Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KARIES DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK PRA

SEKOLAH DI TK PERTIWI KELURAHAN DALEMAN


KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

Sri Sayekti Heni Sunaryanti


AKPER Mamba’ul ‘Ulum Surakarta. Email: sri.sayekti.heni.sunaryanti@gmail.com
Abstrak
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995, penyakit gigi dan
mulut yang ditemukan di masyarakat masih berkisar penyakit yang menyerang jaringan keras gigi
(karies) dan penyakit periodontal, yang menyatakan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita
kerusakan gigi aktif. Pengalaman karies perorangan rata-rata (DMF-T =Decay Missing Filling-
Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang berarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah
ditetapkan WHO, yaitu 3. Adapun untuk prevalensi penyakit periodontal menunjukkan 42,8.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karies dengan status gizi pada anak pra sekolah di
TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
Pendekatan penelitian ini adalah cros sectional.Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa di TK
Pertiwi yang berjumlah 45 anak. Dengan tekhnik total Sampling. Analisis data dengan uji chi-
square.
Hasil penelitian def-t pada anak usia 3-6 tahun di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan
Tulung Kabupaten Klaten didapatkan hasil dengan status, baik sebanyak 19 anak (42,2 %),
sedang sebanyak 14 anak (31,1 %) dan buruk sebanyak 12 anak (26,7 %) . Pengukuran status gizi
pada anak usia 3-6 tahun di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung Kabupaten
Klaten didapatkan hasil anak dengan status gizi gemuk sebanyak 4 (8,9 %), normal sebanyak 34
(75,6 %), dan kurus sebanyak 7 (15,6 %).Hasil analisa data didapatkan nilai signifikansi Chi-
squarehitung sebesar 0,003 <α (0,05) atau nilai χ2hitung sebesar 15,869 >χ2 tabel (9,488). Sehingga
didapatkan kesimpulan terdapat hubungan yang signifikanantara karies dengan status gizi anak
pra sekolah di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
Kata kunci :karies, status gizi, anak pra sekolah

ABSTRACT
Building on the survey result of health household (SKRT) in the year 1995, disease of mouth and
tooth in society still change disease attacking hard network of tooth (Karies) and disease of
periodontal, explaining that 63% resident of Indonesia suffer damage of active tooth. Experience
of individual Karies of mean (DMF-T = Decay Missing Filling-Teeth) change from 6,44 and 7,8
meaning have exceeded index of DMF-T which have been specified WHO, that is 3. There is for
the prevalence of disease periodontal show 42, 8. Target from this research to know relation of
Karies with status of gizi at school pre child in TK Pertiwi Sub District of Daleman, District of
Tulung, Regency of Klaten.
Approach of this research is cros sectional. Research population is the overall of student
preschool TK Pertiwi amounting to 45 children. Because amount of pupil less than 100 child then
taken all so that constitute research of population. Analisys use chi-square
Result of research of def-t at age child 3-6 year in TK Pertiwi Sub District of Daleman, District of
Tulung, Regency of Klaten got result of with status, good counted 19 child ( 42,2 %), medium
counted 14 child ( 31,1 %) and ugly counted 12 child ( 26,7 %). Measurement of status of gizi at
age child 3-6 year in TK Pertiwi Sub District of Daleman, District of Tulung, Regency of Klaten
got by result of child with status of gizi fat counted 4 ( 8,9 %), normal counted 34 ( 75,6 %), and
thin counted 7 ( 15,6 %). Result of analysis got by value of significance Chi-Square equal to 0,003
<α (0,05) or value of χ2count to15,869 >χ2 table (9,488).
Conclusion :There is relation which is significance between karies with status of gizi school
preschool in TK Pertiwi Sub District of Daleman, District of Tulung, Regency of Klaten.
Keyword:karies, status of gizi, school preschool

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 33


PENDAHULUAN Berdasarkan SKRT 1995 dan Survei Sosial
Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun Ekonomi Nasional 1998 dinyatakan bahwa
1992 pasal 10 menyatakan, untuk mewujudkan masyarakat belum menyadari pentingnya
derajat kesehatan yang optimal bagi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak
dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan menyikat gigi dan 77,2% yang menyikat gigi
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu.
(preventif), penyembuhan (kuratif), dan Kesadaran masyarakat untuk berobat gigipun
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang masih rendah, 87% masyarakat yang menderita
dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan sakit gigi tidak berobat, 12,3% berobat ke
berkesinambungan (Depkes RI, 2000). fasilitas kesehatan gigi sudah dalam keadaan
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terlambat (Herijulianti, dkk, 2002). Sedangkan
merupakan faktor utama yang diperlukan untuk untuk wilayah Jawa Tengah, menurut hasil
melaksanakan pembangunan nasional. Untuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) yang
mencapai SDM yang berkualitas faktor gizi diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan
memegang peranan penting. Gizi yang baik Pengembangan Kesehatan Departemen
akan menghasilkan SDM yang berkualitas Kesehatan Republik Indonesia diperoleh data
yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang indeks DMF-T 5,4. Pengalaman karies 67,8%
tangguh serta produktif. Perbaikan gizi sedangkan karies aktif 43,1%.
diperlukan pada seluruh siklus kehidupan, Masalah gizi pada hakikatnya adalah
mulai dari masa kehamilan, bayi dan balita, pra masalah kesehatan masyarakat, namun
sekolah, anak SD dan MI, remaja dan dewasa penanggulangannya tidak dapat dilakukan
sampai usia lanjut (Depkes RI, 2005). Hidup dengan pendekatan medis dan pelayanan
sehat meliputi sehat seluruh jiwa dan raga kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
termasuk di dalamnya juga sehat gigi dan gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
mulutnya (Depkes RI, 1997). pendekatan penanggulangannya harus
Kerusakan gigi atau dikenal dengan istilah melibatkan beberapa sektor terkait
karies adalah penyakit yang menyerang dan (Supriasa,dkk,2002). Salah satunya adalah
merusak gigi. Bisa terjadi pada gigi anak dikarenakan adanya kerusakan gigi sehingga
maupun gigi dewasa. Akibat dari karies gigi proses pengunyahan dimulut terganggu yang
pada anak, biasanya menimbulkan rasa sakit berakibat pada menurunnya penyerapan
sehingga anak tidak bisa mengunyah dengan makanan. (Anonim 1993). Khususnya pada
baik dan akan berpengaruh buruk terhadap anak anak sering kita lihat gigi susu sudah
status gizi dan pertumbuhan anak (Anonim, rusak sekali, anak tidak bisa mengunyah
1993). makanannya dan cenderung untuk memilih
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan makanan yang empuk saja akibatnya pola
Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995, makannya tidak seimbang dan ini berpengaruh
penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di buruk terhadap keadan gizi anak (Depkes
masyarakat masih berkisar penyakit yang 1993).
menyerang jaringan keras gigi (karies) dan Tingginya angka penderita karies di
penyakit periodontal, yang menyatakan bahwa wilayah Jawa Tengah mendorong penulis
63% penduduk Indonesia menderita kerusakan untuk melakukan penelitian tentang hubungan
gigi aktif (kerusakan pada gigi yang belum karies dengan status gizi pada anak pra sekolah
ditangani). Pengalaman karies perorangan rata- di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan
rata (DMF-T =Decay Missing Filling-Teeth) Tulung Kabupaten Klaten dengan
berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang berarti telah pertimbangan banyaknya anak pra sekolah di
melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan TK Pertiwi yang giginya rusak (gigis) dan
WHO, yaitu 3. Adapun untuk prevalensi dimungkinkan dapat berpengaruh pada status
penyakit periodontal menunjukkan 42,8 gizi dari anak anak tersebut.
(Herijulianti dkk, 2002). Studi pendahuluan penulis lakukan untuk
Tingginya angka penyakit gigi dan mulut mengetahui jumlah anak yang menderita karies.
saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa Studi ini dilakukan dengan melakukan
faktor, antara lain faktor perilaku masyarakat. pemeriksaan gigi anak untuk mengetahui

