Anda di halaman 1dari 6

Heni Yustianingsih dan Istianah

Reviews in Civil Engineering


Reviews in Civil Engineering,
v.01, n.1, p.19-24, 2017 www.jurnal.untidar.ac.id

SURVEI KEPADATAN ARUS LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN


PENCENG JALAN RA. RUKMINI, KECAPI KEBUPATEN JEPARA
Heni Yustianingsih1; Istianah
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jln. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara.
tekniksipilunisnu@gmail.com

Abstrac. Traffic density is the size or volume of vehicles passing through the road in a particular area with varying vehicle currents
at certain hours of time stated in hourly per kilometer. This research was conducted at the intersection of RA roadblocks. Rukmini
Kecapi Jepara District to know the density of traffic flow in the area. From the results of the study showed that the presence of traffic
density in the morning and afternoon in due to the activity of the students, students, employees and public vehicles simultaneously.
Keywords: Density, Traffic, bawu penceng.

Abstrak. Kepadatan lalu lintas adalah ukuran atau volume kendaraan yang melewati jalan di daerah tertentu dengan arus kendaraan
yang bervariasi di saat jam-jam tertentu di nyatakan dalam per jam per kilometer. Penelitian ini di lakukan di persimpangan penceng
jalan RA. Rukmini Kecapi Kabupaten Jepara untuk mengetahui kepadatan arus lalulintas di daerah tersebut. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya kepadatan lalulintas di pagi hari dan sore hari di karenakan adanya aktivitas kayawan, pelajar, pegawai
maupun kendaraan umum secara bersamaan.
Kata kunci :Kepadatan, Lalu-lintas, bawu penceng.

PENDAHULUAN digambarkan dengan bagan alir sebagaimana gambar 3.1


Di era zaman modern ini permasalahan yang sering
yang memuat beberapa tahapan yaitu :
dihadapi oleh kebanyakan kota salah satunya adalah
kepadatan lalu lintas, hal itu dapat di lihat dari semakin a. Persiapan;
banyaknya jumlah kendaraan dan semakin meningkatnya b. Pengumpulan Data;
kecelakaan lalu lintas yang terjadi di daerah tersebut. c. Tahap Analisis;
Perkembangan teknologi juga sangat berpengaruh baik
itu bersifat positif maupun negative, semakin padatnya d. Evaluasi dan Kesimpulan.
lalu lintas di daerah khusunya di persimpangan ini Masing – masing tahapan dalam metodologi
karena banyak faktor salah satu faktornya jumlah penelitian saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
kendaraan yang semakin meningkat ini menyebabkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
banyaknya orang yang melanggar lalu lintas meraka
4.1. Pengumpulan Data Hasil Survay
tidak melaksankan ketertiban lalu lintas karena hal Data LHR pada simpang Bawu penceng
tersebut terjadi kecelakaan lalu lintas dan ini akhirnya yang didapat dari hasil survey mahasiswa
berpengaruh seperti akhirnya terjadi kemacetan lalu semester 3Teknik Sipil UNISNU Jepara dalam
lintas, seperti di persimpangan penceng kecapi warga penyelesaian tugas mata kuliah Rekayasa Lalu
banyak melalukan pelanggaran mereka melalui jalan lintas. Data-data tersebut adalah sebagai berikut :
tersebut dengan semau mereka banyak warga yang
a.
Pergerakan kendaraan dari Ngabul
berputar balik apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh
Tabel 4.1 Arus pergerakan kendaraan
truk – truk besar ini akan menjadikan kemacetan dan
dari ngabul lurus dan belok kiri
membuat lalu lintas . Kepadatan lalu lintas di daerah
Jumlah kendaraan/4
tersebut di karenakan semua kegiatan yang dilakukan Waktu Arah
MC jam
LV HV
oleh warga di sana selalu menggunakan kendaraan
seperti mereka pergi bekerja selalu membawa kendaraan Pagi Lurus 752 133 36
Jam Belok kiri 724 134 105
roda dua, anak – anak yang pergi kesekolah dan banyak
06.00 -
lagi yang lain . 10.00 Total 1476 267 141
Siang Lurus 593 140 57
METODE PENELITIAN Jam Belok kiri 429 163 82
Dalam melaksanakan kegiatan ini, metodologi 10.00 -
14.00 Total 1022 303 139
yang digunakan disusun dalam rangka pencapaian tujuan
Sore Lurus 1809 201 45
secara umum. Metodologi penelitian dimaksud Jam Belok kiri 480 154 58
19
Heni Yustianingsih dan Istianah
Reviews in Civil Engineering
Reviews in Civil Engineering,
v.01, n.1, p.1-5, 2017 www.jurnal.untidar.ac.id

14.00 - Untuk mempermudah dalam menganalisa,


Total 2289 355 103
18.00 ruas jalan tersebut dibagi menjadi 3 segmenyaitu:
a. Segmen A yaitu dari arah ngabul dan
b. Pergerakan kendaraan dari Bantrung kecapi ke arah bantrung
Tabel 4.2 Arus pergerakan kendaraan b. Segmen B yaitu dari arah bantrung
dari bantrung lurus dan belok kanan dan ngabul kearah kecapi
Jumlah kendaraan/4 c. Segmen C yaitu dari arah kecapi dan
Waktu Arah jam bantrung kearah ngabul
MC LV HV
Dalam menentukan tingkat pelayanan
Pagi Lurus 2028 159 37 ruas jalan, yang dilakukan adalah menghitung
Jam Belok kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan,
1335 59 9
06.00 - kanan kecepatan tempuh dan waktu tempuh. Langkah-
10.00 Total 3363 218 46 langkah analisanya adalah sebagai berikut:
4.2.1 Analisa Segmen A
Siang Lurus 633 174 54 Untuk menganalisa kinerja suatu jalan, perlu
Jam Belok diketahui data-data geometrik ruas jalan yang
132 39 9
10.00 - kanan dianalisa. Data geometriknya adalah sebagaiberikut:
14.00 Total 765 213 63 1. Tipe Jalan : Dua lajur dua arah tanpa median
Lurus 863 176 36 2. FungsiJalan : Kolektor Sekunder
Sore
Jam Belok 3. Kelandaian Jalan : Datar
180 33 6 4. Lebar Jalur Efektif Rata-Rata :
14.00 - kanan
18.00 Total 1043 209 42 2,5 meter
Perhitungan volume kendaraan di pagi hari dari
c.
Pergerakan kendaraan dari kendaraan/4 jam menjadi smp/jam:
Kecapi MC = ((752+227)*0,8)/4
Tabel 4.2 Arus pergerakan kendaraan = 195,8 smp/jam
dari kecapi belok kiri dan LV = ((133+29)*1)/4
belok kanan = 40,5 smp/jam
Jumlah kendaraan/4 HV = ((36+3)*3,5)/4
Waktu Arah jam = 34,2 smp/jam
MC LV HV +
Pagi Belok kiri 227 29 3
= 270,5 smp/jam
Jam Belok
594 106 75 = 271 smp/jam
06.00 - kanan
10.00 Total 821 135 78
Perhitungan volume kendaraan di siang
Siang Belok kiri 315 32 6 hari dari kendaraan/4jam menjadi
Jam Belok smp/jam :
456 169 97
10.00 - kanan
MC = ((593+315)*0,8)/4)
14.00 Total 771 201 103 = 181,6 smp/jam
Sore Belok kiri 1050 42 8 LV = ((140+32)*1)/4
Jam Belok = 43 smp/jam
537 161 83
14.00 - kanan HV = ((57+6)*3,5)/4
18.00 Total 1587 203 91 = 55,1smp/jam +
= 279,7 smp/jam
Dari tabel di atas terlihat bahwa volume lalu- = 280 smp/jam
lintas terpadat adalah pada arah ngabul bantrung
pada pagi dan sore hari. Perhitungan volume kendaraan di sore
4.2. Analisa Kinerja Ruas Jalan hari dari kendaraan/4jam menjadi
Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk
smp/jam :
mengetahui tingkat pelayanan, dimaksudkan untuk
melihat apakah suatu jalan atau persimpangan MC = ((1809+1050)*0,8)/4
masih mampu memberikan pelayanan yang = 571,8 smp/jam
memadai bagi para pengguna jalan. LV = ((201+42)*1)/4
20
Heni Yustianingsih dan Istianah
Reviews in Civil Engineering
Reviews in Civil Engineering,
v.01, n.1, p.1-5, 2017 www.jurnal.untidar.ac.id

= 60,8 smp/jam tingkat kinerja ruas jalan. Nilai DS


HV = ((45+83)*3,5)/4 menunjukkan apakah segmen jalan
= 112 smp/jam + tersebut mempunyai masalah kapasitas
atau tidak. Persamaan yang digunakan
= 744,6 smp/jam untuk menghitung nilai Derajat
= 745 smp/jam Kejenuhan adalah:
DS = Q/C
a) Perhitungan Volume Lalu Lintas Keterangan:
Volume lalu lintas yang dipergunakan Q = Volume kendaraan (smp/jam)
adalah volume lalu lintas tahun 2016 C = Kapasitas jalan (smp/jam)
(hasil survey).
1) Pada pagi hari Sehingga didapatkan nilai derajat
=> Q2016 = 271 kejenuhan adalah:
smp/jam/2arah
2) Pada siang hari => 1) Pada pagi hari : DS = 271/1452,5
Q2016 = 280 =0,19
smp/jam/2arah 2) Pada pagi hari: DS=280/1452,5
3) Pada sore hari =0,20
=> Q2016 = 745 3) Pada sore hari: DS=745/1452,5
smp/jam/2arah =0,51

b) Perhitungan Kapasitas Jalan Dari hasil perhitungan diatas, nilai DS


Perhitungan kapasitas jalan menurut pada pagi hari lebih besar dibandingkan
MKJI 1997 menggunakan rumus sebagai dengan DS pada sore hari. Hal ini karena
berikut: pada pagi hari volume lalu lintasnya lebih
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS banyak dibandingkan pada sore hari.
Kondisi ini menyebabkan pergerakan lalu
Keterangan: lintas kadang terhambat. Nilai DS < 0,75
C : Kapasitas (smp/jam) (aman)
4.2.2 Analisa Segmen B
CO :Kapasitas dasar untuk kondisi ideal=2900 Untuk menganalisa kinerja suatu jalan,
(sm p/jam) perlu diketahui data-data geometrik ruas jalan
yang dianalisa. Data geometriknya adalah
FCW :Faktor penyesuaian lebar jalur arus=0,56 sebagai berikut:
lalu lintas 1. Tipe Jalan : Dua lajur
FCSP :Faktor penyesuaian pemisah arah =1,00
dua arah
FCSF :Faktor penyesuaian hambatan=0,86
tanpa median
samping
2. Fungsi Jalan : Kolektor
FCCS :Faktor penyesuaian ukuran kota =1,04 Sekunder
3. Kelandaian Jalan : Datar
Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar: 4. Lebar Jalur Efektif Rata-Rata
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS : 2,5 meter
C = 2900 x 0,56 x 1,00 x 0,86 x 1,04
= 1452,5 smp/jam Perhitungan volume kendaraan di pagi hari dari
kendaraan/4jam menjadi smp/jam:
c) Analisa Derajat Kejenuhan MC = ((724+1335)*0,8)/4
= 411,8 smp/jam
Derajat kejenuhan atau Degree of LV = ((134+59)*1)/4
Saturation ( DS) didefinisikan sebagai = 48,25 smp/jam
rasioarus terhadap kapasitas,digunakan HV = ((105+9)*3,5)/4
sebagai faktor utama dalam penentuan = 99.75smp/jam
+
21
Heni Yustianingsih dan Istianah
Reviews in Civil Engineering
Reviews in Civil Engineering,
v.01, n.1, p.1-5, 2017 www.jurnal.untidar.ac.id

= 559,8smp/jam FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah =1,00


= 560 smp/jam
FCSF : Faktor penyesuaian hambatan=0,86
samping
Perhitungan volume kendaraan di siang
hari dari kendaraan/4jam menjadi FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota =1,04
smp/jam :
Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar:
MC = ((429+132)*0,8)/4 C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
= 112,2smp/jam C = 2900x0,56x1,00x0,86x1,04
LV = ((140+39)*1)/4 = 1452,5 smp/jam
= 44,75smp/jam
HV = ((82+9)*3,5)/4 4) Analisa Derajat Kejenuhan
= 79,62smp/jam + Derajat kejenuhan atau Degree of
Saturation ( DS) didefinisikan sebagai rasio arus
= 236,57smp/jam terhadap kapasitas, digunakan sebagai factor
utama dalam penentuan tingkat kinerja ruas jalan.
= 237 smp/jam
Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan
tersebut mempunyai masalah kapasitas atau
Perhitungan volume kendaraan di sore tidak. Persamaan yang digunakan untuk
hari dari kendaraan/4jam menjadi menghitung nilai Derajat Kejenuhan adalah:
smp/jam :
MC = ((480+180)*0,8)/4 DS = Q/C
=132smp/jam
LV = ((154+33)*1)/4 Keterangan:
= 46,75smp/jam Q = Volume kendaraan (smp/jam)
HV = ((58+6)*3,5)/4 C = Kapasitas jalan(smp/jam)
= 29,75smp/jam +
Sehingga didapatkan nilai derajat kejenuhan
= 208,5smp/jam adalah:
= 209 smp/jam 1) Pada pagi hari: DS = 560/1452,5
= 0,38
a) Perhitungan Volume Lalu Lintas 2) Pada pagi hari: DS = 237/1452,5
Volume lalu lintas yang dipergunakan = 0,16
adalah volume lalu lintas tahun 2016 3) Pada sore hari: DS = 209/1452,5
(hasil survey). = 0,14
1) Pada pagi hari => Q2016 = 560
smp/jam/2arah
2) Pada siang hari => Q2016 = Dari hasil perhitungan diatas, nilai DS pada pagi
237 smp/jam/2arah hari lebih besar dibandingkan dengan DS pada
3) Pada sore hari => Q2016 = 209 sore hari. Hal ini karena pada pagi hari volume
smp/jam/2arah lalu lintasnya lebih banyak dibandingkan pada
sore hari. Kondisi ini menyebabkan pergerakan
Perhitungan kapasitas jalan menurut MKJI lalu lintas kadang terhambat. Nilai DS < 0,75
1997 menggunakan rumus sebagai berikut: (aman)

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS 4.2.3 Analisa Segmen C


Keterangan: Untuk menganalisa kinerja suatu jalan,
C : Kapasitas (smp/jam) perlu diketahui data-data geometrik ruas jalan
CO : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal=2900 yang dianalisa. Data geometriknya adalah
(smp/jam) sebagai berikut:
1. Tipe Jalan : Dua lajur
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus=0,56 dua arah
lalu lintas tanpa median

22
Heni Yustianingsih dan Istianah
Reviews in Civil Engineering
Reviews in Civil Engineering,
v.01, n.1, p.1-5, 2017 www.jurnal.untidar.ac.id

2. Fungsi Jalan : Kolektor smp/jam/2arah


Sekunder
3. Kelandaian Jalan : Datar Perhitungan kapasitas jalan menurut MKJI 1997
4. Lebar Jalur Efektif Rata-Rata : menggunakan rumus sebagai berikut:
2,5 meter C=COxFCWxFCSPxFCSFxFCCS
Keterangan:
Perhitungan volume kendaraan di pagi hari dari C : Kapasitas (smp/jam)
kendaraan/4jam menjadi smp/jam: CO : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal=2900
MC = ((594+2028)*0,8)/4 (smp/jam)
= 524,4smp/jam FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus=0,56
LV = ((106+159)*1)/4 lalu lintas
FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah =1,00
= 66,25smp/jam
HV = ((75+37)*3,5)/4 FCSF : Faktor penyesuaian hambatan=0,86
= 98 smp/jam + samping
FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota =1,04
= 668,65smp/jam
= 689 smp/jam Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar:

Perhitungan volume kendaraan di siang hari C=COxFCWxFCSPxFCSFxFCCS


dari kendaraan/4jam menjadi smp/jam : C=2900x0,56x1,00x0,86x1,04
MC = ((456+633)*0,8)/4 = 1452,5 smp/jam
= 217,8smp/jam 5) Analisa Derajat Kejenuhan
LV = ((169+174)*1)/4 Derajat kejenuhan atau Degree of
= 85,75smp/jam Saturation ( DS) didefinisikan sebagai
HV = ((97+54)*3,5)/4 rasioarus terhadap kapasitas, digunakan
= 132,12smp/jam + sebagai faktor utama dalam penentuan
tingkat kinerja ruas jalan. Nilai DS
= 435,67smp/jam menunjukkan apakah segmen jalan
= 436 smp/jam tersebut mempunyai masalah kapasitas
atau tidak. Persamaan yang digunakan
Perhitungan volume kendaraan di sore untuk menghitung nilai Derajat
hari dari kendaraan/4jam menjadi Kejenuhan adalah:
smp/jam : DS = Q/C

MC =((537+836)*0,8)/4 Keterangan:
=274,6smp/jam Q= Volume kendaraan (smp/jam)
LV =((161+176)*1)/4 C= Kapasitas jalan (smp/jam)
=84,25smp/jam Sehingga didapatkan nilai derajat kejenuhan
HV =((83+36)*3,5)/4 adalah:
= 104,13smp/jam + Pada pagi hari: DS = 689/1452,5
= 0,47
= 462,98smp/jam Pada pagi hari: DS = 436/1452,5
= 463 smp/jam = 0,3
Pada sore hari: DS = 463/1452,5
Perhitungan Volume Lalu Lintas yang = 0,31
dipergunakan adalah volume lalu lintas tahun
2016 (hasil survey). Dari hasil perhitungan diatas, nilai DS
1) Pada pagi hari => Q2016 = 689 pada pagi hari lebih besar dibandingkan dengan
smp/jam/2arah DS pada sore hari. Hal ini karena pada pagi hari
2) Pada siang hari => Q2016 = 436 volume lalu lintasnya lebih banyak
smp/jam/2arah dibandingkan pada sore hari. Kondisi ini
3) Pada sore hari=> Q2016 = 463 menyebabkan pergerakan lalu lintas kadang
23
Heni Yustianingsih dan Istianah
Reviews in Civil Engineering
Reviews in Civil Engineering,
v.01, n.1, p.1-5, 2017 www.jurnal.untidar.ac.id

terhambat. Nilai DS < 0,75 (aman) S2 Magister Rekayasa Transportasi ITB,


Bandung.
SIMPULAN DAN SARAN Lembaga Afiliasi dan Penerapan Industri ITB
A. Simpulan bekerjasama dengan PT. Jasa Marga
Dari hasil analisa data diatas diketahui (1996) Laporan Akhir Studi Perhitungan
bahwa tingkat arus kepadatan di persimpangan Biaya Operasi Kendaraan, Bandung,
bawu penceng terjadi pada pagi dan sore hari Indonesia.
dibuktikan dengan tingkat kepadatan kendaraan McShane, W.R., Roess, R.P., (1990), Traffic
yang melewati persimpanagn pada pagi hari Engineering, Prentice Hall, Inc.,
mencapai 5.864 kendaraan/4jam dan pada sore Englewood, New Jersey.
hari 5.922 kendaraan/4jam. Setelah dianalisa Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang
dan di hitung dengan MKJI kondisi jalan Prasarana dan Lalu Lintas.
tersebut masih aman dan cukup untuk Pignataro, L.J. (1973), Traffic Engineering, Theory and
menampung kendaraan tersebut. Di sisi lain Practice, Prentice Hall, Inc., Englewood,
juga perlu adanya rambu-rambu untuk New Jersey.
mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan. Salter, R.J. (1978), Highway Traffic Analysis and
Dengan demikian pengendara pun juga ikut Design., Published by The Macmillan
berhati hati dsaat meleawi simpang tersebut. Press Ltd.
B. Saran Salter, R.J. (1983), Traffic Engineering., University of
Dalam penelitian yang dilakukan masih Bradford.
banyak kendala kendala yang Dalam penelitian Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
ini masih banyak kekurangan dan masih banyak
kesalahan yang dilakukan oleh peneliti.
Diharapkan nantinya ada yang bisa
memperbaiki dan menyempurnakan penelitian
ini. Nantinya penelitian ini bisa dipakai oleh
masyarakat umum maupun pihak yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, 1 (1999), Rekayasa Lalu Lintas, Cetakan
Pertama, Direktorat Bina Sistem Lalu
Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jenderal
Perhubungan Datar, Jakarta.
Akcelik, R. (1989), Traffic Signals; Capacity and Timing
Analysis, Australian Road Research Board,
Report No. 123, Vermont South, Victoria,
Australia.
Button, K.J. (1986), Transport Economics, Gower
Publishing Company Ltd, London.
DPU, (1990), Traffic Managenent, Regional Cities
Urban Transport DKI Jakarta Training,
Dirjen Bina Marga
DPU, (1996), Manual Kapasitas Jalan Indonesia,
Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Hobbs, F.D (1979), Traffic Planning and Engineering
Published by Pergamon Press
Hoff and Overgaard (1992), Road User Cost Model,
Second Technical Advisory Services on
Planning and Programming to the
Directorate of Planning, Directorate
General of Highways, Ministry of Public
Works.
Isnaeni, M. (2003), Efek Lingkungan Interaksi
Transportasi Dan Tata Ruang Kota, Tesis

24

Anda mungkin juga menyukai