ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK Ridho Kasus1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK Ridho Kasus1
Disusun Oleh:
j. Telinga
Inspeksi
Posisi telinga : Posisi telinga simetris dan sejajar dengan mata pasien
Ukuran / bentuk telinga : Bentuk telinga normal, tampak bersih dan tidak tampak
edema atau benjolan pada area telinga pasien
Aurikel : Aurikel normal dan tampak bersih.
Lubang telinga : Lubang telinga bersih dan tidak terdapat serumen.
Pemakaian alat bantu: Tidak terdapat pemakaian alat bantu pada klien.
Palpasi
Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada klien.
Pemeriksaan uji pendengaran
Rinne :-
Weber :-
Swabach :-
k. Mulut
Inspeksi
a) Gigi
Keadaan gigi : pasien belum memiliki gigi karena baru usia 6 bulan
Karang gigi / karies : -
b) Gusi
Merah / radang / tidak : Gusi tampak berwarna merah muda (normal), tidak
tampak ada tanda-tanda peradangan pada gusi
c) Lidah
Kotor / tidak : Lidah tampak bersih dan tidak kotor.
d) Bibir
Bibir tidak pucat maupun sianosis, amun mukosa bibir klien tampak kering,
mulut tidak berbau.
l. Tenggorokan
a) Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan pada pasien
b) Nyeri menelan : Tidak terdapat nyeri menelan pada pasien
m. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Membesar = tidak
Palpasi
a) Kelenjar thyroid : Teraba = tidak
b) Kelenjar limfe : Membesar= tidak
n. Thorax dan pernapasan
Inspeksi
a) Bentuk dada :
Bentuk dada tidak simetris, adanya retraksi dinding
b) Irama pernafasan :
ronchi
c) Pengembangan di waktu bernapas :
Adanya retraksi dada
d) Tipe pernapasan : ronchi
Palpasi
Adanya otot bantu pernafapan
Auskultasi
a) Suara nafas : ronchi
b) Suara tambahan :-
Perkusi
o. Jantung
Palpasi
Ictus cordis : Teraba ictus cordis pada klien.
Perkusi
Pembesaran jantung: Tidak terdapat pembesaran
Auskultasi
a) BJ I : Lub
b) BJ II : Dub
c) BJ III :-
d) Bunyi jantung tambahan :
p. Abdomen
Inspeksi
a) Membuncit : tidak ada
b) Ada luka / tidak : Tidak terdapat lesi atau luka pada perut klien.
Palpasi
Abdomen teraba lunak, tidak ada massa pada abdomen, bising usus 36x/menit dan
tidak ada mual muntah, pergerakan sendi bebas tidak ada fraktur.
Auskultasi
bising usus 36x/menit :-
Perkusi
-
q. Genitalia dan Anus : tidak terkaji.
r. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a) Motorik
Pergerakan kanan / kiri : normal
Pergerakan abnormal :-
Kekuatan otot kanan / kiri : normal
Tonus otot kanan / kiri : normal
Koordinasi gerak : normal
b) Refleks
Biceps kanan / kiri : normal
Triceps kanan / kiri : normal
c) Sensori
Nyeri : Klien dapat merasakan nyeri ketika
diberi rangsangan
Rasa raba : Klien dapat merasakan rangsangan
pada kulit ketika perawat meraba area tangan klien.
Ekstremitas bawah
a) Motorik
Gaya berjalan : Klien belum dapat berjalan
Kekuatan kanan / kiri : normal.
Tonus otot kanan / kiri : normal.
b) Sensori
Nyeri :
Rasa raba :
Klien dapat merasakan rangsangan pada kulit ketika perawat meraba area tangan
klien, kulit klien juga tampak merah
s. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a) Nervus I (Olfactorius) : penghidu : -
b) Nervus II (Opticus) : Penglihatan :
c) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
Konstriksi pupil : normal
Gerakan kelopak mata : normal
Pergerakan bola mata : normal
Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d) Nervus V (Trigeminus)
Sensibilitas / sensori : normal
Refleks dagu : normal
Refleks cornea : normal
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. atur posisi fowler/semi
bersihan jalan nafas tindakan asuhan fowler untuk
berhubungan dengan keperawatan 2x24 meminimalkan
mukus berlebihan dengan kriteria hasil: ventilasi.
DS: a. Batuk 2. lakukan fisioterapi
Ibu An R.F mengatakan berkurang/ dada jika perlu
anaknya mengalami tidak ada batuk 3. observasi adanya bunyi
batuk dan tidak tidak b. Tidak ada nafas tambahan
dapat mengeluarkan mukus 4. monitor tanda-tanda
dahak c. Bunyi ronchi vital
DO: berkurang/tida 5. keluarkan sekret
a. An R.F tampak k ada bunyi dengan batuk atau
batuk ronchi suction
b. TTV: d. TTV normal 6. kolaborasi pemberian
RR:59x/menit, (pernapasan terapi uap
suhu 37,7 C 25-40x/menit) 7. kolaborasi pemberian
c. Terdapat bunyi terapi intavena
nafas ronchi
pada paru lobus
kanan
5. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
.
1 Ketidakefektifan bersihan 1. mengatur posisi fowler/semi fowler untuk
jalan nafas berhubungan meminimalkan ventilasi.
dengan mukus berlebihan 2. melakukan fisioterapi dada jika perlu
DS: 3. observasi adanya bunyi nafas tambahan
Ibu An R.F mengatakan 4. monitor tanda-tanda vital
anaknya mengalami batuk 5. mengeluarkan sekret dengan batuk atau
dan tidak tidak dapat suction
mengeluarkan dahak 6. mengkolaborasi pemberian terapi uap
DO: 7. mengkolaborasi pemberian terapi
a. An R.F tampak intavena
batuk
b. TTV:
RR:59x/menit,
suhu 37,7 C
c. Terdapat bunyi
nafas ronchi pada
paru lobus kanan
6. Evaluasi Keperawatan
S: ibu klien mengatakan anaknya batunya sudah berkurang, ibu klien mengatakan
anaknya sudah tidak sesak lagi seperti saat baru masuk rumah sakit,
O: pasien tampak tidak mengalami retraksi dada, pasien tampak tenang, pasien
tampak tidak mengalami sesak, pasien tampak tidak ada sekrek lagi
A: masalah teratasi sebagian
P: melanjutkan intervensi yang belum tercapai
E. Etika Keperawatan
Prinsip etika keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus diatas yaitu perawat
memberikan asuhan keperawatan dengan semaksimal mungkin dan bersifat
komprehensif dan memberikan informasi secara menyeluruh namun dengan bahasa
sederhana yang dapat di pahami orang tua maupun keluarga mengenai penyakit
pneumonia yang di alami pasien. prinsip yang digunakan ialah prinsip kebaikan
(beneficience) yang dimana prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang
terbaik bagi klien, tidak melakukan tindakan tindakan yang dapat mengganggu privasi
klien, tindakakan yang dilakukan tidak merugikan klien seperti pada klien mengalami
kelemahan fisik secara umum tidak boleh di paksakan untuk bergerak dalam
pemeriksaan, (Utami, Agustine, & Happy, 2016).
G. Advokasi
Peran perawat sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela klien) perawat
harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan.Peran perawat sebagai advokasi pada pasien yang mengalami diare mampu
memberikan perlindungan kepada pasiennya, keluarga, dan orang-orang. Perawat
mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman, serta mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak di inginkan dari hasil pengobatan pada
pasien pneumonia , (Telaumbanua, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, D. (2019). Peran Perawat Dalam Penerapan Keselamatan Pasien di rumah Sakit.
jurnal Keperawatan, 1(1). Retrieved Oktober 30, 2020
Erlinda, V. (2015). Penerapan Model Family-Centered Nursing Terhadap Pelaksanaan Tugas
Kesehatan Keluarga dalam Pencegahan ISPA pada Balita DI wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kedokteran Yarsi, 23(2),
165-186.
Hairanisa, & Marlina. (2013). Pengetahuan Perawat Pelaksana dan Pencegahan Pneumonia
Pada Pasien Tirah Baring Di RSUDZA Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 4(1), 51-
61.
Ludji, Y. A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada An. R.F Dengan Pneumonia di Ruang
Kenanga RSUD Prof. Dr.W.Z Johannes Kupang. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang, pp. 1-83.
Telaumbanua, H. T. (2019). Perawat perawat Sebagai Advokat Pasien Dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan di Pelayanan Kesehatan. Kajian Ilmiah.
Utami, N. W., Agustine, U., & Happy, R. E. (2016). Etika keperawatan dan keperawatan
Profesional. jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Waluyanti, F. T., Yuliani, E., & Nurhaeni, N. (2016, Juli). Perencanaan Pulang Efektif
Meningkatkan Kemampuan Ibu Merawat Anak Dnegan Pneumonia dirumah. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 19(2), 121-127.