Anda di halaman 1dari 14

Volume I No.

01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

ANALISIS EMOSIONAL, KEBIJAKSANAAN PEMBELIAN


DANPERHATIAN SETELAH TRANSAKSI TERHADAP PEMBENTUKAN
DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA
PADA UD. DIKA JAYA MOTOR LAMONGAN

*( Edie Sugiarto
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan
Jl. Veteran No.53A Lamongan
Telp. ( 0322 ) 324706, Faks. ( 0322 ) 324706
Email : jpim.unisla@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan judul” analisa
emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi terhadap
pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor honda pada ud. dika
jaya motor” .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor
dimensi Emosional, Kebijaksanaan Pembelian dan Perhatian Setelah Transaksi
mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif konsumen pemilik sepeda motor
Honda pada UD. Dika Jaya Motor Lamongan. Hasil uji Secara parsial diperoleh
variabel bebas Emosional, Kebijaksanaan pembelian dan Perhatian setelah transaksi
berpengaruh signifikan terhadap Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen pemilik
sepeda motor Honda pada UD. Dika Jaya Motor Lamongan. Serta dari hasil uji F
diperoleh Emosional, Kebijaksanaan pembelian dan Perhatian setelah transaksi
berpengaruh signifikan terhadap Pembentukan Disonansi Kognitif (Y) Konsumen
pemilik sepeda motor Honda pada UD. Dika Jaya Motor Lamongan dan variabel
yang paling dominan dalam mempengaruhi pembentukan disonansi kognitif adalah
perhatian setelah transaksi.

Kata kunci : Emosional, kebijaksanaan pembelian, perhatian setelah transaksi

PENDAHULUAN sehingga sangat mempengaruhi daya


Pada umumnya masyarakat beli konsumen dan perilaku
membeli motor untuk menikmati dua konsumen. Dengan adanya informasi
fungsi yaitu: bisa cepat sampai tujuan baik positif maupun negatif yang
dan irit bahan bakar. Namun ditengah berkembang di kalangan konsumen
perkembangan dan juga pemilik sepeda motor Honda, hal
persaingannya tersebut, industri inilah yang membuat konsumen
otomotif ditanah air dihadapkan pada merasa dihadapkan pada suatu kondisi
suatu dilema yang cukup komleks, yang membingungkan, dimana
yakni naiknya harga bahan bakar kepercayaan mereka tidak sejalan
minyak (BBM) yang menjadi bersama. Seorang konsumen dapat
kebutuhan utama industri tersebut merasakan ketidaknyamanan setelah

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 34


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

melakukan suatu pembelian atau pembelian dengan apa yang


tidak. Apabila konsumen merasakan dibutuhkan.
ketidaknyamanan paska melakukan Perhatian setelah transaksi adalah
transaksi pembelian berarti konsumen ketidaknyamanan yang dialami
telah mengalami disonansi kognitif. seseorang setelah transaksi pembelian
dimana mereka bertanya-tanya apakah
Emosional adalah ketidak mereka telah di pengaruhi oleh tenaga
nyamanan psikologis yang dialami penjual yang bertentangan dengan
seseorang terhadap keputusan kemauan atau kepercayaan mereka.
pembelian, dalam hal kondisi Hal ini berkaitan dengan kekecewaan
psikologi konsumen secara alami konsumen dimana pada kondisi ini
mempertanyakan apakah tindakan konsumen cenderung kurang yakin
yang dilakukannya telah tepat. dengan keputusan yang telah
Perasaan tidak enak ini menyebabkan dibuatnya. Dimensi ini seperti
pembelian yang telah dilakukan perasaan adanya unsur penipuan serta
menimbulkan disonansi pada diri perhatian konsumen pada transaksi
konsumen. Rahayu (dalam Nasution, pembelian produk yang telah
2008:21) menyatakan bahwa Emosi dilakukan apakah terdapat kesalahan
dapat berfungsi untuk mengaktifkan dalam memutuskan pembelian
dan mengarahkan perilaku. Emosi produk. Selain itu dimensi ini adalah
juga dapat menyertai perilaku itu perhaian konsumen pada transaksi
sendiri, merupakan sumber pembelian produk yang telah
kesenangan dan juga tujuan, emosi dilakukan apakah pihak tenaga
banyak berkaitan dengan upaya penjual telah memperpanjang
pencapaian tujuan yang di hambat hubungan dengan konsumen (relation
sehingga memunculkan emosi marah, marketing). Perumusan masalah
putus asa, atau bila suatu tujuan penelitian ini sebagai berikut :
tercapai sehingga merasa senang, 1.Apakah faktor Dimensi Emosional,
gembira, puas dan sebagainya. Kebijaksanaan Pembelian dan
Kebijaksanaan pembelian adalah Perhatian setelah transaksi
Ketidaknyamanan yang dialami berpengaruh secara parsial terhadap
seseorang setelah transaksi pembelian pembentukan Disonansi Kognitif?
dimana apakah sangat membutuhkan 2.Apakah faktor Dimensi Emosional,
produk tersebut atau apakah mereka Kebijaksanaan Pembelian dan
telah memilih produk yang sesuai. Perhatian setelah transaksi
Dimensi ini menggambarkan bahwa berpengaruh secara simultan terhadap
pengakuan seseorang setelah pembentukan Disonansi Kognitif?
melakukan pembelian yang 3.Dari ketiga faktor (Dimensi
menjadikan konsumen tersebut Emosional, Kebijaksanaan Pembelian
memiliki keraguan karena produk dan Perhatian setelah transaksi) aspek
yang dibelinya kurang dibutuhkan manakah yang paling dominan dalam
atau kurang selektif dalam melakukan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 35


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

mempengaruhi pembentukan LANDASAN TEORI


Disonansi Kognitif? Sehubungan dengan permasalahan
Menurut East (dalam Japarianto, yang terdapat dalam penelitian ini
2006:83) Cognitive Dissonance maka diperlukan adanya teori-teori
dideskripsikan suatu kondisi yang atau konsep-konsep yang memerlukan
membingungkan, yang terjadi pada penjelasan. Dalam benyak perusahaan
seseorang ketika kepercayaan mereka dewasa ini, pemasaran memegang
tidak sejalan bersama. Kondisi ini peranan sebagai suatu faktor penting
mendorong mereka untuk merubah untuk tetap bertahan menjalankan
pikiran, perasaan dan tindakan mereka usaha dan bergelut dalam dunia
agar sesuai dengan pembaharuan. persaingan. Pemasaran merupakan
Disonansi dirasakan setelah seseorang factor vital sebagai strategi
berkomitmen pada dirinya sendiri pesrusahaan dalam menjalankan
dalam melakukan tindakan yang tidak usahanya, yang terutama berhubungan
kosisten dengan perilaku dan dengan konsumen. Kata pemasaran
kepercayaan mereka yang lainnya. sendiri berasal dari kata pasar, atau
Cognitive Dissonance terjadi bila bisa juga diartikan dengan mekanisme
informasi atau stimulus yang diterima yang mempertemukan permintaan dan
oleh konsumen berbeda dengan apa penawaran. Menurut Kotler ( 2002 : 9
yang sudah disimpan dalam ) “Pemasaran adalah proses social
memorinya sehingga tidak terjadi yang didalamnyaa individu dan
asosiasi positif. Pemasar sering kelompok mendapatkan apa yang
menggunakan kiat cognitif dissonance meraka butuhkan dan inginkan dengan
ini untuk membuat konsumen berganti menciptakan, menawarkan, dan secara
merek, dari merek kompetitor ke bebas mempertukarkan produks yang
merek mereka. Menurut prasetijo bernilai dengan pihak lain.
(2005:123) Cognitive Dissonance
Theory, teori ini ketidak nyamanan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
atau Dissonance terjadi apabila keputusan Pembelian Konsumen
seorang konsumen memperoleh
informasi baru yang bertentangan Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-
dengan apa yang diyakini atau faktor yang mempengaruhi keputusan
sikapnya yang terdahulu. pembelian konsumen yaitu :
Tujuan penelitian ini adalah untuk a.Faktor Kebudayaan
mengetahui dan menganalisa faktor Kebudayaan mempunyai penaruh
dimensi Emosional, Kebijaksanaan paling luas dan mendalam terhadap
Pembelian dan Perhatian Setelah prilaku konsumen. Terdiri dari
Transaksi mempengaruhi budaya, sub budaya, dan kelas social.
pembentukan disonansi kognitif Budaya yang merupakan karakter
konsumen pemilik sepeda motor paling penting dari suatu social yang
Honda pada UD. Dika Jaya Motor membedakannya dari kelompok
Lamongan. budaya lain menjadi penentu dan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 36


