Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

TIU: Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat mengetahui maksud dan
tujuan kuliah Teknologi Bahan I dan mengetahui berbagai macam
bahan teknik.

TIK: Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :


1) Menyatakan kembali masalah dan tujuan kuliah Teknologi Bahan
2) Menunjukkan daerah pertambangan sebagai sumber bahan.
3) Menyebutkandan menjelaskan berbagai macam bahan teknik.
4) Membedakan penggolongan bahan teknik tersebut.

1.1 Maksud dan Tujuan

Penggunaan bahan tidak terlepas dari beberapa kriteria pemilihan.


Melalui berbagai penelitian, percobaan, dan pengujian, sifat-sifat bahan dapat
diketahui dan ditingkatkan, tetapi tidak mungkin menggunakan suatu bahan
yang hanya memiliki salah satu sifat saja. Seperti halnya dalam rekayasa
permesinan, pemilihan bahan adalah suatu proses penyelesaian masalah yang
memerlukan pengetahuan tersendiri.
Sebagai ahli teknik atau seorang perancang dalam lingkup teknik mesin
harus mengetahui sifat bahan yang umumnya dipakai. Disamping itu ia juga
harus bisa memilih bahan yang paling sesuai untuk suatu kebutuhan khusus.
Hal itu berarti bahwa selain aspek teknologi juga harus mempertimbangkan
aspek yang lain, misalnya aspek ekonomi sehingga tidak boros.
Mata kuliah ini akan memberikan pengetahuan dasar Teknologi Bahan
dalam ruang lingkup teknik mesin, mulai dari pengolahan bahan baku hingga
menjadi produk jadi maupun setengah jadi dan mengenal sifat-sifat serta
penggunaanya yang cocok.

1
1.2 Pertambangan di Indonesia

Negara tercinta Indonesia ini, kaya akan bahan galian atau mineral,
disebut juga bahan tambang. Perkembangan sektor pertambangan di
Indonesia, di luar industri minyak memberikan harapan yang cukup baik.
Namun perlu pengelolaan yang bijak agar tidak merusak lingkungan.
Beberapa tambang yang dimilki Indonesia antara lain:

Aspal Alam

Aspal alam berbeda dari aspal turunan minyak bumi (aspal minyak).
Batuan beraspal langsung diperoleh dari dalam tanah, disebut aspal alam
ditambang di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara sejak sebelum Perang Dunia
II, ditemukan tahun 1926 oleh seorang geolog Belanda bernama Hetzel.
Semua terletak pada jalur bersesar yang terbentang dari Teluk Lawele di
timur laut hingga Teluk Sampolawa di barat daya. Tambang ini diusahakan
selain PT Perusahaan Aspal Negara, kemudian BUMN PT Sarana Karya dan
selanjutnya beberapa perusahaan swata.
Aspal Buton dapat diolah menjadi aspal cair sehingga memiliki kualitas
seperti aspal minyak. Jika diolah menjadi aspal butiran, kualitasnya masih
rendah, sehingga hanya digunakan untuk jalan kelas rendah. Cadangan aspal
di pulau Buton diperkirakan sekitar 650 juta ton, apabila ditambang 1 juta ton
tiap tahun, maka akan habis dalam waktu 650 tahun.

Batubara

Batu bara adalah batu yang dapat terbakar, merupakan bahan bakar
fosil, terbentuk dari endapan. Batuan organik yang terdiri dari unsur utama,
yaitu karbon, hidrogen dan oksigen, serta unsur yang lain, misalnya sulfur.
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang telah berubah oleh pengaruh
kombinasi dari tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk

2
lapisan batuan. Batu bara yang berumur tua akan menjadi antrasit, atau kokas
alam.
Tambang batubara yang sudah lama bekerja, yaitu di Ombilin Sumatera
Barat dan di Bukit Asam Sumatera Selatan. Sekarang telah bermunculan
tambang batu bara di daerah Kalimantan Timur. Namun produksinya
diekspor, belum diolah menjadi kokas, gas dan ter atau produk-produk
turunannya.

