Anda di halaman 1dari 10

PENYELESAIAN SECARA PIDANA PADA KASUS PENGALIHAN

BARANG JAMINAN FIDUSIA

Christo Arvian

Abstrak

Jaminan fudisia menurut UU No 42 tahun 1999 adalah hak jaminan atas barang
yang bergerak yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fudisia (debitur),
sebagai agunan atau pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada penerima fudisia (kreditur). Dalam laporan berkala kasus
kejahatan di DIY Yogyakarta selama tahun 2017-2018, tindak kejahatan fudisia di
Pengadilan Bantul meningkat 67 kasus atau 17,96%.
Perbuatan-perbuatan yang termasuk dalam tindak pidana terhadap perjanjian
Jaminan Fidusia dalam UUJF yaitu diatur dalam Pasal 36 UUJF, pemberi fidusia
yang mengalihkan, menyewakan dan menggadaikan objek jaminan fidusia yang
bukan merupakan barang persediaan tanpa perjanjian tertulis
terlebih dahuludari Penerima Fidusia, kemudian yang diatur dalam Pasal 35 UUJF
para pihak dengan sengaja memalsukan, mengubah, menghilangkan atau dengan
cara apapun memberikan keterangan secara menyesatkan, yang jika hal tersebut
diketahuioleh salah satu pihak tidak melahirkan perjanjian Jaminan Fidusia. Dalam
menerapkan hukum pidana terhadap pelaku pengalihan objek jaminan fidusia hakim
tidak hanya mempertimbangkan delik yang ada di UUJF tetapi juga delik yang ada
di KUHP.

Kata Kunci : jaminan fudisia, Penggelapan

1
fidusia yang bukan merupakan barang
I. PENDAHULUAN persediaan tanpa perjanjian tertulis
A. LATAR BELAKANG Tindak kejahatan di provinsi Yogyakarta
Jaminan Fidusia menurut UU tahun 2017-2018 mengalami peningkatan yakni
No. 42 tahun 1999 Pasal 1 Ayat 2 dari 4795 kasus menjadi 5.013 kasus.
menerangkan hak jaminan atas Kabupaten Bantul menduduki peringkat ketiga
benda bergerak baik yang untuk tindak kejahatan di Yogyakarta, dengan
berwujud maupun yang tidak menyumbang 737 kasus untuk tahun 2018 ini.
berwujud dan benda tidak bergerak Kejahatn fudisia menduduki peringkat ke 5
khususnya bangunan yang tidak untuk tindak kejahatan terbanyak di Polda
dapat dibebani hak tanggungan Yogyakarta. 2
sebagaimana dimaksud dalam Berdasarkan fakta tersebut penulis tertarik
Undang-undang Nomor 4 Tahun untuk melakukan analisis terhadap Kasus
1996 tentang Hak Tanggungan Pengalihan objek jaminan fidusia yang terjadi
yang tetap berada dalam di Yogyakarta.
penguasaan Pemberi Fidusia, B. RUMUSAN MASALAH
sebagai agunan bagi pelunasan Berdasarkan uraian pada latar belakang
utang tertentu, yang memberikan masalah tersebut diatas, maka adapun rumusan
kedudukan yang diutamakan masalah adalah sebagai berikut
kepada Penerima Fidusia terhadap 1. Apakah yang dimaksud dengan jaminan
kreditor lainnya.1 Fudisia
Perbuatan-perbuatan yang
2. Bagaimana Aspek Pidana pada
termasuk dalam tindak pidana
penggelapan jaminan fudisia?
terhadap perjanjian Jaminan
Fidusia dalam UUJF yaitu diatur 3. Bagaimanakah Perlindungan hukum untuk

