106 - 110
Abstrak
Pengkajian lendutan dan lebar retak yang dilakukan bertujuan untuk meminimalisir lendutan dan lebar retak yang
terjadi. Pengujian ini menggunakan balok beton bertulang dengan ukuran 15cm x 25cm x 180cm. Pengujian
dilakukan bertahap setiap 108kg sampai lelehnya tulangan. Peningkatan serat 0%, 1,57%, 3,14%, dan 4,71%.
Berdasarkan penambahan serat maksimum 4,71% mendapatkan penurunan kuat tekan sebesar 2%, penurunan
modulus rupture 2,54%, kuat tarik mengalami peningkatan sebesar 0,27%. Peningkatan rata-rata lendutan dengan
penambahan serat mencapai maksimum 4,71% pada dimensi tulangan 10 sebesar 0,31%. Pada dimensi tulangan 12
dan 14 mengalami peningkatan sebesar 20,4% dan 11,68%. Peningkatan serat pada saat tulangan mencapai leleh
terjadi peningkatan lebar retak maksimum. Pada tulangan berdiameter 10 dengan peningkatan serat mencapai
maksimum 4,71%, terjadi peningkatan sebesar 4,22%. Pada tulangan berdiameter 12 dan penulangan diameter 14
dengan peningkatan serat mencapai maksimum 4,71%, terjadi peningkatan sebesar 8,49 dan 9,9%.
Abstract
The assessment on deflection and crack width was done to minimize the deflection and crack width exist. This test
uses reinforced concrete beams with a size of 15cm x 25cm x 180cm. The test was done gradually started at 108kg
until the reinforcement reaching to yield. The increasing of the fiber done were at 0%, 1.57%, 3.14%, and 4.71%.
Based on the addition of maximum fiber of 4.71%, it was found a decrease of 2% in compressive strength, a decrease
of 2.54% in the of rupture modulus, and an increase of 0.27% in tensile strength. The average increasing with the
addition of fiber deflection reaches a maximum of 4.71% on the 10-dimensional reinforcement of 0.31%. In
reinforcement dimensions on 12 and 14 increased by 20.4% and 11.68%. Increasing fiber during reinforcement yield
achieved an increased in the maximum crack width. In reinforcement diameter of 10 with increasing fiber to reach a
maximum of 4.71% was 4.22%. In reinforcement diameter 12 and 14 with an increase in fiber diameter reached a
maximum of 4.71% were 8.49 and 9.9%.
merumuskan lebar retak dengan parameter berukuran (15x25x180) cm. Pembebanan di-
yang berlaku secara umum yaitu tegangan lakukan dengan kondisi dua titik pembeba-
baja (fs), diameter tulangan (db) dan selimut nan (a two point loading). Benda uji full
beton (c). Studi parameter yang bisa juga scale. Penulangan dalam kondisi under rein-
dikaji dengan keterkaitan terhadap retak ya- forced. Direncanakan menggunakan tumpu-
itu rasio tulangan (ρ) dan spasi tulangan (S) an sederhana pada kedua sisinya.
agar rumusan lebar retak lebih fleksibel un-
tuk digunakan. Tabel 1. Lebar retak maksimum
Penelitian ini bertujuan mengetahui ba- yang diizinkan
gaimana pengaruh penambahan serat baja Lebar retak
terhadap kuat tekan beton dan, modulus rup- Kondisi Lingkungan
(mm)
ture. Penambahan serat baja (Wf) dan variasi
Udara kering atau
peningkatan rasio tulangan (ρr) juga secara 0,41
membran terlindung.
langsung mempengaruhi terhadap defleksi,
Udara lembab, tanah,
dan lebar retak (w), sehingga hal ini dapat di- 0,30
senyawa kimia
ketahui seberapa besar pengaruhnya secara
Air laut, basah
terukur. Penambahan serat baja (Wf) dan va- 0,18
maupun kering
riasi peningkatan rasio tulangan (ρr) juga
Struktur penahan air 0,15
akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan,
sehingga menilai seberapa besar biaya yang (tidak termasuk pipa
0,10
dikeluarkan menjadi salah satu tujuan dalam tak bertekanan)
Sumber: ACI Committee 224
penelitian ini.
Modulus rupture rata-rata yang didapat- dengan penambahan serat mencapai maksi-
kan berdasarkan persamaan mengalami pe- mum 4,71% pada dimensi tulangan 10 se-
nurunan seiring dengan penambahan serat. besar 0,31%. Pada dimensi tulangan 12 dan
Pada penambahan serat 1,57 % terjadi penu- 14 mengalami peningkatan lendutan sebesar
runan sebesar 0.85%. Pada penambahan se- 20,4% dan 11,68%.
rat 3,14% dan 4,71% terjadi penurunan kuat
tekan 1,69% dan 2,54%.