikan kepada perawat yang disupervisi. Hal ini akan berdampak terhadap
kualitas pemberian asuhan keperawatan yang tidak optimal. Rencana tindak
lanjut pelaksanaan supervisi yang harus dilakukan adalah : direncanakan siapa,
kapan waktunya, kegiatan apa yang akan disupervisi, bagaimana supervisi
dilaksanakan dan penentuan standar serta alat supervisi. Agar supervisi dapat
dilakukan dengan lebih baik, kepala ruangan perlu melatih dan membudayakan
kegiatan supervisi secara terus menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki.

3.4.6 Dokumentasi
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan diruang Mawar yaitu
mengimplentasikan cara pendokumentasian dengan model nic noc. Format
pendokumentasian sudah ada serta sebagian besar perawat diruangan mengerti
cara pengisiannya. Perawat diruangan seluruhnya beranggapan bahwa
dokumentasi yang telah dibuat dapat membantu dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Setelah melakukan tindakan keperawatan seluruh perawat
diruangan langsung melakukan pendokumentasian. Sebagian besar perawat
diruangan mengatakan bahwa pendokumentasian tidak menyita banyak waktu
dalam melakukan asuhan keperawatan.
3.5.1 Keuangan M4 (Money)
Menurut hasil wawancara Kepala ruang dilibatkan dalam enyususnan
anggaran, dengan Menyusun RAB (rencana anggaran belaja) setiap awal tahun
sesuai dengan kebutuhan klinik untuk perawatan pasien untuk penganggaran dan
kebutuhan ruangan sudah mencukupi dan tidak ada kesulitan dalam pencairan
anggaran. jenis pembayaran pasien adalah pembayaran umum dan masing-masing
tindakan sudah sesuai dengan jenis tindakan yang dilakukan di ruangan.
3.5.2 Tarif Tindakan Keperawatan
No Tindakan Tarif
1 Injeksi Obat (IV,IM,SC) 25,000
2 Observasi bedside monitor 18,000
3 Observasi Intensif (tanpa alat) 10,500
4 Resusitasi Cairan(pada dehidrasi berat/syok 37,000
hipovolemik)
5 Pemeriksaan TTV pasien perhari 9,000
6 Perbed 10,000
7 Pemberian Oksigenasi 16,000
8 Nebulizer 20.000
9 Oksigenasi Nasal/jam 40,000
10 Seka/Mandikan Pasien 9,000
11 Pasang Infus 30,000
12 Lepas Infus 7,000
3.6 M5 Marketing (Termasuk Mutu)
3.5.1 Keselamatan Pasien
a. Angka kejadian jatuh
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Tidak ada kejadian pasien jatuh
b. Angka kejadian Flebiitis
Harisil wawancara dengan kepala ruangan Ada 1 % angka kejadiannya yang
flebiitis
c. Kesalahan pengobatan
Tidak ada Kejadian kesalahan memberikan obat di klinik ratancha UNITRI
Malang
d. Angka kejadian Dekubitus
Kepala ruangan mengatakan Angka kejadian dikubitus tidak ada
3.5.2 Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan pasien di klinik ratancha unitri sangat baik karena
pelayanannya bagus
3.5.3 Kenyamanan mengurangi nyeri
kenyamanan mengurangi nyeri dilakukan dengan memberikan tehnik relaksasi
kepada pasien untuk pasien yang mengalami nyeri
 Kecemasan
Kepala ruangan mengatakan Untuk mengurangi kecemasan klien Dengan
menjelaskan prosedur tidakan yang akan dilakukan kepada pasien
 Perawatan diri pasien
Pasien diklasikasikan untuk tingkat ketergantungan pasien. Dan perawatan diri sesuai
dengan tingkat ketergantungan pasien apakah pasien asuk dalam klasifikasi total care, pastial
care atau minimal care.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan. edisi 3. Salemba Medika: Jakart


Hidayah, N. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim Dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di rumah Sakit. Jurnal
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Diakses Pada Tanggal 26 September 2016.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. edisi 3. Salemba Medika: Jakarta.`
Achmadi, L. (2015). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan
Standar Asuahan Keperawatan Diruangan Rawat Inap Interna Rsud Datoe
Bhinangkang. Jurnal Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada 30
September2016.

Anda mungkin juga menyukai