Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS OBAT, MAKANAN

DAN KOSMETIKA
PERCOBAAN
ANALISIS OBAT NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN JAMU
PEGAL LINU

Disusun oleh : Kelompok 6


Kelas: VI C

Ayu Putri Lestari 11194761920290


Aulia Rahmah Triastanti 11194761920289
Maria Dwi Ayu Listiawati 11194761920305
Nyoman Risnayanti 11194761920314
Ota Priadi 11194761920319
Saridah Marhani 11194761920325

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Kompetensi Praktikum..........................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................2

A. Deskripsi Bahan....................................................................................................2

BAB III.........................................................................................................................3

METODE PRAKTIKUM.............................................................................................3

A. Alat........................................................................................................................3

B. Bahan.....................................................................................................................3

C. Prosedur Kerja.......................................................................................................4

BAB IV.........................................................................................................................7

HASIL...........................................................................................................................7

A. Spektrofotometri.................................................................................................7

B. Kromatografi Lapis Tipis……………………………………………………………………………………………....8

BAB V........................................................................................................................10

PEMBAHASAN.........................................................................................................10

BAB VI.......................................................................................................................12

KESIMPULAN...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid
(NSAID) dengan efek analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. NSAID adalah salah
satu obat yang paling umum digunakan di seluruh dunia, dengan jumlah pengguna
lebih dari 30 juta orang setiap hari. Lebih dari 111 juta resep ditulis untuk NSAID di
Amerika Serikat setiap tahunnya, dan NSAID menyumbang sebesar 60% dari pasar
obat analgesik over-the-counter (OTC) di Amerika Serikat. NSAID yang paling
sering digunakan adalah diklofenak dan ibuprofen. Diklofenak paling umum
digunakan untuk kondisi yang berkaitan dengan jenis nyeri muskuloskeletal kronis,
seperti artritis rematoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa, dan gout. Di Indonesia,
penyakit sendi (30,3%) merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi
tertinggi pada orang dewasa dan lansia.
Natrium diklofenak merupakan NSAID dengan potensi tinggi dan toleransi
yang baik. Dosis lazim yang biasa digunakan adalah 100 sampai 200 mg per hari,
diberikan dalam beberapa dosis terbagi. Efek samping terjadi pada sekitar 30%
penderita, meliputi ulserasi gastrointestinal, kenaikan enzim hepar, trombositopenia,
gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf pusat, serta alergi.Natrium diklofenak
merupakan inhibitor COX yang relatif non spesifik sehingga risiko efek samping
gastrointestinalnya lebih rendah dibandingkan NSAID konvensional lainnya. Obat ini
juga memiliki kelebihan dari segi biaya karena telah tersedianya bentuk generik yang
relatif murah. Obat ini dapat menyebabkan oliguria dan peningkatan kadar serum
kreatinin, juga nefritis interstitial. 10,11 Penggunaannya dalam jangka waktu lama
untuk penyakit- penyakit kronik tentunya akan meningkatkan risiko efek samping
obat ini terhadap ginjal.

B. Kompetensi Praktikum

1. Memahami prinsip-prinsip metode analisis obat Natrium Diklofenak

1
2. Memahami Prinsip Kerja Kromatografi lapis tipis dan spektrofotometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Bahan

1. Natrium Dklofenak (FI IV hal. 1405, USP hal. 32)


Nama Resmi : Na dikofenak
Nama Lain : Natrii-diklofenak. Diclofenac sodium
Rumus Molekul : C14H10C12NNaO2
Berat Molekul : 318,13

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak

berbau; rasa pahit

Kelarutan : Mudah larut dalam etanol, larut dalam etanol, agak


sukar laurt dalam air, praktis larut dalam
kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung

dari cahaya

Kegunaan : antiinflamsi dan antipiretrik

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat

1. Spektrofotometer UV-Vis
2. gelas ukur
3. beker glas
4. pipet volume
5. mortir dan stamper
6. batang pengaduk
7. sendok tanduk
8. labu ukur.
9. KLT
10. Chamber

B. Bahan
1. Natrium Diklofenak
2. Aquadest
3. etanol
4. etil asetat asetat: n-heksana (7:3)

3
4
4

C. Prosedur Kerja
1. pembuatan larutan baku

siapkan alat dan bahan

natrium diklofenak ditimbang 50 mg, dimasukkan dalam gelas kimia dan


ditambahkan10 ml aquades.

kemudian, masukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquades sampao
tanda batas sehingga terbentuk larutan natrium diklofenak 1000 ppm.

kemudian, larutan akan diencerkan dengan mengambil 1 ml dan masukkan ke


dalam labu ukur 10 ml lalu tambahkan aquades hingga tanda batas. larutan natrium
diklofenak ini dijadikan sebagai laurtan stok.
5

2. penetapan kadar sampel

siapkan alat dan bahan

sampel jamu pegal linu ditimbang sebanyak 50 mg, kemudian serbuk


dilarutkan dalam aquades sampai 50 ml.

larutan sampel 1000 ppm diambil 25 ml. kemudian, larutan dimasukkan


kedalam labu takar 50 ml dan tambahkan aquades hingga tanda batas.

larutan sampel akan diukur absorbansinya di spektrofotometri UV-Vis.

3. prosedur kerja menggunakan KLT

siapkan alat dan bahan

sampel dan natrium dikofenak ditotolkan pada plat KLT. kemudian,


masukkan ke dalam bejana pengembang yang berisi fase gerak yaitu etil
asetat: n-heksana (7:3).

plat KLT telah mencapai batas atas akan dikeluarkan dari bejana
pengembang dan biarkan fasegerak menguap.

kemudian, amatilah bercak noda pada lempeng dengan menggunakan


lampu sinar violet (UV) 254 nm.
6

2.
4.prosedur kerja menggunakan spektrofotmetri

siapkan alat dan bahan

ambil larutan stok sebanyak 2 ml dan masukkan lah ke dalam labu


ukur 10 ml

kemudian, tambahkan lah aquades sampai tanda batas sehinggan


terbentuk larutan natrium diklofebak 20 ppm.

kemudian, larutan diukur dengan serapam panjang gelombang 260-


290 nm untuk mengetahui panjnag gelombang maksimum.
BAB IV
HASIL
A. Spektrofotometri

a. Perhitungan
1. λ parasetamol di laboratorium = 288 nm (1000 ppm)
2. Data Spektrofotometri natrium diklofenak
Tabel 1. Absorbansi Sampel natrium diklofenak

Absorbansi Sampel Rata-Rata

0,727 0,726 0,728 0,727

Tabel 2. Kurva Baku Natrium Diklofenak

Konsentrasi Rata -
Absorbansi
(ppm) Rata

2 0,001 0,001 0,001 0,001


a = 0,0008
4 0,006 0,004 0,002 0,004 b = 0,001
6 0,006 0,006 0,008 0,006 r = 0,995

8 0,007 0,004 0,010 0,008

10 0,008 0,011 0,013 0,010

b. Perhitungan Konsentrasi
Perhitungan kadar konsetrasi Natrium Diklofenak dalam sampel
y = bx + a
y−a
x=
b
0,727−0,0008 0,7262
x= = = 726,2 x 100 = 72.620 ppm
0,001 0,001
*hasil dikalikan 100 karena sampel diencerkan 100 kali.

7
B. Kromatografi Lapis Tipis

Sampel Hasil Perhitungan


Natrium Diklofenak
(254 nm)
A = 0 cm

B = 7,3 cm
Rf =
Jarak yang ditempuh komponen( A )
Jarak yang ditempuh pelarut ( B)
0 cm
= =0
7 ,3 cm

Natrium Diklofenak
(366nm)
A = 0 cm

B = 7,4 cm
Rf =
Jarak yang ditempuh komponen( A )
Jarak yang ditempuh pelarut ( B)
0 cm
= =0
7 , 4 cm

8
Jamu pegal linu (254
nm)
A = 0 cm

B = 7,3 cm
Rf =
Jarak yang ditempuh komponen( A )
Jarak yang ditempuh pelarut ( B)
0 cm
= =0
7 , 4 cm

Jamu pegal linu (366


nm)
A = 0 cm

B = 7,2 cm
Rf =
Jarak yang dit empuh komponen( A)
Jarak yang ditempuh pelarut (B)
0 cm
= =0
7 , 4 cm

9
BAB V
PEMBAHASAN

Natrium diklofenak merupakan NSAID dengan potensi tinggi dan toleransi


yang baik. Dosis lazim yang biasa digunakan adalah 100 sampai 200 mg per hari,
diberikan dalam beberapa dosis terbagi. Efek samping terjadi pada sekitar 30%
penderita, meliputi ulserasi gastrointestinal, kenaikan enzim hepar, trombositopenia,
gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf pusat, serta alergi.Natrium diklofenak
merupakan inhibitor COX yang relatif non spesifik sehingga risiko efek samping
gastrointestinalnya lebih rendah dibandingkan NSAID konvensional lainnya.

Jamu yang biasanya ditambahkan BKO antara lain produk jamu pegal linu,
rematik, sesak napas, masuk angin dan suplemen kesehatan. Bahan-bahan kimia obat
yang digunakan meliputi metampiron, natrium diklofenak, fenilbutazon,
deksametason, allopurinol, CTM, sildenafil sitrat, tadalafil dan parasetamol. Jamu
yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut akan menimbulkan efek samping
seperti timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare, terkadang
pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas terutama angio edema dan
bronkospasme, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran, fotosensifitas
dan hematuria.

Pada praktikum kali ini kami melakukan uji analisis obat Natrium Diklofenak
dan jamu pegal linu menggunakan metode kromatografi lapis tipis dan
spektrofotometri Uv-Vis, dimana pertama-tama dibuat larutan baku 100 ppm dengan
melarutkan 100 mg paracetamol dalam 100 mL air, kemudian dari baku induk
tersebut dibuat sediaan menjadi 2ppm, 4ppm, 6ppm, 8ppm dan 10ppm. Lakukan
pengujian menggunakan spektrofotometer pada masing-masing sediaan yang sudah
dibuat. Hitung kadar konsentrasi paractmol dalam sampel menggunakan rumus y =
bx + a.

Hasil yang kami peroleh pada praktikum kali ini didapatkan kadar konsentrasi
pada sampel yaitu sebesar 72.620 ppm. Hasil tersebut didapatkan dengan menghitung

10
konsentrasi menggunakan rumus y = bx + a, dimana untuk mendapatkan nilai a dan b
dihitung menggunakan hasil absorbansi dari sampel yang sudah dibuat (2ppm, 4ppm,
6ppm, 8ppm, 10ppm). Sedangkan, pada hasil dari metode kromayografi lapis tipis
dengan sampel obat natrium diklofenak dan jamu pegal linu yaitu memiliki jarak
tempuh larutan pada sampel tersebut nilai RF nya adalah 0.

11
BAB VI
KESIMPULAN

Pada percobaan ini melakukan analisis obat paracetamol menggunakan


metode spektrometri Uv-vis, dimana akan dibuatkan baku induk dari sediaan yaitu
2ppm, 4ppm,6ppm,8ppm, dan 10ppm. Kemudian, dilakukan pada masing-masing
sediaan dengan menggunakan pengujian spektrofotometer dan di dapatkan kadar
konsetrasi pada sampel yaitu sebesar 72.620 ppm. , pada hasil dari metode
kromayografi lapis tipis dengan sampel obat natrium diklofenak dan jamu pegal linu
yaitu memiliki jarak tempuh larutan pada sampel tersebut nilai RF nya adalah 0.

12
DAFTAR PUSTAKA

Farmakope : (Farmakope Indonesia Edisi II, III dan IV, United State of
Pharmacopeia, British Pharmacopeia, Nederlandse Pharmacope)

Gede Agus., 2014. Analisis Obat, Kosmetik, dan Makanan. Yogyakarta

Watson,D.G.,2003, Pharmaceutical Analysis, A text-book fott Pharmacy Students an


Pharmaceutical Chemists, Churchill Livivngstone, Edinburgh

13
14

Anda mungkin juga menyukai