Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“PERENCANAAN AUDIT”
Oleh
Kelompok 7
2021
A. Pengertian Perencanaan Audit
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan
perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit
menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan
penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat
oleh auditor.
Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik (SPAP)
mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu: Pekerjaan harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. (IAI, 2001).
Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya ‘Auditing´, menerangkan bahwa: Perencanaan dan
supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor sebagai penanggung jawab akhir
atas audit dapat mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervise auditnya dalam
kantor akuntannya (asisten).
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit
yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain:
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat entitas
tersebut.
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh ent itas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi
yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah
informasi akuntansi pokok perusahaan.
4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke
Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak
perjanjian).
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervise
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan usaha
dan diskusi dengan staf lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut.
1. Hal-hal mengenai klien, pengetahuan tentang bisnis klien membantu auditor dalam
mengindentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus; menilai kondisi
yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan,diolah, di-review dan
dikumpulkan dalam organisasi; menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas
persediaan, depresiasi, penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian
kontrak jangka panjang; menilai kewajaran representasi manajemenen;
mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapannya.
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien.
3. Rencana Kerja Auditor.
Elemen-elemen Perencanaan Audit
Ruang lingkup dari perencanaan pemeriksaan ini adalah bervariasi sesuai dengan
besarnya dan kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan pengetahuan
mengenai jenis usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan audit
menurut Arens and Loebbecke (2000:219) adalah :
1. Pra Plan (Perencanaan Awal). Beberapa hal penting yang terdapat dalam
perencanaan awal ini adalah menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk
diaudit,menerima atau menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi
alasan klien untuk diaudit, menentukan staf untuk penugasan dan memperoleh surat
penugasan.
2. Memperoleh informasi mengenai latar belakang klien. Auditor harus memiliki
tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan klien yang akan diaudit yang
berguna sebagai acuan dalam menentukan surat penugasan atau perlu tidaknya
prosedur-prosedur audit khusus.
3. Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien. Faktor-faktor yang
menyangkut lingkungan hukum industri klien mempunyai dampak besar terhadap
hasil audit. Pengetahuan auditor untuk menafsirkan fakta yang berkaitan selama
pekerjaan berlangsung akan meyakinkan bahwa pengungkapan yang semestinya
telah dilaksanakan dalam laporan keuangan.
4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan. Melakukan analisis ini
sangat penting artinya karena dengan demikian keseluruhan kegiatan pemeriksaan
dapat tergambar didalamnya.
5. Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit yang dapat diterima.
Besarnya salah saji dalam informasi akuntansi dapat membuat pertimbangan
pengambilan keputusan terpengaruh.
6. Memahami struktur pengawasan intern dan menilai resiko kendali.
7. Mengembangkan program audit dan rencana audit. Untuk melaporkan serta
memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus melakukan wawancara,
melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-bukti.
B. Penerimaan Klien Audit
Tahapan-tahapan dalam proses penerimaan klien antara lain:
1) Evaluasi latar belakang klien
Auditor harus memperoleh pengetahuan terkait bisnis klien secara memadai untuk
memungkinkannya mengidentifikasi dan memahami sejumlah peristiwa/kejadian,
transaksi dan praktik yang mungkin memiliki pengaruh penting pada laporan
keuangan atau pada laporan audit.
Sifat bisnis dan bidang usaha klien mempengaruhi risiko bisnis klien dan risiko terjadinya
kesalahan peyajian material dalam laporan keuangan. Berikut ini sejumlah faktor yang telah
meningkatkan pentingnya pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien bebrapa tahun
terakhir adalah :
Ada 3 alasan utama mengapa auditor harus mendapatkan pemahaman yang baik tentang
Bidang Usaha dan Lingkungan Eksternal klien, yaitu :
1. Risiko yang berkaitan dengan bidang usaha tertentu dapat mempengaruhi penilaian
auditor
2. Pengenalan atas risiko inheren yang ada dapat membantu auditor dalam menilai
relevansinya terhadap klien
3. Banyak bidang usaha yang memiliki persyaratan akuntasi yang unik dan harus
dipahami oleh auditor untuk menilai kesesuaiannya dengan standar akuntansi yang
berlaku
b. Operasi Dan Proses Bisnis
Auditor harus memahami berbagai faktor seperti misalnya sumber- sumber utama
pendapatan, pelanggan dan pemasok utama, sumber pendanaan dan informasi tentang ada
tidaknya hubungan istimewa yang bias menjadi petunjuk bagian mana yang memiliki
risiko tinggi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu seperti:
auditor harus menilai falsafah manajemen dan gaya operasi serta kemampuan
mengidentifikasi menanggapi risiko, karena hal hal teserbut berpengaruh signifikan
terhadap risiko terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan.
dalam memahami sistem tata kelola klien maka auditor harus memahami bagaimana dewan
komisaris dan komite audit melaksanakan pengawasan, termasuk di dalamnya perumusan
kode etik perusahaan dan pengevaluasian notulen rapat.
Strategi adalah pendekatan yang diikuti perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan :
Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indicator-indikator kineja kunci yang digunakan
manajemen untuk mengukur progress dalam upaya pencapaian tujuan. Indicator kinerja
kunci tersebut meliputi pangsa pasar, penjualan per tenaga pemasaran, perkembangan
harga jual per unit, kunjungan ke Web –site, penjualan per negara, dan penjualan per meter
persegi untuk sebuah took pengecer.
Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan
bagaimana risiko dikelola. jika proses tersebut sudah tepat sesuai dengankondisinya,
termasuk sifat, ukuran, dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam
mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material. Ketepatan atas kesesuaian proses
penilaian risiko entitas dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor
Selama dalam pelaksanaan Audit, dengan kombinasi prosedur test substantif, Prosedur
Analitis bisa digunakan untuk mendapatkan kesalahan saji pada transaksi keuangan yang
terjadi. Dengan menggunakan Prosedur Analitis, maka resiko tidak terdeteksinya kesalahan
saji bisa diminimalisir.
Contoh dari Prosedur Analitis :
1. Melakukan review atas penggunaan rasio dari laporan kinerja/keuangan selama beberapa
periode. Misalnya perbandingan asset sekarang dengan hutang jangka pendek haruslah
diperlakukan sama dalam setiap periode, kecuali ada kebijakan lain yang ditetapkan yang
berhubungan dengan piutang, barang persediaan dan hutang yang terjadi. Kondisi diatas
adalah suatu bentuk Analisis Rasio dari suatu Prosedur Analitis.
2. Melakukan analisa atas grafik penyerapan anggaran yang dilakukan oleh Satker. Kondisi
ini haruslah terjadi secara gradual dan sesuai dengan perencanaan yang ada. Apabila
terjadi lonjakan yang terlalu signifikan dan tidak sesuai dengan perencanaan yang ada,
maka manajemen kemungkinan tidak melakukan evaluasi pelaksanaan pekerjaan secara
timely manner atau perencanaan yang dilakukan diawal tahun tidak matang sehingga
sering berubah-ubah programnya. Ini adalah suatu bentuk trend analysis dari Prosedur
Analitis.
F. Lima ( 5 ) Tipe Prosedur Analitis
Auditor membandingkan saldo-saldo tahun kini sebelum diaudit dengan tahun sebelumnya.
Auditor juga menghitung rasio-rasio kunci dan membandingkannya dengan tahun lalu dan
rata-rata industri. Auditor mengembangkan ekspektasi tentang suatu saldo akun atau rasio
dengan mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industri, anggaran yang
disusun klien, dan informasi non-keuangan. Auditor biasanya membandingkan saldo-saldo
akun dalam pembukuan kliendan rasio-rasio dengan saldo dan rasio yang diharapkan auditor
dengan menggunakan satuatau lebih dari tipe-tipe prosedur analitis di bawah ini. Dalam
prosedur analitis, auditor membandingkan data klien dengan:
1. Membandingkan data klien dengan industri.
manfaat terpenting dari pembandingan dengan data industri adalah membantu dalam
memahami bisnis klien dan sebagai petunjuk kemungkinan adanya kesalahankeuangan.
Perbandingan semacam itu kurang bermanfaat dalam menunjukkan potensikesalahan
penyajian
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan klien.
Pada umumnya perusahaan membuat anggaran untuk berbagai aspek operasi danhasil
keuangannya. Karena anggaran mencerminkan ekspektasi !harapan" klien untuk
periodetertentu, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan
antaraanggaran dengan hasil sesungguhnya karena hal itu bisa mengandung kesalahan
penyajian potensial. Tidak adanya perbedaan menunjukkan bahwa kesalahan penyajian
kecil mungkin terjadi.
4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.
Pembandingan lain yang lazim dilakukan antara data klien dengan hasil
yangdiharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk
dibandingkan dengan saldo sesungguhnya. dalam prosedur analitis jenis ini, auditor
membuat suatu estimasi tentang berapa besar saldo seharusnya dengan
menghubungkan saldo tersebut dengan saldo-saldo akun neraca atau akun laba rugi
atau dengan membuat suatu proyeksi berdasarkan data nonkeuangan atau trend
masalalu
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkirakaan yang menggunakan data non
keuangan.
Prosedur analitis biasa digunakan auditor untuk menilai kelayakan data.Selain itu, prosedur
analitis juga dapat digunakan untuk memahami industri danbisnis klien, menilai kemampuan
keberlanjutan bisnis entitas, menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan pengujian
dalam laporan keuangan, sertamengurangi pengujian audit rinci.
https://hanggaryudha.wordpress.com/2012/11/06/perencanaan-auditing/
http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2019/03/penerimaan-klien-audit.html
http://itjen.pu.go.id/single_kolom/15
https://www.academia.edu/28219075/Perencanaan_Audit.docx