Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAN MENIKAH

Dosen pengampu : Ariska Putri Hidayatillah S.kep.,Ns.,M.Epid

Disusun Oleh :

1. Ainun Jariyah (181141001)


2. Atika Rahmani (1811310)
3. Elitya Widya N (1811410)
4. Halisa (181141013)
5. Maulidatul M M (1811410)
6. M Lukman Sasongko (1811410)

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SURABAYA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah
serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasangan Menikah”
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.

Surabaya, 5 juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.........................................................................................2
DAFTARISI.......................................................................................................3
BABI PENDAHULUAN...................................................................................4
1.1 LATARBELAKANG...............................................................................4
1.2 RUMUSANMASALAH..........................................................................4
1.3 TUJUAN..................................................................................................5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA........................................................................6
2.1 KELUARGA............................................................................................6
2.1.1 DefinisiKeluarga............................................................................6
2.1.2 Fungsi Keluarga.............................................................................6
2.1.3 TipeKeluarga..................................................................................7
2.1.4 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan......................................8
2.2 KELUARGABARU MENIKAH.............................................................8
2.2.1 Definisi...........................................................................................8
2.2.2 Tahap – Thap PasanganBaruMenikah............................................9
2.2.3 Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh PasanganBaru Menikah......9
2.2.4 TugasPerkembangan.......................................................................11
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN..............................................................16
3.1 PENGKAJIAN.........................................................................................16
3.2 DIAGNOSA.............................................................................................21
3.3 RENCANATINDAKAN KEPERAWATAN............................................22
BABIVPENUTUP.............................................................................................26
4.1 KESIMPULAN........................................................................................26
4.2 SARAN....................................................................................................26
DAFTARPUSTAKA..........................................................................................27
BABI

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan
keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui
tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga
baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
nya masing- masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan
dengan keluarga sendiri dan orangtuanya, mulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan kelompok social lainnya. Berdasarkan hal diatas, kami
tertarik untuk membahas tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Pemula”.
1.2 RUMUSANMASALAH
1. Apa pengertian keluarga baru menikah ?
2. Bagaimana tugas perkembangan dan masalah–masalah yang terjadi pada
keluarga baru menikah ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah
1.3 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru menikah.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula (baru menikah).
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang
terjadi pada keluarga pemula (baru menikah).
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pemula (barumenikah).
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes
RI, 1998 ). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan.
( SalvicionG. Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang
diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan
dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
(Burgess dan Locke (1992).
2.1.1 FungsiKeluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
1. FungsiAfektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan
ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan
penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma
keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu
maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumberdaya manusia.
4. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,
pakaian,perlindungan dan asuhan Kesehatan/keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan
keluargadan individu ( Zaidin Ali,1999).
2.1.2 Tipe-Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan
dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single ParentFamily.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam
satu rumah yang sama.
e. Recontituened atau BlendedFamily
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing
membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree GenerationFamily
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,anak
dalam satu rumah.
g. Single Adult LivingAlone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau EderlyCoople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

2.1.3 Tugas Keluaga Dalam BidangKesehatan

Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :

 Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiapanggotanya.

 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yangtepat.

 Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit,


danyang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya terlalu muda.

 Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan


dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

 Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan


lembaga- lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas- fasilitas Kesehatan yang ada.
2.2 KELUARGA BARU MENIKAH
2.2.1 Definisi
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing.
2.2.2 Tahap – Tahap Pasangan Baru Menikah
1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing.
2. Mempersiapkan keluarga yangbaru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama,beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga
sendiri. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan
anak dan jumlah yangdiharapkan
2.2.3 Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah
1. Tidak menghadapi masalah hutang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah
masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah
menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan
semua masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada
yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian,
cobalah berhitung dan rencanakan keuangan anda untuk kedepannya.
Jika perlu, temui ahli perencanaa keuangan.
2. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan
mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang
berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah,
lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya
karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti
Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
3. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei
mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan
terbanyakn ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara
berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat
jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka Anda
akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin
menyukainya juga.
4. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja
menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah
mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau
makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam
hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan
dalam jumlah banyak. Wah,ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai
memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama pasangan.
5. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki
masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur
ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pada
akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
6. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah
Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk
tidak mudahterpancingamarah.Namun,jika memang emosi marah sudah
memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk
sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam
keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah
tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan
hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk
masalah.
7. Terobsesi denganbayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup
setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi
terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi
dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-
buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,
menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan
keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks,
kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.
2.2.4 Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri.
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat
untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan
keluarga baru menikah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
 Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
 Sumber- sumber dari dua orang yangdigabungkan.
 Peran berubah.
 Fungsi baruditerima.
 Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian
yang mendasar.
 Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat
rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi
apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan
dari kebutuhan dan minat pasangan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secaraharmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga
asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan
keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran
perkawinan. Peran perawat dalam keluarga berencana adalah membantu
pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan
sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang
dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih
diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu
sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan
karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi
itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis,
psikologis, kehidupan sosial dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka
disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat,
sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi
merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal
ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara
ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan
rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat
obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran
sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapanwanita tersebut
berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metode apa yang
sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan
satu jenis/metode, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan
metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang
digunakannya.
Pengetahuan tentang teknik penggunaan metode kontrasepsi Dalam
melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat
menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut
memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB
dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat
menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan
menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yangsedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien
terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.
Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya
menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari
pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan
kenyamanan klien dalam menggunakan metode tersebut.
Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan
tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor
yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat
kesehatan dahulu klien yang merupakan kontrak indikasi dari metode
kontrasepsi,riwayat obstetric,budaya dan kepercayaan serta keinginan
untuk mencegah kehamilan.
Adapun kontraindikasi penggunaan metode kontrasepsi yang
berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:
a) Kontrasepsioral
 Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan
payudara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal,
hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis. Untuk
wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM,
epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
 Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita
yang harus menghindari segala jenis metode
hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
b) KontrasepsiHormonal
 Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid,
hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya,
penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang
dari lima tahun.
 Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita
dalam masa menyusui.
c) Kontrasepsi Mekanik
 Diafragma dan kap servik Diafragma dan kapservik
tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks
dan riwayat toksik shock syndrome.
 IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi
terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks,
riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah
persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, Metroragia
dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil.
d) Kontrasepsi Mantap (kontap)
Kontrasepsi ini tidak ada kontrak indikasinya, karena
sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah
tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk
mempunyai anak Analisa Data Kurang pengetahuan
tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering
dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya
dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
2.3 Teori Asuhan Keperawatan keluarga
2.3.1 Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan
ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian
yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
sederhana (Suprajitno: 2004).Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian
meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan
menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56).
1. Pengumpulan data
a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan,tempat tinggal,
dan tipe keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini
perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
 Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
 Riwayat keluargasebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
 Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
 Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
 Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
 Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
d. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
 Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaanpenyakit.

