Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PELATIHAN KADER


SEMESTER 7

“Rangkuman Materi 1 dan 2 Perkuliahan”

Disusun oleh

Kelompok 5:
Devi Berliana Luthfira P1337425218001
Suyatmi P1337425218015
Adinsa Ghifara P1337425218019
Nadya Mayla Putry P1337425218025
Wanda Naharul Maldina N. P1337425218034
Okta Yuanita Rusanti P1337425218038
Krisna Yanuar Adikelvianto P1337425218040
Laili Zahrotul Mauludiyah P1337425218041
Intan Rachmawati Sumarno P1337425218042
Amelia Faradilla P1337425218054
Mila Rahmawati P1337425218056

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021/2022
KONSEP DASAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut UU SISDIKNAS 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1; yaitu usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara RI, yang bersumber pada ajaran
agama, keanekaragaman budaya Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman
B. Pengertian Pelatihan
1. Ontologis (definisi)
a. Friedman dan Yardrough (1985: 4)
Pelatihan merupakan upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh
organisasi untuk pemenuhan kebutuhan dan untuk mencapai organisasi. Peran
pelatih, membantu membelajarkan peserta pelatihan untuk mengubah prilaku
yang biasa ditampilkan menjadi perilaku yang diharapkan oleh organisasi.
b. Andrew E. Sikula (1981)
Pelatihan merupakan suatu proses (kegiatan) pendidikan jangka pendek
dengan menggunakan prosedur sistematisdan terorganisasi dimana orang-
orang selain manajer mempelajari penegtahuan dan keterampilan untuk
mencapai tujuan tertentu.
c. UUSPN 20 Tahun 2003
Pelatihan merupakan pendidikan non formal. Pelatihan adalah bentuk
pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi,
pengembangan sikap kewirausahaan, serta pengembangan kepribadian
profesional.
2. Aksiologis (manfaat)
Aksiologi merupakan suatu teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang telah diperoleh. Secara axiologis, pelatihan merupakan
kegiatan berupa kajian yang memiliki tujuan memberi manfaat atau kebergunaan
bagi individu, lembaga, organisasi, dan masyarakat.
3. Epistimologis (cara mengkaji dan mengembangkan)
Epistemologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang sumber
pengetahuan atau asal mula metode, struktur, dan valid tidaknya suatu pengetahuan.
Secara epistemologi, pelatihan memiliki pengembangan sistem pelaksanaan; unsur
masukan, proses, dan keluaran; serta model pelatihan sebagai komponen yang
mendukung validitas pelaksanaan pelatihan itu sendiri.
C. Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan
1. Menurut UU
a. UUSPN 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya
dimasa yang akan datang
b. UU SISDIKNAS 20 Tahun 2003
Pasal 26 ayat 4 menyatakan bahwa lembaga pelatihan merupakan satuan
pendidikan non formal, disamping satuan pendidikan lainnya seperti kursus,
majelis ta’lim, kelompok belajar, kelompok bermain, taman penitipan anak,
pusat kegiatan belajar masyarakat dan satuan pendidikan sejenis
2. Menurut Sukidjo Notoadmodjo

ASPEK KAJIAN PENDIDIKAN PELATIHAN

Pengembangan Menyeluruh (Overall) Mengkhususkan (spesifik)


Kemampuan

Area Kemampuan Kognitif, Afektif, Psikomotorik


Psikomotorik

Jangka Waktu Relatif panjang Relatif pendek


Pelaksanaan

Materi yang Lebih umum Lebih khusus


diberikan

Metode yang Konvensional Inkonvensional


digunakan

Penghargaan Gelar (degree) Sertifikat (non gelar)


terakhir
PENYUSUNAN KURIKULUM

A. Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah
kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2010—2014 bidang kesehatan yang dititikberatkan pada pendekatan
preventif dan promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang
kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
adalah menumbuhkembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang salah satunya adalah Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselengarakan
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Oleh sebab itu, untuk mendukung
pembinaan Posyandu diperlukan langkah-langkah edukasi kepada masyarakat antara lain
dengan upaya peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan kader Posyandu.
Untuk maksud tersebut, perlu disusun buku kurikulum pelatihan kader Posyandu
sehingga dapat digunakan sebagai acuan berbagai pihak yang akan menyelenggarakan
pelatihan bagi kader Posyandu. Dengan demikian, pelatihan tersebut diharapkan
menghasilkan kader yang handal dalam upaya pengembangan Posyandu khususnya di
daerahnya.
Kurikulum ini didesain dengan pendekatan learned centered, yakni pendekatan
yang menempatkan pembelajar sebagai pusat perhatian, sedangkan fasilitator lebih
berperan sebagai process helper, mengingat adanya keanekaragaman kebijakan dan
budaya setempat maka tujuan pembelajaran diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan
sendiri sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam pelaksanaan
tugas.
B. Pendekatan Pelatihan
Pendekatan pelatihan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pelatihan, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pelatihan dengan cakupan teoretis tertentu.
1. Berdasarkan Masalah (Problem Based), yakni proses pelatihan didekatkan pada
permasalahan nyata yang ada di lapangan.
2. Berdasarkan Kompetensi (Competency Based), yakni proses pelatihan selalu
berupaya untuk mengembangkan keterampilan berjenjang langkah demi langkah
menuju kemampuan paripurna.
3. Pembelajaran Orang Dewasa (Adult Learning), Yakni proses pelatihan yang
diselenggarakan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa, yang selama
pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan.
c. Dihargai keberadaannya
4. Pembelajaran Dengan Melakukan (Learning by Doing), yang memungkinkan
peserta untuk:
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan dengan
menggunakan metode pembelajaran antara lain diskusi kelompok, studi kasus,
simulasi, role play (bermain peran), dan latihan (exercise) baik secara individu
maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu
C. Peran dan Kompetensi
1. Peran
KaderPenyelenggara kegiatan UKGM di Posyandu
2. Kompetensi
a. Mampu memahami pengelolaan UKGM di Posyandu
b. Mampu memahami tugas-tugas kader kesehatan gigi dalam penyelenggaraan
Posyandu
c. Mampu memahami masalah kesehatan gigi yang sederhana pada sasaran di
Posyandu
d. Mampu menggerakkan masyarakat
e. Mampu melakukan penyuluhan
f. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan kesehatan gigi (Sistem Informasi
Posyandu)
g. Mampu menyusun rencana tindak lanjut
D. Peserta, Fasilitator, Penyelenggara
1. Peserta
Kriteria peserta yaitu Kader kesehatan gigi dan mulut yang sudah
mendapatkan pelatihan yang berasal dari kader posyandu di tingkat desa/kelurahan.
Jumlah peserta antara 20 - 30 per kelas , jika melebihi dari ketentuan maka
dilakukan kelas secara paralel
2. Fasilitator
Fasilitator terdiri atas: anggota tim penggerak PKK provinsi,
Kabupaten/Kota, DinasTerkait DI Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Atau bila
penyelenggaraan di tingkat kelurahan maka fasilitator berasal dari Desa atau
kelurahan
3. Narasumber
a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan PPSDMK.
b. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK
c. Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten
d. Puskesmas setempat
e. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsa dan Kabupaten/Kota yang
f. Terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.
4. Penyelenggara
Pelatihan dapat diselenggarakan oleh :
a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan PPSDMK.
b. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK
c. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK
d. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK
e. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terkait di
bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat
E. Struktur Program
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, materi pelatihan disusun dengan struktur
program yang terdiri dari materi dasar, inti dan materi penunjang.
NO MATERI WAKTU ( Jpl )
A. Materi Dasar T P PL JUMLAH
Pengelolaan posyandu 2 0 0 2
B. Materi Inti
1. Tugas tugas kader dalam 1 2 0 3
penyelenggaraan poyandu
2. Penilaian masalah kesehatan pada 1 3 0 4
sasaran posyandu
3. Penggerakan masyarakat 1 0 4 5
4. Lima langkah kegiatan di posyandu 1 3 0 4
5. Penyuluhan pada kegiatan posyandu 1 3 0 4
6. Pencatatan dan pelaporan posyandu ( 1 3 0 4
sistem informasi posyandu )
C. Materi Penunjang
1. Dinamika kelompok 0 2 0 2
2. Rencana tindak lanjut ( RTL ) 0 2 0 2
Jumlah Total 8 18 4 30

