Anda di halaman 1dari 116

PERANCANGAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DENGAN

METODE RELIABILITY ENGINEERING DAN MAINTENANCE


VALUE STREAM MAPPING (MVSM) DI PT. XYZ.

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh :
PRAYOGO CHANDRA
NIM : 140403053

DEPART EMEN TEKNIK INDUSTRI

F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah

“Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin Dengan Metode Reliability Engineering dan

Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Pada PT. XYZ. ”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan tugas

sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan

Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS

DESEMBER, 2018 PRAYOGO CHANDRA

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untukmerasakan dan

mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU sertatelah membimbing penulis

selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi

maupunadministrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima

kasihkepada:

1. Ibu Dr. Meilita T. Sembiring, ST, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Buchari, ST, M.Kes selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas

Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini

3. Ir. Mangara M. Tambunan M,Sc selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan,

pengarahan, danmasukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas

Sarjana ini.

4. Kedua Orang Tua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moral maupun

material dan mendoakan penulis selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan

yang menjadi bekal penulis dalam meyelesaikan penulisan tugas sarjana

ini.

Universitas Sumatera Utara


6. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Nurmansyah, , Bang Mijo, Kak Rahma, Bang

Eddy, Kak Neneng, Bu Aniaty dan KakMia, terimakasih atas bantuannya dalam hal

penyelesaian administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

7. Saudara penulis Iskandar S.H. dan saudara Robinson S.Akun. dan saudari

Ellen Chandra yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik

moral maupun materil.

8. Rekan seperjuangan penelitian, yaitu Yazid Pasca Muhajir dan Rizky

Khairiansyah Nst. diPT. XYZ. yang telah banyak memberi tawa canda,

motivasi, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

9. Sahabat-sahabat penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik

USU khususnya teman-teman angkatan 2014 “ELASTIS” yang telah

mendukung penulis dalam segala hal selama menjalani masa perkuliahan.

10. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin disebutkan satu

per satu, hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalas kalian semua, Amin.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PT. XYZ. merupakan pabrik yang bergerak di bidang pembuatan crumb


rubber.PT. XYZ. menerapkan sistem make to order yang berarti membuat produk
akhir berdasarkan jumlah pesanan yang diperoleh dari data permintaan
perusahaan. Pada proses produksinya PT.Sentang Raya sering mengalami
downtime sehingga diperlukan breakdown maintenance, yaitu suatu aktivitas
pemeliharaan mesin dimana pemeliharaan dilakukan setelah mesin mengalami
kerusakan. Akibatnya, proses produksi menjadi berhenti karena mesin sedang
diperbaiki. Permasalahan ini diselesaikan dengan melakukan perencanaan
penjadwalan terhadap perawatan mesin menggunakan metode reliability centred
maintenance dan metode MVSM. Pada penelitian ini, ditentukan mesin kritis yaitu
mesin Creeper 1, mesin Creeper 2, mesin Creeper 3, mesin Creeper 4, dan mesin
Creeper 5. Penentuan fungsi kepadatan probabilitas, keandalan, MTTF, serta
pembentukan Future state Map pada alur kegiatan perawatan dilakukan sehingga
diperoleh selang waktu penggantian. Untuk mesin kritis yang telah ditentukan,
diperoleh selang waktu penggantian mesin Creeper 1 adalah 101 hari dengan nilai
keandalan sebesar 0,5776, mesin Creeper 2 adalah 101 hari dengan nilai
keandalan sebesar 0,5979, mesin Creeper 3 adalah 107 hari dengan nilai
keandalan sebesar 0,2220, mesin Creeper 4 adalah 113 hari dengan nilai
keandalan sebesar 0,2731 dan mesin Creeper 5 adalah 111 hari nilai keandalan
sebesar 0,2947. Sedangakan berdasarkan penggambaran alur kegiatan
perawatan menggunakan MVSM, menghasilkan peningkatan terhadap persentase
maintenance efficieny setiap mesinyaitu untuk mesin Creeper 1adalah 50,00%,
mesin Creeper 2 adalah 36,36%, mesin Creeper 3 adalah 62,63%, mesin Creeper
4 adalah 58,82% dan mesin Creeper 5adalah 53,33%. Peningkatan ini berasal
dari penghilangan kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah pada proses
perawatan atau pergantian komponen.

Kata Kunci :Reliability, MTTF, MVSM, Current State Map, Future State Map.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ............................. iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................ vi

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. vii

DAFTAR ISI ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xx

I PENDAHULUAN ............................................................................... .... I-1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ I-1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ I-3

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... I-6

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ..................................................... I-6

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ............................................ I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ..................................................................... II-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ............................................................. II-2

2.2.1. Daerah Pemasaran ................................................................... II-2

2.3. Organisasi dan Manajemen ......................................................... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi .......................................................... II-2

2.3.2. Jam Kerja......................................................................... II-3

2.4. Standar Mutu Produk .................................................................. II-4

2.5. Proses Produksi ........................................................................... II-5

2.5.1. Bahan yang Digunakan ................................................... II-5

2.5.1.1. Bahan Baku ....................................................... II-5

2.5.1.2. Bahan Penolong ................................................ II-6

2.5.1.3. Bahan Tambahan............................................... II-7

2.5.2. Mesin Produksi ................................................................ II-7

2.5.3. Peralatan (Equipment) ..................................................... II-10

2.5.4. Uraian Proses Produksi ................................................... II-10

2.5.5. Utilitas ........................................................................... II-13

2.5.6. Safety & Fire Protection ................................................. II-14

2.5.7. Waste Treatment .............................................................. II-15

2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya .................................. II-15

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI .......................................................................... III-1

3.1 Perawatan .................................................................................... III-1

3.2 Tujuan Perawatan ........................................................................ III-2

3.3 Jenis-jenis Tindakan Perawatan .................................................. III-3

3.4 Identifikasi Pengelompokan Suku Cadang dengan Diagram

Pareto .......................................................................................... III-5

3.5. Teori Keandalan (Reliability)...................................................... III-6

3.5.1 Pengertian Keandalan ...................................................... III-6

3.5.2 Tujuan Reliability ............................................................ III-7

3.5.3 Konsep Keandalan........................................................... III-7

3.5.4. Distribusi Kerusakan ....................................................... III-11

3.5.5. Identifikasi Pola Distribusi dan Parameter Distribusi ..... III-16

3.5.4.1 Identifikasi Distribusi Awal .............................. III-16

3.5.4.2 Estimasi Parameter............................................ III-17

3.6. Model Age Replacement ............................................................. III-18

3.7. Gantt Chart ................................................................................. III-20

3.8. Value Stream Mapping (VSM) ................................................... III-21

3.9. Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) .......................... III-22

3.9.1 Pendahuluan .................................................................... III-22

3.9.2 Variabel yang Digunakan dalam MVSM ........................ III-23

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.9.3 Framework yang Digunakan dalam MVSM ................... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ IV-1

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... IV-1

4.2 Jenis Penelitian ............................................................................ IV-1

4.3 Objek Penelitian .......................................................................... IV-1

4.4 Variabel Penelitian ...................................................................... IV-1

4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................. IV-2

4.6. Block Diagram Prosedur Penelitian ............................................ IV-3

4.7 Penngumpulan Data .................................................................... IV-5

4.7.1. Sumber Data .................................................................... IV-5

4.7.2. Metode Pengumpulan Data ............................................. IV-5

4.8. Metode Pengolahan Data ............................................................ IV-5

4.9. Analisi Pemecahan Masalah ....................................................... IV-6

4.10 Kesimpulan dan Saran ................................................................ IV-6

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................... V-1

5.1 Pengumpulan Data ...................................................................... V-1

5.1.1Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Kritis ....................... V-1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2. Pengolahan Data ......................................................................... V-3

5.2.1. Pengujian Pola Distribusi Mesin Kritis............................ V-3

5.2.2. Perhitungan Parameter dan MTTF Mesin........................ V-14

5.2.3. Perhitungan Keandalan pada Jawdal Interval Perawatan Mesin

........................................................................................ V-18

5.2.4. Pembentukan Current State Map .................................... V-19

5.2.5. Pembentukan Future State Map ...................................... V-27

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ........................................... VI-1

6.1. Analisis Jenis dan Mesin Kritis ................................................... VI-1

6.2. Analisis Jadwal Perawatan Mesin ............................................... VI-1

6.3. Analisis Nilai Keandalan Mesin Kritis pada jadwal Perawatan.. VI-3

6.4. Analisis Mean Value Stream Mapping (MVSM) ....................... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... VII-1

7.1. Kesimpulan ................................................................................. VII-1

7.2. Saran............................................................................................ VII-3

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Mesin Yang Digunakan Dalam Proses Produksi ............................. I-2

1.2. Data Frekuensi Kerusakan Mesin Kritis Oktober 2017

– September 2018 ........................................................................... I-3

2.1. Standar Mutu Produk ....................................................................... II-4

5.1. Data Frekuensi Kerusakan Mesin Kritis .......................................... V-1

5.2. Data Frekuensi Kerusakan Kritis Mesin .......................................... V-3

5.3. Data Interval Kerusakan Kritis Mesin (Hari Ke-) ........................... V-4

5.4. PerhitunganIndexof Fitdengan Distribusi normalMesin

Creeper 1 ......................................................................................... V-6

5.5. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal Mesin

Creeper 1 ......................................................................................... V-8

5.6. Perhitungan Index of Fitdengan Distribusi Eksponensial Mesin

Creeper 1 ......................................................................................... V-11

5.7. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull MesinCreeper

1 ....................................................................................................... V-14

5.8. Rekapitulasi Perhitungan Index of FitMesin ................................... V-16

5.9. Rekapitulasi Pola Distribusi Kerusakan Kritis Mesin ..................... V-16

5.10. Rekapitulasi Nilai MTTF ................................................................. V-17

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

5.11.Rekapitulasi Nilai Keandalan pada Jadwal Interval Penggantian

Mesin ......................................................................................................... V-19

5.12.Aktivitas Non Value Addeed Mesin Creeper .................................... V-26

5.13. Aktivitas Non Value Addeed Mesin Creeper Future State Map ..... V-28

5.14. Perbandingan Current State Map dengan Future State MapMesin

Kritis ......................................................................................................... V-34

5.15. Rekapitulasi Nilai Keandalan pada Jadwal Interval Penggantian

Mesin ......................................................................................................... V-25

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Lokasi PT. XYZ. ......................................................................... II-1

2.2. Bahan Olah Karet ......................................................................... II-6

2.3. Air Sungai Bah Bolon, Perdagangan ........................................... II-6

2.4. Plastik Kantong SIR 20 SRI ........................................................ II-7

2.5. Pallet dan Metal Based ................................................................ II-7

2.6. Mesin Rotary ................................................................................ II-8

2.7. Mesin Homogenezer .................................................................... II-8

2.8. Mesin Creeper ............................................................................. II-9

2.9. Mesin Shredder ............................................................................ II-9

2.10. Mesin Turning Tank ..................................................................... II-9

3.1. Kurva Distribusi Normal.............................................................. III-12

3.2. Kurva Distribusi Lognormal ........................................................ III-13

3.3. Kurva Distribusi Eksponensial..................................................... III-14

3.4. Kurva Distribusi Weibull ............................................................. III-16

3.5. Contoh Gantt Chart ..................................................................... III-21

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. IV-3

4.2. Block Diagram Proses Penelitian................................................ IV-4

5.1. Grafik Analisis Pareto Kerusakan Mesin ..................................... V-2

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

5.2. Current State MVSM Mesin Creeper 1 ..................................... V-21

5.3. Current State MVSM Mesin Creeper 2....................................... V-22

5.4. Current State MVSM Mesin Creeper 3....................................... V-23

5.5. Current State MVSM Mesin Creeper 4....................................... V-24

5.6. Current State MVSM Mesin Creeper 5....................................... V-25

5.7. Future State MVSM Mesin Creeper 1 ....................................... V-29

5.8. Future State MVSM Mesin Creeper 2 ........................................ V-30

5.9. Future State MVSM Mesin Creeper 3 ........................................ V-31

5.10. Future State MVSM Mesin Creeper 4 ........................................ V-32

5.11. Future State MVSM Mesin Creeper 5 ........................................ V-33

7.1. Jadwal Usulan Perawatan Mesin Pada PT. Sentang Raya

Indonesia 2018-2019 .................................................................... VII-2

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L-1 Surat Permohonan Tugas Sarjana

L-2 Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PT. XYZ.

L-3 Surat Balasan Izin Pelaksanaan RisetTugas Sarjana di PT. XYZ.

L-4 Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa

L-5 Form Asistensi Dosen Pembimbing

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri di zaman sekarang berkembang dengan cepat baik

dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi yang semakin canggih.

Dengan adanya kemajuan di bidang industri serta semakin banyak berdirinya

industri manufaktur maupun industri jasa maka menimbulkan persaingan yang

semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan tersebut. Dalam dunia

perindustrian, pemeliharaan atau maintenance merupakan salah satu faktor yang

dipertimbangkan dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran produksi.

Pemeliharaan atau maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai

tindakan yang dilakukan untuk menjaga kondisi suatu barang baik untuk menjaga

kondisi seperti semula atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa

diterima.Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak

bisa rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.

PT. XYZ. merupakan pabrik yang bergerak di bidang pembuatan crumb

rubber.PT. XYZ. menerapkan sistem make to order yang berarti membuat

produk akhir berdasarkan jumlah pesanan yang diperoleh dari data permintaan

perusahaan.

Pada proses produksinya PT.Sentang Raya sering mengalami downtime

sehingga diperlukan breakdown maintenance, yaitu suatu aktivitas pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara


mesin dimana pemeliharaan dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan.

Akibatnya, proses produksi menjadi berhenti karena mesin sedang diperbaiki.

Adapun mesin yang di gunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel

1.1.

Tabel 1.1. Mesin Yang Digunakan Dalam Proses Produksi


Jumlah
No Nama Mesin
(Unit)
1 Rotary Screen 1
2 Breaker 1
3 Washing Tank 1
4 Bucket 1
5 Homogencer 1
6 Hammer Mill 1
7 Creeper 6
8 Vortex Pump 1
9 Pusher Trolly 1
10 Blower 1
11 Exs Fan 1
12 Hydroulick Press 1
13 Lift KGA 1
14 Shredder 1
15 Turning Tank 1
Total 20
Sumber : PT. XYZ.