Bauksit

Bauksit (bauxite) merupakan bahan baku logam aluminium dan paduannya.


Endapan bauksit di daerah Bintan Provinsi Kepulauan Riau awalnya
ditemukan tahun 1924 Belanda, diusahakan oleh NV Nederlansch Indische
Bauxiet Exploitatie Maatschapij (NV NIBEM). Selama penjajahan Jepang
melalui perusahaan Furukawa Co Ltd, dan dalam pemerintahan Republik
Indonesia sekarang ini dilakukan oleh PT. Aneka Tambang (Persero). Bahan
bauksit berasal dari pelapukan batuan granit bersifat laterit, sienit kuarsa
dengan kadar kuarsa rendah, batuan vulkanik yang bersifat riolit dan juga filit
(Al2O3 SiO2). Di Provinsi Bangka-Belitung juga terdapat tambang bauksit
yang diusahakan oleh perusahaan swasta.

Emas dan Perak

Emas adalah logam mulia warnanya kuning mencorong, sebagian besar


digunakan untuk perhiasan dan harganya mahal. Di Indonesia emas dan perak
dihasilkan oleh PT. (Persero) Aneka Tambang dari tambangnya di Banten
Selatan, Provinsi Banten. Emas diperoleh juga dari pengolahan bijih tembaga
yang ditambang di Irian Jaya. PT Freeport Indonesia (PTFI) menambang bijih
tembaga, yang mengandung emas dalam jumlah besar. Cadangan emas ini
mula-mula diperoleh dari laporan seorang geolog Belanda, Jean Jacques
Dozy pada 1936. PT Newmont Minahasa Raya juga beroperasi menambang

3
emas di daerah Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, dan di Sumbawa Provinsi
Nusa Tenggara Barat oleh PT Newmont Nusa Tenggara. Penambangan emas
di berbagai daerah dilakukan oleh masyarakat setempat secara tradisional
dengan cara sederhana, antara lain di Sungai Tahi Ite, Kecamatan Mataosu,
Kabupaten Bombana, sekitar 230 km Selatan Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara.

Manggan

Produksi manggan Indonesia hanya kecil, terdapat dalam batu gamping


di dalam maupun di atas bahan volkanik yang terdiri dari breksi dan tufa
andesit. Produksi manggan Indonesia berasal dari pelapukan batuan ultrabasa
seperti peridotit dan serpentit dan di Sulawesi juga dari endapan sejenis
molasa yang tersusun dari rombakan batuan ultrabasa.

Nikel

Bijih nikel mula-mula ditemukan tahun 1901 oleh seorang Belanda


bernama Kruyt pada saat meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek,
Sulawesi. Bijih nikel (saprolit) ditemukan tahun 1909 di Kecamatan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) oleh EC
Abendanon, geolog asal Belanda. Eksplorasinya baru dilaksanakan pada
tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tole
Maatschappij.
Saat ini bijih nikel di daerah Pomalaa ditambang oleh perusahaan
swasta PT International Nickel Indonesia (INCO) dan BUMN PT. Aneka
Tambang (Persero), di Pulau Gebe, Provinsi Maluku Utara oleh PT. INCO.

Pasir Besi

Pasir besi sekitar tahun 1975 dihasilkan oleh PT. (Persero) Aneka
Tambang dari penggaliannya di dua tempat pantai selatan Jawa yaitu Cilacap

4
Provinsi Jawa Tengah dan Pelabuhan Ratu Provinsi Jawa Barat. Sekarang
sudah tidak beroperasi.

Bijih Tembaga

Batu Hijau merupakan mineral tembaga ditemukan pada tahun 1990 di


Kabupaten Sumbawa Barat. PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) mulai
produsi secara komersial tahun 2000, konstruksi proyek dimulai awal tahun
1997. Produksi bijih tembaga juga dikelola oleh PT Freeport Indonesia
(PTFI), mengelola tambang Grasberg yang merupakan Gunung Emas di
Timika, Papua.

Bijih Timah

Kasiterit adalah bijih timah oksida (SnO2) yang paling banyak diolah,
selain itu ada bijih stanit (Cu2FeSnS4). Bijih timah adalah salah satu
komoditas mineral tertua yang ditambang di Indonesia. Bijih itu ditambang di
beberapa pulau dan laut di dekat: Bangka, Belitung, Singkep, Karimun-
Kundur dan di daerah Bangkinang di daratan Sumatera. Penambangnya
adalah PT.Timah (Persero) Tbk , dan beberapa perusahaan swasta lainnya.

5
1.3 Pembagian Bahan Teknik

Bahan Teknik

Logam Bukan Logam

Logam Besi Bukan Besi Bahan Sintetis Bahan Alami


(Plastik) Olahan

Besi Tempa
Thermo Plastik Selulose
Baja Karbon
Thermo Setting Keramik
Besi Cor

Elastomer Pelumas dll.

Logam Berat Logam Ringan Logam Refraktori Logam Mulia

- Wolfram - Emas
Logam Murni Logam Murni - Molibden - Perak
- Cobalt - Platina
Fe, Cu, Ni, Pb Al, Zn, Mg, Ti

Logam Paduan Logam Paduan

- Perunggu - Duraluminium
- Kuningan - Silumin
- Baja tahan karat - Babbit
- dan lain-lain - dan lain-lain

Gambar 1.1 Bagan Pembagian Bahan Teknik

6
1.4 Ringkasan

Pemilihan bahan untuk rekayasa, harus mengetahui sifat-sifat bahan


yang sesuai dengan penggunaannya dan tidak boros. Selain minyak dan gas
Indonesia kaya akan bahan tambang, misalnya : aspal alam, batu bara,
bauksit, emas dan perak, nikel, pasir besi, tembaga dan timah.
Bahan teknik digolongkan dalam kelompok besar, yaitu : logam dan
bukan logam. Logam dikelompokkan lagi berdasarkan logam besi dan bukan
besi, logam berat dan logam ringan, logam murni dan logam paduan, logam-
logam tahan panas (refractory). Bukan logam meliputi, bahan sintetis
(plastik) dan bahan alami olahan.

1.5 Contoh Soal/Pertanyaan


 Jelaskan apa yang anda peroleh dengan mempelajari Teknologi Bahan?

Jawaban
Dengan mempelajari Teknologi Bahan akan memperoleh pengetahuan
dasar tentang teknologi bahan, mulai dari pengolahan bahan baku atau bijih
hingga menjadi barang jadi maupun setengah jadi dan mengenal sifat-sifat
kelemahan dan keunggulan, perlakuan bahan dan penggunaannya dalam
rekayasa permesinan khususnya. Dengan demikian pemilihan bahan
disesuaikan dengan sifat bahan dan penggunaannya sehingga konstruksi aman
dan tidak boros. Kegagalan konstruksi bisa terjadi akibat pemilihan bahan
yang tidak tepat.

1.6 Soal/Pertanyaan

1) Sebutkan macam-macam bahan tambang yang dimiliki Indonesia dan


tunjukkan dimana lokasinya masing-masing.
2) Jelaskan penggolongan material berdasarkan: logam dan non logam, fero
dan non fero, logam murni dan paduan, logam berat dan ringan

7
II. BIJIH-BIJIH

TIU: Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat mengetahui berbagai


macam bijih sebagai asal logam, pengerjaan awal dan proses metalurgi.

TIK: Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat:


1) Menyebutkan dan memberi contoh penggolongan bijih.
2) Menjelaskan cara-cara pengerjaan awal bijih
3) Menjelaskan proses Pirometalurgi dan Hidrometalurgi

2.1 Pengerjaan Awal Bijih

Bijih secara umum adalah bahan yang diperoleh dari hasil penambangan
yang biasanya masih berbentuk butiran-butiran atau gumpalan-gumpalan.
Bijih merupakan bakalan (bahan dasar) logam, sehingga masih diperlukan
proses pengolahan yang panjang.
Bijih logam yang diperoleh dari penambangan biasanya masih
bercampur dengan bahan ikutan (tailing). Prosentase berat dari unsur-unsur
yang terkandung didalam bijih ini bergantung pada kedalaman lapisan tanah
dari mana bijih tersebut diperoleh.
Logam yang terdapat pada bijih biasannya masih dalam keadaan terikat
dengan unsur-unsur lain, membentuk senyawa, yaitu : (1) oksida, contohnya :
Fe, Mn, Cr, Sn, (2) karbonat, contohnya : Zn, Cu, Fe, (3) sulfida contohnya :
Pb, Zn, Cu. Sebelum diproses lebih lanjut (proses metalurgi) dilakukan
terhadap bijih, maka terlebih dahulu bijih tersebut mengalami pengerjaan
awal, antara lain dengan cara pemecahan, pengayakan, pencucian dan
pemilihan. Jika bijih berupa pasir ada kalanya dilakukan penggumpalan
(dijadikan briket).

8
2.1.1 Pemecahan bijih

Bijih-bijih yang diperoleh dari penambangan biasanya mempunyai


ukuran melintang 1200 – 1500 mm. Dalam proses metalurgi ada kalanya
dibutuhkan ukuran bijih-bijih yang cukup halus, kadang sampai 0,1 mm,
sehingga bijih yang diperoleh dari penambangan tersebut harus diperkecil
atau dipecah terlebih dahulu.
Berdasarkan ukuran bongkahan yang masuk (feed) dan ukuran produk
dari pemecahan, maka proses pemecahan ini ditunjukkan pada Tabel 1
berikut :

Tabel 2.1 Proses Pemecahan Bijih


Pengerjaan Ukuran masukan Ukuran produk
(mm) (mm)
Pemecahan awal 1500 – 300 300 – 100
Pemecahan kedua 300 – 100 50 – 10
Pemecahan halus 50 – 1 10 – 2
Penggerindaan 10 0,05

Berikut ini ditunjukkan beberapa Gambar mesin pemecah batu atau


bijih yang banyak digunakan.

9
Gambar 2.1 Pemecah Rahang (Jaw Crusher)

Gambar 2.2 Pemecah Kerucut (Gyratory Crusher)

10
etalurgi adalah proses pengambilan atau pemurnian logam dari bijihnya,
yaitu pirometalurgi disebut proses panas/kering dan hidrometalurgi adalah
proses basah.

2.2 Contoh Soal/Pertanyan

 Apa yang anda ketahui tentang “bijih” jelaskan!

Jawaban:
Bijih adalah suatu bahan pelikan atau mineral yang diperoleh dari
penambangan yang merupakan bakalan/calon logam. Apabila diproses lebih
lanjut maka diperoleh logam yang diinginkan. Bijih biasanya berbentuk
senyawa dan bercampur dengan unsur pengotor atau ikutan (tailing).
Senyawa bijih dapat berupa:
- oksida contohnnya Fe2O3,MnO
- sulfida contohnya PbS, ZnS
- karbonat contohnya FeCO3, CuCO3

2.5. Soal-soal/Pertanyaan

1) Apa yang anda ketahui tentang “logam”. Jelaskan !


2) Jelaskan proses pengerjaan awal bijih sebelum dilakukan proses
metalurgi!
3) Mengapa proses pemanggangan bijih lebih menguntungkan dilakukan
dilokasi penambangan dari pada dilakukan di dalam pabrik metalurgi
4) Apabila bijih berupa serbuk dan akan dijadikan briket maka serbuk
tersebut harus dipadatkan dan dilakukan sintering. Apa yang
dimaksudkan dengan sintering tersebut?
5) Apa yang dimaksud dengan proses Pirometalurgi dan Hidrometalurgi.

11
Bagaimana keunggulan dan kelemahannya masing-masing?

12

Anda mungkin juga menyukai