Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM ACARA PIDANATINDAK PIDANA PENCURIAN


Dosen pengampu : Ami Rizki Purnawan,S.H.,M.H.

Disusun oleh:

Adelia Saputri (1921030572)

Afif Rizky Noviandhi (1621030336)

Shinta Alexia (1921030371)

Talitha Aisya (1921030393)

Yudhistira (1921030363)

KELAS : G / MUAMALAH

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa atas karunia dan Rahmat-Nyasehingga saya dapat menyelesaika makalah kami
yang berjudul “Tindak Pidana Pencurian” dengan lancar dan tepat pada watunya.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai
sebagai data pada karya tulis ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.

Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas Hukum Acara
Pidana. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Bapak Ami
Rizki Purnawan,S.H.,M.H. selaku dosen pembimbing materi dalam pembuatan karya
tulis ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan karya tulis ini
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
pembimbing mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baikdi masa yang akan datang.

Bandar lampung, 19 Maret 2021


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
A. Tindak PidanaPencurian dalam bentuk Pidana …………………………..
B. Tindak Pidana Pencurian dengan unsur-unsur yang
membertkan……………………………………………………………..
C. Tindak Pidana Pencurian ringan…………………………………………
D. Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan……………………………
E. Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….


A. Kesimpulan………………………………………………………………..

DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencurian adalah salah satu tindakan kriminalitas yang banyak kita dapatkan
dalam masyarakat. Pencurian sendiri tidak hanya dilakukan oleh orang yang normal
jasmani dan rohaninya, tetapi ada juga tindakan pencurian yang dilakukan oleh orang
yang mengidap penyakit kleptomania. Pengidap penyakit kleptomania mencuri tidak
untuk mengambil keuntungan hanya ingin memperoleh kepuasan tersendir.
Dijelaskan dalam Pasal 362 KUHP “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud dimiliki dengan
melawan hukum, diancam dengan pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah”. Para pelaku pencurian memiliki
alasan mengapa tidakannya mencuri dilakukan, bisa tindakan pencurian tersebut
dilakukan atas dasar mencari keuntungan, pemenuhan kebutuhan, dan ada juga yang
mencuri karena adanya kesempatan.Tindakan pencurian dengan menggunakan alasan
apapun tidak dibenarkan dihadapan hukum. Dampak terjadinya pencurian pada
korban pencurian diantaranya adalah kekecewaan akan kehilangan benda,pencurian
menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pencurian menjadi tindakan yang sangat
diawasi oleh masyarakat karena pencurian kerap terjadi dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1) apa saja pembagian bentuk tindak pidana pencurian?
2) unsur-unsur yang memperhatikan tindak pidana pencurian?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tindak Pidana Pencurian dalam Bentuk Pokok