Data berikut ini akan menjelaskanfrekuensi kerusakan beberapa

mesinditunjukkan pada Tabel 1.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2. Data Frekuensi Kerusakan Mesin Kritis Oktober 2017 –
September 2018
Total
Downtime
No Nama Mesin Kerusakan
(jam/kerusakan)
(kali)
1 Rotary 2 9
2 Breaker 1 8
3 Belt Conveyor 1 10
4 Bucket 1 9
5 Homogencer 1 12
6 Hammer Mill 2 10
7 Creeper 1 17 15
8 Creeper 2 16 17
9 Creeper 3 16 15
10 Creeper 4 14 14
11 Creeper 5 13 14
12 Creeper 6 6 12
13 Vortex Pump 1 9
14 Pusher Trolly 2 13
15 Blower 0 -
16 Exs Fan 1 10
17 Hydroulick Press 2 9
18 Lift KGA 0 -
19 Shredder 1 15
20 Turning Tank 2 15
Sumber : PT. XYZ.

BerdasarkanTabel 1.2. dijelaskan bahwa beberapa mesin memiliki

frekuensi kerusakan tertinggi. Ketika mesin mesin tersebutmengalami kerusakan

maka dapat dipastikan proses produksi selanjutnya akan terganggu. Aktivitas

perbaikan yang lama akibat dari ketidakpastian ketersediaan komponen, tenaga

ahli dan faktor perawatan lainnya akan mengakibatkan hilangnya waktu produksi

serta hilangnya kesempatan untuk mendapatkan produk jadi. Hal inilah yang

menjadi latar belakang perlunya penelitian lebih lanjutuntuk penentuan kebijakan

pemeliharaan dalam menjaga kelancaran produksi.

Universitas Sumatera Utara


Pada penelitian (Joel Igba, dkk. 2013) metodeReliability-Centred

Maintenance (RCM) digunakan pada turbin angin. Hasil dari keandalan mesin

atau peralatan mesin turbin angin dapat menghindari kerusakan mesin secara tiba-

tiba dan menjaga reliabilitas mesin tetap pada tingkat yang di harapkan dengan

menerapkan jadwal perawatan mesin atau peralatan mesin secara berkala dan

terjadwal.

Pada penelitian (Suryono, dkk. 2018) metode Reliability-Centred

Maintenance digunakan untuk menentukan komponen kritis mesin laser dan

menghitung downtime mesin laser dimana mesin laser setelah dilakukan

pemeliharaan dam pemeriksaan berhasil menurunkan downtime mesin menjadi 17

menit.

Pada penelitian (Jafri Mohd Rohani, dkk. 2015) mengembangkan VSM

(Value Stream Map) khususnya pada bagian produk jadi untuk mengurangi

kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non value added) dan memberikan

usulan untuk mengurangi Mean Maintenance Lead Time (MMLT) sehingga pada

Future VSM berhasil menunjukkan menurunnya nilai tambah non value added

dari 68 menit menjadi 37 menit.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, perumusan masalah

yang terdapat pada PT. XYZ. adalah tingginya tingkat downtime mesin-mesin

yang ada di PT. XYZ. yang menyebabkan produksi terhenti sehingga diperlukan

perencanaan penjadwalan perawatan untuk mengurangi breakdown mesin.

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk merencanakan jadwal

perawatan mesin dengan metode ReliabilityEngineeringdan Maintenance Value

Stream Mapping (MVSM).

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kerusakan mesin pada PT. XYZ. .

2. Mendapatkan nilai keandalan mesin kritis pada jadwal perawatan mesin.

3. Mendapatkan nilai Maintenance Efficiency pada mesin.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir yang lebih sistematis

dan dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama

perkuliahanterutama tentangperencanaan perawatan mesin dengan

Reliability engineering dan Maintenance Value Stream Mapping

(MVSM).

2. Manfaat bagi perusahaan

Mendapatkan masukan mengenai faktor-faktor penyebab kerusakan mesin

dan jadwal perawatan mesin agar proses produksi dapat menjadi lebih lancar.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Universitas Sumatera Utara


Dapat dijadikan referensi tentang penelitian selanjutnya mengenai

perencanaan perawatan mesin dan mempererat hubungan antara departemen

Teknik Industri dengan perusahaan.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan terhadap mesin berdasarkan tingkat frekuensi breakdown

yang paling tinggi.

2. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Reliability

Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM)

3. Hasil dari penelitian hanya sebatas usulan perbaikan penjadwalan perawatan

mesin.

4. Hasil penjadwalan usulan dimulai dari data yang di terima yaitu bulan oktober

Asumsi dalam penelitian ini adalah :

1. Proses produksi berjalan dengan baik tanpa ada kegiatan yang menghambat

penelitiaan pada perusahaan

2. Operator bekerja normal

3. Seluruh data yang diperoleh dari perusahaan maupun dari sumber lainnya

dianggap benar

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab

I hingga Bab VII.

Universitas Sumatera Utara


Dalam Bab I Pendahuluan diuraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat

penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika

penulisan laporan penelitian.

Dalam Bab II Gambaran Umum Perusahaan diuraikan sejarah singkat dari

PT. XYZ. , lokasi perusahaan, daerah pemasaran, proses produksi, dan organisasi

manajemen perusahaan

Dalam Bab III Landasan Teori diuraikan teori-teori yang mendukung

pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan berhubungan dengan

Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM)

Dalam Bab IV Metodologi Penelitian diuraikan langkah-langkah yang

dilakukan dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian,

objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok diagram

prosedur penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis

pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.

Dalam Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data diuraikan data-data

yang dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan

penelitian, baik data primer maupun data sekunder, serta bagaimana data-data

tersebut diolah untuk memperoleh hasil yang menjadi dasar pemecahan

permasalahan tersebut.

Dalam Bab VI Analisis Pemecahan Masalah diuraikan analisis terhadap

hasil dari pengolahan data dan hasil pemecahan masalah dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara


Dalam Bab VII Kesimpulan dan Saran diuraikan kesimpulan yang

diperoleh dari pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi

perusahaan dan pengembangan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. XYZ. didirikan pada tahun 2004 berdasarkan Akta Pendirian tanggal

22 April 2004 dibuat oleh notaris Tjong Deddy Iskandar, SH dengan Akta

Pendirian No. 25 Anggaran Dasar dan telah memperoleh pengesahan dari menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan tanggal 30 Juni 2004

Nomor C-16418 tahun 2004. PT. XYZ. bertempat di Jl. Suryadi Kelurahan

Perdagangan I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera

Utara.

Lokasi kantor
pemasaran yang
ada di Medan

Lokasi pabrik PT
Sentang Raya
Indonesia

Gambar 2.1. Lokasi PT. XYZ.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. XYZ. adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri crumb

rubber yang mana bahan bakunya adalah bahan olah karet atau getah lateks.

Universitas Sumatera Utara


Produk jadi dari pabrik PT. XYZ. ini diberi nama Standard Indonesian Rubber

20 (SIR 20). Pamakaian Standard Indonesian Rubber (SIR) umumnya digunakan

pada pabrik ban atau industri yang memakai karet alam.

2.2.1. Daerah Pemasaran

Hasil produksi PT. XYZ. sepenuhnyadilakukanoleh KantorPusatmelalui

departemenpemasaran.Produkberupacrumb rubber dengan tujuan utama ekspor

mencapai 80% dan sebagian kecil (20%) juga dipasarkan di dalam negeri terutama

di daerah sekitaran Provinsi Sumatera Utara. Hasil produksi yang diekspor dikirim

melalui pelabuhan Belawan untuk didistribusikan ke Negara Perancis, China,

Amerika Serikat, Kanada, Italia, India, Singapura, Israel, Spanyol, Taiwan,

Belanda dan beberapa negara lainnya.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran hubungan kerjasama antara dua

orang atau lebih dengan tugas yang berkaitan satu dengan yang lain untuk

mencapai tujuan tertentu yang diharapkan oleh semua pihak yang terkait

didalamnya. Struktur organiasi merupakan bagian yang penting dalam pendirian

suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan, sehingga

pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara saru orang

dengan yang lain menjadi jelas.

Universitas Sumatera Utara


Struktur organisasi pada PT. XYZ. adalah berbentuk lini fungsional,

dimana tugas dan tanggung jawab berjalan secara vertikal menurut garis lurus

antara atasan dan bawahan serta saling mengawasi dan memberikan saran antara

staf yang satu dengan staf yang lainnya yang berguna untuk kejelasan informasi

bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

2.3.2. Jam Kerja

Jam kerja yang diberlakukan di PT. XYZ. adalah sebagai berikut :

1. Jam Kerja Reguler

a. Hari Senin s/d Kamis :

Pukul 07.30 – 11.30 WIB Kerja Aktif

Pukul 11.30 – 13.00 WIB Istirahat

Pukul 13.00 – 16.00 WIB Kerja Aktif

b. Hari Jumat :

Pukul 07.30 – 11.30 WIB Kerja Aktif

Pukul 11.30 – 14.00 WIB Istirahat

Pukul 14.00 – 16.00 WIB Kerja Aktif

c. Hari Sabtu :

Pukul 07.30 – 11.30 WIB Kerja Aktif

Pukul 11.30 – 13.00 WIB Istirahat

Pukul 13.00 – 15.00 WIB Kerja Aktif

2.4. Standar Mutu Produk

Universitas Sumatera Utara


Standar kualitas crumb rubber yang dihasilkan pada PT. XYZ. dalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1. Standar Mutu Produk

Parameter Nilai

Berat Produk 35 kg

Hardness (Kekenyalan
31-35 H
Produk)

Tidak ada kontaminasi dan


Kebersihan Produk
white spot

Kadar Kotoran (maks) 0,16

Kadar Abu (maks) 1,0

Kadar Zat Menguap


0,80
(maks)

Kadar Nitrogen (maks) 0,60

Sumber: PT. XYZ.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu cara, metode dan teknik untuk

menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan

menggunakan sumber-sumber yang ada seperti manusia, mesin, material dan uang

agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Universitas Sumatera Utara


PT. XYZ. menghasilkan produk berupa crumb rubber SIR 20. Proses

produksi crumb rubber ini membutuhkan bahan baku, bahan penolong, bahan

tambahan, mesin, peralatan dan pekerja.

2.5.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan crumb rubber pada PT.

XYZ. terdiri dari tigajenis yang satu sama lainnya saling membutuhkan dalam

kelancaran proses produksi. Bahan-bahan tersebut diantaranya:

2.5.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki presentase terbesar

dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan untuk

pembuatan crumb rubber adalah bahan olah karet.

Gambar 2.3. Bahan Olah Karet

2.5.1.2. Bahan Penolong

Universitas Sumatera Utara


Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar

proses produksi dan ikut dalam proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian

akhir produk. Komposisi bahan penolong ini lebih sedikit dibandingkan dengan

bahan baku. Bahan penolong yang digunakan untuk pembuatan produk crumb

rubber di PT. XYZ. adalah air dari sungai Bah Bolon, Perdagangan. Air di sini

berfungsi untuk mencuci karet selama proses produksi berlangsung.

Gambar 2.4. Air Sungai Bah Bolon, Perdagangan

2.5.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi

dan berfungsi meningkatkan mutu produk. Bahan tambahan merupakan bagian

dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:

1. Plastik, digunakan untuk packaging

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.5. Plastik Kantong SIR 20 SRI

2. Pallet dan Metal Based, digunakan sebagai pelapis produk agar mudah ketika

diangkut ke truk.

Gambar 2.6. Pallet dan Metal Based

2.5.2. MesinProduksi

Mesinproduksi yang digunakan pada PT. XYZ. adalah sebagai berikut.

1. Mesin Rotary, berfungsi sebagai mesin transportasi pengangkut.

Gambar 2.7. Mesin Rotary

2. Breaker, berfungsi untuk mencacah atau memotong-motong karet.

3. Homogenezer, berfungsi untuk menghomogenkan karet agar produk yang

dihasilkan menjadi lebih baik dengan cara mencacahnya.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.8. Mesin Homogenezer

4. Mesin Hammer Mill, berfungsi untuk mencacah karet.

5. Mesin Creeperyang berfungsi untuk menggiling dan membentuk karet

menjadi blanket.

Gambar 2.9. Mesin Creeper

6. Shredder, berfungsi untuk mencacah karet menjadi crumb.

Gambar 2.10. Mesin Shredder

Universitas Sumatera Utara


7. Turning Tankberfungsi untuk mencuci karet hingga terlepas dari kontaminasi

(nonkaret).

Gambar 2.11. Mesin Turning Tank

2.5.3 Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan pada PT. XYZ. adalah sebagai berikut.

1. Tang, berfungsi sebagai alat untuk mengambil kontaminasi yang tertinggal di

dalam produk. Jumlah tang yang digunakan adalah 5 unit.

2. Kereta gulung blanket, berfungsi sebagai alat transportasi yang membawa

blanket ke KGA dan berjumlah 12 unit.

3. Gergaji, berfungsi untuk memotong bokar dan crumb rubber. Gergaji yang

dipakai sebanyak 8 unit.

4. Kereta Timbang, berfungsi sebagai alat transportasi untuk membawa karet ke

tempat penimbangan. Jumlah kereta timbang yang digunakan adalah

sebanyak 10 unit.

5. Pengait Karet, berfungsi untuk mengait karet ketika proses pemindahan.

Jumlah pengait yang digunakan adalah 10 unit.

Universitas Sumatera Utara


6. Wadah Kontaminasi, berfungsi sebagai tempat kontaminasi dikumpulkan.

Jumlah wadah yang digunakan sebanyak 5 unit.

7. Spidol Permanen, berfungsi sebagai alat tulis untuk kode-kode pengiriman

pada produk. Spidol yang digunakan berjumlah 3 unit.

2.5.4 Uraian Proses Produksi

Penjelasan proses produksi crumb rubber di PT. XYZ. adalah sebagai

berikut.

1. Karet yang telah dikumpulkan dari kebun dipotong-potong menjadi empat

bagian. Pemotongan ini berfungsi untuk melihat kotoran-kotoran yang ada di

dalam karet seperti kayu, plastik, dan batu pasir untuk kemudian dibersihkan.

2. Karet yang telah dipotong kemudian dibawa ke kanal untuk dicuci. Setelah

itu, karet diangkut ke mesin breaker untuk proses pencacahan menggunakan

rotary bucket.

3. Karet yang telah dicacah dibawa ke mesin rotary screen untuk proses

penyaringan kotoran, dimana kotoran akan dipisahkan dan dibuang ke tempat

pembuangan sedangkan karet yang bersih akan masuk ke dalam washing

tankuntuk proses pencucian.

4. Kemudian karet dicuci kembali di mesin turning tank-1untuk proses

pembersihan kontaminasi yang masih tertinggal pada proses penyaringan di

mesin rotary screen sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


5. Setelah itu, karet akan masuk ke mesin homogenezer untuk proses

homogenisasi yang kemudian masuk ke mesin turning tank-2 untuk proses

pencucian.

6. Lalu karet masuk ke mesin hammer mill untuk proses pencacahan dan dibawa

ke mesin turning tank-3 untuk proses pencucian menggunakan rotary bucket.

7. Selanjutnya karet akan dimasukkan ke mesin creeper-1 untuk proses

penggilingan pertama dan pembentukan blanket.

8. Blanket kemudian masuk ke mesin creeper-2 menggunakan belt conveyor

untuk proses penggilingan kembali.

9. Blanket dari mesin creeper-2 kemudian masuk ke mesin shredder cutter

untuk proses pencacahan menggunakan belt conveyor. Proses pencacahan ini

dilakukan agar produk menjadi lebih homogen (ukuran blanket 7 mm).

10. Setelah dicacah, karet akan dicuci di dalam mesin turning tank-4. Pencucian

untuk proses basah berakhir di mesin ini. Karet akan benar-benar bersih dan

terhindar dari seluruh kontaminasi.

11. Setelah dicuci, karet akan dibawa ke mesin creeper-3 menggunakan belt

conveyor untuk proses penggilingan dan pembentukan blanket. Di mesin ini

blanket akan digiling hingga berukuran 12 mm.

12. Blanket dibawa menggunakan belt conveyor dan digiling kembali di mesin

creeper-4 hingga berukuran 10 mm.

13. Kemudian blanket dibawa ke mesin creeper-5 menggunakan belt conveyor

untuk proses penggilingan kembali agar blanket yang dihasilkan menjadi

lebih halus dan padat sampai berukuran 9 mm.

Universitas Sumatera Utara


14. Selanjutnya adalah proses penggilingan terakhir di mesin creeper-6 sampai

berukuran 7 mm dan karet telah homogen.

15. Blanket kemudian digulung dan dibawa ke KGA (Kamar Gantung Asap)

untuk proses penjemuran menggunakan lift. Proses penjemuran berlangsung

selama 12-13 hari.

16. Setelah blanket kering, blanket akan diturunkan dan dibawa ke mesin

shredder untuk dicacah kembali menjadi crumb (potongan-potongan kecil)

dengan ukuran 3-5 mm dan dicuci dalam washing tank.

17. Setelah itu, crumb akan dimasukkan ke dalam troli dan dibawa ke mesin

dryer untuk proses pemanggangan dan pengeringan.

18. Kemudian crumb yang telah kering tersebut akan ditimbang dengan berat 35

kg dan dimasukkan ke dalam mesin press untuk dipadatkan dengan ukuran 35

x 70 x 20 cm.

19. Selanjutnya crumb dibawa ke stasiun packaging menggunakan conveyor ball

electric dan conveyor ball manual sambil dibersihkan jika ada kontaminasi

dan white spot pada produk.

20. Setelah di-packing, produk akan ditimbang seberat 35 kg. Jika berlebih maka

produk akan dipotong dan disesuaikan beratnya hingga mencapai 35 kg,

begitu pula apabila produk kurang dari 35 kg.

21. Kemudian, crumb rubber dibawa ke mesin metal detector menggunakan

conveyor ball manual untuk melihat apakah ada kontaminasi dari metal yang

tercampur di dalam produk.Jika produk bersih dari kontaminasi, maka produk

akan diangkat ke forming box.

Universitas Sumatera Utara


22. Setelah itu, produk dibawa ke stasiun pengemasan terakhir menggunakan

forklift untuk selanjutnya akan didistribusikan.

2.5.5. Utilitas

Unit pendukung proses (utilitas) yang ada di PT. XYZ. adalah sebagai

berikut.

1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air yang berfungsi sebagai penyedia air

untuk proses produksi.

2. Unit Penyediaan Steamyang digunakan untuk proses pemanasan di mesin Dryer.

3. Unit Penyediaan Bahan Bakar yang berfungsi menyediakan bahan bakar untuk

Boiler dan Generator.

4. Unit Penyediaan Listrik yang berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk mesin-

mesin yang digunakan dalam proses produksi maupun penerangan. Listrik diperoleh

dari PLN dan Generator Set sebagai cadangan apabila PLN mengalami gangguan.

5. Unit Pengolahan Limbah yang berfungsi untuk mengolah limbah padat dan cair.

2.5.6. Safety & Fire Protection

Safety & fire protection yang ada di PT. XYZ. adalah sebagai berikut.

1. Peraturan untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada pekerja yang

berada di lantai produksi, seperti:

a. Helm Pelindung Kepala

b. Sepatu Boot

c. Sarung Tangan Kain

d. Kacamata Las

Universitas Sumatera Utara


e. Kaca Las (Pelindung Wajah)

f. Earplug

2. Display yang dipasang di lantai produksi dan sekitar pabrik, seperti:

a. Lajur Pejalan Kaki

b. Penggunaan 5R agar pabrik tetap bersih dan tidak membahayakan operator

yang berlalu lalang.

3. Penyediaan alat pemadam api (APAR) di lantai produksi dan bagian kantor.

2.5.7. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan oleh yaitu limbah padat dan cair.

1. Limbah padat yang dihasilkan berupa besi-besi bekas ataupun komponen-

komponen mesin yang rusak dan sudah tidak terpakai lagi. Waste treatment

untuk limbah padat adalah dengan membuat gudang B3 dan sebagian lagi

dijual, seperti material yang terbuat dari besi dan oli-oli bekas.

2. Limbah cair yang dihasilkan adalah air bekas pencucian karet yang sangat

bau dan kotor. Waste treatment limbah cair ini adalah dengan melakukan

filtering sebanyak 13 kali di tempat penampungan limbah. Jika air bekas

pencucian sudah di-filter dan dinyatakan tidak bau dan berbahaya, maka air

tersebut akan dibuang kembali ke sungai Bah Bolon, Perdagangan.

2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan yang digunakan PT Sentang Raya Indonesia yaitu

sistem pengupahan yang dibayarkan sekali sebulan sesuai dengan gaji pokok

kepada tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung dan upah per setengah

Universitas Sumatera Utara


bulan bagi pekerja harian. Upah yang diberikan kepada karyawan PT Sentang

Raya Indonesia sudah mempertimbangkan UMR (Upah Minimum Rata-rata) Kota

Perdagangan. Selain pemberian upah/gaji, perusahaan juga memberikan beberapa

tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya dan Tunjangan Natal.

Untuk meningkatkan kesejahteraan umum bagi staff dan karyawan pabrik

PT Sentang Raya Indonesia memberikan beberapa fasilitas, yang sangat

berpengaruh pada produktivitas staff dan karyawan dalam bekerja yaitu:

4. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada

karyawan untuk melaksanakan ibadah.

5. Memberikan seragam kerja dan berbagai APD (Alat Pelindung Diri) kepada

setiap karyawan.

6. Pengobatan bagi karyawan (BPJS Kesehatan).

7. BPJS Ketenagakerjaan.

8. Perumahan dinas.

Selain fasilitas di atas, perusahaan juga menyediakan beberapa fasilitas

umum yaitu:

1. Lapangan Bola Volley

2. Lapangan Bola Takraw

3. ATM

4. Mushola Al-furqon

5. Lampu Jalan

Universitas Sumatera Utara


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perawatan 1

Pemeliharaan atau maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai

tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau

memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Maintenance

mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi dari suatu

perusahaan yang menyangkut kelancaran dan kemacetan produksi, kelambatan,

dan volume produksi serta efisiensi produski. Dengan demikian, maintenance

mempunyai fungsi yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain di

perusahaan.
2
Pemeliharaan pabrik dan peralatan dalam tatanan kerja yang baik

sangat penting untuk mencapai kualitas dan keandalan (reliability) tertentu

serta kerja yang efektif dan efisien. Perawatan pada umumnya dilihat

sebagai kegiatan fisik seperti membersihkan peralatan yang

bersangkutan, memberi oli (pelumas), memperbaiki kerusakan, mengganti

komponen dan semacamnya bila diperlukan. Pendeknya kegiatan

perawatan memerlukan adanya sumber daya seperti yang diperlukan

dalam aktivitas usaha lain, yaitu manusia (man), mesin (machine), bahan

baku (material), cara (method), dan uang (money) yang sering disebut

sebagai 5 M.
1
A.S. Corder. Teknik Manajemen Pemeliharaan.Jakarta. Erlangga. 1997. h.1-7.
2
R. Manzini, et al. Maintenance for Industrial Systems (London : Springer, 2010), p. 65.

Universitas Sumatera Utara


Beberapa pengertian perawatan (maintenance) menurut ahli :

1. Menurut Corder (1992), perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan

yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk

memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima.

2. Menurut Assauri (1993), perawatan diartikan sebagai suatu kegiatan

pemeliharaan fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan,

penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu

keadaan operasi produksi yangsesuai dengan yang direncanakan.

3. Menurut Dhillon (1997), perawatan adalah semua tindakan yang

penting dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau

untuk mengembalikan ke dalam keadaan yang memuaskan.

3.2. Tujuan Perawatan

Tujuan dilakukan perawatan menurut Corder (1992) adalah antara lain:

1. Memperpanjang kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja,

bangunan dan isinya).

2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau

jasa untuk mendapatkan laba investasi semaksimal mungkin.

3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam

keadaan darurat setiap waktu.

4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Universitas Sumatera Utara


3.3. Jenis-jenis Tindakan Perawatan

Jenis-jenis tindakan perawatan terbagi atas :

1. Preventive maintenanceadalah salah satu komponen penting dalam

aktivitasperawatan (maintenance). Preventive maintenance adalah aktivitas

perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada

sebuah sistem atau komponen dimana sebelumnya sudah dilakukan

perencanaan dengan pengawasan yang sistematik deteksi, dan koreksi, agar

sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas

fungsionalnya.

Jenis –jenis kegiatan pencegahan :

a. Mencegah kerusakan

1. Pembersihan

2. Penggantian

3. Pemerikasaan

4. Setting dan pelumasan

b. Mendeteksi kerusakan

1. Pengujian

2. Percobaan

3. Penelitian

2. Time directed maintenancedapat dilakukan apabila variabel waktu dari

komponenatau sistem diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk

Universitas Sumatera Utara


diterapkan pada time directed maintenanceadalah periodic

maintenancedanon-condition maintenance. Periodic maintenance (hard time

maintenance) adalah perawatanpencegahan yang dilakukan secara terjadwal

dan bertujuan untuk mengganti sebuah komponen atau system berdasarkan

interval waktu tertentu. On-conditionmaintenancemerupakan kegiatan

perawatan yang dilakukan berdasarkankebijakan operator.

3. Condition base maintenancemerupakan aktivitas perawatan pencegahan yang

dilakukan berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem, yang

bertujuan untuk mengantisipasi sebuah komponen atau sistem agar tidak

mengalami kerusakan. Karena variabel waktunya tidak pasti diketahui,

kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah predictive maintenance.

Predictivemaintenancemerupakan suatu kegiatan perawatan yang dilakukan

denganmenggunakan sistem monitoring, misalnya analisis dan komposisi gas.

4. Failure finding merupakan kegiatan perawatan pencegahan yang bertujuan

untukmendeteksi kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan cara

memeriksa fungsi tersembunyi (hidden function) secara periodik untuk

memastikan kapan suatu komponen mengalami kegagalan.

5. Run to failure tergolong sebagai perawatan pencegahan karena

faktorketidaksengajaan yang bisa saja terjadi dalam beberapa peralatan.

Disebut juga sebagai no schedule maintenance karena dilakukan jika tidak ada

tindakan pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, jika

dilakukan tindakan pencegahan terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak

terlalu esensial (tidak terlalu berpengaruh).

Universitas Sumatera Utara


6. Corrective maintenancemerupakan kegiatan perawatan yang

dilakukan untukmengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan

selama masa waktu preventive maintenance. Pada umumnya,

corrective maintenancebukanlahaktivitas perawatan yang terjadwal,

karena dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan

dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen

atau sistem ke kondisi semula.

3.4. Identifikasi Pengelompokan Suku Cadang dengan Diagram Pareto 3

Diagram pareto adalah suatu diagram yang menggambarkan urutan

masalah menurut bobotnya yang dinyatakan dengan frekuensinya. Diagram pareto

digunakan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu bahwa 20% kesalahan atau

penyimpangan akan menyebabkan 80% masalah yang timbul. Digaram pareto

berguna untuk:

1. Menentukan jenis persoalan utama.

2. Membandingkan masing-masing jenis persoalan terhadap keseluruhan.

3. Menunjukkan tingkat perbaikan yang berhasil dicapai.

4. Membandingkan hasil perbaikan masing-masing jenis persoalan sebelum dan

setelah perbaikan.

Langkah-langkah pembuatan Pareto diagram sebagai berikut:

1. Stratifikasi dari problem, dinyatakan dalam angka.

2. Tentukan jangka waktu pengumpulan data yang akan dibahas untuk

3
Besterfield, H. Dale. Quality Control. College of Engineering Southern Illinois University.

Universitas Sumatera Utara


memudahkan melihat perbandingan sebelum dan sesudah penanggulangan

(jangka waktu harus sama).

3. Atur masing-masing penyebab (sesuai dengan stratifikasi) secara berurutan

sesuai besarnya nilai dan gambarkan dalam grafik kolom. Penyebab dengan

nilai lebih besar terletak di sisi kiri, kecuali ”dan lain-lain” terletak di paling

kanan.

4. Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah persentase (total 100%)

pada bagian atas grafik kolom dimulai dengan nilai yang terbesar dan di

bagian bawah/keterangan kolom tersebut.

5. Pada bagian atas dan samping berikan keterangan/nama diagram dan

jumlah unit seluruhnya.

3.5. Teori Keandalan (Reliability) 4

3.5.1. Pengertian Keandalan

Perawatan komponen atau peralatan tidak bisa lepas dari

pembahasan mengenai keandalan (reliability), selain keandalan

merupakan salah satu ukuran keberhasilan sistem perawatan juga

keandalan digunakan untuk menentukan penjadwalan perawatan sendiri.

Keandalan atau reliability atau dapat didefinisikan sebagai

probabilitas bahwa suatu komponen/sistem akan menginformasikan suatu

fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu ketika digunakan

dalam kondisi operasi (Ebeling; 1997), sedangkan menurut Blancard

4
Kapur, K.C., and Lamberson, L.R., Reliability in Engineering Design, John Wiley & Sons, New
York, 1977. p.

Universitas Sumatera Utara


(1994) keandalan merupakan probabilitas bahwa sebuah unit akan

memberikan kemampuan yang memuaskan untuk suatu tujuan tertentu

dalam periode waktu tertentu ketika dalam kondisi lingkungan tertentu.

Terkait dengan reliability suatu sistem terdapat hal yang perlu diperhatikan

yaitu kegagalan, dimana sistem tersebut tidak dapat bekerja sebagaimana

mestinya.

Definisi keandalan menurut Kapur adalah, “probabilitas dimana

ketika operasi berada pada kondisi lingkungan tertentu, sistem akan

menunjukkankemampuannya sesuai dengan fungsi yang diharapkan

dalam selang waktu tertentu”.Keandalan juga dapat didefenisikan sebagai

probabilitas yang selalu dikaitkan dengan akumulasi waktu dimana suatu

alat beroperasi tanpa mengalami kerusakan dalam kondisi lingkungan

tertentu.

3.5.2. Tujuan Reliability

Tujuan reliability adalah memberikan informasi sebagai basis untuk

mengambil keputusan. Selain itu teori reliability dapat digunakan untuk

memprediksi kapan suatu suku cadang pada suatu mesin akan

mengalami kerusakan, sehingga dapat menentukan kapan harus

dilakukan perawatan, penggantian, dan penyediaan komponen.

3.5.3. Konsep Keandalan

Ada empat konsep yang digunakan dalam pengukuran keandalan suatu

Universitas Sumatera Utara


sistem yaitu:

1. Fungsi Kepadatan Probabilitas

Dalam membahas masalah perawatan, pada umumnya digunakan

fungsi kepadatan probabilitas karena fungsi kerusakan tergantung

pada variabel waktu.Kerusakan dapat terjadi secara kontiniu dalam

selang waktu (0,∞). Variabel waktu kerusakan X1, X2, X3,…., dari

komponen yang berbeda, bersifat acak (randomvariables) dan saling

bergantungan (mutually independent).

Persamaan kurva dari fungsi kepadatan kemungkinan sebagai f(t). Luas

daerah di bawah kurva fungsi kepadatan kemungkinan menyatakan besarnya

probabilitas terjadinya kerusakan, dimana luas total sama dengan satu.

Jika f(t) adalah fungsi kepadatan kemungkinan kerusakan, maka

probabilitasnya terjadi antara selang waktu (tx, ty) adalah:

ty
∫ f ( x)dx
tx
Sehingga probabilitas terjadinya kerusakan antara to dan tz adalah:

tz
∫ f (t )dt
to
2. Fungsi Distribusi Kumulatif

Dalam mempelajari masalah perawatan fungsi distribusi kumulatif

dari suatu fungsi kepadatan kemungkinan, yaitu merupakan

probabilitas terjadinya kerusakan sebelum waktu t yang telah

ditetapkan. Fungsi distribusi kumulatif dinyatakan sebagai F(t)

dimana:

Universitas Sumatera Utara


F(t) = ∫tf (t )dt
o
Sehingga hubungan antara fungsi kepadatan kemungkinan dengan

distribusi kumulatif adalah sebagai berikut:

f (t)=dtd F (t)

Sebaliknya jika ingin mencari F(t), maka dapat mengintegrasikan

fungsi kepadatan kemungkinan f(t), untuk x yang berada dalam

selang waktu (a, b) berlaku hubungan sebagai berikut:

P(a < X < b) = F(b) – F(a)

= ∫bf (t )dt
a

3. Fungsi Keandalan

Kemungkinan suatu komponen atau mesin mengalami kerusakan

dalam beroperasi merupakan fungsi dari waktu yang dapat

dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut 5:

P (x ≤ t) = F(t), t ≥ 0

Dimana x adalah variabel acak yang menyatakan saat terjadinya

kerusakan dan F(t) menggambarkan kemungkinan suatu sistem

akan rusak setelah beroperasi selama t satuan waktu atau disebut

juga distribusi kerusakan sistem. F(t) disebut juga sebagai fungsi

ketidakandalan. Secara matematis keandalan dapat dinyatakan

sebagai berikut:

R(t) = 1 – F(t)

= 1 – P(x ≤ t)

5
Kapur, K.C, and Lamberson, L.R. Opcit, pp. 9-10.

Universitas Sumatera Utara


Dimana R(t) adalah fungsi keandalan. Bila waktu kerusakan

sistem sebagai variabel acak mempunyai fungsi kepadatan atau

probability density function maka fungsi keandalan menjadi:

∞ =∞

R(t) = 1 - F(t) = 1 - ∫f (t )dt = ∫ f (t )dt

0 =0

Dengan mengetahui fungsi keandalan ekspektasi suatu sistem

akan sukses, E(t).

Dapat dinyatakan dengan jalan = E (t)

4. Fungsi Laju Kerusakan

Fungsi laju kerusakan didefenisikan sebagai limit dari laju

kerusakan dengan panjang interval waktu mendekati nol, maka

fungsi laju kerusakan adalah laju kerusakan sesaat. Rata-rata

kerusakan yang terjadi dalam interval waktu t1-t2 dinyatakan λ.

Kerusakan rata-rata dinyatakan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Jika disubtitusi t1 = t, dan t2 = t + h maka akan diperoleh laju kerusakan

rata-rata (λ)adalah :

= R (t1)−R (t2)/ hR(t)

Berdasarkan persamaan diatas maka fungsi laju kerusakan:

3.5.4. Distribusi Kerusakan

Setiap mesin memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda-beda.

Sejumlah mesin yang sama jika dioperasikan dalam kondisi yang berbeda

akan memiliki karaketistik kerusakan yang berbeda. Bahkan mesin yang

sama juga jika dioperasikan dalam kondisi yang sama akan memiliki

karakteristik kerusakan yang berbeda. Dalam menganalisai perawatan

ada beberapa jenis distribusi yang umum dipakai yaitu:

1. Distribusi normal (Gausian)

Distribusi normal merupakan distribusi probabilitas yang paling

penting baik dalam teori maupun aplikasi statistik. Distribusi ini

digunakan jika pengaruh suatu kerandoman diakibatkan oleh

sejumlah besar variasi random yang tidak bergantungan (saling

bebas/independent) yang kecil atau sedikit. Distribusi inicocok

digunakan untuk model wear out mesin.

Fungsi-fungsi dalam distribusi normal adalah :

Universitas Sumatera Utara


a. Fungsi Kepadatan Probabilitas

b. Fungsi Kumulatif Kerusakan (Cumulative Density Function)

F(t)= Φt−µ σ

c. Fungsi Keandalan (Reliability Function)

R(t)=1− Φt−µ σ

d. Fungsi Laju Kerusakan

h(t)=f (t) / R (t)

e. MTTF (Mean Time To Failure)

MTTF = µ

Konsep reliability distribusi normal tergantung pada nilai μ (rata-rata) dan

(standar deviasi). Dimana:

µ = rata-rata

σ = standar deviasi

Φ= nilai z yang dapat diperoleh dari tabel distribusi normal

Gambar 3.1. Kurva Distribusi Normal

2. Distribusi lognormal

Universitas Sumatera Utara


Distribusi lognormal merupakan distribusi yang berguna untuk

menggambarkan distribusi kerusakan untuk situasi yang bervariasi.

Distribusi lognormal banyak digunakan di bidang teknik, khusunya

sebagai model untuk berbagai jenis sifat material dan kelelahan

material.

Fungsi-fungsi dalam distribusi lognormal adalah:

a. Fungsi Kepadatan Probabilitas

b. Fungsi Kumulatif Kerusakan (Cumulative Density Function)

F(t)= Φln(x)−µσ

c. Fungsi Keandalan (Reliability Function)

R(t)=1− Φln(x)−µσ

d. Fungsi Laju Kerusakan

h(t)=f (t) / R(t)

e. MTTF (Mean Time To Failure)

Konsep reliability distribusi lognormal tergantung pada nilai μ (rata-

rata) dan σ (standar deviasi).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.2. Kurva Distribusi Lognormal

3. Distribusi Eksponensial

Distribusi eksponensial menggambarkan suatu kerusakan dari mesin

yang disebabkan oleh kerusakan pada salah satu komponen dari

mesin atau peralatan yang menyebabkan mesin terhenti. Dalam hal ini

kerusakan tidak dipengaruhi oleh unsur pemakaian peralatan. Dengan

kata lain distribusi ini memiliki kelajuan yang konstan terhadap waktu.

Distribusi eksponensial akan tergantung pada nilaiλ, yaitu laju

kegagalan (konstan).

Fungsi-fungsi dalam distribusi eksponensia adalah:

a. Fungsi Kepadatan Probabilitas

f (t)= λ e−λt

t>0

b. Fungsi Distribusi Kumulatif

F(t)=1−e−λt

c. Fungsi Keandalan

R(t)= e−λt

d. Fungsi Laju Kerusakan

h(t)= λ

e. MTTF (Mean Time To Failure)

MTTF = 1/λ

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.3. Kurva Distribusi Eksponensial

4. Distribusi Weibull

Distribusi weibull pertama sekali diperkenalkan oleh ahli fisika dari

SwediaWallodi Weibull pada tahun 1939. Dalam aplikasinya, distribusi

ini seringdigunakan untuk memodelkan “waktu sampai kegagalan”

(time to failure) dari suatu sistem fisika. Ilustrasi yang khas, misalnya

pada sistem dimana jumlah kegagalan meningkat dengan berjalannya

waktu (misalnya keausan bantalan), berkurang dengan berjalannya

waktu (misalnya daya hantar beberapa semi konduktor) atau

kegagalan yang terjadi oleh suatu kejutan (shock) pada sistem.

Fungsi-fungsi dari distribusi Weibull:

a. Fungsi Kepadatan Probabilitas

b. Fungsi Distribusi Kumulatif

c. Fungsi Keandalan

Universitas Sumatera Utara


d. Fungsi Laju Kerusakan

e. MTTF (Mean Time To Failure)

MTTF adalah rata-rata waktu atau interval waktu

kerusakan mesin atau komponen dalam distribusi

kegagalan.

Γ = Fungsi Gamma, Γ(n) = (n-1)!, dapat diperoleh melalui

nilai fungsi gamma. Parameter β disebut dengan parameter

bentuk atau kemiringan weibull(weibull slope), sedangkan

parameter α disebut dengan parameter skala. Bentuk fungsi

distribusi weibull bergantung pada parameter bentuknya (β),

yaitu:

β < 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi hyper-

exponential dengan laju kerusakan cenderung menurun.

β= 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi

eksponensial dengan laju kerusakan cenderung konstan.

β > 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi normal

dengan laju kerusakan cenderung meningkat.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.4. Kurva Distribusi Weibull

3.5.5. Identifikasi Pola Distribusi dan Parameter Distribusi

Dapat dilakukan dalam dua tahap yaitu identifikasi distribusi awal

dan estimasi parameter.

3.5.5.1. Identifikasi Distribusi Awal

Dilakukan dengan mengunakan metode linear regresion dengan

persamaan y = a + bx. Perhitungan dengan menggunakan metode ini

adalah:

1. Nilai Tengah Kerusakan (Median Rank) 6

F(t)=i−0,3
n +0,4

Dimana : i = data waktu ke-t dan n = jumlah kerusakan

2. Index of Fit 7

6
Kapur, K.C, and Lamberson, L.R. Opcit, pp. 31
7
R. Manzini, et al. Opcit, p. 146

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan identifikasi awal untuk masing-masing distribusi adalah :

a. Distribusi Normal

- Xi = ti

- Yi = Zi= Ф-1 (F(ti)), dimana Nilai Zi = Ф-1

b. Distribusi Lognormal

- i = ln ti

- Yi = Zi = Ф-1 (F(ti))

c. Distribusi Eksponensial

- Xi = ti

- Yi = ln(1/1-F(ti))

d. Distribusi Weibull

- Xi = ln ti

- Yi = ln ln(1/1-F(ti))

3.5.5.2.Estimasi Parameter

Estimasi parameter dilakukan dengan menggunakan metode

MaximumLikelihood Estimator (MLE). Estimasi untuk masing-masing

parameter adalah:

a. Distribusi Normal

Parameter adalah µ dan σ

Universitas Sumatera Utara


b. Distribusi Eksponensial

Parameter adalah λ = λ = r/T

r = n = jumlah kerusakan dan T = total waktu kerusakan

c. Distribusi Lognormal

Parameter adalah µ dan σ

d. Distribusi Weibull

Parameter untuk distribusi weibull dapat ditulis sebagai berikut:


F(t)=1−exp− /α

3.6. Model Age Replacement 8

Model Age Replacement adalah suatu model penggantian dimana

interval waktu penggantian komponen dilakukan dengan memperhatikan

umur pemakaian dari komponen tersebut, sehingga dapat menghindari

terjadinya penggantian peralatan yang masih baru dipasang akan diganti

dalam waktu yang relatif singkat. Jika terjadi suatu kerusakan, model ini

akan menyesuaikan kembali jadwalnya setelah penggantian komponen

dilakukan, baik akibat terjadi kerusakan maupun hanya bersifat sebagai

perawatan pencegahan.
8
Jardine, A.K.S. Opcit, pp. 49-58

Universitas Sumatera Utara


Dalam model Age Replacement, intinya pada saat dilakukan

penggantian adalah tergantung pada umur komponen, jadi penggantian

pencegahan akan dilakukan dengan menetapkan kembali interval waktu

penggantian berikutnya sesuai dengan interval yang telah ditentukan.

Pembentukan model ongkos penggantian pencegahan:

1. Ekspektasi ongkos penggantian per siklus = {ekspektasi ongkos

total pada siklus pencegahan x probabilitas terjadinya siklus

pencegahan} + {ekspektasi ongkos total pada siklus kerusakan x

probabilitas terjadinya siklus kerusakan}

= {Cp . R(tp)} + [Cf . {1-R(tp)}

2. Ekspektasi panjang siklus

{ekspektasi panjang siklus pencegahan x probabilitas terjadinya

siklus perencanaan} + {ekspektasi panjang siklus kerusakan x

probabilitas terjadinya siklus kerusakan}

= [{tp + Tp}. R(tp)] + [{M(tp) + Tf} . {1-R(tp)}]

Nilai interval rata-rata terjadinya kerusakan M(tp) adalah:

M (tp)=MTTF
1−R
(tp)

Sehingga, model penentuan interval penggantian pencegahan dengan

kriteria

meminimisasi ongkos dapat ditulis sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Dimana:

tp = interval waktu penggantian pencegahan

Tp = waktu untuk melakukan penggantian terencana

Tf = waktu untuk melakukan penggantian kerusakan

Cp = biaya penggantian terencana (penggantian pencegahan)

Cf = biaya penggantian tidak terencana (penggantian kerusakan)

R(tp) = probabilitas terjadinya siklus pencegahan

Tp+tp = panjang siklus pencegahan

M(tp)+Tf = ekspektasi panjang siklus kerusakan

3.7. Gantt Chart 9

Pada permasalahan proyek yang kompleks, suatu representasi

visual yang menunjukkan macam-macam pekerjaan beserta waktu dan

nilai uang yang terlibat biasanya sangat membantu pelaksanaan proyek

tersebut. Salah satu representasi visual tersebut adalah Bar Chart yang

dikembangkan oleh Henry Gaantt tahun 1900, sehingga Bar Chart juga

disebut sebagai Gantt Chart . Chart ini terdiri dari dua koordinat aksis,

dimana satu aksis mempresentasikan waktu yang telah dilalui dan aksis

lainnya mempresentasikan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan.

9
Nasution Hakim Arman. Manajemen Industri. (Penerbit Andi Yogyakarta, 2006). p. 343

Universitas Sumatera Utara


Pekerjaan dinyatakan dalam bentuk batangan seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Contoh Gantt Chart

Panjang dari suatu batang mengindikasikan waktu yang diperlukan

untuk meyelesaikan suatu job atau aktivitas. Pada beberapa proyek

biasanya terdapatbanyak pekerjaan yang dapat dilakukan bersama-sama

dan beberapa di antaranya akan diselesaikan sebelum pekerjaan yang

lain dimulai.

3.8. Value Stream Mapping (VSM)

Value Stream adalah sekumpulan dari seluruh kegiatan yang di

dalamnyaterdapat kegiatan yang memberikan nilai tambah juga yang tidak

memberikan nilai tambah yang dibutuhkan untuk membawa produk

maupun satu grup produk dari sumber yang sama untuk melewati aliran-

aliran utama, mulai dari raw material hingga sampai ke tangan konsumen.

Tujuan pemetaan ini adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis

pemborosan di sepanjang value stream dan untuk mengambil langkah

Universitas Sumatera Utara


dalam upaya mengeliminasi pemborosan tersebut. Mengambil langkah

ditinjau dari segi value stream berartibekerja dalam satu lingkup gambar

yang besar (bukan proses-proses individual), dan memperbaiki

keseluruhan aliran dan bukan hanya mengoptimalkan aliran secara

sepotong-sepotong 10.

3.9. Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) 11

3.9.1. Pendahuluan

Salah satu metode yang sangat efektif di perusahaan lean untuk

mengeliminasi kegiatan-kegiatan non value added adalah dengan

menggunakan Value Stream Mapping (VSM). VSM merupakan tools yang

digunakan dalammemvisualisasikan suatu sistem yang

merepresentasikan aliran material dan informasi. Metode ini juga telah

dijelaskan sebelumnya dapat menghasilkan suatu gambaran umum

sebuah proses yang mudah dipahami. Hal ini juga semakin memudahkan

untuk mengambil keputusan dalam mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang

tidak memberikan nilai tambah (non value added activities).

Hingga saat ini, telah diidentifikasi dan di-review ada 7 jenis teknik

di dalam VSM, yaitu big picturemapping (Rother and Shook , 1999),

supply chain response matrix (Hines, Rich danJones, 1997), production

10
Rother, M dan Shook, J, Learning to See, Value Stream Mapping to Create Value and Eliminate Muda,2003, The Lean
Enterprise Institute, Inc, pp. 3-6
11
Kannan, Soundararajan, et. al. Developing A Maintenance Value Stream Map.
(http://www.iienet.org/uploadedFiles/IIE/Community/Technical_Societies_and_Divisions/Lean/Lean_details_pages/Ka
nnan4-07.pdf)

Universitas Sumatera Utara


variety funnel (New, 1974), quality filter mapping (Hinesdan Rich, 1997),

demand amplification mapping (Hines dan Taylor, 2000), decisionpoint

analysis (Hines, Rich dan Jones, 1997), dan physical structure mapping

(Hinesdan Rich, 1997). Namun, tidak satu pun dari ketujuh teknik tersebut

yang berhubungan dengan kegiatan maintenance (perawatan) sehingga

tidak dapat digunakan untuk memetakan kegiatan perawatan tesebut. Jika

diperhatikan lebih lanjut, dalam setiap kegiatan perawatan tentu terdapat

kegiatan yang memberikan nilai tambah maupun yang tidak memberikan

nilai tambah. Sehingga, keunikan dari teknik ini adalah untuk

mengembangkan VSM dalam kegiatan perawatan yang disebut dengan

Maintenance Value Stream Mapping (MVSM).

3.9.2. Variabel yang Digunakan dalam MVSM

Konsep Mean Maintenace Lead Time (MMLT) dianalogikan sesuai

dengan konsep lead time dalam kegiatan manufaktur dalam pengukuran

waktu untuk kegiatan perawatan. MMLT didefinisikan sebagai rata-rata

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan perawatan mesin

sehingga mesin tersebut dapat dipastikan telah mampu dioperasikan

dengan normal. MMLT membagi kegiatan perwatan ke dalam beberapa

level kegiatan. Dalam MVSM tidak dilakukan pengujian terhadap dampak

dari buruk atau kurangnya strategi perawatan di lantai produksi, melainkan

digunakan sebagai alat untuk mengukur waktu aktivitas perawatan.

Secara matematis, MMLT dirumuskan dengan persamaan:

Universitas Sumatera Utara


MMLT = MTTO + MTTR + MTTY

dimana:

MTTO = Mean Time To Organize (Rata-rata waktu yang diperlukan untuk

mengkoordinasikan tugas-tugas untuk memulai kegiatan perawatan

mesin/peralatan setelah diketahui adanya kerusakan atau

berdasarkan jadwal yang telah dibuat)

MTTR = Mean Time To Repair (Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan aktivitas perawatan mesin/peralatan)

MTTY = Mean Time To Yield (Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

memastikan bahwa mesin/peralatan dapat digunakan kembali

setelah kegiatan perawatan mesin/peralatan dilakukan).

Berdasarkan definisi tersebut, komponen waktu yang memberikan

nilai tambah bagi kegiatan perawatan adalah MTTR karena hanya

komponen waktu ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

kegiatan perawatan atau perbaikan terhadap mesin/peralatan. Untuk dua

komponen waktu lainnya, yaitu MTTO dan MTTY merupakan kegiatan

yang tidak memberikan nilai tambah (nonvalue added time).

Oleh karena itu, value added time dan non value added time

ditunjukkan dengan persamaan:

Value added time = MTTR

Non value added time = MTTO + MTTR

Universitas Sumatera Utara


Efisiensi perawatan dihitung dengan menggunakan persentase dari

MMLT aktual dibandingkan dengan MMLT. Secara matematis:


MTTR
%EfisiensiPerawatan = ×100%
MMLT

3.9.3. Framework yang Digunakan dalam MVSM

Pada bagian ini akan dijelaskan framework (kerangka kerja) yang

akan digunakan dalam dalam mengembangkan MVSM, yaitu tujuh

kategori kerangka kerja yang merupakan simbol-simbol dari konsep VSM

secara umum dan dikembangkan menjadi beberapa simbol baru. Berikut

ini adalah uraian terhadap tujuh kategori kerangka kerja yang digunakan

dalam MVSM:

a. Equipment breakdown

Simbol ini menggambarkan bahwa terjadi kerusakan atau perlunya

dilakukan perawatan pada satu mesin/peralatan yang dapat mempengaruhi

proses produksi.

b. Proses

Pada kategori ini terdapat aktivitas-aktivitas yang merupakan tahapan yang

dilakukan sejak terhentinya mesin/peralatan sampai kondisi dimana

mesin/peralatan dapat berfungsi kembali dengan normal dalam proses

produksi. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah komunikasikan masalah,

identifikasi masalah, identifikasi sumber daya, mengalokasikan sumber

daya, mempersiapkan pekerjaan yang akan dilakukan, melakukan

perawatan/perbaikan, menjalankan mesin/peralatan setelah diperbaiki, dan

Universitas Sumatera Utara


pekerjaan perawatan/perbaikan selesai.

c. Aliran fisik

Aliran fisik menggambarkan aktivitas transportasi antara kegiatan yang satu

dengan kegiatan yang lain yang dapat diamati secara fisik.

d. Aliran informasi

Aliran fisik dalam proses perawatan berhubungan dengan aliran informasi.

Terkadang aliran informasi merupakan penghambat dalam aktivitas

perawatan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya jadi

semakin lama.

e. Kotak data

Di setiap simbol proses terdapat kotak data yang berisi data mengenai

simbol tersebut.

f. Delay

Simbol ini mengindikasikan bahwa terdapat waktu mengganggur di antara

dua proses. Delay merupakan jenis kegiatan non value added yang dapat

menambah nilai MMLT. Ada 3 jenis delay yang digunakan dalam

menggambarkan MVSM, yaitu delay akibat operator yang menggunakan

mesin/peralatan lambat dalam merespon masalah kerusakan, delay akibat

tidak tersedianya komponen, dan delay akibat tidak tersedianya operator

perawatan (tidak standby di tempat).

g. Timeline

Timeline menggambarkan dua jenis waktu, yaitu value added time dan non

valueadded time.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PT. XYZ. di Jl. Suryadi, Kelurahan

Perdagangan I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera

Utara.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif yaitu suatu jenis penelitian dengan mengumpulkan, menyusun,

mengolah dan menganalisis data angka agar dapat memberikan gambaran

mengenai suatu keadaan tertentu sehingga dapat diambil kesimpulan dari

penelitian tersebut. (Sinulingga, 2014)

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diteliti adalah mesin-mesin pada proses produksi.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang memiliki nilai yang berbeda-beda atau

bervariasi. Nilai dari variabel dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif

(Sinulinggga, 2015). Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Variabel Independen

Variabel independen ataupun variabel bebas merupakan variabel penelitian yang

mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah antara lain:

a. Waktu perbaikan korektif dan preventif

Variabel yang menyatakan waktu yang diperlukan sebuah

komponen/mesinuntuk diperbaikiketikaterjadikerusakanmendadak

sampaidapatberfungsikembalidanwaktuyang diperlukansebuah komponen/mesin

untuk diperbaiki/digantisebelumterjadi kerusakan.

b. Downtime

Varibel ini adalah fraksi waktu komponen/mesin dalam keadaan tidak

baik/tidak dapat digunakan.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh

variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

a. Jadwal Perawatan Mesin

Variabel yang menunjukkan kapan akan dilakukan perawatan mesin.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan logis antara variabel-

variabel yang telah diidentifikasi yang penting dan menjadi fondasi dalam

melaksanakan penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 4.1.

Universitas Sumatera Utara


Waktu Perbaikan
Korektif

Waktu Perbaikan
Preventif Perencanaan Perawatan Mesin

Downtime

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2. di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara


Mulai

Identifikasi Masalah
1. Breakdown mesin di perusahaan
2. Perusahaan menjalankan sistem corrective
maintanance untuk proses perbaikan mesin

Perumusan Masalah
1. Masih besarnya nilai breakdown pada sistem perawatan aktual, sehingga
proses produksi belum berjalan dengan optimal
2. Sistem perawatan pada perusahaan saaat ini belum memperhatikan konsep
Reliability Engineering.

Penetapan Tujuan
1. Mengenali jenis mesin kritis
2. Menentukan jadwal pergantian komponen dengan metode Reliability
Engineering berdasarkan kriteria MTTF
3. Meningkatkan Maintanance Efficiency dengan mengurangi kegiatan non
value added

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder


1. Data pengamatan langsung yaitu waktu 1. Data kerusakan mesin serta komponen
perawatan mesin secara korektif mesin
maupun preventif 2. Cara perawatan dan pergantian komponen
mesin di perusahaan
3. Komponen mesin yang diamati

Pengolahan Data
1. Pengujian pola distribusi, parameter dan nilai MTTF untuk melihat
jadwal pergantian komponen dengan menggunakan metode Reliability
Engineering
2. Pembentukan Current State Map dan Future State Map untuk melihat
besar perbandingan nilai maintanance efficiency dengan menggunakan
metode Maintanance Value Stream Mapping

Analisis Pemecahan Masalah


1. Analisis kerusakan komponen mesin kritis
2. Jadwal perencanaan perawatan mesin

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Universitas Sumatera Utara


4.7. Pengumpulan Data

4.7.1. Sumber Data

Berdasarkan cara memperolehnya, data penelitian ini dibagi menjadi :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi terhadap objek

penelitian seperti turun langsung ke lapangan melakukan wawancara dengan

narasumber terpilih.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

catatan dari perusahaan atau informasi dari laporan perusahaan seperti data

kerusakan mesin.

4.7.2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Metode wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen

perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mencapai

tujuan penelitian.

2. Metode kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan

dengan menentukan penjadwalan mesin dengan metode reliability engineering

4.8. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menentukan jadwal

perawatan mesin menggunakan pendekatan metode reliability engineering dengan

kriteria-kriteria perhitungan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


a. Perhitungan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) pada Mesin

Perhitungan waktu rata-rata antar kerusakan dilakukan terhadap mesin yang

kritis.

b. Pembentukan Current State Map

Pembentukan current state map dilakukan dengan menerapkan langkah –

langkah berdasarkan konsep value stream mapping, aktivitas perawatan yang

diterapkan.

c. Pembentukan Future State Map

Setelah membuat current state map, maka langkah terakhir dalam MVSM

adalah membuat future state map dari hasil penggambaran. Untuk mengeliminasi

kegiatan yang non value added agar mampu mengoptimalkan perawatan pada

mesin.

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis pemecahan masalah dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya breakdown pada mesin

2. Mendapatkan solusi untuk mencegah terjadinya breakdown pada mesin.

4.10. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisikan hal-hal penting dari penelitian yang merupakan

tujuan dari penelitian. Selain dari kesimpulan, diberikan juga saran yang

membangun bagi perusahaan usulan perbaikan kepada pihak perusahaan untuk

mengiplementasikan hasil penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Kritis

Data frekuensi kerusakan mesin kritis direkapitulasi berdasarkan data

historis di PT. XYZ. . Data historis kerusakan mesin kritis selama Oktober 2017 –

September 2018dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data Frekuensi Kerusakan Mesin Kritis

No Nama Mesin Total % Cumulative


1 Creeper 1 17 17.172
2 Creeper 2 16 33.333
3 Creeper 3 16 49.495
4 Creeper 4 14 63.636
5 Creeper 5 13 76.768
6 Creeper 6 6 82.828
7 Rotary 2 84.848
8 Hammer Mill 2 86.869
9 Pusher Trolly 2 88.889
10 Hydroulick Press 2 90.909
11 Turning Tank 2 92.929
12 Breaker 1 93.939
13 Belt Conveyor 1 94.949
14 Bucket 1 95.960
15 Homogencer 1 96.970
16 Vortex Pump 1 97.980
17 Exs Fan 1 98.990
18 Shredder 1 100.000
19 Blower 0 100.000

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.1. Data Frekuensi Kerusakan Mesin Kritis (Lanjutan)

No Nama Mesin Total % Cumulative


20 Lift KGA 0 100.000
Total 99

Berdasarkan data frekuensi kerusakan diatas maka untuk mendapatkan

urutan mesin yang memiliki kerusakan terbesar dilakukan analisis dengan

diagram pareto yang dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Grafik Analisis Pareto Kerusakan Mesin

Dari hasil diagram pareto kerusakan mesin dengan menggunakan

pendekatan 80%-20% pada gambar diatas dapat diketahui bahwa mesin yang

mengalami kerusakan mendekati 80% yaitu Creeper 1, Creeper 2, Creeper 3,

Creeper 4, dan Creeper 5 sedangkan mesin yang lainnya mendekati 20%.

Sehingga dilakukan penelitian terhadap 5 mesin tersebut. Frekuensi kerusakan

mesin dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2. Data Frekuensi Kerusakan Kritis Mesin
No Nama Mesin Total
1 Creeper 1 17
2 Creeper 2 16
3 Creeper 3 16
4 Creeper 4 14
5 Creeper 5 13

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Pengujian Pola Distribusi Mesin Kritis

Pengujian pola distribusi mesin kritis dilakukan menggunakan data

interval waktu kerusakan mesin. Distribusi yang digunakan adalah distribusi

normal, lognormal, eksponensial dan weibull. Pemilihan pola distribusi adalah

menggunakan metode Least Square Curve Fitting yaitu berdasarkan nilai Index of

Fit (correlation coefficient) yang terbesar.

Tabel 5.3. Data Interval Kerusakan Kritis Mesin (Hari Ke-)


Nama Mesin
No.
Creeper 1 Creeper 2 Creeper 3 Creeper 4 Creeper 5
1 98 95 98 107 107
2 99 97 102 108 108
3 99 98 103 110 109
4 99 99 104 110 109
5 100 99 104 111 109
6 100 99 105 111 110
7 100 100 105 111 110
8 100 100 105 112 111
9 100 100 105 112 111
10 100 101 105 112 111
11 101 101 106 114 111
12 101 102 106 114 112
13 101 102 107 114 112
14 101 103 107 114
15 101 104 108
16 102 105 108
17 102

Universitas Sumatera Utara


Dari data interval kerusakan mesin kritis diatas maka dilakukan pengujian

pola distribusi untuk masing – masing mesin.

1. Mesin Creeper 1

Berikut ini adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi Mesin

Creeper 1 berdasarkan nilai Index of Fit yang terbesar.

a. Distribusi Normal

a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan (ti) dari seluruh

data.

b. Menghitung nilai F(ti)

Rumus: F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

Dimana: i = Data ke-

N = Jumlah Data

Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah

17,

Maka F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

= (1 – 0,3)/(17+0,4)

= 0,0402

c. Menghitung nilai Yi

Rumus: Yi = Ф(Z)

Untuk menghitung Yi didapat data Tabel Standarized Normal

Probabilities, dimana Z = F(ti). Misalkan pada data ke-1 (ti = 98)

Yi = Ф(Z)

Yi = Ф(0,0402) = -1,7480

Universitas Sumatera Utara


d. Menghitung nilai Ti2

Ti2 = (98)2

= 9604

e. Menghitung nilai Yi2

Yi2 = (-1,7480)2

= 3,0556

f. Menghitung nilai Ti x Yi

Ti x Yi = (98 x -1,7480)

= -171,3064

Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi normal dari

keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.4. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal Mesin Creeper

i Ti F(ti) Yi Ti2 Yi2 Ti. Yi


1 98 0.0402 -1.7480 9604 3.0556 -171.3064
2 99 0.0977 -1.2948 9801 1.6764 -128.1815
3 99 0.1552 -1.0145 9801 1.0292 -100.4354
4 99 0.2126 -0.7973 9801 0.6357 -78.9309
5 100 0.2701 -0.6125 10000 0.3751 -61.2465
6 100 0.3276 -0.4466 10000 0.1994 -44.6588
7 100 0.3851 -0.2922 10000 0.0854 -29.2225
8 100 0.4425 -0.1446 10000 0.0209 -14.4561
9 100 0.5000 0.0000 10000 0.0000 0.0000
10 100 0.5575 0.1446 10000 0.0209 14.4561
11 101 0.6149 0.2922 10201 0.0854 29.5147
12 101 0.6724 0.4466 10201 0.1994 45.1054
13 101 0.7299 0.6125 10201 0.3751 61.8590
14 101 0.7874 0.7973 10201 0.6357 80.5255
15 101 0.8448 1.0145 10201 1.0292 102.4644
16 102 0.9023 1.2948 10404 1.6764 132.0657

Universitas Sumatera Utara


17 102 0.9598 1.7480 10404 3.0556 178.2985
Total 1704 8.5 0.0000 170820 14.1554 15.8512

Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi normal

dari data ke-1 sampai data ke-17, maka dilakukan perhitungan Index of Fit dimana

langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

g. Menghiting nilai Sxy

Sxy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 𝑌𝑌𝑖𝑖 - (∑𝑁𝑁 𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )(∑𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )

= (17) (15,8512) – (1704)(0)

= 269,4708

h. Menghitung nilai Sxx

Sxx = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )
2

= (17)(170820) – (1704)2

= 324,0000

i. Menghitung nilai Syy

Syy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )
2

= (17)(14,1554) – (0)2

= 240,6422

j. Menghitung nilai Index of Fit (r)


𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥
Index of Fit (r) = = 0,9651
�𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥 −𝑆𝑆 𝑦𝑦𝑦𝑦

b. Distribusi Lognormal

a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan (ti) dari seluruh

data.

Universitas Sumatera Utara


b. Menghitung nilai F(ti)

Rumus: F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

Dimana: i = Data ke-

N = Jumlah Data

Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah

17,

Maka F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

= (1 – 0,3)/(17+0,4)

= 0,0402

c. Menghitung nilai Yi

Rumus: Yi = Ф(Z)

Untuk menghitung Yi didapat dati Tabel Standarized Normal

Probabilities, dimana Z = F(ti). Misalkan pada data ke-1 (ti = 98)

Yi = Ф(Z)

Yi = Ф(0,0427) = -1,7480

d. Menghitung nilai Ti = ln (ti) = ln (98) = 4,5850

e. Menghitung nilai Ti2

Ti2 = (4,5850)2

= 21,0219

f. Menghitung nilai Yi2

Yi2 = (-1,7480)2

= 3,0556

g. Menghitung nilai Ti x Yi

Universitas Sumatera Utara


Ti x Yi = (4,5850 x -1,7480)

= -8,0146

Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi lognormal dari

keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal Mesin

Creeper 1

i ti F(ti) Ti=LN(ti) Yi Ti2 Yi2 Ti.Yi


1 98 0.0402 4.5850 -1.7480 21.0219 3.0556 -8.0146
2 99 0.0977 4.5951 -1.2948 21.1151 1.6764 -5.9496
3 99 0.1552 4.5951 -1.0145 21.1151 1.0292 -4.6617
4 99 0.2126 4.5951 -0.7973 21.1151 0.6357 -3.6636
Tabel 5.5. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal Mesin

Creeper 1 (Lanjutan)

i ti F(ti) Ti=LN(ti) Yi Ti2 Yi2 Ti.Yi


5 100 0.2701 4.6052 -0.6125 21.2076 0.3751 -2.8205
6 100 0.3276 4.6052 -0.4466 21.2076 0.1994 -2.0566
7 100 0.3851 4.6052 -0.2922 21.2076 0.0854 -1.3457
8 100 0.4425 4.6052 -0.1446 21.2076 0.0209 -0.6657
9 100 0.5000 4.6052 0.0000 21.2076 0.0000 0.0000
10 100 0.5575 4.6052 0.1446 21.2076 0.0209 0.6657
11 101 0.6149 4.6151 0.2922 21.2993 0.0854 1.3487
12 101 0.6724 4.6151 0.4466 21.2993 0.1994 2.0611
13 101 0.7299 4.6151 0.6125 21.2993 0.3751 2.8266
14 101 0.7874 4.6151 0.7973 21.2993 0.6357 3.6796
15 101 0.8448 4.6151 1.0145 21.2993 1.0292 4.6820
16 102 0.9023 4.6250 1.2948 21.3904 1.6764 5.9882
17 102 0.9598 4.6250 1.7480 21.3904 3.0556 8.0846
Total 1704 8.5 78.3269 0.0000 360.8903 14.1554 0.1583

Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi

lognormal dari data ke-1 sampai data ke-17, maka dilakukan perhitungan Index of

Fit dimana langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


h. Menghiting nilai Sxy

Sxy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 𝑌𝑌𝑖𝑖 - (∑𝑁𝑁 𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )(∑𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )

= (17)( 0,1583) – (78,3269)(0)

= 2,6905

i. Menghitung nilai Sxx

Sxx = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )
2

= (17)(360,8903) – (78,3269)2

= 0,0323

j. Menghitung nilai Syy

Syy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )
2

= (17)( 14,1554) – (0)2

= 240,6422

k. Menghitung nilai Index of Fit (r)


𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥
Index of Fit (r) = = 0,9648
�𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥 −𝑆𝑆 𝑦𝑦𝑦𝑦

c. Distribusi Eksponensial

a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan (ti) dari seluruh

data.

b. Menghitung nilai F(ti)

Rumus: F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

Dimana: i = Data ke-

N = Jumlah Data

Universitas Sumatera Utara


Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah

17,

Maka F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

= (1 – 0,3)/(17+0,4)

= 0,0402

c. Menghitung nilai Yi

Rumus: Yi = ln [1/(1- F(ti)], maka untuk data ke-1, Yi

adalah Yi = ln [1/(1- 0,0402],

= -0,0411

d. Menghitung nilai Ti2

Ti2 = (98)2

= 9604

e. Menghitung nilai Yi2

Yi2 = (-0,0411)2

= 0,0017

f. Menghitung nilai Ti x Yi

Ti x Yi = (98 x -0,0411)

= -4,0240

Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi eksponensial

dari keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial Mesin

Creeper 1

i Ti F(Ti) Yi=LN(1-F(Ti)) Ti2 Yi2 Ti.Yi


1 98 0.0402 -0.0411 9604 0.0017 -4.0240

Universitas Sumatera Utara


2 99 0.0977 -0.1028 9801 0.0106 -10.1781
3 99 0.1552 -0.1686 9801 0.0284 -16.6936
4 99 0.2126 -0.2391 9801 0.0572 -23.6684
5 100 0.2701 -0.3149 10000 0.0991 -31.4868
6 100 0.3276 -0.3969 10000 0.1575 -39.6881
7 100 0.3851 -0.4862 10000 0.2364 -48.6226
8 100 0.4425 -0.5843 10000 0.3415 -58.4344
9 100 0.5000 -0.6931 10000 0.4805 -69.3147
10 100 0.5575 -0.8152 10000 0.6646 -81.5250
11 101 0.6149 -0.9544 10201 0.9108 -96.3906
12 101 0.6724 -1.1160 10201 1.2455 -112.7164
13 101 0.7299 -1.3089 10201 1.7132 -132.1997
14 101 0.7874 -1.5481 10201 2.3967 -156.3619
15 101 0.8448 -1.8632 10201 3.4716 -188.1851
16 102 0.9023 -2.3258 10404 5.4095 -237.2359
Tabel 5.6. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial

MesinCreeper 1 (Lanjutan)

i Ti F(Ti) Yi=LN(1-F(Ti)) Ti2 Yi2 Ti.Yi


17 102 0.9598 -3.2131 10404 10.3243 -327.7408
Total 1704 8.5 -16.1719 170820 27.5491 -1634.4663

Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi

eksponensial dari data ke-1 sampai data ke-17, maka dilakukan perhitungan Index

of Fit dimana langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

g. Menghiting nilai Sxy

Sxy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 𝑌𝑌𝑖𝑖 - (∑𝑁𝑁 𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )(∑𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )

= (17) (-1634,4663) – (1704)(-16,1719)

= -229,0040

h. Menghitung nilai Sxx

Sxx = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )
2

= (17)(170820) – (1704)2

Universitas Sumatera Utara


= 324,0000

i. Menghitung nilai Syy

Syy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )
2

= (17)(27,5491) – (-16,1719)2

= 206,8048

j. Menghitung nilai Index of Fit (r)


𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥
Index of Fit (r) = = -0,8847
�𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥 −𝑆𝑆 𝑦𝑦𝑦𝑦

4. Distribusi Weibull

a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan (ti) dari seluruh

data.

b. Menghitung nilai F(ti)

Rumus: F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

Dimana: i = Data ke-

N = Jumlah Data

Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah

17,

Maka F(ti) = (i – 0,3)/(N+0,4)

= (1 – 0,3)/(17+0,4)

= 0,0402

c. Menghitung nilai Ti, diperoleh dari Ti = ln (ti) = ln (98) = 4,5850

d. Menghitung nilai Yi

Rumus: Yi = ln{- ln [(1- F(ti)]}, maka untuk data ke-1

Universitas Sumatera Utara


Yi = ln [- ln(1- 0,0402],

= -3,1927

e. Menghitung nilai Ti2

Ti2 = (4,5850)2

= 21,0219

f. Menghitung nilai Yi2

Yi2 = (-3,1927)2

= 10,1932

g. Menghitung nilai Ti x Yi

Ti x Yi = (4,5850 x -3,1927)

= -14,6384

Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi weibull dari

keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull MesinCreeper

I ti F(Ti) Ti=LN(Ti) Yi=LN(-LN(I-F(Ti))) Ti2 Yi2 TiYi


1 98 0.0402 4.5850 -3.1927 21.0219 10.1932 -14.6384
2 99 0.0977 4.5951 -2.2749 21.1151 5.1751 -10.4533
3 99 0.1552 4.5951 -1.7801 21.1151 3.1687 -8.1797
4 99 0.2126 4.5951 -1.4310 21.1151 2.0477 -6.5755
5 100 0.2701 4.6052 -1.1556 21.2076 1.3354 -5.3217
6 100 0.3276 4.6052 -0.9241 21.2076 0.8540 -4.2557
7 100 0.3851 4.6052 -0.7211 21.2076 0.5200 -3.3207
8 100 0.4425 4.6052 -0.5373 21.2076 0.2887 -2.4742
9 100 0.5000 4.6052 -0.3665 21.2076 0.1343 -1.6879
10 100 0.5575 4.6052 -0.2043 21.2076 0.0417 -0.9407
11 101 0.6149 4.6151 -0.0467 21.2993 0.0022 -0.2156
12 101 0.6724 4.6151 0.1098 21.2993 0.0120 0.5065
13 101 0.7299 4.6151 0.2692 21.2993 0.07246 1.2424

Universitas Sumatera Utara


14 101 0.7874 4.6151 0.4371 21.2993 0.19101 2.0171
15 101 0.8448 4.6151 0.6223 21.2993 0.38726 2.8720
16 102 0.9023 4.6250 0.8441 21.3904 0.71247 3.9039
17 102 0.9598 4.6250 1.1673 21.3904 1.36247 5.3985
Total 1704 8.5 78.3269 -9.1845 360.8903 26.4987 -42.1231

Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi weibull

dari data ke-1 sampai data ke-17, maka dilakukan perhitungan Index of Fit dimana

langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:

h. Menghiting nilai Sxy

Sxy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 𝑌𝑌𝑖𝑖 - (∑𝑁𝑁 𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )(∑𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )

= (17) (-42,1231) – (78,3269)(-9,1845)

= 3,3045

i. Menghitung nilai Sxx

Sxx = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑋𝑋𝑖𝑖 )
2

= (17)(360,8903) – (78,3269)2

= 0,0323

j. Menghitung nilai Syy

Syy = N∑𝑛𝑛𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 2 - (∑𝑁𝑁


𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 )
2

= (17)(26,4987) – (-9,1845)2

= 366,1225

k. Menghitung nilai Index of Fit (r)


𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥
Index of Fit (r) = = 0,9607
�𝑆𝑆𝑥𝑥𝑥𝑥 −𝑆𝑆 𝑦𝑦𝑦𝑦

Dari hasil Index of Fit seperti diatas didapat, maka distribusi yang terpilih

adalah normal dengan nilai Index of Fitsebesar 0,9651.

Universitas Sumatera Utara


Dengan langkah dan cara yang sama maka didapat nilai rekapitulasi

perhitungan Index of Fit untuk mesin Creeper 2, mesin Creeper 3, mesin Creeper

4, dan mesin Creeper 5 dapat di lihat pada Table 5.8.

Tabel 5.8. Rekapitulasi Perhitungan Index of FitMesin

Distribusi Creeper 1 Creeper 2 Creeper 3 Creeper 4 Creeper 5


Normal 0,9651 0,9902 0,9325 0,9594 0,9693
Lognormal 0,9648 0,9896 0,9270 0,9584 0,9686
Eksponensial -0.8847 -0.9256 -0.7914 -0.8393 -0.8602
Weibull 0,9607 0,9814 0,9658 0,9753 0,9805

5.2.2. Perhitungan Parameter dan MTTF Mesin

Setelah dilakukan pemilihan pola distribusi untuk setiap mesin

berdasarkan nilai Index of Fit terbesar maka langkah selanjutnya adalah

menghitung parameter dan nilai Mean Time To Failure (MTTF) untuk setiap

mesin. Pola distribusi kerusakan setiap kritis mesin dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Rekapitulasi Pola Distribusi Kerusakan Kritis Mesin


No Nama Mesin Distribusi
1 Creeper 1 Normal
2 Creeper 2 Normal
3 Creeper 3 Weibull
4 Creeper 4 Weibull
5 Creeper 5 Weibull

Perhitungan untuk masing – masing mesin sesuai dengan jenis pola

distribusi interval waktu kerusakan adalah sebagai berikut:

1. Mesin Creeper 1

Universitas Sumatera Utara


Pola distribusi kerusakan mesin ini adalah distribusi normal. Berdasarkan

Tabel 5.9. maka parameter distribusi kerusakan dan nilai MTTF adalah:

a. Menghitung nilai b

∑𝑁𝑁 𝑁𝑁
𝑖𝑖−1 𝑇𝑇𝑖𝑖 ∑𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖
∑𝑁𝑁
𝑖𝑖=1 𝑇𝑇𝑖𝑖 𝑌𝑌𝑖𝑖 − 𝑁𝑁
𝑏𝑏 = = 0,8317
2 ∑𝑁𝑁
𝑖𝑖−1 𝑇𝑇𝑖𝑖
2
∑𝑁𝑁
𝑖𝑖−1 𝑇𝑇𝑖𝑖 − 𝑁𝑁

b. Menghitung nilai a

∑𝑁𝑁
𝑖𝑖−1 𝑌𝑌𝑖𝑖 ∑𝑁𝑁
𝑖𝑖−1 𝑇𝑇𝑖𝑖
𝑎𝑎 = − 𝑏𝑏 = −83,3657
𝑁𝑁 𝑁𝑁

c. Menghitung nilai (σ)


1
σ = = 1,2024
𝑏𝑏

d. Menghitung nilai μ

μ = -a . σ = 100,2353

e. Menghitung nilai MTTF

MTTF = μ = 100,2353 ≈101 hari

Dengan cara dan langkah yang sama rekapitulasi hasil nilai perhitungan

(Mean Time To Failure) MTTF jadwal interval penggantian mesin kritis adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.10. Rekapitulasi Nilai MTTF

MTTF (Hari
No Mesin
Ke-)
1 Creeper 1 101
2 Creeper 2 101
3 Creeper 3 107
4 Creeper 4 113
5 Creeper 5 111

Universitas Sumatera Utara


5.2.3. Perhitungan Keandalan pada Jawdal Interval Perawatan Mesin

Perhitungan nilai keandalan (reliability) mesin kritis pada jadwal

perawatan mesin yang diusulkan digunakan untuk mengetahui besar nilai

keandalan mesin pada saat dilakukan jadwal perawatan mesin yang diusulkan.

Perhitungan dilakukan berdasarkan pola distribusi yang telah terpilih untuk

masing – masing mesin. Perhitungan nilai keandalan setiap mesin adalah sebagai

berikut:

1. Mesin Creeper 1

Data interval waktu kerusakan mesin berdistribusi normal

Parameter : MTTF = 101 hari

:μ = 101,2353

:σ = 1,2024

Maka perhitungan nilai keandalan mesin adalah:

𝑡𝑡− 𝜇𝜇 101− 101,2353


F(tp) = Φ� �= 1 - Φ� �= 0,4224
𝜎𝜎 1,2024

R(tp) =1- F(tp) = 1- 0,4224= 0,5776

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa setelah 101 penggunaan

Mesin Creeper1 nilai keandalannya adalah sebesar 0,5776. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan nilai keandalan mesin pada jadwal perawatan mesin adalah

sebesar 0,5776.

Dengan cara dan langkah yang sama rekapitulasi nilai keandalan

(reliability) pada jadwal interval penggantian dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Rekapitulasi Nilai Keandalan pada Jadwal Interval Penggantian


Mesin
Interval Penggantian Keandalan
No Mesin
(Hari Ke-) (Satu Tahun)
1 Creeper 1 101 0,5776
2 Creeper 2 101 0,5979
3 Creeper 3 107 0,2220
4 Creeper 4 113 0,2731
5 Creeper 5 111 0,2947

5.2.4. Pembentukan Current State Map

Pembentukan current state map dilakukan dengan menerapkan langkah –

langkah berdasarkan konsep value stream mapping, aktivitas perawatan yang

diterapkan pada current state map merupakan urutan aktivitas aktual yang

dilakukan jika terjadi kerusakan. Data mengenai waktu rata – rata seperti nilai

MTTO, MTTR dan MTTY didapatkan dari hasil wawancara dengan bagian

maintenance terhadap bagaimana perbaikan yang dilakukan jika terjadi kerusakan

hingga dapat beroperasi kembali.

Dengan adanya pemetaan ini, maka dapat diidentifikasi beberapa faktor

yang menyebabkan bertambahnya nilai non value added time, seperti:

Universitas Sumatera Utara


1. Delay akibat operator yang menggunakan mesin/peralatan lambat dalam

merespon kerusakan. Delay ini dihitung sejak terjadinya equipment

breakdown sampai operator perawatan mendapatkan informasi bahwa

terjadi kerusakan. Hal ini terjadi karena yang menggunakan

mesin/peralatan belum memahami fungsional mesin dan apa yang harus

dilakukan jika terjadi kerusakan pada mesin sehingga terjadi delay yang

cukup lama.

2. Delay akibat tidak tersedianya komponen. Ketersediaan sumber daya

seperti komponen mesin dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki

mesin yang rusak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai

waktu downtime dalam aktivitas perawatan. Jika komponen dan sumber

daya lainnya tidak tersedia maka proses perbaikan tidak dapat segera

dilakukan yang mengakibatkan mesin/peralatan tidak dapat digunakan

untuk melakukan proses produksi.

3. Delay akibat tidak tersedianya opearator perawatan ( tidak adanya teknisi

yang standby di tempat). Teknisi perawatan yang seharusnya standby di

lantai produksi, sehingga pada saat dibutuhkan dapat segera melakukan

tugasnya. Namun kondisi aktual saat ini masih belum optimal karena

masih sering terjadi delay akibat kerusakan yang tidak dapat diprediksi.

4. Prosedur perawatan dan perbaikan yang belum optimal.

Dari hasil penggambaran current state map didapatkan total waktu non

value added sebesar 10 jam dan total waktu value added sebesar 5 jam.

Universitas Sumatera Utara


Sehingga didapatkan persentase maintenance efficiency untuk Mesin

Creeper 1 sebesar 33,33%.

𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇


% Maintenance Efficiency = 𝑥𝑥 100%
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 (𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 )

5 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗
= = 33,33 %
15 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗

Current state map aktivitas perawatan mesin dapat dilihat pada Gambar

5.2. sampai Gambar 5.6.

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

2 jam 3 jam

0,5 jam 1,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam
15 jam

5 jam

MTTO MTTR MTTY

9 jam 1 jam
5 jam

Non Value Added Time 10 jam

Value Added Time 5 jam

% Maintenance Efficiency 33,33 %

Gambar 5.2. Current State MVSM Mesin Creeper1

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

2 jam 2 jam

0,5 jam 1 jam 1 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam


13 jam

4 jam

MTTO MTTR MTTY

8 Jam 1 jam
4 jam

Non Value Added Time 9 jam

Value Added Time 4 jam

% Maintenance Efficiency 30,77 %

Gambar 5.3. Current State MVSM Mesin Creeper 2

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

3,5 jam 2,5 jam

0,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam
15 jam

5 jam

MTTO MTTR MTTY

9 jam 1 jam
5 jam

Non Value Added Time 10 jam

Value Added Time 5 jam

% Maintenance Efficiency 33,33 %

Gambar 5.4. Current State MVSM Mesin Creeper 3

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

2,5 jam 2,5 jam

0,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam
14 jam

5 jam

MTTO MTTR MTTY

8 jam 1 jam
5 jam

Non Value Added Time 9 jam

Value Added Time 5 jam

% Maintenance Efficiency 35,71 %

Gambar 5.5. Current State MVSM Mesin Creeper 4

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

3 jam 3 jam

0,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam
14 jam

4 jam

MTTO MTTR MTTY

9 jam 1 jam
4 jam

Non Value Added Time 10 jam

Value Added Time 4 jam

% Maintenance Efficiency 28,57 %

Gambar 5.6. Current State MVSM Mesin Creeper 5

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Gambar 5.2. aktivitas yang akan memberikan nilai tambah

adalah aktivitas perbaikan/perawatan mesin, sedangkan aktivitas lainnya tidak

memberikan nilai tambah. Aktivitas non value added pada perbaikan/perawatan

mesin creeperdapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Aktivitas Non Value Addeed Mesin Creeper

Waktu
NO Aktifitas Keterangan
(jam)
Terjadinya kerusakan atau perlunya dilakukan perawatan
1 Equipment Breakdown - pada satu mesin/peralatan yang dapat mempengaruhi
proses produksi.
Operator pengguna mesin/peralatan mengkoordinasikan
2 Komunikasi Masalah 0,5
masalah kerusakan ke operator perawatan/perbaikan
Aktivitas perawatan tertunda karena operator perawatan
Delay karena tidak adanya yang tidak berada ditempat pada waktu operator
3 2
operator perawatan penggunamesin/peralatan menyampaikan kondisi
equipment breakdown.
Identifikasi hal – hal yang menyebabkan terhentinya
4 Identifiaksi Masalah 1,5
mesin/peralatan yang digunakan
Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam
melakukan proses perawtan atau perbaikan seperti: alat-
5 Identifikasi sumber daya 0,5
alat (obeng, tang, palu, dll), spare parts, operator dan
yang lainnya
Delay terjadi karena tidak tersedianya komponen yang
Delay tidak tersedianya
6 3 dibutuhkan meskipun informasi yang telah diterima oleh
komponen mesin
operator perawatan
7 Mengalokasikan sumber daya 0,5 Mempersiapkan sumber daya yang telah diidentifikasi
Mempersiapkan pekerjaan yang
8 1 Menyusun rencana kerja
akan dilakukan
Waktu yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
Menjalankan mesin/peralatan mesin/peralatan dapat digunakan kembali setelah
9 1
setelah diperbaiki kegiatan setelah kegiatan perawatan mesin/peralatan
dilakukan

Dari Tabel 5.12. dapat dilihat masih terdapat aktivitas yang seharusnya

dapat dieliminasi seperti delay karena tidak adanya operator dan delay karena

tidak tersedianya komponen mesin. Pada pembentukan future state

mapdiharapkan agar kedua aktivitas tersebut dapat dieliminasi untuk

mengoptimalkan perawatan mesin.

Universitas Sumatera Utara


5.2.5. Pembentukan Future State Map

Data mengenai waktu rata-rata seperti MMTO, MTTR dan MTTY didapat

dari hasil wawancara dengan bagian maintenance mengenai tahap perbaikan yang

dilakukan hingga mesin dapat dioperasikan kembali. Setelah membuat current

state map, maka langkah terakhir dalam MVSM adalah membuat future state

map. Dari hasil penggambaran future state map didapatkan total waktu non value

added sebesar 5 jam dan waktu value added sebesar 5 jam. Maka nilai

maintenance efficiency unutk Mesin Creeper adalah sebesar 50,00 %.

Value Added Time


% Maintenance Efficiency = x 100%
MMLT (Mean Maintenance Lead Time)

5 jam
= =50,00 %
10 jam

Future state map aktivitas Mesin Creeperdapat dilihat pada Gambar 5.3.

aktivitas yang memberikan nilai tambah adalah aktivitas perbaikan/perawatan

mesin, sedangkan aktivitas lainnya tidak memberikan nilai tambah. Aktivitas non

value added pada perbaikan/perawatan Mesin Creeper 1 dapat dilihat pada Tabel

5.13.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.13. Aktivitas Non Value AddeedMesin Creeper Future State Map

Waktu
NO Aktifitas Keterangan
(jam)
Terjadinya kerusakan atau perlunya dilakukan
Equipment
1 - perawatan pada satu mesin/peralatan yang dapat
Breakdown
mempengaruhi proses produksi.
Operator pengguna mesin/peralatan
Komunikasi
2 0,5 mengkoordinasikan masalah kerusakan ke operator
Masalah
perawatan/perbaikan
Identifikasi hal – hal yang menyebabkan terhentinya
3 Identifiaksi Masalah 1,5
mesin/peralatan yang digunakan
Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam
Identifikasi sumber melakukan proses perawtan atau perbaikan seperti:
4 0,5
daya alat-alat (obeng, tang, palu, dll), spare parts,
operator dan yang lainnya
Mengalokasikan Mempersiapkan sumber daya yang telah
5 0,5
sumber daya diidentifikasi
Mempersiapkan
6 pekerjaan yang akan 1 Menyusun rencana kerja
dilakukan
Waktu yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
Menjalankan
mesin/peralatan dapat digunakan kembali setelah
7 mesin/peralatan 1
kegiatan setelah kegiatan perawatan mesin/peralatan
setelah diperbaiki
dilakukan

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

0 jam

0,5 jam 1,5 jam 0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam
10 jam

5 jam

MTTO MTTR MTTY

4 jam 1 jam
5 jam

Non Value Added Time 5 jam

Value Added Time 5 jam

% maintenance Efficiency 50 %

Gambar 5.7. Future State MVSM Mesin Creeper1

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

0 jam

0,5 jam 1 jam 1,5 jam 1,5 jam 1,5 jam 1 jam
11 jam

4 jam

MTTO MTTR MTTY

6 jam 1 jam
4 jam

Non Value Added Time 7 jam

Value Added Time 4 jam

% maintenance Efficiency 36,36 %

Gambar 5.8. Future State MVSM Mesin Creeper2

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

0 jam

0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam 0,5 jam 1 jam


9,5 jam

5 jam

MTTO MTTR MTTY

3,5 jam 1 jam


5 jam

Non Value Added Time 4,5 jam

Value Added Time 5 jam

% Maintenance Efficiency 52,63 %

Gambar 5.9. Future State MVSM Mesin Creeper3

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

0 jam

0,5 jam 0,5 jam 0,25 jam 0,25 jam 0,5 jam 1 jam
8,5 jam

5 jam

MTTO MTTR MTTY

2,5 jam 1 jam


5 jam

Non Value Added Time 3,5 jam

Value Added Time 5 jam

% maintenance Efficiency 58,82 %

Gambar 5.10. Future State MVSM Mesin Creeper4

Universitas Sumatera Utara


Equipment Breakdown

Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya Mengalokasikan Sumber Menjalankan mesin peralaytan
Melakukan Perawatan /perbaikan
Komunikasikan daya setelah diperbaiki
Mempersiapkan
Masalah pekerjaan yang
akan dilakukan

0 jam

0,25 jam 0,25 jam 0,5 jam 0,5 jam 1 jam 1 jam
7,5 Jam

4 jam

MTTO MTTR MTTY

2,5 jam 1 jam


4 jam

Non Value Added Time 3,5 jam

Value Added Time 4 jam

% Maintenance Efficiency 53,33 %

Gambar 5.11. Future State MVSM Mesin Creeper5

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil pembentukan current state map dan future state map dapat

dilihat terdapat perbedaan yang signifikan, dimana pada future state map

aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added

activities) telah berkurang. Perbandingan antara nilai current state map dengan

future state map untuk Mesin Creeper 1 dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Table 5.14. Perbandingan Current State Map dengan Future State MapMesin

Kritis

Mesin Creeper1
Future State Map
No Kategori Current State Map (jam)
(jam)
1 MTTO 9 4
2 MTTR 5 5
3 MTTY 1 1
4 MMLT (MTTO+ MTTR+ MTTY) 15 10
Non Value Added Time (MTTO +
5 10 5
MTTY)
6 Value Added Time (MTTR) 5 5
% Maintenance Efficiency(Value Added
7 33,33 % 50,00 %
Time/MMLT)
Mesin Creeper 2
1 MTTO 8 6
2 MTTR 4 4
3 MTTY 1 1
4 MMLT (MTTO+ MTTR+ MTTY) 13 11
Non Value Added Time (MTTO +
5 9 7
MTTY)
6 Value Added Time (MTTR) 4 4
% Maintenance Efficiency(Value Added
7 30,77 % 36,36 %
Time/MMLT)
Mesin Creeper3
1 MTTO 9 3,5
2 MTTR 5 5
3 MTTY 1 1
4 MMLT (MTTO+ MTTR+ MTTY) 15 9,5

Universitas Sumatera Utara


Non Value Added Time (MTTO +
5 10 4,5
MTTY)
6 Value Added Time (MTTR) 5 5
% Maintenance Efficiency(Value Added
7 33,33 % 52,63 %
Time/MMLT)

Table 5.15. Perbandingan Current State Map dengan Future State MapMesin

Kritis (Lanjutan)

Mesin Creeper4
1 MTTO 8 2,5
2 MTTR 5 5
3 MTTY 1 1
4 MMLT (MTTO+ MTTR+ MTTY) 14 8,5
Non Value Added Time (MTTO +
5 9 3,5
MTTY)
6 Value Added Time (MTTR) 5 5
% Maintenance Efficiency(Value Added
7 35,71 % 58,82 %
Time/MMLT)
Mesin Creeper5
1 MTTO 9 2,5
2 MTTR 4 4
3 MTTY 1 1
4 MMLT (MTTO+ MTTR+ MTTY) 14 7,5
Non Value Added Time (MTTO +
5 10 3,5
MTTY)
6 Value Added Time (MTTR) 4 4
% Maintenance Efficiency(Value Added
7 28,57 % 53,33 %
Time/MMLT)

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Jenis dan Mesin Kritis

Mesin – mesin yang digunakan untuk proses produksi pada PT. XYZ.

adalahRotary Screen, Breaker, Washing Tank, Bucket, Homogencer, Hammer

Mill, Creeper, Vortex Pump, Pusher Trolly, Blower, Exs Fan, Hydroulick Press,

Lift KGA, dan Shredder.

Berdasarkan diagram paretodenganprinsip 80%-20%

makadidapatkanmesin yang

menjadiprioritaspembahasandenganfrekuensikerusakanterbesaradalahCreeper 1,

Creeper 2, Creeper 3, Creeper 4, danCreeper 5.

6.2. Analisis Jadwal Perawatan Mesin

Perawatanmesinusulanadalahdenganmelakukanpenggantiankomponenmesi

n yang jadwalnyadidapatkandenganpendekatanreliability engineering. Tahapan

yangdilakukanadalahdenganmelakukanpengujianpoladistribusiterhadapsetiapmesi

n kritislalumenghitungnilai MTTF (Mean Time ToFailure) yang

menjadijadwalperawatan mesin.

Poladistribusikerusakanmesindiujidenganmenggunakandistribusi normal,

lognormal, eksponensialdanweibull.

Pengujianpoladistribusiinidilakukandenganmenggunakan data interval

kerusakantiapmesin.

Universitas Sumatera Utara


PenentuanpoladistribusiterpilihdilakukanberdasarkannilaiIndex of

Fitterbesardarijenisdistribusi yang diuji.

Hasil yang didapatnilaiMTTF untuksetiapmesinkritisadalahuntukmesin

Creeper 1adalah 101 hari, mesin Creeper 2adalah 101 hari, mesin Creeper

3adalah 107hari, mesin Creeper 4adalah 113 hari dan mesin Creeper 5adalah 111

hari. Artinyaialahbahwa mesinsudah harusmendapatkan

perawatanpadasaatberoperasiselama101hariuntukmesin Creeper

1,danselanjutnyauntuksetiap mesin kritis.

Berdasarkan data perusahaan sampai bulan September maka perhitungan

jadwal usulan perawatan mesin di mulai dari tanggal 1 oktober 2018 dengan

contoh perhitungan sebagai berikut:

Jadwal usulan perawatan mesin creeper 1 = 1 oktober + 101 hari

= 10 januari 2019

Jadwal usulan perawatan mesin creeper 2 = 1 oktober + 101 hari

= 10 januari 2019

Jadwal usulan perawatan mesin creeper 3 = 1 oktober + 107 hari

= 16 januari 2019

Jadwal usulan perawatan mesin creeper 4 = 1 oktober + 113 hari

= 22 januari 2019

Jadwal usulan perawatan mesin creeper 5 = 1 oktober + 111 hari

= 20 januari 2019

Universitas Sumatera Utara


6.3. AnalisisNilaiKeandalanMesinKritispada JadwalPerawatan

Nilaikeandalan (reliability) mesinkritispadajadwalperawatan yang

diusulkandigunakanuntukmengetahuibesarnilaikeandalanmesinpadasaatdilakukanj

adwalperawatan yang diusulkan.

NilaikeandalanmesinCreeper 1 padajadwalperawatansetiap 101

haripenggunaannnyaadalahsebesar0,5776haliniberartipadaharike 101

kondisimesinberadadibawah 60%, mesin Creeper 2 pada jadwal perawatansetiap

101 haripenggunaannnyaadalahsebesar0,5979, mesin Creeper 3 pada jadwal

perawatansetiap 107 haripenggunaannnyaadalahsebesar0,2220, mesin Creeper 4

pada jadwal perawatansetiap 113 haripenggunaannnyaadalahsebesar0,2731, dan

mesin Creeper 5 pada jadwal perawatansetiap 111

haripenggunaannnyaadalahsebesar0,2947.

6.4. AnalisisMean Value Stream Mapping (MVSM)

Current state mapdibuatuntukmelihatbagaimana proses

perbaikanmesinCreeper yang dilakukanolehperusahaanpadasaatini.

Hasilpenggambarancurrent state mapdidapatkannilai total non value added time

(waktu MTTO danwaktu MTTY) danvalue added time (waktu MTTR)

untuksetiapmesin.

Setelahmembuat current state map, makalangkahterakhirdalamMaintanance

Value Stream Mapping (MVSM) adalahmenyusunfuture state map.

KenaikanpersentaseMaintanance Efficiency pada mesin

setelahdilakukanperencanaanpadaperawatan. mesin Creeper1

Universitas Sumatera Utara


memilikipeningkatanefisiensidari33,33% menjadi50,00 %,mesin Creeper2

memilikipeningkatanefisiensidari30,77% menjadi36,36 %, mesin Creeper3

memilikipeningkatanefisiensidari33,33% menjadi52,63 %, mesin Creeper4

memilikipeningkatanefisiensidari35,71% menjadi58,82 %, mesin Creeper5

memilikipeningkatanefisiensidari28,57% menjadi53,33 %.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada BAB VI maka diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Jadwalperawatanmesindenganpenggantiankomponenkritisuntukmesin

Creeper 1adalah101hari, mesin Creeper 2adalah 101 hari, mesin Creeper

3adalah 107hari, mesin Creeper 4adalah 113 hari dan mesin Creeper 5adalah

111 hari. Sehingga di dapatkan jadwal usulan mesin dapat di lihat pada

Gambar 7.1. sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 7.1. Jadwal Usulan Perawatawan Mesin Pada PT. XYZ. 2018-2019

Universitas Sumatera Utara


2. NilaikeandalanmesinCreeper 1 padajadwalperawatansetiap 101

haripenggunaannnyaadalahsebesar0,5776haliniberartipadaharike 101

kondisimesinberadadibawah 60%, mesin Creeper 2 pada jadwal

perawatansetiap 101 haripenggunaannnyaadalahsebesar0,5979, mesin

Creeper 3 pada jadwal perawatansetiap 107

haripenggunaannnyaadalahsebesar0,2220, mesin Creeper 4 pada jadwal

perawatansetiap 113 haripenggunaannnyaadalahsebesar0,2731, dan mesin

Creeper 5 pada jadwal perawatansetiap 111

haripenggunaannnyaadalahsebesar0,2947.

3. HasilpengembanganMaintenance Value Stream Mapping (MVSM)

menghasilkannilaipersentasemaintenance efficiencyuntukmesinmeningkat.

Peningkataninididapatdariperbandingannilaipenerapancurrent state map

terhadappengembangandenganfuture state map. Persentasemaintenance

efficiencyuntukmesin Creeper1 memilikipeningkatanefisiensidari33,33%

menjadi50,00 %,mesin Creeper2 dari30,77% menjadi36,36 %, mesin

Creeper3 dari33,33% menjadi52,63 %, mesin Creeper4 dari35,71%

menjadi58,82 %, mesin Creeperdari28,57% menjadi53,33 %.

7.2. Saran

1. Sehubungandenganjadwal perawatan mesin yang

sudahdirancangdenganmetodereliability

engineeringmakaperusahaanperlumembentuktimmaintenancepada

bagian produksi agar mendapatkanpemahaman yang tepat.

Universitas Sumatera Utara


2. Perluadanyamonitoringdanevaluasi yang

terusmenerusterhadappelaksanaanpemeliharaan yang

telahdirencanakan agar keandalan system

dapatdipertahankanatauditingkatkan.

3.

Denganadanyapenelitianinidiharapkandapatmenjadipedomanuntuk

penelitianlanjutkan agar perawatan mesin produksi dapat tetap terjaga

dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Besterfield, H. Dale. Quality Control. College of Engineering Southern Illinois

University.

Corder. A.S. Teknik Manajemen Pemeliharaan.Jakarta. Penerbit Erlangga. 1997.

Igba Joel. A Systems Approach Towards Reliability-Centred Maintenance (RCM)

of Wind Turbines. 2013

Jardine, A.K.S. Maintenance, Replacement and Reliability. (Boca Raton: Taylor

& Francis group, 2006)

Kapur, K.C., and Lamberson, L.R., Reliability in Engineering Design, John Wiley

& Sons, New York, 1977.

Nasution Hakim Arman. Manajemen Industri. (Penerbit Andi Yogyakarta,

2006). p. 343

Suryono M.A.E. Reliability Centred Maintenance (RCM) Analysis of Laser

Machine In Filling Lithos at PT.X. 2018.

Rohani Jafri Mods. Production line analysis via value stream mapping: a lean

manufacturing process of color industry. 2015

Rother, M dan Shook, J, Learning to See, Value Stream Mapping to Create Value

and Eliminate Muda,2003, The Lean Enterprise Institute, Inc

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai