Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19


MELALUI PERILAKU HIDUP SEHAT

OLEH :
KEL. 7
NamaAnggota:
EkaAyuWulandari (201903008)
Erta Agustin Suhardini (201903020)
Erna NurJuhrotulLaili (201903032)
NilaSumani (201903042)
AinurRiski (201903027)
MaristannaMillatalHaq (201903063)
NurAfifahIffat (201903075)
Ika Sari Wahyuningsih (201903087)
Agustina Tri Wahyuni (201903102)
Fitria Madiniah .S (201903129)
AngestiPratiwi (201903141)
DhikaHariyaApriliantina (201903010)
Muhammad AsrulAzis (201903125)
HarisHidayatEfendi (201903114)
Jalaluddin Abdul Ghoni (201903125)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan “UpayaPencegahanPenularan

Covid-19 MelaluiPerilakuHidupSehat”. Selesainya penulisan laporan ini adalah

berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan teima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. M.Sajidin, S.Kep.M.Kes. selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI

Mojokerto yang memberikan kesempatan fasilitas untuk mengikuti pendidikan

di Program Studi Ners.

2. Eka Nor Soemah, S.Kep.Ns.M.Kes. selaku Prodi Profesi Ners STIKes Bina

Sehat PPNI Mojokerto yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan praktik keperawatan

komunitas

3. Arif Andriyanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom. selaku dosen pembimbing akademik di

STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk membuat tugas laporan praktik keperawatan komunitas.

Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan kegiatan praktik keperawatan

komunitas ini masih jauh dari sempurna, karena penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun yang diharapkan akan menyempurnakan proposal

ini.
Mojokerto, Juni 2020

Penulis

ii
3

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 29 Desember 2019 di sebuah rumah sakit di Wuhan,

Provinsi Hubei, China dilaporkan munculnya penyakit pneumonia gawat

yang tidak diketahui. Pemerintah RRC kemudian menginformasikan

kepada WHO tentang munculnya penyakit ini setelah melalui proses

verifikasi. Pada tanggal 8 Januari 2020 patogen dari kejadian ini dapat

diidentifikasi sebagai novel coronavirus 2019 (nCoV-2019), dan struktur

gen-nya segera dikirim ke WHO. Pada tanggal 30 Januari 2020

mendeklarasikan kemunculan penyakit novel coronavirus pneumonia (NCP)

sebagai public health emergency of international concern (PHEIC). Pada

tanggal 12 Februari 2020 International Committee on Taxonomy of Viruses

(ICTV) mendeklarasikan bahwa nCoV-2019 menjadi nama resmi dari

severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ((SARS-CoV-2), dan pada

hari yang sama WHO mendeklarasikan SARS-CoV-2 nama resminya adalah

corona virus disease 2019 (COVID-19). Tanda dan gejala umum infeksi

coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,

batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan

pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian .

(LIANG & FENG, 2020)

3
4

Prevalensikasus corona di Indonesia hingga 10 Juni 2020 mengalami

kenaikan cukup signifikan, sejumlah 33.076 orang dikonfirmasipositif covid-

19, yang meninggal dunia sebanyak 1.923 orang sedangkan yang dinyatakan

sembuh sebanyak 11.414 orang. Jumlah kasus tertinggi yakni di DKI Jakarta

sebanyak 8.355 orang positif// covid19, 535 orang meninggal duni ada 3.371

dinyatakan sembuh. Sedangkan kasus tertinggi kedua di JawaTimur sebanyak

6.533 orang positif covid19, 514 orang meninggal dunia dan 1.584 orang

dinyatakan sembuh. Covid19.(Jakarta Smart City, 2020)

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telahdinyatakanoleh WHO sebagai

pandemic danPemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

11 Tahun 2020 tentang penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat Corona

Virus Disease 2019 (Covid-19) telah menyatakan Covid-19 sebagai kegawat

daruratan kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya

penanggulangan. Berbagai tindakan dan kebijakan diambil oleh pemerintah

agar dapat memutus rantai penyebaran virus ini. Mulai dari upaya sosialisasi,

penerapan physical distancing sampai penetapan undang-undang sebagai

dasar hokum penindakan. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran

infeksi dengan mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan

bersin, memasak daging dan telur sampai matang. Hindari kontak dekat

dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan

bersin.Namun, masih banyak masyarakat yang dibingungkan dengan

munculnya pandemic virus corona, yakni merasa tidak mau datang kefasilitas

kesehatan karena takut tertular corona saat dirawat, banyak juga yang muncul

4
5

dari kurangnya pengetahuan, rumor dan misinformasi seperti virus hanya

menyerang orang tua saja bukan orang muda dan anak-anak, virus dapat

ditransmisikan melalui hewan peliharaan dan orang harus meninggalkan

hewan peliaharann mereka dll.(Committee, 2020) Hal inilah yang melatar

belakangi disusunnya laporan tentang “Upaya Pencegahan Penularan Covid-

19 Melalui Perilaku Hidup Sehat”

5
6

Proses Keperawatan
1.2.1 Diagnosis Keperawatan

1. Deficit penegtahuan berhubungan dengan kuangnya terpapar

informasi tentang upaya pencegahan covid19 (D.0111)

2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak

cukupan sumberdaya (mis keuangan, fasilitas) (D.0116)

1.2.2 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada

masyarakat dengan pendekatan proses keperawatan komunitas guna

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat di tengah

pandemic covid 19 saat ini, sehingga tercapai kemampuan pencegahan

penularan covid 19 pada masyarakat sesuai dengan konsep teori covid 19.

1.2.3 Tujuan Khusus

1) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar teori tentang covid 19

2) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada warga sekitar rumah

tentang covid 19

3) Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan

komunitas

4) Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan komunitas

5) Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan kepada

warga sekitar rumah.

6) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas

1.3 Implementasi Tindakan Keperawatan

6
7

1.3.1 Metode

DiskusidanDemonstrasi

1.3.2 Media dan Alat

(Google meet/zoom-minar/web-minar/wa-minar), flyer, masker.

1.3.3 Waktu dan Tempat

Waktu :

Tempat:Dilakukansecara online menggunakan media (google meet/zoom-

minar/web-minar/wa-minar)

1.3.4 Sasaran

Sasaran Seminar “Upaya Pencegahan Penularan Covid 19 Melalui Prilaku

Hidup Sehat” ini adalah:Masyarakat umum

1.3.5 Susunan panitia

Ketua: Jalaludin A.G

Wakil: Agustina T.W

Sekertariat:

1. Dhika Hariya A

2. Nur Afifah Iffat

3. Ainur Riski

Moderator:

1. Maristanna M.H

2. Fitri M.S

Narasumber:

7
8

1. Erna Nur J.L

2. Nila Sumani

3. Jalaludin A.G

Sie perkap:

1. Agustina T.W

2. Erta A

3. Haris H.E

Fasilitator:

1. Angesti P

2. Ika S.W

3. Eka A.W

4. M. Asrul A

1.4 Kriteria Evaluasi

1.4.1 Kriteria Struktur

Persiapan dilakukan secara online mulai tanggal 6Juni 2020 – 19

Juni 2020. Waktu yang dibutuhkansaatkegiatanberlangsung± 35 menit.

1.4.2 Kriteria Proses

Metode yang digunakan dengan diskusi dan demonstrasi. Dengan

menggunakan media (Google meet/zoom-minar/web-minar/wa-minar),

flyer, masker.

1.4.3 Kriteria Hasil

Hasil yang diharapkan peserta dapatmengetahuidan menerapakan

pencegah terjadinya penularan Covid-19 melalui perilaku hidup sehat.

8
9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Covid 19

2.1.1 Definisi Covid 19


Virus corona disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute
respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2), atau yang sering
disebut virus Corona. Virus ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan
merupakan patogen zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan
binatang dengan presentasi klinis yang sangat beragam, mulai dari
asimptomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai kematian.
2.2.2 Etiologi
Infeksi disebabkan oleh virus corona itu sendiri, kebanyakan virus
corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti : 
 Percikan air liur/droplet orang yang terinfeksi (batuk dan bersin)
 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi
 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang
terkena percikan air liur/droplet orang yang terinfeksi virus corona. 
 Tinja atau feses orang yang terinfeksi (jarang terjadi)
2.2.3 Manifestasi Klinis
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan :
 Hidung beringus
 Sakit kepala
 Batuk
 Sakit tenggorokan
 Demam
 Merasa tidak enak badan
Hal yang perlu ditegaskan, infeksinya dapat berubah menjadi
bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang
mengakibatkan gejala seperti :

9
10

 Demam yang cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia


 Batuk dengan lendir
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Sesak saat bernapas
 Batuk
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu
tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru,
orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.
2.2.4 Klasifikasi
1. Kasus Ringan (Mild Cases)
Gejala klinisnya ringan dan tidak ada manifestasi pneumonia pada
rontgen.
2. Kasus Biasa (Ordinary Cases)
Pasien memiliki gejala seperti demam dan gangguan sistem
pernafasan, dan sebagainya. Terlihat manifestasi pneumonia pada
rontgen.
3. Kasus Parah (Severe Cases)
Memenuhi salah satu kriteria :
- Respiratory distress, RR ≥30 kali nafas/menit
- SpO2 ≤ 93% pada udara ruangan saat istirahat
- PaO2 / FiO2 ≤300 mmHg (1 mmHg = 0.133kPa)
- Perburukan lesi rontgen dada >50% dalam 24 hingga 48 jam
4. Kasus Kritis
Memenuhi salah satu kriteria :
- Mengalami gagal nafas dan membutuhkan ventilasi mekanis
- Mengalami syok
- Mengalami komplikasi dengan organ lain yang membutuhkan
pengawasan dan perawatan di ICU.

10
11

2.2.5
2.2.6 WOC
Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di

hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan

dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti

babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus

zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia.

Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai

vektor untuk penyakit menular tertentu.

Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang

biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar

merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute respiratory

syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS).

Namun pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm civet

atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya disangka

sebagai host alamiah. Barulah pada penelitian lebih lanjut ditemukan

bahwa luwak hanyalah sebagai host intermediet dan kelelawar tapal

kuda (horseshoe bars) sebagai host alamiahnya.Secara umum, alur

Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia

melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral.

Berdasarkan penemuan, terdapat tujuh tipe Coronavirus yang dapat

menginfeksi manusia saat ini yaitu dua alphacoronavirus (229E dan

NL63) dan empat betacoronavirus, yakni OC43, HKU1, Middle East

11
12

respiratory syndrome-associated coronavirus (MERS-CoV), dan severe

acute respiratory syndrome-associated coronavirus (SARS-CoV). Yang

ketujuh adalah Coronavirus tipe baru yang menjadi penyebab kejadian

luar biasa di Wuhan, yakni Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV).

Isolat 229E dan OC43 ditemukan sekitar 50 tahun yang lalu. NL63 dan

HKU1 diidentifikasi mengikuti kejadian luar biasa SARS. NL63

dikaitkan dengan penyakit akut laringotrakeitis.

Gambar 2. Ilustrasi transmisi Coronavirus

Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua,

dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai

berat seperti SARS atau MERS serta beberapa strain menyebabkan

diare pada dewasa. Infeksi Coronavirus biasanya sering terjadi pada

musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan

pergerakan atau perpindahan populasi yang cenderung banyak

perjalanan atau perpindahan. Selain itu, terkait dengan karakteristik

Coronavirus yang lebih menyukai suhu dingin dan kelembaban tidak

terlalu tinggi.

12
13

Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia

Coronavirus jenis baru dapat terjadi pada pasien immunocompromis

dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus. Jika kita

terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat

menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh berfungsi normal.

Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil,

dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan

lebih parah. Infeksi Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh

yang lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat terjadi re-infeksi.

Pada tahun 2002-2003, terjadi kejadian luar biasa di Provinsi

Guangdong, Tiongkok yaitu kejadian SARS. Total kasus SARS sekitar

8098 tersebar di 32 negara, total kematian 774 kasus. Agen virus

Coronavirus pada kasus SARS disebut SARS-CoV, grup 2b

betacoronavirus.

Penyebaran kasus SARS sangat cepat total jumlah kasus tersebut

ditemukan dalam waktu sekitar 6 bulan. Virus SARS diduga sangat

mudah dan cepat menyebar antar manusia. Gejala yang muncul dari

SARS yaitu demam, batuk, nyeri kepala, nyeri otot, dan gejala infeksi

saluran napas lain. Kebanyakan pasien sembuh sendiri, dengan tingkat

kematian sekitar 10-14% terutama pasien dengan usia lebih dari 40

tahun dengan penyakit penyerta seperti penyakit jantung, asma,

penyakit paru kronik dan diabetes.

13
14

Tahun 2012, Coronavirus jenis baru kembali ditemukan di Timur

Tengah diberi nama MERS-CoV (grup 2c β-coronavirus). Kasus

pertama MERS pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 ditemukan

jumlah total 1143 kasus. Berbeda dengan SARS, MERS cenderang

tidak bersifat infeksius dibandingkan SARS. Dalam 3 tahun ditemukan

jumlah kasus 1143. MERS diduga tidak mudah menyebar dari manusia

ke manusia, namun SARS dapat dengan mudah dan cepat menyebar

dari manusia ke manusia. Namun, disisi lain MERS lebih tinggi tingkat

kematiannya, jika SARS sekitar 10%, tingkat kematian MERS

mencapai sekitar 40%.

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya.

Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus

setelah menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan

dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada

dipermukaan virus.5 Protein S penentu utama dalam menginfeksi

spesies host-nya serta penentu tropisnya.Pada studi SARS-CoV protein

S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2

(angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada

mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus

besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel

alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel

otot polos.20 Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen

dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana

14
15

sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks

replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus.

Berikut gambar siklus hidup virus (gambar 3).

Gambar 3. Siklus hidup Coronavirus (SARS)

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas

kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus

hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi

akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut

meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan.

Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari.

Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas

bawah diikuti dengan respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor

15
16

virus dan sistem imun berperan penting dalam patogenesis. Pada tahap

pertama terjadi kerusakan difus alveolar, makrofag, dan infiltrasi sel T

dan proliferasi pneumosit tipe 2. Pada rontgen toraks diawal tahap

infeksi terlihat infiltrat pulmonar seperti bercak-bercak. Pada tahap

kedua, organisasi terjadi sehingga terjadi perubahan infiltrat atau

konsolidasi luas di paru. Infeksi tidak sebatas di sistem pernapasan

tetapi virus juga bereplikasi di enterosit sehingga menyebabkan diare

dan luruh di feses, juga urin dan cairan tubuh lainnya.

Studi terbaru menunjukkan peningkatan sitokin proinflamasi di

serum seperti IL1B, IL6, IL12, IFNγ, IP10, dan MCP1 dikaitkan

dengan inflamasi di paru dan kerusakan luas di jaringan paru-paru pada

pasien dengan SARS. Pada infeksi MERS-CoV dilaporkan

menginduksi peningkatan konsentrasi sitokin proinflamasi seperti IFNγ,

TNFα, IL15, dan IL17. Patofisiologi dari tingginya patogenitas yang

tidak biasa dariSARS-CoV atau MERS-CoV sampai saat ini belum

sepenuhnya dipahami.

Virus SARS-CoV-2 merupakan Coronavirus, jenis baru yang

menyebabkan epidemi, dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok

pada tanggal 31 Desember 2019.Analisis isolat dari saluran respirasi

bawah pasien tersebut menunjukkan penemuan Coronavirus tipe baru,

yang diberi nama oleh WHO COVID-19. Pada tanggal 11 Februari

2020, WHO memberi nama penyakitnya menjadi Coronavirus Disease

2019 (COVID-19).Coronavirus tipe baru ini merupakan tipe ketujuh

16
17

yang diketahui di manusia. SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus

betaCoronavirus.Pada 10 Januari 2020, sekuensing pertama genom

SARS-CoV-2 teridentifikasi dengan 5 subsekuens dari sekuens genom

virus dirilis. Sekuens genom dari Coronavirus baru (SARS-CoV-2)

diketahui hampir mirip dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Secara

pohon evolusi sama dengan SARS-CoV dan MERS-CoV tetapi tidak

tepat sama.

Kejadian luar biasa di Wuhan mirip dengan kejadian luar biasa

SARS di Guangdong pada tahun 2002. Keduanya terjadi di musim

dingin. Apabila dibandingkan dengan SARS, Pneumoni COVID-19

cenderung lebih rendah dari segi angka kematian. Angka kematian

SARS mencapai 10% dan MERS 37%. Namun, saat ini tingkat

infektivitas virus pneumoni COVID-19 ini diketahui setidaknya setara

atau lebih tinggi dari SARS-CoV. Hal ini ditunjukkan oleh R0-nya,

dimana penelitian terbaru menunjukkan R0 dari virus pneumoni SARS-

CoV-2 ini adalah 4,08. Sebagai perbandingan, R0 dari SARS-CoV

adalah 2,0. Coronavirus jenis baru ini bersifat letal namun tingkat

kematian masih belum pasti, serta saat ini masih dapat dicegah dan

dikontrol.

17
18

Gambar 4. Gambaran mikroskopik SARS-CoV-2 menggunakan


transmission electron microscopy

Evolusi group dari SARS-CoV-2 ditemukan di kelelawar sehingga

diduga host alami atau utama dari SARS-CoV-2 mungkin juga

kelelawar. Coronavirus tipe baru ini dapat bertransmisi dari kelelawar

kemudian host perantara kemudian manusia melalui mutasi evolusi.Ada

kemungkinan banyak host perantara dari kelelawar ke manusia yang

belum dapat diidentifikasi.Coronavirus baru, memproduksi variasi

antigen baru dan populasi tidak memiliki imunitas terhadap strain

mutan virus sehingga dapat menyebabkan pneumonia. Pada kasus ini

ditemukan kasus “super-spreader” yaitu dimana virus bermutasi atau

beradaptasi di dalam tubuh manusia sehingga memiliki kekuatan

transmisi yang sangat kuat dan sangat infeksius. Satu pasien

menginfeksi lebih dari 3 orang dianggap super-spreader, jika lebih dari

10 lebih tepat lagi dikatakan super spreader.

Secara patofisiologi, pemahaman mengenai COVID-19 masih perlu

studi lebih lanjut. Pada SARS-CoV-2 ditemukan target selkemungkinan

berlokasi di saluran napas bawah.Virus SARS-CoV-2menggunakan

18
19

ACE-2 sebagai reseptor, sama dengan pada SARS-CoV. Sekuens dari

RBD (Reseptor-binding domain) termasuk RBM (receptor-binding

motif) pada SARS-CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE 2

(angiotensin-converting enzyme 2). Hasil residu pada SARS-CoV-2

RBM (Gln493) berinteraksi dengan ACE 2 pada manusia, konsisten

dengan kapasitas SARS-CoV-2 untuk infeksi sel manusia. Beberapa

residu kritis lain dari SARS-CoV-2 RBM (Asn501) kompatibel

mengikat ACE2 pada manusia, menunjukkan SARS-CoV-2 mempunyai

kapasitas untuk transmisi manusia ke manusia. Analisis secara analisis

filogenetik kelelawar menunjukkan SARS-CoV-2 juga berpotensi

mengenali ACE 2 dari beragam spesies hewan yang menggunakan

spesies hewan ini sebagai inang perantara.Pada penelitian 41 pasien

pertama pneumonia COVID-19 di Wuhan ditemukan nilai tinggi dari

IL1β, IFNγ, IP10, dan MCP1, dan kemungkinan mengaktifkan respon

sel T-helper-1 (Th1).Selain itu, berdasarkan studi terbaru ini, pada

pasien-pasien yang memerlukan perawatan di ICU ditemukan

konsentrasi lebih tinggi dari GCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα

dibandingkan pasien yang tidak memerlukan perawatan di ICU.Hal

tersebut mendasari kemungkinan adanya cytokine storm yang berkaitan

dengan tingkat keparahan penyakit. Selain itu, pada infeksi SARS-CoV-

2 juga menginisiasi peningkatan sekresi sitokin T-helper-2 (seperti IL4

dan IL10) yang berperan dalam menekan inflamasi, yang berbeda

dengan infeksi SARS-CoV.

19
20

Berdasarkan pohon filogeni 2020 menunjukkan semua sampel

berkaitan serta terdapat lima mutasi relatif terhadap induknya,

membuktikan adanya transmisi dari manusia ke manusia. Selain itu,

filogeni menunjukkan adanya indikasi infeksi pertama manusia pada

November 2019 diikuti dengan bertahan transmisi dari manusia ke

manusia.(Gambar 5).

Gambar 5. Pohon filogenetik SARS-CoV-2

20
21

2.2.7 Pemeriksaan Penunjang


5. Pemeriksaan Laboratorium
Pada fase awal pasien dengan COVID-19, dapat ditemukan
hitung sel darah putih total yang normal maupun menurun dan
hitung limfosit yang menurun. Pada beberapa pasien dapat terjadi
peningkatan nilai enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin dan
pada beberapa pasien yang kritis dapat ditemukan peningkatan
kadar troponin. Sebagian besar pemeriksaan laboratorium
menunjukkan peningkatan nilai C-Reaktif, protein dan tingkat laju
endap darah, sedangkan nilai prokalsitonin normal. Pada pasien yang
parah, nilai D-dimer meningkat dan limfosit darah perifer terus
menurun. Selain itu, peningkatan nilai faktor inflamasi juga terjadi
pada pasien yang parah dan kritis. Asam nukleat nCoV-2019 dapat
dideteksi lewat spesimen biologis seperti hapusan (swab)
nasofaring, sputum (dahak), sekresi saluran pernapasan bagian
bawah lainnya, darah dan feses. Untuk meningkatkan tingkat
positif deteksi asam nukleat, dianjurkan untuk mengambil dan
menyimpan sputum dari semua pasien kecuali pasien dengan
intubasi trakheal (sekresi saluran pernapasan bawah yang harus
diambil), dan semua spesimen harus dikirim dan diuji secepat
mungkin.
2. Rontgen Dada
Di fase awal COVID-19, hasil rontgen dada menunjukkan
bayangan bercak-bercak kecil (small patched shadow) yang
multipel dan perubahan interstitial, khususnya di periferal paru.
Seiring perjalanan penyakit, gambaran yang muncul pada pasien
berkembang menjadi bayangan perselubungan (ground glass)
yang multipel dan bayangan infiltrasi pada kedua paru. Pada kasus
yang parah, dapat terjadi konsolidasi paru. Jarang ditemukan efusi
pleura pada pasien COVID-19.

21
22

2.2.8 Komplikasi
Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS (Acute
Respiratory Distress Syndrome) yaitu gangguan pernafasan berat yang
disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli pada paru-paru. Selain
itu pasien yang sedang kritis dapat memiliki komplikasi yang lain
juga seperti gangguan ginjal akut, jejas kardiak, disfungsi hati, dan
pneumotoraks. Komplikasi lain yang telah dilaporkan adalah syok
sepsis, koagulasi intravaskular diseminata (KID), rabdomiolisis, hingga
pneumomediastinum.
2.2.9 Penatalaksanaan
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona.
Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi
virus corona, yaitu:
 Minum obat untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk.
 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu
meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
 Perbanyak istirahat.
 Perbanyak asupan cairan tubuh.
 Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi
penyedia layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius,
seperti SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan
disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien. Dokter
akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas
Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan,
dokter akan melakukan :
 Isolasi
 Serial foto toraks sesuai indikasi.
 Terapi simptomatik.
 Terapi cairan.

22
23

 Ventilator mekanik (bila gagal napas)


 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
Untuk pencegahan infeksi corona virus sampai saat ini belum
ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko
terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan : 
 Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20
detik hingga bersih.
 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam
keadaan kotor atau belum dicuci.
 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 
 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering
digunakan. 
 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu,
kemudian buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 
 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas. 
 Selain itu, kamu juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan
konsumsi vitamin dan suplemen.

23
24

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

2.3.1 Pengkajian

1. Identitas klien

Nama, umur, alamat, tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan Dx

medis, riwayat perjalanan jauh.

2. Riwaya kesehatan

a. Keluhan utama

Demam disertai dengan hidung beringus, sakit tenggorokan.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya pasien datang ke Rs dengan keluhan hidung

beringus, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam,

merasa tidak enak badan. Namun sebagian klien biasanya tidak

menunjukkan gejala.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah memiliki riwayat perjalanan jauh dan kontak

dengan penderita penyakit COVID 19. Klien yang memiliki

riwayat penyakit sebelumnya jauh lebih berbahaya

dibandingkan dengan orang yang memiliki kekebalan tubuh

yang baik.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Kaji mengenai dengan siapa saja pasien telah menjalani kontak

dan riwayat penyakit yang ada dikeluarga.

24
25

3. Pemeriksaan Fisik

TTV biasanya normal namun terjadi peningkatan pada suhu tubuh.

Untuk kasus yang berat biasanya terjadi peningkatan pada

respirasi. Terjadi gangguan pada sistem pernafasan yang biasanya

ditandai dengan pasien sesak nafas.

bab 3Diagnosa

1. Deficit penegtahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar

informasi tentang upaya pencegahan covid19 (D.0111)

2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak

cukupan sumberdaya (mis keuangan, fasilitas) (D.0116)

(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2018)

bab 4Intervensi

Tujuan dan KH Intervensi


Diagnosa
Keperawatan
Deficit Tujuan : Edukasi kesehatan (1.12384)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
penegtahuan keperawatan selama 1x24 jam, 4. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan Deficit kemampuan menerima
berhubungan
penegtahuan membaik Kriteria informasi
dengan Hasil : 5. Identifikasi factor-faktor
1. Perilaku sesuai anjuran yang dapat meningkataan
kuangnya meningkat dan menrunkan motivasi
2. Verbelisasi minat dalam perilaku hidup bersih dan
terpapar belajar meningkar sehat
3. Kemampuan menjelaskan Terapeutik
informasi
penegatahuan tentang suatu 1. Sediakan materi dan
tentang upaya topic meningkat media pendidikan

25
26

pencegahan 4. Perilaku sesuai dengan kesehatan


kemampuan meningkat 2. Berikan kesemapatan
covid19 untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan factor yang
mempengaruhi kesehatan
2. Anjarkan perilaku hidup
sehat
3. Ajarakan stategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
manajemen Tujuan : Promosi perilaku upaya
Setelah dilakukan tindakan kesehatan (1.12472)
kesehatan tidak keperawatan selama 1x24 jam, Observasi
diharapkan Pemeliharaan 1. Identifikasi
efektif
kesehatan tidak efektif perilaku upaya
berhubungan meningkat kesehatan yang
Kriteria Hasil : dapat
dengan ketidak 1. Menunjukan perilaku ditingkatakan
adaptif meningkat Terapeutik
cukupan 2. Menunjukan perilaku 1. Berikan lingkungan yang
kesehatan meningkat mendukung kesehatan
sumberdaya
3. Kemampuan menjalankan 2. Orientasi perlayanan
(mis keuangan, perilaku kesehatan kesehatan yang dapat
meningkat dimanfaatkan
fasilitas) (Tim POKJA SLKI DPP Edukasi
PPNI, 2018) 1. Anjurkan mencuci
tangan dengan air bersih
dan sabun
2. Anjurkan makan buah
dan sayur setiap hari
3. Anjurkan melakukan
aktifitas fisik setiap hari
(Tim POKJA SIKI DPP
PPNI, 2018)

26
27

bab 5Implementasi

Merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga

dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat

keluarga untuk mendapat perbaikan kearah perilaku hidup sehat.

bab 6Evaluasi

Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria hasil dan standart yang telah di tetapkan

untuk melihat keberhasilan. Metode evaluasi keperawatan :

a. Evaluasi formatif atau proses

Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan

dan bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Sistem penulisan evaluasi

formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau SOAP.

b. Evaluasi sumatif atau hasil

Adalah evaluasi hasil yang bertujuan untuk menilai secara

keseluruhan. Sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk

catatan negatif atau laporan ringkasan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Committee, I. S. (2020). Catatan tentang aspek kesehatan jiwa dan psikososial

wabah. Catatan Tentang Aspek Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Wabah,

(Feb), 1–20.

Jakarta Smart City. (2020). JAKARTA TANGGAP COVID 19. Retrieved from

file:///F:/komunitas/revisi seminar/COVID-19.html%0D

LIANG, X., & FENG, Z. (2020). No Title. Panduan Menghadapi Penyakit Virus

Corona 2019 Model RRC.

Tim POKJA SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Tim POKJA SIKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan

Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Tim POKJA SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia.

Jakarta: DPP PPNI.

28

Anda mungkin juga menyukai