Tindak pidana pencurian pertama yang diatur dalam bab XXII buku II KUHP
ialah tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok, yang memuat semua unsure dari
tindak pidana pencurian.
Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok diatur pasal 362 KUHP, yang
rumusan aslinya dalam bahasa belanda yang artinya sebagai berikut:
“Barangsiapa mengambil sesuatu benda yang sebagian atau seluruhnya merupakan
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara
melawan hukum, karena bersalah melakukan pencurian,di pidana dengan pidana
penjara selama-lamanya lima tahun atau dengan pidana denda setinggi-tingginya
Sembilan ratus rupiah.”
Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur pasal 362
KUHP terdiri atas unsur subjektif dan unsur-unsur objektif sebagai berikut:
a. unsur subjektif: untuk menguasai benda tersebut secara melawan hukum;
b. unsur-unsur objektif: hij atau barangsiapa,wegnemen atau mengambil,
eenig goed atau sesuatu benda,dat geheet of gedeeltelijk aan een ander
toebhoort atau yang sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain.
Agar seseorang dapat dinyatakan terbukti telah melakukan tindak pidana
pencurian, orang tersebut harus terbukti telah memenuhi semua unsur dari tindak
pidana pencurian yang terdapat didalam rumusan pasal 362 KUHP.
Walaupun pembentuk undang-undang tidak menyatakan dengan tegas bahwa
tindak pidana pencurian seperti yang dimaksud 362 KUHP harus dilakukan dengan
sengaja, tetapi tidak dapat disangkal lagi kebenarannya bahwa tindak pidana
pencurian tersebut harus dilakukan dengan sengaja, yakni karna undang-undang
pidana kita tidak mengenal lembaga tindak pidana pencurian yang dilakukan dengan
tidak sengaja atau culpoos diefstal. Kesengajaan atau opzet pelaku itu meliputi unsur-
unsur:
1) mengambil,
2) sesuatu benda,
3) yang sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain,
4) dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara melawan hukum
Seorang pelaku telah memenuhi unsur kesengajaan atau opzet itu, di siding
pengadilan yang memeriksa perkara pelaku harus dapat dibuktikan bahwa pelaku:
a. telah menghendaki atau bermaksud untuk melakukan perbuatan atau
mengambil
b. mengetahui bahwa benda yang diambilnya itu sebagai atau seluruhnya
kepunyaan orang lain, dan
c. telah bermaksud untuk mengusai benda tersebut secara melawan hukum.
Jika kehendak, maksud atau pengetahuan ataupun salah satu dari kehendak,
maksut atau pengetahuan pelaku itu ternyata tidak dapat dibuktikan, maka orang juga
tidak dapat mengatakan bahwa pelaku telah terbukti memenuhi unsure kesengajaan
atau opzet untuk melakukan pencurian seperti yang dimaksud dalam pasal 362
KUHP, sehingga hakim harus memberikan putusan ontslag van rectsvervolging atau
bebas dari tuntutan hukum bagi pelaku.

2. Tindak Pidana Pencurian dengan Unsur-Unsur yang Memberatkan

Tindak pidana pencurian dengan unsur-unsur yang memberatkan ataupun yang


didalam doktrin juga sering disebut gequalitificeerde distal atau pencurian dengan
kualifikasi oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 363 KUHP yang
rumuan aslinya dalam bahasa Belanda berbunyi sebagai berikut:
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun:
1) pencurian ternak;
2) pencurian yang dilakukan pada waktu terjadi kebakaran,ledakan, bahaya
banjir, gempa bumi atau gempa laut, kapal terdampar, kecelakaan kereta
api,pemberontakan, bahaya perang;
3) pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama
4) pencurian di mana orang yang bersalah dalam mengusahakan jalan masuk
ke tempat kejahatan atau untuk mencapai benda yang hendak diambilnya
telah melakukan pembongkaran,perusakan atau pemanjatan atau memakai
kunci-palsu, suatu perintah palsu atau seragam palsu.
Kata pencurian didalam rumusan tindak pidana pencurian dengan kualifikasi
sperti yang diatur dalam pasal 363 KUHP diatas mempunyai arti yang sama dengan
kata pencurian sebagai pencurian dalam bentuk pokok yangtelah dibicarakan dalam
paragraph terdahulu dan dengan demikian juga mempunyai unsur-unsur yag sama
masing-masing yakni:
a. unsur subjektif:dengan maksut untuk menguasai secara melawan hukum;
b. unsur-unsur objektif: barangsiapa, mengambil, sebuah benda, yang
sebagian atau seluruhnya merupakan kepunyaan orang lain.

3. Tindak Pidana Pencurian Ringan

Yang oleh undang-undang telah diberikan kualifikasi sebagai pencurian ringan


atau lichte diefstal, oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 364
KUHP tentang nilai bena yang dicuri itu semula ditetapkan tidak lebih dari dua puluh
rupiah, tetapi kemudian peraturan pemerintah pengganti undang-undang No. 16 tahun
1960 tetntang beberapa perubahan dalam kitab UU Hukum Pidana telah diubah
menjadi dua ratus lima puluh rupiah.
Dari rumusan ketentuan pidana yang diatur dalam paal KUHP diatas dapat
diketahui UU disebut pencurian ringan itu berupa:
a. tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok
b. tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara
bersama-sama.
dengan syaratnya:
1) tidak dilakukan didalam ebuah tempat kediaman
2) tidak dilakukan diatas sebuah perkarangan tertutup yang diatasnya
terdapat sebuah tempat kediaman dan
3) nilai dari bena yang dicuri itu tidak lebih dari dua ratus lima puluh
rupiah

4. Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

Tindak pidana pencurian dengan kekerasan itu oleh pembentuk undang-undang


telah diatur dalam pasal 365 KUHP yang rumusan aslinya di dalam bahasa belanda
yang artinya:
a) Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan tahun, pencurian
yang didahului,disertai atau diikuti dengan kekeraan atau ancaman
b) Dijatuhkan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun:
1) Jika tindak pidana dilakukan pada malam hari didalam sebuha tempat
kediaman atau diatas sebuah perkarangan
2) Hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan-pemilihan yang
diselenggarakan berdasarkan peraturan-peraturan umum
3) hak orang tua, perwalian dan pengampunan atas anak-anaknya sendiri
4) hak untuk melakukan perkerjaan-perkerjaan tertentu.

5. Tindak Pidana Pencurian dalam Keluarga

Dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 367 ayat (1) KUHP orang dapat
mengetahui, bahwa keadaan-keadaan tidak becerai meja makan dan tempat tidur,
tidak bercerai harta kekayaan atau tidak bercerai antara suami-istri itu merupakan
vervolgingsuitluitinhgs gronden atau merupakan daar-dasar yang meniadakan
tuntutan bagi seorang suami-istri, jika mereka melakukan itu atau membantu
melakukan tindak pidana pencurian seperti yang diatur dalam pasal 362,363,264, dan
pasal 365 KUHP terhadap harta kekayaan berupa benda-benda bergerak kepuyaan
istri atau suami mereka, yang pada hakikatnya juga merupakan harta kekaayaan
mereka sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tindak pidana pencurian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


(KUHP)diaturdalamPasal362,Pasal364, Pasal 363 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 365,dan
Pasal367. Dalam Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Sanksi Hukum
Terhadap Tindak Pidana Pencurian dalam bentuk pokok dapatdipidanapenjaraselama-
lamanya5 (lima)tahun atau pidana denda setinggitingginya Rp.900 (Sembilan ratus
rupiah). Pencurian ringan dalam Pasal 364 KUHP dipidana penjara selama-
lamanya3(tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginyaRp.900 (sembilan ratus
rupiah). Pencurian dalam bentuk diperberat (gequalificeerde) dalam Pasal 363 KUHP
dipidana penjara selamalamanya 7 (tujuh) tahun, sedangkan terhadap Pasal 363Ayat
(2)KUHP dikenakan pidana penjara paling lama9 (sembilan) tahun. Dalam Pasal 365
KUHP tindak pidana pencurian dengan kekerasan dapat dipidana penjara selama-
lamanya 9 (sembilan) tahun dapat bertambah menjadi hukuman penjara selama-
lamanya12 (duabelas) tahun apa bila tindak pidana pencurian dalam bentuk
diperberat (gequalificeerde). Dapat bertambah menjadi hukuman penjara selama-
lamanya 12 (dua belas) tahun apabila tindak pidana pencurian dalam bentuk
diperberat (gequalificeerde) itu membuat mati orang atau Hukuman mati atau seumur
hidup atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun, dijatuhkan
jika perbuatan itu berakibat ada orang yang terluka atau mati,dan lagi perbuatan itu
dilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih.
DAFTAR PUSAKA

1) Simons,leerboek II, hlm. 98 noot 3


2) Ibid,hlm. 100;geschiendeni 11, hlm.491
3) Delik-delik Khusus: Kejahatan terhadap pencurian
4) Op,cit.
5) Lamintang dan Samosir, Hukum Pidana Indonesia, cetakan pertama,
hlm. 157

Anda mungkin juga menyukai