Ridho Fadila Alfajri - Kasus1
Ridho Fadila Alfajri - Kasus1
Disusun Oleh:
s. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a) Nervus I (Olfactorius) : penghidu : -
b) Nervus II (Opticus) : Penglihatan :
c) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)
Konstriksi pupil : normal
Gerakan kelopak mata : normal
Pergerakan bola mata : normal
Pergerakan mata ke bawah & dalam : normal
d) Nervus V (Trigeminus)
Sensibilitas / sensori : normal
Refleks dagu : normal
Refleks cornea : normal
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
4. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. atur posisi fowler/semi
bersihan jalan nafas tindakan asuhan fowler untuk
berhubungan dengan keperawatan 2x24 meminimalkan
mukus berlebihan dengan kriteria hasil: ventilasi.
DS: a. Batuk 2. lakukan fisioterapi
Ibu An R.F mengatakan berkurang/ dada jika perlu
anaknya mengalami tidak ada batuk 3. observasi adanya bunyi
batuk dan tidak tidak b. Tidak ada nafas tambahan
dapat mengeluarkan mukus 4. monitor tanda-tanda
dahak c. Bunyi ronchi vital
DO: berkurang/tidak 5. keluarkan sekret
a. An R.F tampak ada bunyi dengan batuk atau
batuk ronchi suction
b. TTV: d. TTV normal 6. kolaborasi pemberian
RR:59x/menit, (pernapasan terapi uap
suhu 37,7 C 25-40x/menit) 7. kolaborasi pemberian
c. Terdapat bunyi terapi intavena
nafas ronchi
pada paru lobus
kanan
6. Evaluasi Keperawatan
S: ibu klien mengatakan anaknya batunya sudah berkurang, ibu klien mengatakan
anaknya sudah tidak sesak lagi seperti saat baru masuk rumah sakit,
O: pasien tampak tidak mengalami retraksi dada, pasien tampak tenang, pasien tampak
tidak mengalami sesak, pasien tampak tidak ada sekrek lagi
A: masalah teratasi sebagian
P: melanjutkan intervensi yang belum tercapai
E. Etika Keperawatan
Prinsip etika keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus diatas yaitu perawat
memberikan asuhan keperawatan dengan semaksimal mungkin dan bersifat komprehensif
dan memberikan informasi secara menyeluruh namun dengan bahasa sederhana yang
dapat di pahami orang tua maupun keluarga mengenai penyakit pneumonia yang di alami
pasien. prinsip yang digunakan ialah prinsip kebaikan (beneficience) yang dimana prinsip
ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak melakukan
tindakan tindakan yang dapat mengganggu privasi klien, tindakakan yang dilakukan tidak
merugikan klien seperti pada klien mengalami kelemahan fisik secara umum tidak boleh
di paksakan untuk bergerak dalam pemeriksaan, (Utami, Agustine, & Happy, 2016).
G. Advokasi
Peran perawat sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela klien) perawat
harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan.Peran perawat sebagai advokasi pada pasien yang mengalami diare mampu
memberikan perlindungan kepada pasiennya, keluarga, dan orang-orang. Perawat
mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman, serta mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak di inginkan dari hasil pengobatan pada pasien
pneumonia , (Telaumbanua, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, D. (2019). Peran Perawat Dalam Penerapan Keselamatan Pasien di rumah Sakit. jurnal
Keperawatan, 1(1). Retrieved Oktober 30, 2020
Erlinda, V. (2015). Penerapan Model Family-Centered Nursing Terhadap Pelaksanaan Tugas
Kesehatan Keluarga dalam Pencegahan ISPA pada Balita DI wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kedokteran Yarsi, 23(2), 165-186.
Goerge, I.A.(2016).How safe is Telenursing from home.Australian Journal of Advanced
Nursing (Online)26.1: 26-31.
Hairanisa, & Marlina. (2013). Pengetahuan Perawat Pelaksana dan Pencegahan Pneumonia
Pada Pasien Tirah Baring Di RSUDZA Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 4(1), 51-
61.
Ludji, Y. A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada An. R.F Dengan Pneumonia di Ruang Kenanga
RSUD Prof. Dr.W.Z Johannes Kupang. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang, pp.
1-83.
Telaumbanua, H. T. (2019). Perawat perawat Sebagai Advokat Pasien Dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan di Pelayanan Kesehatan. Kajian Ilmiah.
Utami, N. W., Agustine, U., & Happy, R. E. (2016). Etika keperawatan dan keperawatan
Profesional. jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Waluyanti, F. T., Yuliani, E., & Nurhaeni, N. (2016, Juli). Perencanaan Pulang Efektif
Meningkatkan Kemampuan Ibu Merawat Anak Dnegan Pneumonia dirumah. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 19(2), 121-127.