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

keinginan dan prilaku yang paling c.Faktor Pribadi


mendasar. Masing-masing budaya Mulai dari bayi hingga dewasa dan
terdiri dari sub budaya yang menjadi tua, manusia selalu
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan membutuhkan barang dan jasa. Pilihan
sosialisasi.Sub budaya adalah suatu barang yang dibeli secara otomatis
kelompok homogeny atas sejumlah dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
orang yang terbagi menjadi beberapa dan gaya hidup yang bersangkutan.
bagian dari keseluruhan suatu budaya. Gaya hidup adalah cara hidup
Masyarakat dalam suatu budaya dan seseorang yang terlihat melalui
sub budaya sesungguhnya terbagi aktivitas sehari-hari, minat dan
dalam strata atau kelas social. Kelas pendapat seseorang. Seseorang
social merupakan sekelompok orang dengan pendapatan yang tinggi dan
yang sama-sama mempertimbangkan gaya hidup mewah tentunya akan
secara dekat persamaan diantara menentukan pilihan pada barang dan
mereka sendiri. jasa yang berkualitas. Selain itu
b.Faktor Sosial kepribadian dan konsep diri juga
Pada umumnya konsumen sering mempengaruhi pilihan produk.
meminta pendapat dari orang sekitas Konsep diri adalah bagaimana
dan lingkungannya tentang produk konsumen mempresepsikan diri
apa yang harus dibeli. Karena itulah mereka sendiri, yang meliputi sikap,
lingkungan sosial memberikan persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri.
pengaruh terhadap prilaku konsumen. Karena sangat berguna dalam
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, menganalisis prilaku sonsumen
yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan sehingga banyak perusahaan
peran. Kelompok acuan adalah semua menggunakan konsep yang
kelompok yang memilki pengaruh berhubungan dengan kepribadian
langsung terhadap sikap / prilaku seseorang.
seseorang. Dengan pendapat yang d.Faktor Psikologis
diperoleh dari suatu kelompok maka Sikap pembelian psikologis
konsumen dapat membuat keputusan dipengaruhi oleh empat facktor
konsumsi. Keluarga sebagai psikologis utama, yaitu : motivasi,
organisasi pembelian konsumen yang persepsi, pembelajaran dan
paling penting juga berpengaruh kepercayaan. Motivasi merupakan
secara langsung terhadap keputusan kebutuhan yang mendorong seseorang
seseorang dalam membeli barang dalam melakukan sesuatu sesuai
sehari-hari. Sedangkan peran meliputi dengan tujuan yang ingin dicapai.
kegiatan yang diharapkan akan Melalui motivasi proses pengamatan
dilakukan seseorang. Suatu produk dan belajar seseorang memperoleh
atau merk dapat menggambarkan kepercayaan terhadap suatu produk
peran dan status pamakainya. yang secara otomatis mempengaruhi
prilaku pembelian konsumen. Para
konsumen mengembangkan beberapa

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 37


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

kenyakinan mengenai ciri-ciri dari Tenik penarikan sampel yang


suatu produk dan selanjutnya akan digunakan dalam penelitian ini adalah
membentuk suatu sikap konsumen pengambilan sampel non-probabilitas.
terhadap produk tersebut. Adapun yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah setiap pembeli
METODE PENELITIAN yang melakukan trasaksi pembelian
Jenis penelitian ini yang di sepeda motor Honda pada bulan
gunakan oleh penulis adalah deskriptif Januari – Mei 2015 akan diberikan 1
kuantitatif. Sugiyono (2014:23) Data (satu) suara, meskipun ia membeli
Kuantitatif adalah data penelitian yang lebih dari 1 (satu) sepeda motor
berbentuk angka, atau data kualitatif Honda pada kurun waktu tersebut dan
yang di angkakan (skoring). di mana sepda motor Honda yang di beli
data dikumpulkan, dicatat, disusun digunakan sebagai kendaraan pribadi,
dan disajikan dalam bentuk tabel dinas atau niaga.
frekuensi yang selanjutnya dilakukan Definisi Operasional Variabel
pengukuran nilai-nilai statistiknya adalah seperangkat petunjuk yang
untuk membuktikan kebenaran lengkap tentang apa yang harus
terhadap teori. diamati dan mengukur suatu variabel
“Populasi adalah wilayah atau konsep untukmenguji
generalisasi yang terdiri atas; kesempurnaan. Definisi operasional
obyek/subyek yang mempunyai variabel ditemukan item-item yang
kuantitas dan karakteristik tertentu dituangkan dalam instrumen
yang ditetapkan oleh penulis untuk di penelitian ( Sugiyono, 2014:3 ).
pelajari dan kemudian ditarik Data yang dipergunakan dalam
kesimpulannya” (Sugiyono, 2014:61). penelitian ini ada dua macam, yaitu
Populasi pada penelitian ini sebanyak data primer dan data sekunder:
100 responden dari seluruh konsumen a. Data Primer
pemilik sepeda motor Honda yang Supriyanto dan Ernawati (2010 :
melakukan pembelian pada bulan 387), Data Primer ialah data yang
Januari – Mei 2015 di UD. Dika Jaya dikumpulkan pertama kali. Dimana
Motor Lamongan. data tersebut diperoleh secara
Sampel adalah bagian dari jumlah langsung dari obyek penelitian. Data
karakteristik yang dimiliki oleh primer dalam penelitian ini diperoleh
populasi tersebut Sugiyono dari hasil penyebaran kuesioner
(2014:62).Adapun yang menjadi kepada para pembeli sepeda motor
sampel pada penelitian ini adalah honda di UD. Dika Jaya Motor
sebanyak 50 sampel respoden dari Lamongan.
konsumen pemilik sepeda motor b. Data Sekunder
Honda yang melakukan transaksi Supriyanto dan Ernawati (2010 :
pembelian di UD. Dika Jaya Motor 388), Data Sekunder ialah data yang
Lamongan. dikumpulkan lebih dulu dengan tujuan
dapat digunakan oleh orang lain. Data