Keterangan :
T = Teori
P = Penugasan
PL = Praktik Lapang
1 Jpl = 45 menit
F. Proses dan Metode
1. Proses
a. Dinamisasi
b. Persiapan peserta
c. Penjajakan awal peserta
d. Review semua materi
e. Evaluasi akhir
2. Metode
a. Orientasi kepada peserta
b. Peran aktif
c. Pembinaan iklim demokratis
d. Pengalaman PKL
G. Garis-Garis Besar Program Pembelajaran
Garis-garis Besar Program Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai
silabus. GBPP suatu mata pelajarana atau mata kuliah tertentu disusun untuk satu
semster. GBPP sangat bermanfaat untuk dosen sabagai pedoman mengajar dalam satu
semester. GBPP memberikan petunjuk secara lengkap setiap pertemuan kuliah demi
pertemuan, secara rinci dengan tujuan perkuliahan, ruang lingkup, media yang
digunakan, serta materi yang diajarkan.
Garis-garis Besar Program Pembelajaran biasa juga disebut sebagai course
outline, atau outline perkuliahan. GBPP meliputi TIU (tujuan instruksi umum) dan TIK
(tujuan instruksi khusus). Tujuan instruksional umum (TIU) atau istilah lainnya general
instructional objective berisi kompetensi-kompetensi umum yang diharapkan dikuasai,
atau ditampilkan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu mata kuliah.
Kompetensi itu terdiri dari kata kerja (verb) dan object (object).
Tujuan Instuksional Khusus (TIK) merupakan uraian atau jabaran dari
kompetensi umum yang terdapat di dalam TIU. Dosen sebagai pendidik harus
mengetahui apa – apa saja unsur yang terdapat dalam membuat TIK. Dalam menyusun
TIK terdapat empat unsur yang harus ada yaitu; mahasiswa, behavior (kata kerja),
degree, dan condition (ABCD). Kompetensi khusus dalam TIK memiliki jenjang
taksonomi yang lebih rendah dari kompetensi yang terdapat di dalam TIU.
Dalam GBPP juga perlu dijelaskan mengenai estimasi waktu pengajaran. setiap
pertemuan dan materi yang disampaikan perlu diberi satuan waktu agar pemberian
materi atau pengajaran dapat terarah dan terjadwal dengan baik. Tidak lupa pula Garis-
garis Besar Program Pembelajaran perlu mencantumkan sumber-sumber pustaka pada
materi yang diajarkan, sebagai referensi peserta didik (mahasiswa) utnuk lebih
mendalami materi yang dijelaskan.
H. Evaluasi dan Sertifikasi
1. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari evaluasi terhadap:
a. Peserta
1) Pre-test
2) Post-test
b. Pelatih (fasilitator/CI, asisten CI, pembimbing PL)
1) Penguasaan materi
2) Ketepatan waktu
3) Sistematika penyajian
4) Penggunaan metode dan alat bantu diklat
5) Empati gaya dan sikap kepada peserta
6) Pencapaian kompetensi sesuai bidang yang diajarkan
7) Kesempatan bertanya jawab
8) Kemampuan menyajikan
9) Kerja sama antar fasilitator
c. Penyelenggara
1) Pengalaman peserta dalam pelatihan
2) Rata-rata penggunaan metode pembelajaran
3) Tingkat semangat peserta untuk mengikuti program pelatihan
4) Tingkat kepuasan peserta terhadap proses pembelajaran
5) Kenyamanan ruang pelatihan
6) Penyediaan ruang pelatihan
7) Penyediaan alat bantu pelatihan
8) Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti pengadaan dan bahan
diskusi)
9) Penilaian proses pelatihan baik di kelas, maupun dilapangan.
10) Laporan akhir.
2. Sertifikasi
Penentuan angka kredit pelatihan yang dilaksanakan berdasarkan lamanya
waktu pelatihan, peserta akan mendapatkan angka kredit sebanyak 1 jika mengikuti
30 jam pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai