DI SUSUN OLEH:
A. PENDAHULUAN
1. Dasar Pemikiran
Dalam rangka pencapaian tujuan bernegara sebagaimana tercantum
dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dibentuk pemerintahan
negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang.
Pembentukan pemerintahan negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu system
pengelolaan keuangan negara.
Sebagai suatu negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan hukum, dan
menyelenggarakan pemerintahan negara berdasarkan konstitusi, system
pengelolaan keuangan negara harus sesuai dengan aturan pokok yang ditetapkan
dalam Undang-Undang Dasar. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab VIII Hal
Keuangan, antara lain disebutkan bahwa anggaran pendapatan dan belanja
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, dan ketentuan mengenai
pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara serta
macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. Hal-hal lain
mengenai keuangan negara sesuai dengan amanat Pasal 23C diatur dengan
undang-undang.
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara selama ini masih
digunakan ketentuan perundang-undangan yang di susun pada masa
pemerintahan kolonial Hindia Belanda yaitu:
a. Indische Comftabiliteits Wet (ICW) Stbl. 1925 No. 448
b. Indische Bedrijevn Wet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445
c. Reglementvoorhet Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381.
Sementara itu dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawaban
keuangan negara digunakan Instructieenverderebepalingenvoorde
Algemeene Rekonkamer (IAR) Stbl. 1933 No.320.
Peraturan perundang-undangan tersebut tidak dapat
mengakomodasikan berbagai perkembangan yang terjadi dalam system
kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan negara
Republik Indonesia.
Oleh karena itu meskipun berbagai ketentuan tersebut secara formal
masih tetap berlaku, akan tetapi secara material sebagian dari ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dimaksud tidak lagi dilaksanakan
kelemahan perundang-undangan negara menjadi salah satu penyebab
terjadinya beberapa bentuk penyimpangan dalam pengelolaan keuangan
negara.
Dalam upaya menghilangkan penyimpangan tersebut dan
mewujudkan system pengelolaan fiskal yang berkesinambungan
(sustainable) sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan Undang-
undang Dasar dan asas-asas umum yang berlaku secara universal dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara diperlukan suatu undang-undang
yang mengatur pengeloalan keuangan negara yaitu Undang-undang No.17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 merupakan reformasi system
keuangan negara yang meliputi:
a. Reformasi dan penetapan anggaran;
b. Reformasi pelaksanaan;
c. Reformasi pengawasan anggaran (audit).
2. Peraturan terkait
a. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
d. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
e. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
B. POKOK-POKOK ISI
A. Umum
B. Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara
C. Penyusunan dan Penetapan APBN
D. Penyusunan dan Penetapan APBD
E. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral,
Pemerintah Daerah/ Lembaga Asing
F. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah dan Perusahaan Negara/
Daerah/ Swasta Serta Badan Pengelola Dana Masyarakat
G. Pelaksanaan APBN dan APBD
H. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dan APBD
I. Ketentuan Pidana, Sanksi Administrasi dan Ganti Rugi
J. Ketentuan Peralihan
K. Ketentuan Penutup
C. RINGKASAN
A. UMUM
1. Keuangan Negara
a. Pengertian Keuangan Negara
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut1
b. Pendekatan dalam perumusan pengertian Keuangan Negara
Pendekatan yang dipakai dalam merumuskan keuangan adalah dari
sisi objek, subjek, proses dantujuan.
c. Pengertian Keuangan dari segi:
1.) Objek: Semua Hak, kewajiban, negara yang dapat di nilai
dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang
fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
2.) Subjek: seluruh objek keuangan diatas yang dimiliki negara
dan/ atau dikuasai Pemerintah Negara/ Daerah, dan badan lain
yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
3.) Proses: Seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan obyek tersebut diatas mulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggung jawaban.
4.) Tujuan: Seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang
berkaitan dengan pemilikan dan/ atau penguasaan objek dalam
rangka.2
2. Lingkup Keuangan Negara (Pasal 2):
Keuangan Negara sebagaimana dimaksud pada butiran diatas
meliputi:
1
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
butir 3
2
Penjelasan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
butir 3
a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan
mengedarkan uang dan melakukan pinjaman.
b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan
umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak
ketiga.
c. Penerimaan Negara
d. Pengeluaran Negara
e. Penerimaan Daerah
f. Pengeluaran Daerah
g. Kekayaan negara/ kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau
oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang,
serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan
daerah
h. Kekayaan lain yang dikuasai pemerintah dengan rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/ atau kepentingan
umum
i. Kekayaanpihak lain yang diperoleh dengan menggunakan
fasilitas yang diberikan pemerintah
1. Penyusunan APBN
2. Penetapan APBN
1. PenyusunanAPBD
5
Undang-undang tentang Keuangan Negara, No. 17 Tahun 2003, ps. 20. 13
6
Undang-undang tentang Keuangan Negara, No. 17 Tahun 2003, ps. 22.
1. Pemerintah dapat memberikan pinjaman/ hibah/ penyertaan modal kepada
dan menerima pinjaman/ hibah dari perusahaan negara/ daerah yang terlebih
dahulu ditetapkan dalam APBN/APBD.
4. Menteri Keuangan
5. Gubernur/bupati/walikota
1. APBN
2. APBD
1. APBN
2. APBD
16
9
Undang-undang tentang Keuangan Negara, No. 17 Tahun 2003, ps. 28
Kelemahan UU 17 Tahun 2003
Pasal lain yang perlu dikritisi adalah Pasal 34 yang berbunyi, “Menteri/Pimpinan
lembaga/Gubernur/Walikota yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah
ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD diancam
dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan undang-undang,”
Pertanyaannya, ketentuan UU mana yang mengatur tentang hal tersebut. Pasal ini
menjadi tidak lazim dalam Hukum Administrasi Negara, di mana penyimpangan kebijakan
dapat dihukum pidana. Belum lagi, UU Keuangan Negara ini belum mendapatkan
tandatangan Presiden sebagai dokumen resmi negara pada saat diundangkan.
Jika dilihat dalam sudut pandang Hukum Adminsitrasi Negara, kebasahannya secara
yuridis tidak mempunyai dasar hukum yang kuat karena sebagai dokumen resmi negara
yang dibuat di atas kertas resmi negara dengan lambang Garuda Pancasila dan berkepala
“Presiden Republik Indonesia,” tetapi tidak ditandatangani Presiden. Artinya, sudut Hukum
Adminsitrasi Negara jelas mengatakan bahwa dokumen negara yang tidak ditandatangani
yang berhak adalah tidak sah dan belum memiliki kekuatan hukum mengikat umum atau
anggota masyarakat.
Selain itu Keuangan Negara belum memiliki definisi secara jelas, jika hanya
merujuk pada Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945, keuangan negara hanya berupa APBN
sementara APBD, keuangan BUMN, keuangan BUMD serta badan-badan lain yang
dibentuk dengan kewenangan negara atau pemerintah tidak termasuk ke dalam keuangan
negara. Sedangkan makna keuangan negara yang dijelaskan di dalam UU Keuangan Negara
menyebutkan keuangan negara secara luas yang berbunyi : “Keuangan negara adalah semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.” Dalam UU Keuangan Negara ini menjelaskan
bahwa siapapun yang mengelola dan merupakan uang milik negara adalah keuangan negara
sehingga maknanya terlalu luas.
Daftar Pustaka:
19
Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 17. Jakarta: Sekretariat Negara
20