DAN KOSMETIKA
PERCOBAAN
ANALISIS OBAT NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN JAMU
PEGAL LINU
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Kompetensi Praktikum..........................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................2
A. Deskripsi Bahan....................................................................................................2
BAB III.........................................................................................................................3
METODE PRAKTIKUM.............................................................................................3
A. Alat........................................................................................................................3
B. Bahan.....................................................................................................................3
C. Prosedur Kerja.......................................................................................................4
BAB IV.........................................................................................................................7
HASIL...........................................................................................................................7
A. Spektrofotometri.................................................................................................7
BAB V........................................................................................................................10
PEMBAHASAN.........................................................................................................10
BAB VI.......................................................................................................................12
KESIMPULAN...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid
(NSAID) dengan efek analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. NSAID adalah salah
satu obat yang paling umum digunakan di seluruh dunia, dengan jumlah pengguna
lebih dari 30 juta orang setiap hari. Lebih dari 111 juta resep ditulis untuk NSAID di
Amerika Serikat setiap tahunnya, dan NSAID menyumbang sebesar 60% dari pasar
obat analgesik over-the-counter (OTC) di Amerika Serikat. NSAID yang paling
sering digunakan adalah diklofenak dan ibuprofen. Diklofenak paling umum
digunakan untuk kondisi yang berkaitan dengan jenis nyeri muskuloskeletal kronis,
seperti artritis rematoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa, dan gout. Di Indonesia,
penyakit sendi (30,3%) merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi
tertinggi pada orang dewasa dan lansia.
Natrium diklofenak merupakan NSAID dengan potensi tinggi dan toleransi
yang baik. Dosis lazim yang biasa digunakan adalah 100 sampai 200 mg per hari,
diberikan dalam beberapa dosis terbagi. Efek samping terjadi pada sekitar 30%
penderita, meliputi ulserasi gastrointestinal, kenaikan enzim hepar, trombositopenia,
gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf pusat, serta alergi.Natrium diklofenak
merupakan inhibitor COX yang relatif non spesifik sehingga risiko efek samping
gastrointestinalnya lebih rendah dibandingkan NSAID konvensional lainnya. Obat ini
juga memiliki kelebihan dari segi biaya karena telah tersedianya bentuk generik yang
relatif murah. Obat ini dapat menyebabkan oliguria dan peningkatan kadar serum
kreatinin, juga nefritis interstitial. 10,11 Penggunaannya dalam jangka waktu lama
untuk penyakit- penyakit kronik tentunya akan meningkatkan risiko efek samping
obat ini terhadap ginjal.
B. Kompetensi Praktikum
1
2. Memahami Prinsip Kerja Kromatografi lapis tipis dan spektrofotometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Bahan
dari cahaya
2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis
2. gelas ukur
3. beker glas
4. pipet volume
5. mortir dan stamper
6. batang pengaduk
7. sendok tanduk
8. labu ukur.
9. KLT
10. Chamber
B. Bahan
1. Natrium Diklofenak
2. Aquadest
3. etanol
4. etil asetat asetat: n-heksana (7:3)
3
4
4
C. Prosedur Kerja
1. pembuatan larutan baku
kemudian, masukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquades sampao
tanda batas sehingga terbentuk larutan natrium diklofenak 1000 ppm.
plat KLT telah mencapai batas atas akan dikeluarkan dari bejana
pengembang dan biarkan fasegerak menguap.
2.
4.prosedur kerja menggunakan spektrofotmetri
a. Perhitungan
1. λ parasetamol di laboratorium = 288 nm (1000 ppm)
2. Data Spektrofotometri natrium diklofenak
Tabel 1. Absorbansi Sampel natrium diklofenak
Konsentrasi Rata -
Absorbansi
(ppm) Rata
b. Perhitungan Konsentrasi
Perhitungan kadar konsetrasi Natrium Diklofenak dalam sampel
y = bx + a
y−a
x=
b
0,727−0,0008 0,7262
x= = = 726,2 x 100 = 72.620 ppm
0,001 0,001
*hasil dikalikan 100 karena sampel diencerkan 100 kali.
7
B. Kromatografi Lapis Tipis
B = 7,3 cm
Rf =
Jarak yang ditempuh komponen( A )
Jarak yang ditempuh pelarut ( B)
0 cm
= =0
7 ,3 cm
Natrium Diklofenak
(366nm)
A = 0 cm
B = 7,4 cm
Rf =
Jarak yang ditempuh komponen( A )
Jarak yang ditempuh pelarut ( B)
0 cm
= =0
7 , 4 cm
8
Jamu pegal linu (254
nm)
A = 0 cm
B = 7,3 cm
Rf =
Jarak yang ditempuh komponen( A )
Jarak yang ditempuh pelarut ( B)
0 cm
= =0
7 , 4 cm
B = 7,2 cm
Rf =
Jarak yang dit empuh komponen( A)
Jarak yang ditempuh pelarut (B)
0 cm
= =0
7 , 4 cm
9
BAB V
PEMBAHASAN
Jamu yang biasanya ditambahkan BKO antara lain produk jamu pegal linu,
rematik, sesak napas, masuk angin dan suplemen kesehatan. Bahan-bahan kimia obat
yang digunakan meliputi metampiron, natrium diklofenak, fenilbutazon,
deksametason, allopurinol, CTM, sildenafil sitrat, tadalafil dan parasetamol. Jamu
yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut akan menimbulkan efek samping
seperti timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, terkadang
pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas terutama angio edema dan
bronkospasme, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran, fotosensifitas
dan hematuria.
Pada praktikum kali ini kami melakukan uji analisis obat Natrium Diklofenak
dan jamu pegal linu menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan
spektrofotometri Uv-Vis, dimana pertama-tama dibuat larutan baku 100 ppm dengan
melarutkan 100 mg paracetamol dalam 100 mL air, kemudian dari baku induk
tersebut dibuat sediaan menjadi 2ppm, 4ppm, 6ppm, 8ppm dan 10ppm. Lakukan
pengujian menggunakan spektrofotometer pada masing-masing sediaan yang sudah
dibuat. Hitung kadar konsentrasi paractmol dalam sampel menggunakan rumus y =
bx + a.
Hasil yang kami peroleh pada praktikum kali ini didapatkan kadar konsentrasi
pada sampel yaitu sebesar 72.620 ppm. Hasil tersebut didapatkan dengan menghitung
10
konsentrasi menggunakan rumus y = bx + a, dimana untuk mendapatkan nilai a dan b
dihitung menggunakan hasil absorbansi dari sampel yang sudah dibuat (2ppm, 4ppm,
6ppm, 8ppm, 10ppm). Sedangkan, pada hasil dari metode kromayografi lapis tipis
dengan sampel obat natrium diklofenak dan jamu pegal linu yaitu memiliki jarak
tempuh larutan pada sampel tersebut nilai RF nya adalah 0.
11
BAB VI
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Farmakope : (Farmakope Indonesia Edisi II, III dan IV, United State of
Pharmacopeia, British Pharmacopeia, Nederlandse Pharmacope)
13
14