DI SUSUN OLEH:
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1 Identitas
a. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An.Y
2. Tempat Tgl Lahir/Usia : 3 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : -
5. Pendidikan : -
6. Alamat : -
7. Tgl pengkajian : -
8. Diagnosa Medik : Diare Akut
b. Identitas Orang tua
Ayah
1. Nama : Tn. S
2. Usia :-
3. Pendidikan :-
4. Pekerjaan :-
5. Agama :-
6. Alamat :-
Ibu
1. Nama :-
2. Usia :-
3. Pendidikan :-
4. Pekerjaan :-
5. Agama :-
6. Alamat :-
1.2 Riwayat Psikososial
a. Anak tinggal bersama
Anak tinggal bersama kedua orang tuanya
b. Lingkungan
-
c. Pengasuh anak
An.Y diasuh oleh orangtuanya sendiri dan tidak diasuh oleh orang
dirumah
1.3 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : An. Y tampak menangis
b. Kesadaran : Compos Mentis.
c. Tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah : - mmHg
b) Denyut nadi : 90x / menit
c) Suhu : 37,8o C
d) Pernapasan : 20 x/ menit
d. Berat Badan : 18 kg
e. Tinggi Badan : 95 cm
f. Pemeriksaan Fisik lainya : Tak terkaji
g. Aspek Personal
Alasan kedatangan: BAB cair 2x sehari yang tak kunjung sembuh
disertai lemas.
Kekhawatiran: BAB cair bertambah parah dan pasien menjadi lebih
lemas.
Harapan: BAB cair berkurang, sehingga dapat kembali beraktivitas
dengan baik.
Persepsi: Lemas yang dirasakan, disebabkan karena BAB cair dan
muntah yang dialami.
h. Aspek Klinik
Diare akut (ICD 10 – A.09)
i. Aspek Risiko Internal
Pengetahuan tentang kebersihan lingkungan yang kurang.
Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang diterapkan.
j. Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan Eksternal
Tidak tersedianya kamar mandi didalam rumah.
Kurangnya pengawasan keluarga terhadap kebersihan makanan.
Perilaku personal higiene keluarga yang buruk.
1.4 Intervensi
Penatalaksanaan Non Medikamentosa:
1. Edukasi pasien,
bahwa dengan penatalaksanaan yang tepat maka BAB cair dapat
berkurang dan komplikasi akibat diare dapat dicegah.
2. Edukasi kepada
anggota keluarga mengenai faktor risiko yang ada pada mereka dan
pentingnya melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Edukasi kepada
keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit diare, dengan
cara cuci tangan setiap sebelum makan dan setelah dari kamar mandi.
2. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Invasi Bakteri Gangguan keseimbangan
Klien mengalami BAB kedalamm saluran cairan dan elektrolit
cair 2x sehari/disertai intestinal mengiritasi
muntah. Klien tampak usus
sakit & lemas. Klien Peristaltik Usus
tidak mau makan dan meningkat
minum ketika sakit Sari-sari makanan
sulit diserap
DO: Cairan dan elektrolit
1. Klien tampak lemah terbuang melalui
2. Klien tampak Pucat feses
2 DS: Resiko peningkatan suhu
Gangguan
ibu pasien mengatakan tubuh berhubungan dengan
keseimbangan cairan
anaknya rewel dan proses infeksi sekunder
dan elektrolit
demam terhadap diare
BAB berwarna
kekuningan, sedikit
ampas dan berbau
agak amis
DO:
a. Konsistensi feses
encer warna kuning,
bau amis
b. Suhu = 37,8 oC
Nadi = 90
kali/permenit
Respirasi 20 x/menit
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan sekunder terhadap diare
b. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
sekunder terhadap diare
4. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Pantu tanda dan gejala
keseimbangan cairan tindakan asuhan kekurangan cairan dan
dan elektrolit keperawatan 3x24 elektrolit. Deteksi dini
dengan kriteria hasil: memngkinkan terapi
a. Tanda vital dalam pergantian cairan segera
batas normal (N: untuk memperbaiki
120-60x/menit, S: defisit
36-37,50oC, RR: 2. Pantau intake dan output
b. Turgor elastic R/ dehidrasi dapat
c. Membran mukosa meningkatkan laju
bibir basah filtrasi glomelurus
d. Mata tidak membuat keluaran tak
cowong adekuat untuk
e. UUB tidak membersihkan sisa
cekung metabolism
f. Konsistensi BAB 3. Timbang berat badan
lembek setiap hari untuk
g. Frekuensi memdeteksi kehilangan
1x/sehari cairan, penurunan 1 kg
BB sama dengan
kehilangan ciran 1 liter
4. Anjurkan keluarga untuk
memberi minum banyak
pada klien, 2-3 liter/hari
unutk mengganti cairan
dn elektrolit yang hilang
secara oral
5. Kolaborasi : pemeriksaan
laboratorium serum
elektrolit
2 Resiko peningkatan Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tubuh
suhu tubuh tindakan asuhan setiap 2jam untuk deteksi
berhubunagan dengan keperawatan selama dini terjadinya perubahan
infeksi 3x24 jam pola nafas abnormal fungsi tubuh
dampaksekunder dari kembali efektif dengan 2. Berikan kompres hangat
diare Kriteria hasil: unutk merangsang pusat
a. Suhu tubuh dalam pengatur panas untuk
batas normal (36- menurunkan produksi
37,5oC) panas tubuh
b. Tidak terdapat 3. Kolaborasi pemberian
tanda infeksi anipiretik untuk
(rubur, dolor, kalor, merangsang pusat
tumor, fungtio pengatur panas
leasa)
5. Evaluasi Keperawatan
S : ibu klien mengatakan bahwa feses anaknya lembek,tidak muntah,
dan sudah ada nafsu makan/minum. ibu klien mengatakan anaknya sudah
tidak rewel dan demam lagi
O : pasien tampak tidak tampak pucat, pasien tampak tenang, pasien
tampak tidak lemas
A : masalah teratasi sebagian
P : melanjutkan intervensi yang belum tercapai
E. Etika Keperawatan
Prinsip etika keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus diatas yaitu
perawat memberikan asuhan keperawatan dengan semaksimal mungkin dan
bersifat komprehensif dan memberikan informasi secara menyeluruh namun
dengan bahasa sederhana yang dapat dipahami orang tua maupun keluarga
mengenai penyakit diare yang dialami pasien. prinsip yang digunakan ialah
prinsip kebaikan (beneficience) yang dimana prinsip ini menjelaskan bahwa
perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak merugikan klien seperti
klien mengalami kelemahan fisik secara umum tidak boleh di paksakan untuk
bergerak dalam pemeriksaan dan selalu untuk menjaga privasi klien (Utami,
Agustine, & Happy, 2016).