dalam Pasal 36 UUJF, kepentingan kreditur

mengalihkan, menyewakan dan


menggadaikan objek jaminan BAB III
PEMBAHASAN

1 2
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_42_99.htm . http://jogja.polri.go.id/website/?page_id=22148 . Diakses
Diakses pada 5 Agustus 2019 pada 5 Agustus 2019
2
jahat dalam arti hukum pidana maksudnya
Penyidikan Terhadap Penggelapan bahwa kejahatan itu dirumuskan di dalam
Yang Berkaitan Dengan Jaminan peraturan-peratuaran pidana. Salah satu contoh
Fidusia kejahatan yaitu tindak pidana penggelapan
Hukum pidana menurut yang diatur dalam Pasal 372 sampai dengan
Wiryono Projodikoro berpendapat Pasal 377 KUHP. Pada saat ini sering terjadi
bahwa hukum pidana adalah kasus tindak pidana penggelapan. Hal ini yang
peraturan hukum mengenai pidana. menyatakan bahwa tindak pidana penggelapan
Selanjutnya ia menambahkan memiliki masalah yang berhubungan erat
bahwa kata „pidana” berarti hal dengan sikap, moral, mental, kejujuran dan
yang “dipidanakan” yaitu yang kepercayaan manusia sebagai individu. Tindak
oleh instansi yang berkuasa Pidana Penggelapan diatur pada Bab XXIV
dilimpahkan kepada seorang (buku II) KUHP, terdiri dari 5 pasal (372 s/d
oknum sebagai hal yang tidak enek 376). Salah satunya yakni Pasal 372 KUHP,
dirasakannya dan juga hal yang merupakan tindak pidana penggelapan dalam
tidak sehari-hari dilimpahkan.3 bentuk pokok yang rumusannya  berbunyi:
Kejahatan dapat diartikan "Barang siapa dengan sengaja menguasai
secara kriminologis dan yuridis. secara melawan hukum sesuatu benda yang
Kejahatan dalam arti kriminologis seharusnya atau sebagian merupakan
yaitu  perbuatan manusia yang kepunyaan orang lain yang berada padanya
menodai norma-norma dasar dari bukan karena kejahatan, karena bersalah
masyarakat. Hal ini dimaksudkan melakukan penggelapan, dipidana dengan
sebagai perbuatan unsur yang pidana penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun
menyalahi aturan-aturan yang atau dengan pidana denda setinggi-tingginya
hidup dan berkembang di 900 (sembilan ratus) rupiah."4
masyarakat. Kejahatan yuridis . Pengertian yuridis mengenai  penggelapan
yaitu  perilaku jahat atau perbuatan dimuat dalam pasal 372 sebagaimana yang
telah dirumuskan sebelumnya diatas, disebut
3
Wirjono Prodjodikoro. Azas-azas Hukum
atau diberi kualifikasi penggelapan. Rumusan
Pidana di Indonesia. Eresco. Jakarta, 1989.
Hlm. 1 4
https://www.academia.edu/28971475/Tindak_Pidana_Peng
gelapan_Menurut_Pasal_372_Kitab_Undang-Undang
3
di atas tidak memberi arti sebagai berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
membuat sesuatu menjadi gelap bangunan yang tidak dapat dibebani hak
atau tidak terang, seperti arti kata tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
yang sebenarnya. Perkataan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
verduistering  yang ke dalam Hak Tanggungan yang tetap berada dalam
bahasa kita diterjemahkan secara penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan
harfiah dengan  penggelapan itu, bagi pelunasan utang tertentu, yang
bagi masyarakat Belanda diberikan memberikan kedudukan yang diutamakan
arti secara luas (figurlijk), bukan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor
diartikan seperti arti kata yang lainnya.”
sebenarnya sebagai yang membuat Jaminan Fidusia merupakan Jaminan
sesuatu menjadi tidak terang atau Kebendaan yang dipertegas dalam Pasal 1
gelap.5 angka (2) UUJF.
Kasus penggelapan yang sering “Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda
timbul terkait masalah di atas bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak
adalah kasus jaminan fidusia, ini berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
karena banyaknya lembaga yang bangunan yang tidak dapat dibebani hak

memberikan kredit dengan jaminan tanggungan sebagaimana dimaksud dalam

fidusia. Pengertian jaminan fidusia Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang

sendiri adalah jaminan kebendaan Hak Tanggungan yang tetap berada dalam
penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan
atas benda bergerak baik yang
bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan
berwujud maupun tidak berwujud
kedudukan yang diutamakan kepada Penerima
sehubungan dengan hutang-piutang
Fidusia terhadap kreditor lainnya.”
antara debitur dan kreditur.
Modus penggelapan jaminan fudisia
Jaminan fidusia diberikan oleh
lainnya yakni operandi dilakukan oleh pelaku
debitur kepada kreditur untuk
untuk menggelapkan kendaraan atau
menjamin pelunasan hutangnya.
melakukan tindak pidana jaminan fidusia yaitu,
8 “Jaminan Fidusia adalah hak
dari pihak penerima fidusia tidak membayar
jaminan atas benda bergerak baik
angsuran dan mobil tidak dikembalikan
yang berwujud maupun yang tidak
berjumlah 2 kasus, selanjutnya tidak membayar
5
Ibid
4
dan memindah tangankan mobil ratus empat puluh) kasus. Angka ini mengalami
dan Menjual tanpa sepengetahuan peningkatan yakni 373kasus.
leasing masing-masing berjumlah 1 Berdasarkan Undang-undang Nomor 42
(Satu) kasus. Sehingga kasus yang Tahun 1999 tentang Fidusia ada beberapa
paling dominan adalah tidak ketentuan termasuk delik aduan. Salah satu
membayar angsuran dan mobil ketentuan Pasal yang termasuk delik aduan
tidak dikembalikan. Sedangkan adalah Pasal 36 Undang-undang Nomor 42
modus operandi yang dilakukan Tahun 1999 tentang Fidusia sebagai berikut:
Jaminan fidusia diberikan Pemberi Fidusia yang mengalihkan,
sesuai kredit yang diberikan menggadaikan, atau menyewakan Benda yang
bahkan di prakteknya jaminan menjadi objek Jaminan Fidusia sebagaimana
fidusia lebih tinggi nilainya dari dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) yang
kredit yang diberikan. Masalah dilakukan tanpa persetujuan tertulis terlebih
akan timbul apabila barang yang dahulu dari Penerima Fidusia, dipidana dengan
dijaminkan tersebut dibuat untuk pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
melakukan / sarana kejahatan, denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
barang atau kendaraan tersebut puluh juta) rupiah. Pelanggaran tersebut dapat
digelapkan,memalsukan,menghilan dijerat dengan ketentuan pidana, Kepolisian
gkan atau dengan cara apapun wajib melakukan penegakan hukum melalui
memberikan keterangan secara proses penyidika7
menyesatkan sehingga memenuhi
unsur sebagai.6suatu perbuatan Perlindungan hukum dan kepentingan
pidana atau tindak pidana. kreditur dalam Undang-Undang Nomor 42
Penyelidikan berkaitan dengan tahun 1999
jaminan fidusia yang dilaporkan Dilihat pada Pasal 20 yang menyatakan bahwa :
dan diadukan oleh korban mulai Fidusia tetap mengikuti Benda yang menjadi
Tahun 2018 berjumlah 440 (empat objek Jaminan fidusia dalam tangan siapapun
Benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas
benda tersebut, kecuali pengalihan atas benda
6
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum
7
Pidana di Indonesia, PT Refika Aditama, https://www.academia.edu/28971475/Tindak_Pidana_Peng
Bandung, 2003, Hlm. 17-18 gelapan_Menurut_Pasal_372_Kitab_Undang-Undang
5
persediaan yang menjadi objek pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
Jaminan Fidusia. Ketentuan paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
tersebut menegaskan bahwa sedikit Rp.10.000.000.- (seputuhjuta rupiah)
jaminan fidusia mempunyai sifat dan paling banyak Rp.100.000.000.- (seratus
kebendaan dan berlaku juta rupiah). Atas segala tindakan dan kelalaian
terhadapnya asas droit de suite, pemberi fidusia, penerima fidusia berdasarkan
kecuali pengalihan atas benda karena kelalaian tersebut tidak bertanggung
persediaan yang menjadi objek jawab, sebagamana dimaksud dalam Pasal 24
jaminan fidusia. Perlindungan yang Undang-Undang No.42 tahun 1999 : Penerima
sama juga dapat dilihat dalam Fidusia tidak menanggung kewajiban atas
Pasal 23 ayat (2) : Pemberi Fidusia akibat tindakan atau kelalaian Pemberi Fidusia
dilarang mengalihkan, baik yang timbul dari hubungan kontraktual
menggadaikan, atau menyewakan atau yang timbul dari perbuatan melanggar
kepada pihak lain Benda yang hukum sehubungan dengan penggunaan dan
menjadi objek jaminan Fidusia pengalihan Benda yang menjadi objek Jaminan
yang tidak merupakan benda Fidusia. Pada intinya maksud dan tujuan dari
persediaan, kecuali dengan perjanjian jaminan fidusia dari segi
persetujuan tertulis terlebih dahulu perlindungan hukum bagi kreditur adalah
dan Penerima Fidusia. Sanksi memberikan hak istimewa atau hak
terhadap ketentuan di atas adalah didahulukan baginya guna pelunasan hutang-
pidana sebagaimana dimaksud hutang, debitur padanya (asas schuld dan
dalam Pasal 36 Undang-Undang haftung). Lebih jauh perlindungan hukum
Nomor 42 tahun 1999, bahwa : terhadap hak atas piutang yang didahulukan
Setiap orang dengan sengaja dapat dilihat pada ketentuan Pasal 27 Undang-
memalsukan, mengubah, Undang No.42 tahun 1999 :
menghilangkan atau dengan cara 1) Penerima Fidusia memiliki hak yang
apapun memberikan keterangan didahulukan terhadap kreditor lainnya.
secara menyesatkan, yang jika hal 2) Hak didahulukan sebagaimana, dimaksud
tersebut diketahui oleh salah satu dalam ayat (1) adalah hak Penerima Fidusia
pihak tidak melahirkan perjanjian untuk mengambil pelunasan piutangnya atas
jaminan fidusia, dipidana dengan
6
hasil eksekusi Benda yang menjadi pelunasan terlebih dahulu atas piutangnya, hal
objek Jaminan Fidusia. yang perlu diingat terhadap perlindungan
3) Hak yang didahulukan dan hukum demikian tidak dapat dimiliki oleh
Penerima Fidusia tidak hapus kreditor apabila perjanjian jaminan fidusianya
karena adanya kepailitan dan atau tidak didaftarkan.8
likuidasi Pemberi Fidusia. Secara
keseluruhan maka, beberapa hal
yang dapat menunjukkan adanya
perlindungan hukum terhadap
kreditur (Penerima Fidusia)
menurut Undang-Undang Nomor
42 tahun 1999 antara lain :
a) Adanya lembaga pendaftaran
jaminan fidusia, yang tidak lain
adalah untuk menjamin
kepentingan pihak yang menerima
fidusia.
b) Adanya larangan pemberi
fidusia untuk memfidusiakan ulang
obyek jaminan fidusia .
c) Adanya ketentuan bahwa
Pemberi Fidusia tidak
diperbolehkan untuk mengalihkan,
menggadaikan atau menyewakan .
C dengan tidak didaftarkannya
jaminan fidusia, sehingga 8
Stevie,putra.2010”Perlindungan Hukum Terhadap
menyebkan kesulitan dalam Perbankan Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit
eksekusi dan membawa kerugian Dengan Jaminan Fidusia Pada Jaminan Stok Barang
bagi kreditur. Pendaftaran fidusia Dagangan (inventory)” Fakultas Hukum, Universitas
secara langsung memberikan hak Sebelas maret, Vol 1.
preferen terhadap kreditor untuk
7
III. PENUTUP menyesatkan, yang jika hal
A. Kesimpulan tersebut diketahuioleh salah
1. Pelanggaran hukum terhadap satu pihak tidak melahirkan
Perjanjian Jaminan Fidusia perjanjian Jaminan Fidusia,
tidak hanya membawa akibat dipidana dengan pidana penjara
hukum baik yang bersifat paling singkat 1 (satu) tahun
perdata tetapi juga bersifat dan paling lama 5 (lima) tahun
pidana. Adapun perbuatan- dan denda paling sedikit Rp.
perbuatan yang termasuk 10.000.000,- (sepuluh juta
dalam tindak pidana terhadap rupiah) dan paling banyak
perjanjian Jaminan Fidusia Rp.100.000.000,- (seratus juta
dalam UUJF dalam Pasal 36 rupiah). Apabila suatu jaminan
UUJF yaitu pemberi fidusia fidusia tidak dibebankan
yang mengalihkan, terhadap akta notaris dan tidak
menyewakan dan didaftarkan sebagaimana diatur
menggadaikan objek jaminan dalam PP No. 21 Tahun 2015,
fidusia yang bukan merupakan maka segala tindakan seperti
barang persediaan tanpa mengalihkan, menyewakan,
perjanjian tertulis terlebih menggadaikan objek jaminan
dahuludari Penerima Fidusia, fidusia serta memalsukan,
dipidana dengan pidana penjara mengubah, menghilangkan
paling lama 2 (dua) tahun dan keterangan secara menyesatkan
denda paling banyak makan dapat dikenakan sanksi
Rp.50.000.000,- (lima puluh pidana dalam KUHP yaitu
juta rupiah), kemudian apabila Tindak pidana dalam Pasal 372
para pihak dengan sengaja KUHP yaitu delik pidana
memalsukan, mengubah, penggelapandan Tindak Pidana
menghilangkan atau dengan dalam Pasal 378 KUHP yakni
cara apapun memberikan delik pidana penipuan.
keterangan secara .

8
2. Penyidikan terhadap tindak pemberi. Peranan Polri
pidana penggelapan jaminan terhadap ekseslusi jaminan
fidusia di Polda Yogyakarta fidusia dilakukan saat
yaitu berdasarkan pengaduan pengambilan barang karena
dan memeriksa apakah ada akta adanya perlawanan baik
perjanjian fidusia, kalau ada perorangan maupun kelompok
akta fidusia maka dapat yang menolak memberi barang
dilanjutkan pada tahap fidusia atau timbul perselisihan
penyidikan sesuai Undang- atau adanya ancaman dari salah
undang Nomor 42 Tahun 1999 satu pihak sehingga dapat
tentang Fidusia, laporan dan menganggu keamanan dan
pengaduan pada tiap tahunnya ketertiban masyarakat.
mengalami penurunan, selama B. Saran
Tahun 2018 jumlah laporan 1. Untuk menghindari terjadinya
dan pengaduan 440 Kasus, dan tindak pidana jaminan fidusia,
hanya 175 kasus yang dapat jangan memberikan uang muka
selesai angka ini meningkat dengan nilai yang minim dan
dari jumlah pengaduan kasus memperhatikan kemampuan
fudisia 2017 yakni sebanyak konsumen sesuai dengan
373 kasus dan yang dapat pendapatan/daftar gaji dalam
selesai yakni 184 kasus. membayar angsuran.
3. Peranan Polri jaminan fidusia
2. Dihimbau kepada Polri dan
dalam rangka mengamankan
pemberi fidusia untuk melakukan
pelaksanaan ekseskusi jaminan
sosialisasi Perkapolri Nomor 8
fidusia secara lancar, aman dan
Tahun 2011 tentang Pengamanan
dapat dipertanggungjawabkan
Eksekusi Jaminan Fidusia kepada
serta terlindunginya
anggota Polri dan Masyarakat,
keselamatan barang dan
supaya pelaksanaan eksekusi
keamanan penerima dan
fidusia dapat berjalan lancer.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_42_99.htm. Diakses pada 5 Agustus 2019


http://jogja.polri.go.id/website/?page_id=22148. Diakses pada 5 Agustus 2019
https://www.academia.edu/28971475/Tindak_Pidana_Penggelapan_Menurut_Pasal_3
72_Kitab_Undang-Undang

Stevie,putra.2010”Perlindungan Hukum Terhadap Perbankan Dalam Pelaksanaan


Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Pada Jaminan Stok Barang Dagangan
(inventory)” Fakultas Hukum, Universitas Sebelas maret, Vol 1.

Wirjono Prodjodikoro. Azas-azas Hukum Pidana di Indonesia. Eresco. Jakarta, 1989.


Hlm. 1

10

Anda mungkin juga menyukai