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 38


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

sekunder dalam penelitian ini hal-hal atau variabel yang berupa


diperoleh dari data yang bersumber catatan, transkrip, buku, surat kabar,
dari UD. Dika Jaya Motor Lamongan majalah, prasasti, notulen rapat,
dan sumber-sumber lain yang telah lengger, agenda, dan sebagainya.
tersedia sebelumnya berkaitan dengan 4. Kuesioner (Angket)
penelitian. Sugiyono (2012:142) Kuesioner
Dalam penelitian ini teknik merupakan teknik pengumpulan data
pengumpulan data yang digunakan yang dilakukan dengan cara memberi
pada penelitian ini adalah : seperangka tpertanyaan atau
1. Observasi pertanyaan tertulis kepada responden
Sugiyono (2012:145) observasi untuk dijawabnya.
adalah teknik pengumpulan data yang Adapun responden adalah
mempunyai ciri spesifik bila konsumen pemilik sepeda motor
dibandingkan dengan teknik lain, Honda pada UD. Dika Jaya Motor
yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau Lamongan yang diminta untuk
wawancara dan kuesioner selalu memberikan jawaban atas pertanyaan
berkomunikasi dengan orang, maka yang terkait dengan Disonansi
observasi tidak terbatas pada orang, Kognitif dan faktor-faktor
tetapi juga obyek-obyek alam yang pembentukannya.
lain. Adapun observasi dalam 5. Studi Kepustakaan
penelitian ini dilakukan pada Teknik studi kepustakaan adalah
konsumen pemilik sepeda motor suatu metode pengumpulan data
Honda di UD. Dika Jaya Motor dengan cara mempelajari data-data
Lamongan. yang diperoleh dari kepustakaan dan
2. Wawancara (Interview) sumber-sumber lain yang dianggap
Narbuko dan Achmadi (2010:83), dapat memberikan informasi yang
wawancara adalah proses tanya-jawab relevan mengenai disonansi kognitif.
dalam penelitian yang berlangsung Sesuai dengan permasalahan yang
secara lisan dalam mana dua orang ada, maka dalam penelitian ini
atau lebih bertatap muka variabel yang terdiri dari :
mendengarkan secara langsung Variabel bebas/ Independent Variabel
informasi-informasi atau keterangan- (X), Adapun yang menjadi variabel
keterangan. bebas (X) dalam penelitian ini adalah:
Dalam penelitian ini penulis
melakukan wawancara dengan a. Dimensi Emosional (X1)
konsumen pemilik sepeda motor Indikatornya yaitu:
Honda pada bulan Januari - Mei 2015 1) Merasa marah.
di UD. Dika Jaya Motor Lamongan. 2) Merasakankecewa dengan diri
3. Dokumentasi sendiri.
Arikunto (2010 : 274), 3) Merasakantelah membuat
Dokumentasi adalah pengumpulan sesuatu yang salah.
data dengan mencari data mengenai

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 39


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

b. Dimensi Kebijaksanaan mengungkap berbagai masalah yang


Pembelian (X2) ada, khususnya pada dimensi
Indikatornya yaitu : emosional, kebijakan pembelian dan
1) Merasa telah membuat pilihan perhatian setelah transaksi terhadap
yang tidak tepat. pembentukan disonansi kognitif
2) Merasa seharusnya tidak perlu konsumen sepeda motor hondapada
membeli sepeda motor Honda. UD.Dika Jaya Motor Lamongan.
3) Merasa Telah melakukan hal Tujuan dari analisis ini adalah
yang tidak tepat untuk membeli untuk mengetahui besarnya pengaruh
sepeda motor Honda. masing-masing variabel bebas
c. Dimensi Perhatian Setelah terhadap variabel terikatnya, adapun
Transaksi (X3) rumus yang digunakan adalah sebagai
Indikatornya yaitu : berikut :
1) Merasa Telah melakukan suatu Uji Validitas
kesalahan dengan persetujuan Validitas merupakan derajat
yang telah dibuat. ketepatan antara data yang
2) Merasa telah melakukan suatu sesungguhnya terjadi pada obyek
kebodohan. penelitian dengan data yang
3) Merasa tenaga penjual telah dilaporkan oleh peneliti. Dengan
mengakibatkan kebingungan. demikian data yang valid adalah data
Variabel Terikat /Dependen “yang tidak berbeda” antara data yang
Variabel(Y) dilaporkan oleh peneliti dengan data
Indikatornya yaitu : yang sesungguhnya terjadi pada obyek
1) Merasa ingin berubah pikiran. penelitian (Sugiyono, 2012:267).
2) Merasa ingin berganti ke Untuk menguji validitas instrument
merek lain. menggunakan rumus product moment,
3) Merasa puas dan senang. Sugiyono (2014:352):
Analisis data adalah
∑ ∑ ∑
mengelompokkan data berdasarkan rxy
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel Keterangan:
dari seluruh responden, menyajikan rxy = validitas item yang dicari
data dari tiap variabel yang diteliti, n = Jumlah sampel/ responden
melakukan penghitungan untuk X = Skor responden untuk tiap item
menjawab rumusan masalah, dan Y = Total skor tiap responden
melakukan perhitungan untuk menguji X = Jumlah skor dalam distribusi X
hipotesis yang telah diajukan Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
(Sugiyono,2014:4). X2 = Jumlah skor masing-masing
Setelah data-data terkumpul, maka skor X
langkah selanjutnya adalah Y2 = Jumlah skor masing-masing
menganalisis data-data tersebut skor Y
sehingga mempunyai makna untuk

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 40


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Syarat minimun untuk dianggap Keterangan:


memenuhi syarat validitas adalah Y = Disonansi kognitif
kalau r = 0,6. Jadi kalau korelasi antar a, b = Koefisien regresi
butir dengan skor total kurang dari 0,6 X1 = dimensi emosional
maka butir dalam instrumen tersebut X2 = dimensi kebijaksanaan
dinyatakan tidak valid. pembelian
Uji Reliabilitas X3 = dimensi perhatian setelah
Uji reliabilitas merupakan derajad transaksi
konsistensi dan stabilitas data atau 2. Analisis Korelasi
temuan. Data dinyatakan reliabel Arikunto (2010:313) Koefisien
apabila dua atau lebih peneliti dalam Korelasi adalah alat statistic, yang
obyek yang sama menghasilkan data dapat digunakan untuk
yang sama, atau peneliti yang sama membandingkan hasil pengukuran dua
dalam waktu berbeda menghasilkan variabel yang berbeda agar dapat
data yang sama atau sekelompok data menentukan tingkat hubungan antara
bila di pecah menjadi dua variabel – variabel ini.
menunjukkan data yang tidak berbeda ∑ ∑ ∑
(Sugiyono,2011:268).
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

r 11 = { } Dimana:
r = Koefisien korelasi
Keterangan: n = Jumlah sampel/ responden
r11 = Realibilitas instrumen X = Variabel bebas
k = Banyaknya butir pertanyaan Y = Variabel terikat
atau banyaknya soal
= Jumlah butir varian Tabel 1.
= Varian total Interprestasi koefisien korelasi
Syarat minimun untuk dianggap Interval koefisien Tingkat Hubungan
memenuhi syarat reliabilitas adalah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
kalau r = 0,6. Jadi kalau korelasi antar
butir dengan skor total kurang dari 0,6 0,20 – 0,399 Rendah
maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak reliabel. 0,40 – 0,599 Sedang
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Sesuai dengan tujuan penelitian 0,60 – 0,799 Kuat
dan rumusan hipotesis, maka teknik 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisi sregresi Sumber: Sugiyono (2011:184)
linier berganda. Menurut Sugiono
3. Koefisien Determinasi (R2)
(2014:275). Adapun model persamaan
Koefisien determinasi merupakan
regresinya sebagai berikut:
ukuran – ukuran untuk mengetahui
Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 41


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

kesesuaian atau ketepatan antara nilai b) Apabila thitung < ttabel maka H0
dengan garis regresi dengan data diterima dan Hi ditolak, berarti
sampel. Menurut Andi Supangat hipotesis ditolak.
(dalam Sari, 2014:35). dapat 5. Uji F (Simultan)
dirumuskan sebagai berikut: Digunakan untuk mengukur
tingkat signifikan berpengaruh antara
variabel bebas (X) secara simultan
terhadap variabel terikat (Y) dengan
Sumber: Sugiyono (2008:257) rumus :
Dimana :
F hitung =
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
4. Uji t ( Parsial ) Sumber : Sugiyono (2014:235)
Digunakan untuk mengetahui Keterangan :
variabel-variabel bebas mana yang Fhit = F hasil perhitungan
paling dominan berpengaruh terhadap R = Koefisien korelasi berganda
variabel terkait, dengan rumus : K = Jumlah variabel bebas

t= independen

Sumber : Sugiyono (2014: 251) n = Jumlah sample
Keterangan : Untuk pengujian hipotesis
t = Nilai hitung pengaruh simultan variabel X1, X2, X3
r = Koefisien korelasi terhadap (Y) digunakan Uji F dengan
n = Jumlah sampel prosedur sbagai berikut :
r2 = Standar error H0 = b1 = b2 = 0 ( tidak ada pengaruh
1) H0 : b1 = b2 = 0 (tidak ada terhadap variabel terikat )
pengaruh yang nyata antara Hi = b1 ≠ b2 ≠ 0 (ada pengaruh
variable bebas terhadap variable terhadap variabel terikat)
terikat)
HASIL PENELITIAN DAN
Hi : b1 b2 0 (ada pengaruh yang
PEMBAHASAN
nyata antara variable bebas
terhadap variable terkait. Uji Validitas
2) Tingkat signifikasi () yang Uji validitas digunakan untuk
digunakan 0,5 = 0,05 mengukur sah atau tidaknya suatu
3) Kriteria yang dipakai dalam Uji t kuesioner. Uji signifikansi dilakukan
adalah : dengan membandingkan nilai
a) Apabila thitung > ttabel atau – dengan . Pengujian validitas
thitung < ttabel maka H0 ditolak danHi menggunakan product moment dengan
diterima, berarti hipotesis diterima melihat nilai sig = 5%. Butiran
pertanyaan dikatakan valid, jika skor
item berkolerasi secara signifikan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 42


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

dengan total skor yang ditunjukkan ini di lakukan dengan menggunakan


dari nilai > . komputer program SPSS 12 for
Uji validitas dalam penelitian ini Windows, adapun hasil perhitungan
di lakukan dengan menggunakan pada tabel berikut ini:
komputer program SPSS 17 for Hasil pengujian reliabelitas
Windows, adapun hasil perhitungan dengan SPSS metode Alpha
pada tabel berikut ini: Cronbach’s diperoleh koefisien Alpha
pada semua variable bebas Emosional
Tabel 2. sebesar 0,621, Kebijaksanaan
Hasil Uji Validitas pembelian sebesar 0,615, Perhatian
setelah transaksi sebesar 0,635 dan
Vari Per r hitung r tabel Keteran
abel tan gan variable terikat Disonansi Kognitif
ya sebesar 0,649 lebih besar dari standart
an reliabilitas (0,6) dengan tingkat
(X1) 1 0,717 0,278 Valid signifikasi = 5% sehingga dapat
2 0,430 0,278 Valid disimpulkan bahwa instrument dalam
3 0,436 0,278 Valid variable bebas dan terikat adalah
(X2) 1 0,493 0,278 Valid
Reliabel.
2 0,288 0,278 Valid
2. Regresi Linier Berganda
3 0,694 0,278 Valid
(X3) 1 0,797 0,278 Valid Analisis regresi linier berganda
2 0,392 0,278 Valid digunakan untuk mengasumsikan
3 0,441 0,278 Valid bahwa terdapat hubungan linier antara
(Y) 1 0,572 0,278 Valid variable Disonansi kognitif dengan
2 0,735 0,278 Valid variable Emosional, Kebijaksanaan
3 0,303 0,278 Valid pembelian dan perhatian setelah
Sumber: lampiran 2 transaksi terhadap Disonansi kognitif.
Tabel 2 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan regresi
semua indikator yang digunakan perhitungan regresi pada tabel diatas
untuk mengukur variabel - variabel didapatkan suatu persamaan regresi
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
mempunyai koefisien korelasi lebih Y = 0,884 +0,185 + 0,254 +
besar dari rtabel (0,278). Artinya semua 0,281
indicator sebagai pengukur dari
masing – masing variable tersebut Persamaan regresi dapat dijelaskan
adalah valid. sebagai berikut:
1. Uji Reliabilitas = 0,884 merupakan interpect yang
Uji reliabilitas bertujuan untuk berarti apabila variable bebas yang
menunjukkan sejauh mana alat ukur mempengaruhi = 0, maka hasil yang
yang digunakan cukup akurat, stabil diperoleh dari Disonansi Kognitif
atau konsisten.Uji reliabilitas adalah sebesar 0,884.
dikatakan reliable jika nilai reliabilitas = 0,185 Nilai pada variable
> 0,6. Uji validitas dalam penelitian Emosional (X1) bernilai positif

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 43


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

artinya variable Emosional Tabel 3.


mempunyai pengaruh yang positif Hasil Korelasi
terhadap Disonansi Kognitif atau No Variabel Korelasi Keteran
apabila Emosional meningkat satu gan
satuan maka akan diikuti
peningkatan Disonansi kognitif 1 Emosional 0,461 Sedang
sebesar 0,185 satuan dengan 2 Kebijaksana 0,503 Sedang
asumsi variabel lain yang an
mempengaruhi dianggap konstant pembelian
( a, X2 dan X3 = 0)
3 Perhatian 0,513 Sedang
= Nilai 0,254 pada variable setelah
Kebijaksanaan pembelian (X2) transaksi
bernilai positif artinya variable
Sumber : Output SPSS 17
Kebijaksanaan pembelian
Dari tabel 3 diperoleh nilai
mempunyai pengaruh yang positif
korelasi r tersebut mempunyai
terhadap Disonansi kognitif atau
hubungan yang sedang terhadap
apabila Kebijaksanaan pembelian
Disonansi Kognitif Konsumen pada
meningkat satu satuan maka akan
UD. Dika Jaya Motor Lamongan.
diikuti peningkatan Disonansi
4. Koefisien Determinasi
kognitif sebesar 0,254 satuan
Koefisien determinasi (R2) untuk
dengan asumsi variabel lain yang
mengukur seberapa jauh kemampuan
mempengaruhi dianggap konstant
model dalam menerangkan variasi
( a, X1 dan X3 = 0)
variabel pembentukan disonansi
= Nilai 0,281 pada variable
kognitif. Hasil koefisien determinasi
Perhatian setelah transaksi (X3) pada Model Summary dapat diketahui
bernilai positif artinya variable bahwa besarnya nilai koefisien
Perhatian setelah transaksi determinasi ditunjukkan oleh nilaiR
mempunyai pengaruh yang positif Square yaitu sebesar 0,452 atau
terhadap Disonansi Kognitif, atau (45,2%), sehingga dapat ditarik
apabila Perhatian setelah transaksi kesimpulan bahwa Emosional,
meningkat satu satuan maka akan Kebijaksanaan pembelian dan
diikuti peningkatan Disonansi Perhatian setelah transaksi secara
Kognitif sebesar 0,281 satuan bersama – sama memberikan
dengan asumsi variabel lain yang kontribusi sebesar 45,2% Sedangkan
mempengaruhi dianggap konstant sisanya sebesar 54,8 % dipengaruhi
( a, X1 dan X2 = 0) oleh variabel lain.
3. Analisis Korelasi
5. Uji t
Analisis korelasi dipahami sebagai Uji t pada dasarnya menunjukkan
tingkat keeratan antara masing – apakah variable bebas Emosional
masing variabel.
(X1), Kebijaksanaan pembelian (X2)
dan Perhatian setelah transaksi (X3)

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 44


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

secara parsial / individu mempunyai dengan tingkat signifikansi


pengaruh signifikan terhadap variable 0,004 < 0,05 maka H0 di tolak dan H1
terikat Disonansi kognitif konsumen diterima, yang artinya bahwa ada
(Y) pada UD. Dika Jaya Motor pengaruh yang signifikan secara
Lamongan. Berdasarkan hasil uji t parsial antara variable Perhatian
nilai signifikan = 0,05, diperoleh setelah transaksi (X3) terhadap
nilai ttabel sebesar 2,012 df = n - k - 1 Disonansi kognitif (Y) konsumen
(50-3-1 = 46, ttabel 2,012). Berikut pemilik sepeda motor honda pada UD.
adalah tabel yang menunjukkan hasil Dika Jaya Motor Lamongan.
uji t dan besarnya ttabel. Dengan 6. Uji F
analisa sebagai berikut: Uji F pada dasarnya menunjukkan
1. Emosional (X1) apakah semua variable bebas yang
Dari hasil uji t diperoleh nilai dimasukkan kedalam model
(2.054) lebih besar dari persamaan mempunyai pengaruh yang
(2,012) sehingga > simultan terhadap variable terikat.
dengan tingkat signifikansi Dari penelitian ini menunjukkan
0,046 < 0,05 maka H0 di tolak dan H1 bahwa secara simultan variable
diterima, yang artinya bahwa ada Emosional (X1), Kebijaksanaan
pengaruh yang signifikan secara pembelian (X2) dan Perhatian setelah
parsial antara variable Emosional (X1) transaksi(X3) berpengaruh signifikan
terhadap Disonansi kognitif (Y) terhadap Disonansi kognitif (Y) pada
konsumen pemilik sepeda motor konsumen sepeda motor Honda pada
honda pada UD. Dika Jaya Motor UD. Dika Jaya Motor Lamongan.
Lamongan. Hasil uji F diperoleh Fhitung
2. Kebijaksanaan pembelian (X2) sebesar 12.650 sedangkan pada taraf
Dari hasil uji t diperoleh nilai nilai signifikansi =0,05 nilai Ftabel
(2.601) lebih besar df1= k-1 (3) dan df2 = n-k (50-4 =
dari (2,012) sehingga > 46), jadi Ftabel 2,81 Hal ini dibuktikan
dengan hasil Uji F yang menunjukkan
dengan tingkat signifikansi
bahwa (12,650) > (2,81).
0,012 < 0,05 maka H0 di tolak dan H1
diterima, yang artinya bahwa ada Dengan melihat hasil uji F ini, maka
pengaruh yang signifikan secara diperoleh asumsi bahwa H0 ditolak
parsial antara variable Kebijaksanaan dan H1 diterima, sehingga teruji
Pembelian (X2) terhadap Disonansi bahwa terdapat pengaruh yang
kognitif (Y) konsumen pemilik sepeda signifikan antara variable Emosional
motor honda pada UD. Dika Jaya (X1), Kebijaksanaan pembelian (X2)
Motor Lamongan. dan Perhatian setelah transaksi(X3)
3. Perhatian setelah transaksi (X3) terhadap pembentukan Disonansi
Dari hasil uji t diperoleh nilai Kognitif (Y) pemilik sepeda motor
(3.051) lebih besar Honda pada UD. Dika Jaya Motor
Lamongan.
dari (2,012) sehingga >

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 45


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

KESIMPULAN DAN SARAN konsumennya secara menyeluruh.


Kesimpulan Semoga hasil penelitian dapat
Berdasarkan pembahasan diatas dijadikan masukan serta pertimbangan
dapat dikatakan bahwa Secara parsial bagi perusahaan dalam proses
dari hasil uji t diperoleh variabel pengembangan pelayanan serta
bebas Emosional berpengaruh secara produknya.
signifikan terhadap Disonansi Dengan diketahuinya perhatian
Kognitif. Kebijaksanaan pembelian setelah transaksi merupakan faktor
berpengaruh secara signifikan yang paling dominan terhadap
terhadap Disonansi Kognitif dan pembentukan disonansi kognitif
Perhatian setelah transaksi konsumen pada UD. Dika Jaya Motor
berpengaruh secara signifikan Lamongan, maka berdasarkan hasil
terhadap Disonansi variabel tersebut hendaknya pihak perusahaan
Emosional, kebijaksanaan pembelian benar-benar mengetahui harga dan
dan perhatian setelah transaksi kualitas yang di tetapkan pesaing
berpengaruh secara signifikan sehingga relatif tidak mahal.
terhadap pembentukan disonansi
kognitif. DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil uji F yang menunjukkan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
bahwa variabel Emosional, Penelitian Suatu Pendekatan
Kebijaksanaan pembelian dan Praktik, Cetakan Keempat
Perhatian setelah transaksi Belas, PT Rineka Cipta
berpengaruh signifikan terhadap Jakarta.
Pembentukan Disonansi Kognitif Japarianto, Edwin. 2006. Analisis
Konsumen pemilik sepeda motor Pembentukan Disonansi
Honda pada UD. Dika Jaya Motor Kognitif Konsumen Pemilik
Lamongan. mobil Toyota Avanza. Skripsi,
Variabel bebas yang paling FE Universitas Kristen Petra
dominan dalam mempengarui Surabaya.
Pembentukan Disonansi Kognitif pada Morissan. 2010. Periklanan
UD. Dika Jaya Motor Lamongan Komunikasi Pemasaran
adalah Perhatian setelah transaksi. Terpadu, Edisi Pertama,
Penerbit Kencana
Saran Jakarta.Prasetijo, Ristiyanti.
Hal ini menunjukkan bahwa 2005. Perilaku Konsumen,
kinerja pelayanan UD. Dika jaya Edisi Pertama, Penerbit
Motor Lamongan serta produk Honda CV.Andi Offset Yogyakarta.
baik. Narbuko, Cholid dan H.Abu Achmadi.
Terus dipertahankan dan bahkan 2010. Metodologi Penelitian,
lebih ditingkatkan lagi dengan cara Cetakan Kesebelas, Penerbit
selalu memberikan pelayanan dan PT.Bumi Askara Jakarta.
produk yang terbaik bagi para

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 46


Volume I No.01, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Prasetijo, Ristiyanti. 2005. Perilaku


Konsumen, Edisi Pertama,
Penerbit CV.Andi Offset
Yogyakarta.
Sugiyono .2014. Statistika Untuk
Penelitian, Penerbit CV.
ALFA BETA Bandung
Supriyanto dan Ernawati. 2010.
Pemasaran Industri Jasa
Kesehatan, Edisi Pertama,
Penerbit CV.Andi Offset
Yogyakart

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 47

Anda mungkin juga menyukai