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 34


jumlah gigi yang rusak, jumlah gigi yang berikut : Nilai 0,00 – 1,1 sangat rendah, nilai
terindikasi untuk pencabutan dan jumlah gigi 1,2 – 2,6 rendah, nilai 2,7 – 4,4 sedang, nilai
yang ditambal, atau yang disebut dengan def-t. 4,4 – 6,5 tinggi, nilai 6,6 keatas sangat tinggi
(decay, extracti, filling-Teeth). (Suwelo, 1992).
Karies gigi adalah proses kerusakan Akibat yang ditimbulkan dari karies gigi
struktur gigi sehingga terbentuk lubang yang menurut Anonim (1993) adalah anak tidak bisa
diakibatkan oleh adanya bakteri streptococcus mengunyah makanan dengan baik sehingga
mutans dan laktobacili. Bakteri ini yang akan berpengaruh terhadap status gizi dan
mengubah glucose dan karbohidrat dalam pertumbuhan anak. Selanjutnya menurut
makanan menjadi asam melalui proses Depkes RI (1993, akibat karies antara lain:Gigi
fermentasi. Asam yang diproduksi dalam plak sulung yang rusak menimbulkan gangguan
akan terus merusak lapisan email gigi. dalam pertumbuhan rahang maupun
Kemudian bakteri akan terus mengikuti jalan pertumbuhan gigi tetap, Gigi sulung yang sudah
yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi busuk menjadi sumber infeksi untuk jaringan
lapisan berikutnya yaitu dentin. Jika tidak sekitarnya serta organ tubuh lain, dan
dilakukan perawatan proses ini akan terus mengurangi estetik. Apabila karies terdapat
berjalan sehingga lubang akan semakin dalam pada gigi depan dapat mengurangi estetik
(Kidd-Bechal, 1992). seseorang sehingga menimbulkan rasa malu
Pada prinsipnya gigi berlubang dan rendah diri.
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu gigi sebagai Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
host/tuan rumah, substrat seperti makanan, keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu
plak/kuman dan waktu. Gigi yang emailnya atau perwujutan dari nutriture dalam bentuk
tidak kuat mudah berlubang. Makanan yang variabel tertentu akibat dari keseimbangan
manis dan lengket juga memperbesar antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
kemungkinan gigi berlubang. Plak yang tidak penggunaan zat – zat gizi tersebut atau keadaan
dibersihkan akan membuat kuman-kuman fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam
berkumpul bersama makanan dan kuman akan seluler tubuh (Supariasa, 2002).
mengeluarkan asam yang akan melakukan Status gizi anak adalah keadaan tubuh
demineralisasi gigi, sehingga lama-kelamaan anak yang ditentukan berdasarkan pada berat
email akan hancur (Maulani, 2005). badan, tinggi badan menurut umur. Status gizi
Menurut WHO untuk mengetahui merupakan tingkat kesehatan sebagai akibat
seseorang menderita karies dilakukan dari pemasukan (intake) dan pengeluaran
pemeriksaan gigi, untuk gigi dewasa/ tetap (utilisasi) semua zat gizi (nutrient) dalam
diperiksa DMF-T, sedangkan untuk gigi anak / makanan sehari-hari. Perkembangan berat
susu diperiksa def-t. DMF-T/ def-t. badan anak Pra sekolah bisa dilihat pada Kartu
Pengertiannya adalah keadaan gigi seseorang Menuju Sehat (KMS) . Gizi buruk merupakan
yang pernah mengalami kerusakan, hilang, keadaan seseorang yang kurang gizi yang
perbaikan yang disebabkan penyakit karies. disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
Penghitungan def-t meliputi : dan protein dalam makanannya, sehingga tidak
(decay) adalah gigi karies dan tambalan dengan memenuhi angka standar kecukupan gizi
karies; (ektraksi) adalah gigi dicabut oleh (Supariasa, dkk, 2002).
karena karies.; (filling) adalah gigi tambalan Gizi buruk dipengaruhi banyak faktor
tanpa karies dan (teeth) adalah jumlah total yang saling terkait. Secara garis besar penyebab
keseluruhan dari def. anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan
Maksud perumusan DMF-T / def-t adalah makanan kurang, anak sering sakit atau terkena
:Untuk melihat status karies gigi, untuk infeksi (Nency, dkk, 2005).
merencanakan upaya promotif dan preventif, Gizi buruk bukan hanya menjadi stigma
untuk membandingkan status pengalaman yang ditakuti. Hal ini tentu saja terkait dengan
karies gigi masyarakat dari satu daerah dengan dampak terhadap sosial ekonomi masyarakat
daerah yang lain atau membandingkan sebelum maupun negara. Disamping berbagai
dan sesudah program berjalan dan ntuk konsekwensi yang diterima oleh anak itu
memantau perkembangan status pengalaman sendiri.Secara garis besar dalam kondisi akut
karies dari individu. gizi buruk bisa mengancam jiwa karena
Untuk menilai hasil pemeriksaan DMF-T dan berbagai disfungsi yang dialami. Ancaman
def-t, WHO menetapkan kriteria penilai sebagai yang timbul antara lain hipotermi (mudah

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 35


kedinginan) karena jaringan lemak tipis, Normal Normal Normal Baik
hipoglekemi (kadar gula dalam darah yang di Normal Tinggi Tinggi Jangkung,
bawah normal) kekurangan elektrolit penting masih baik
serta cairan tubuh (Nency, dkk, 2005). Rendah Rendah Tinggi Buruk
Kurang gizi berpotensi menjadi penyebab Rendah Rendah Normal Buruk, kurang
kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber Rendah Normal Tinggi Kurang
daya manusia dan produktifitas. Jika gizi buruk Tinggi Tinggi Rendah Lebih, obesitas
tidak dikelola dengan baik , pada fase akutnya Tinggi Tinggi Normal Lebih, tidak
bisa mengancam jiwa dan jangka panjangnya Tinggi Normal Rendah obesitas
akan mengancam hilangnya sebuah generasi Lebih, pernah
penerus bangsa (Nency, dkk, 2005). kurang
Menurut Moehji, 1988, Faktor yang dapat (Supariasa, 2002)
mempengaruhi status gizi ada dua yaitu : Faktor Menurut Supariasa, dkk (2002) ada dua
langsung adalah tidak sesuainya jumlah zat gizi metode pemeriksaan dan penilaian status gizi
yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan yaitu:
tubuh. Antara kecukupan gizi dan penyakit Pemeriksaan dan penilaian status gizi secara
infeksi terdapat hubungan sebab akibat yang langsung dengan antropometri, biokimia, klinis
timbal balik sangat erat dan faktor tidak dan biofisik. Dan Pemeriksaan dan penilaian
langsung adalah faktor ekonomi, kesukaan jenis status gizi secara tidak langsung yaitu dengan :
makanan tertentu, pangan, pendidikan, budaya survey konsumsi makanan, statistic vital dan
dan fasilitas pelayanan kesehatan. faktor ekologi.
Nutrisi yang berpengaruh kuat terhadap Menurut Soekirman (2000), untuk
kesehatan gigi menurut Bur gizinet (2008) menentukan status gizi seseorang atau
antara lain: karbohidrat, kalsium, fosfor, kelompok populasi dilakukan dengan
magnesium, dan Fluor. interprestasi informasi dari hasil beberapa
Menurut Direktorat bina gizi masyarakat metode penilaian status gizi yaitu : penilaian
Depkes RI tahun 1999, status gizi dapat konsumsi makanan, antropometri,
diklasifikasikan menjadi 5 yaitu : Gizi lebih, laboratorium/biokimia dan klinis (Gibson,
gizi baik, gizi sedang, gizi kurang dan gizi 2005). Diantara beberapa metode tersebut,
buruk. pengukuran antropometri adalah relatif paling
Tabel 1 Klasifikasi status gizi DepKes sederhana dan banyak dilakukan.
Kategori Cut of point *) Dalam antropometri dapat dilakukan
Gizi lebih > 120 % Median BB/U baku WHO- beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran
NCHS, 1983 barat badan (BB), tinggi badan (TB) dan
Gizi baik 80 % - 120 % Median BB/U bakulingkar lengan atas (LILA).Dari berbagai
WHO-NCHS, 1983 pengukuran tersebut BB dan TB atau panjang
Gizi sedang 70 % - 79,9 % Median BB/U bakubadan adalah yang paling dikenal (Soekirman,
WHO-NCHS, 1983 2000).
Gizi kurang 60 % - 69,9 % Median BB/U bakuIndikator BB/U menunjukkan secara sensitive
WHO-NCHS, 1983 status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah
Gizi buruk < 60 % Median BB/U baku WHO- berubah, namun tidak spesifikkarena berat
NCHS, 1983 badan selain dipengaruhi oleh umur juga
*) Laki-laki dan perempuan sama dipengaruhi oleh tinggi badan.Indikator ini
dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh
Pada dasarnya cara penggolomgan indek masyarakat umum, ssensitive untuk melihat
sama dengan cara waterlow. Indikator yang perubahan status gizi dalam jangka waktu
digunakan meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U. pendek dan dapat mendeteksi
Standar yang digunakan adalah NCHS kegemukan.Indikator TB/U dapat
(National center for health statistic, USA), menggambarkan status gizi masa lampau atau
dengan klasifikasi seperti tabel berikut. masalah gizi yang kronis. Pada anak balita
Tabel 2 Klasifikasi status gizi menurut kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan
WHO tinggi badan optimal masih bisa sedangkan
BB/TB BB/U TB/U Status Gizi anak usiasekolah sampai remaja kemungkinan
Normal Rendah Rendah Baik, pernah untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan
kurang

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 36


masih bisa tetapi kecil untuk mengejar Untuk mengetahui status karies gigi
pertumbuhan tinggi badan optimal. sulung, dilakukan pemeriksaan def-t yaitu
Indikator BB/TB merupakan pengukuran untuk mengetahui gambaran banyaknnya karies
antropometri yang terbaik karena dapat yang diderita oleh anak dari dulu sampai
menggambarkan secara sensitive dan spesifik sekarang, dengan menggunakan metode
status gizi saat ini atau masalah gizi akut. Berat penghitungan def-t seperti yang telah
badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, ditetapkan oleh WHO, dengan cara melakukan
artinya dalam keadaan normal perkembangan observasi terhadap kondisi gigi anak yang
berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi meliputi:d (decay), adalah Jumlah gigi karies
badan pada percepatan tertentu. Dengan yang masih dapat ditambal; e (extrasi), adalah
demikian berat badan yang normal akan Jumlah gigi yang telah/harus dicabut karena
proporsional dengan tinggi badannya. Ini karies; f ( filling), adalah Jumlah gigi yang
merupakan indikator yang baik untuk menilai telah ditambal dan t (teeth), adalah jumlah def.
status gizi saat ini terutama bila data umur yang Dari pemeriksaan def-t akan diperoleh
akurat sering sulit diperoleh. Untuk kegiatan data angka untuk kemudian dapat digunakan
identifikasi dan manajemen penanganan bayi sebagai penggolongan derajat karies.
dan anak balita gizi buruk akut,maka WHO & Adapun penggolongan derajat karies
Unicef merekomendasikan menggunakan sebagai berikut:
indikator BB/TB dengan cut of point< - 3 SD Sangat rendah bila nilainya0,0 – 1,1; Rendah
WHO 2006 (WHO &Unicef, 2009). bila nilainya1,2 – 2,6; Sedang bila nilainya2,7 –
Timbulnya kesulitan makan pada anak 4,4; Tnggi bila nilainya 4.5 – 6.5 dan Sangat
akan menyebabkan masuknya makanan kurang tinggi bila nilainya > 6.5
sehingga mengakibatkan keadaan gizi yang Alat ukur yang penulis pakai dalam
kurang hingga buruk atau kekurangan energi melaksanakan penelitian tentang karies ini
protein (KEP) berat. Bila ada beberapa gigi adalah :
yang berlubang/ tanggal akan menyulitkan anak Tabel 3 Alat ukur karies
untuk mengunyah atau menggigit makanan dan Variabel Metode Instrumen
merasa sakit pada giginya sehingga anak tidak Penelitian
selera makan atau segan untuk makan. Karies Pemeriksaan Diagnostik set:
Akhirnya berpengaruh pada jumlah atau menu gigi def-t a.Sonde
makanan yang di konsumsi, sehingga akan b.Pincet
sangat berpengaruh terhadap status gizi dan c.Kaca mulut
pertumbuhan anak (Anonim, 1993). d.Near bekken
e.Kapas
METODE f.Alkohol 70%
Penelitian dilakukan pada bulan 09 Kartu odontograf
Februari – 09 Maret 2014 di TK Pertiwi Skala pengukuran status gizi yang
Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung digunakan dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Klaten pada secara analitik dengan antropometri dimana dalam pelaksanaan
metode observasi secara langsung terhadap pemeriksaan akandilakukan pengukuran berat
sasaran. Sedangkan pendekatan yang di badan, tinggi badan dan umur. Pengukuran
gunakan dalam penelitian ini adalah cros status gizi dengan menggunakan cara standar
sectional (Belah lintang), dimana variabel deviasi unit (SD), penentuan kriteria didapat
bebas dan variabel terikat diukur dalam waktu dari nilai Z-Skor. Adapun nilai Z- Skor didapat
yang sama (Sugiyono, 2007). dari rumus:
Apabila subyek kurang dari 100 maka Z – Skor =
diambil semua sehingga merupakan penelitian
Nilai individu Subyek  Nilai Median Baku Rujukan
populasi.Jika subyek lebih dari 100 maka bisa
diambil sampel 10 – 15 % atau 20 – 25 % Nilai Simpangan Baku Rujukan
(Arikunto, 2002).Karena jumlah murid pra
sekolah di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten kurang BB/TB dengan baku rujukan WHO NCHS
dari 100 anak maka diambil semua sehingga adalah sebagai berikut :
merupakan penelitian populasi sebanyak 45
anak.

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 37


Tabel 4. Klasifikasi status gizi dengan indeks Tabel 7 Distribusi Frekuensi Usia Siswa
BB/TB No Usia (tahun) f %
No Z- score Status Gizi 1 3 1 2,2
2 4 9 20
1. > 2SD Gemuk 3 5 26 57,8
2. -2 SD s/d 2 SD Normal 4 6 9 20
3. < -2 SD s/d -3 SD Kurus Total 45 100
4. <-3 SD Kurus sekali Sumber: data primer yang diolah

Sumber : (Depkes RI, 2005) Tabel 8 Distribusi Frekuensi berat badan


siswa
Tabel 5 Alat ukur status gizi No Berat Badan f %
Vari Metode penelitian Instrumen (kg)
abel
Statu Penimbangan BB KMS anak sekolah
1 <14 3 6.7
s gizi dan pengukuran Timbangan injak 2 14-16 15 33.3
TB 3 17-19 19 42.2
Indeks BB/TB Alat ukur tinggi badan 4 20-23 5 11.1
Pengumpulan data dilaksanakan dengan 5 >23 3 6.7
melakukan pemeriksaan langsung yang Total 45 100
meliputi pemeriksaan keadaan gigi untuk Sumber: data primer yang diolah.
mengetahui status karies, sedangkan untuk
mengetahui status gizinya diperiksa tinggi Tabel 9 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan
badan, berat badan dan umur, dilakukan Siswa
terhadap semua anak siswa pra sekolah TK No Tinggi (cm) f %
Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung
1 96-100 10 22.2
Kabupaten Klaten dengan bantuan perawat gigi
2 101-105 6 13.3
dari Puskesmas Kecamatan Tulung Klaten
3 106-110 15 33.3
sebanyak 2 orang.
4 111-115 12 26.7
Analisis bivariat yaitu dilakukan terhadap
5 >115 2 4.4
dua variabel yang diduga berhubungan atau
Total 45 100
berkorelasi. Pada penelitian ini hubungan
antara karies dengan status gizi pada anak pra Sumber: data primer yang diolah
sekolah di TK Pertiwi Kelurahan
DalemanKecamatan Tulung Kabupaten Klaten Tabel 10 Distribusi frekuensi siswa menurut
dianalisis dengan Chi-Square. jumlah def-t
Setelah chi-square hitung diperoleh maka No Status def-t f %
pada tingkat kepercayaan 95% (alfa=0,05) nilai 1. Sangat Baik 0 0
signifikansi dibandingkan dengan alfa 0,05. 2. Baik 19 42,2
Hasil yang diperoleh akan dicari koefisien 3. Sedang 14 31,1
korelasi, signifikan jika nilai signifikansi chi- 4. Buruk 12 26,7
square hitung diperoleh < 0,05 maka hipotesis 5. Sangat Buruk 0 0
diterima yaitu terdapat hubungan antara karies Jumlah 45 100
dengan status gizi pada anak pra sekolah di TK Sumber: data primer yang diolah
Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung
Kabupaten Klaten. Tabel 11 Distribusi frekuensi siswa menurut
status gizi dengan indeks BB/TB
HASIL DAN PEMBAHASAN No Status gizi f %
Karakterisitk Responden 1. Gemuk 4 8.9
Tabel 6. Distribusi frekuensi siswa menurut 2. Normal 34 75.6
jenis kelamin. 3. Kurus 7 15.6
No Jenis Kelamin f % 4. Kurus sekali 0 0
1 Laki-laki 25 55,6 Jumlah 45 100
2 Perempuan 20 44,4 Sumber: data primer yang diolah
Jumlah 45 100
Sumber: data primer yang diolah

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 38


Analisis Bivariat hubungan def-t dengan status status def-t buruk didapatkan frekuensi anak
gizi siswa dengan status gizi kurus sebesar 12%.
Tabel 12 Distribusi frekuensi status gizi Menurut statistik, karies gigi adalah penyakit
siswa berdasarkan def-t yang paling sering terjadi pada manusia, setelah
Status Gizi BB/TB demam flu. Karies dapat terjadi pada siapa saja,
Gemu Normal Kurus Total walaupun umumnya sering muncul pada usia
def-t anak-anak atau dewasa muda. Penyebab
k
N % N % N % N % terjadnya karies karena adanya bakteri
Baik 2 4, 1 37, 0 0 1 42. Streptococcus mutans dan Lactobacilli yang
5 7 8 9 3 mengubah glucose dan karbohidrat pada
Seda 2 4, 1 24, 1 2, 1 31. makanan menjadi asam melalui fermentasi.
ng 5 1 5 3 4 3 Asam inilah yang terus menerus merusak
Buru 0 0 6 13, 6 12 1 25. struktur gigi (Pratiwi,2007).
k 4 2 4 Kerusakan gigi yang terjadi pada anak
Total 4 10 biasanya diawali dengan adanya karies gigi,
5 0 yang apabila tidak segera diatasi akan
Sumber: data primer yang diolah berdampak pada terjadinya kerusakan gigi yang
dimulai dengan terjadinya demineralisasi pada
Tabel 13 HasilChi-Square
Chi-Square Perhitungan
Tests Chi-Square
Chi-Square
Tests
Tests nilai Tests Chi Square lapisan email. Sehingga email menjadi keropos,
lambat laun akan terjadi lubang pada
Asy
Asymp. mp.Sig. AsySig.mp. Sig.Asy mp. Sig. gigi. Tanpa perawatan, proses
permukaan
Value Value df
Value Value (2-sided)
df df(2-sided) df
(2-sided) (2-sided)
karies berjalan terus, menjalar ke lapisan dentin
Pearson Chi-SquarePearson
Pearson PearsonaChi-Square 15.869
Chi-Square
Chi-Square
15.869 15.869aa 415.869 4 a
.003
4 .003 4 .003 .003
Likelihood Ratio Likelihood
Likelihood
Ratio Ratio
Likelihood Ratio 16.684
dan akhirnya sampai ke jaringan pulpa. Kalau
16.684 16.684 416.684 4 .002
4 .002 4 .002 .002
Linear-by -Linear Linear-by
Linear-by
-Linear-Linear
Linear-by-Linear
proses sudah sampai pada pulpa maka lambat
9.718 9.7189.718 1 9.718 1 .002
1 .002 1 .002laun pulpa .002 akan mati dan membusuk, dan
Association Association
Association Association
N of Valid Cases N of NValid
of Valid
CasesNCases
of Valid Cases
45 45 45 45 proses radang akan menjalar terus sampai ke
a. 6 cells (66.7%)a. 6
havSumber:
a.
cells cells data
a.
e6 expected
(66.7%) (66.7%)
6 cells
hav primer
(66.7%)
e expected
counthavehav yang
expected
e count
less diolah.
expected
count
tlehan
ss than 5.less
The count
5. t han 5.less
The tulang
Thet han 5. Thealveolar. Pada ujung akar akan timbul
minimum expected minimumminimum
countexpected
isminimumexpected
1.07. expected
count countisis count
1.07.
1.07. is 1.07. sebuah kantong yang berisi nanah dan bakteri,
Berdasarkan hasil uji statistik dengan kantong ini yang disebut granuloma. Yang
menggunakan program SPSS forWindow versi merupakan sumber infeksi untuk jaringan
11.0 dengan Chi-square diperoleh nilai p-value sekitar gigi maupun untuk organ-organ lain
= 0,003 lebih kecil dari α = 0,05 (tingkat seperti ginjal, jantung, mata dll (Depkes
kepercayaan 95 %) atau nilai χ2 hitung sebesar RI,1993).
15,869 > χ2 tabel sebesar 9,488. Hal ini berarti Terjadinya gangguan kesehatan pada gigi
terdapat hubungan yang signifikan antara def-t juga akan menyebabkan semakin rendahnya
dengan status gizi anak usia Pra Sekolah di TK tingkat konsumsi zat gizi pada anak. Karena
Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung apabila ada beberapa gigi yang berlubang/
Kabupaten Klaten. tanggal akan menyulitkan anak untuk
Kondisi gigi anak sangat berpengaruh mengunyah atau menggigit makanan dan
terhadap asupan makanan. Apabila anak merasa sakit pada giginya sehingga anak tidak
mempunyai karies yang sudah mencapai tahap selera makan atau segan untuk makan.
lanjut, akan menimbulkan rasa sakit sehingga Akhirnya berpengaruh pada jumlah atau menu
anak malas untuk mengunyah makanan. makanan yang di konsumsi dan bila terjadi
Keadaan yang demikian bila dibiarkan terus pada jangka waktu yang cukup lama, akan
menerus tanpa penanganan akan sangat berpengaruh terhadap status gizi dan
mengakibatkan asupan makanan kurang dan pertumbuhan anak (Anonim, 1993).
akan berpengaruh terhadap status gizi anak Penelitian dari Ummul Azmi (2012)
(Heri Julianti, dkk. 2002). diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan
Analisis data menunjukkan adanya antara status sosial ekonomi dengan karies gigi
kecenderungan semakin tinggi status def-t nya sulung anak umur 4 dan 5 tahun di Padang.
maka semakin besar frekuensi terjadinya kasus Dari responden dengan status sosial ekonomi
kurang gizi pada siswa. Hal ini ditunjukkan tidak miskin dan status karies kurang dominan.
dengan frekuensi anak yang berstatus kurus Sehingga penelitian ini sedikit banyak
tidak dijumpai pada anak dengan status def-t mendukung penelitian yang dilakukan oleh
baik dan sedang. Sedangkan pada anak dengan penulis dimana dari hasil analisis dengan

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 39


menggunakan uji chi-square diperoleh nilai __________. 1997, Tatacara Kerja
signifikansi hitung (p= 0,003)< α (0,05) atau Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
diperoleh nilai χ2 hitung sebesar 15,869 > χ2 dan Mulut diPuskesmas,Proyek
tabel sebesar 9,488. Hal ini berarti terdapat PPKM, Jakarta.
hubungan yang signifikan antara kariesdengan __________. 2000, Pedoman Upaya
status gizi anak usia Pra Sekolah di TK Pertiwi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Kelurahan Daleman Kecamatan Tulung di Puskesmas, Proyek PPKM, Jakarta.
Kabupaten Klaten. Karena pemberian makanan/ __________. 2005, Pedoman Perbaikan Gizi
jajanan anak belum mendapatkan perhatian dari Anak Sekolah Dasar dan Madrasah
orang tua Ibtidaiyah, Direktorat Gizi
Masyarakat Jakarta.
KESIMPULAN __________. 2008, Riset Kesehatan Dasar
Hasil penelitian def-t pada anak usia 3-6 Badan Penelitian Dan Pengembangan
tahun di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kesehatan, DepKes RI,
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. http://dinkesJateng
didapatkan hasil dengan status, sangat baik prov.go.id/downloat/mi/riskesdas
sebanyak 0 anak (0%), baik sebanyak 19 anak Jateng 2007 diakses tanggal 10
(42,2 %), sedang sebanyak 14 anak (31,1 %) februari 2014
buruk sebanyak 12 anak (26,7 %) dan sangat Herijulianti, E., Indriani,T.S., Artini, S.,
buruk sebanyak 0 anak (0%). 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi,
Pengukuran status gizi pada anak usia 3-6 Jakarta: EGC
tahun di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Hidayat A, 2008, Metode Penelitian
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. Keperawatan Teknik Analisis Data,
didapatkan hasil anak dengan status gizi gemuk Jakarta : Salemba Medika.
sebanyak 4 (8,9 %), normal sebanyak 34 (75,6 Jo Frencken, 1999, Pedoman Perawatan
%), kurus sebanyak 7 (15,6 %), dan sangat Restroratif ttraumatik, Yogyakarta :
kurus sebanyak 0 (0%). Gajah Mada University Press.
Terdapat hubungan yang signifikan antara Kidd - Bechal, 1992, Dasar-Dasar Caries
karies dengan status gizi anak usia Pra Sekolah Penyakit dan Penanggulangannya,
di TK Pertiwi Kelurahan Daleman Kecamatan Jakarta: EGC
Tulung Kabupaten Klaten., terbukti dari hasil Moehj i, S., 1988, Ilmu Gizi, Jakarta :
analisis (diperoleh nilaiχ2 hitung sebesar 15,869 Bhatara karya aksara.
> χ2 tabel sebesar 9,488 atau p = 0,003 <α Maulani, 2005, Kiat Merawat Gigi Anak,
0,05). Jakarta : Gramedia.
Nency, Y., Arifin, 2005, Gizi Buruk,
Ancaman Generasi Yang Hilang,
DAFTAR PUSTAKA http://io.ppi-iepang-or
Anonim, 1993, Apa Yang Anda Ketahui article.php?id=113 diakses tanggal 10
Tentang Kesehatan Gigi Dan Februari 2014
Mulut,Yogyakarta: Laboratorium Ilmu Pratiwi, D, 2007, Gigi Sehat Merawat Gigi
Kesehatan Gigi UGM Sehari-hari, Kompas, Jakarta.
Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta Soekirman, 2000, Ilmu Gizi dan Aplikasinya,
: Rineka Cipta, Jakarta. Jakarta : Departemen Pendidikan
Besford, 1996, Mengenal Gigi Anda, oleh Nasional.
Budiman, J.A., Yuwono, L. Arcan. Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I., 2002,
Bur, 2008, Pengaruh Nutrisi dan Gaya Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC
Hidup, .http://www.gizi.net/cgi- Suwelo, 1992, Karies pada Anak dengan
bin/fullnews.cgi? Diakses tanggal 10 Perbagai Faktor Etiologi, Jakarta:
Februari 2014 EGC
Depkes RI, 1993, Pengetahuan Dasar Ummul Azmi,2012, Hubungan status sosial
tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, ekonomi dengan karies gigi sulung anak umur
Jakarta: Direktorat Kesehatan Gigi. 4 dan 5 . Skripsi. (tidak dipublikasikan)
.Padang : Universitas Andalas.

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 40

Anda mungkin juga menyukai