 Pengobatan tradisional

Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan


yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu
pengobatan tradisional.

e. Status Sosial Ekonomi

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam


mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

2. Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap


keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu
penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga.

3. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir


hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.

4. Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh


terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
f. Data Lingkungan
 Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor
penyebab terjadinya suatu penyakit.
 KarakteristikLingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
g. Struktur keluarga
 Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan
rasa kepedulian yang tinggi.
 Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
 Strukturperan
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya
bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan
maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
h. Fungsi keluarga
 Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu
bagi anggota keluarga itu sendiri.

 Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluargamenjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
 Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
 Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
 Berapa jumlah anak
 Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggotakeluarga
 Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
 Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
 Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,pangan
dan papan
 Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga .

i. Stress dan Koping keluarga

 Stressor jangka pendek dan panjang

 Stressor jangka pendek yaitu stressor yang di alami keluarga yang


memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

 Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang


memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

 Kemampuan keluarga berespon terhadapsituasi/stressor Hal yang


perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.

 Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

 Strategi adaptasidisfungsional

 Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila


menghadapi permasalahan
j. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
k. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2.3.2 DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah :
 Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan
kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metode
Kontrasepsi.
 Ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk
memenuhi tanggung jawab pran skunder.
2.3.5 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang
Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan MetodaKontrasepsi.
a. Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
 Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metode
kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.
 Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasidari
metoda kontrasepsi yang dipilih.
 Melaporkan adanya kepuasan terhadap metode kontrasepsi
yang dipilih.
 Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai danmemilih
salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin
mengganti metode kontrasepsi.
b. Intervensi
 Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan,dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
 Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak
melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang
dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensitiap
tindakan.
 Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
2. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk
memenuhi tanggung jawab pran skunder.
a. Tujuan:
Individu menyusun tujuan jangka panjang dan pendek untuk
perubahan.
b. Criteria hasil
 Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dankeluarga
 Menyebutkan sumber daya komunitas yangtersedia
c. Intervensi
 Beri kesempatan pada seluruh anggota keluargauntuk
mendiskusikan penilaian mereka terhadap situasi.
 Hindari saling menyalahkan tetapi fasilita ventilasi
amarahnya
 Krarifikasi perasaan anggotakeluarga
 Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk
mempertimbangkan masalah dari perspektif anggota
keluarga yang lain
 Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk
mempunyai harapan yang lebih realistis.
Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat
a. Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke
arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
b. Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan
keluarga memunginkan keluarga bergerak maju kearah tahap perkembangan
berikutnya.
c. Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga
disfungsional.
d. Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai prosesperkembangan
keluarga.
e. Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara
kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual
dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).
f. Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuanprevensi
primer.
g. Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang
beda dalam kehidupankeluarga.
BAB III
AKSEP KASUS

3.1 Hasil

Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. Ah yang dilaksaknakan Minggu, 28 Mei 2017 di
desa Jetak Rt 02/ 04 Wonorejo,Gondang Rejo, Karanganyar. Berdasarkan data yang
diperoleh desaJetak adalah desa di kecamatan Gondangrejo kabupaten Karangayar.Desa
Jetak merupakan salah satu desa yang terkena dampak proyekpembangunan jalan Tol
Solo-Ngawi.

3.1.1 Pengkajian

Nama : Tn. Ah

Umur : 38 Tahun

Alamat : Jetak Rt 02/ 04 Wonorejo, Gondang Rejo, Karanganyar.

Pekerjaan : Industri

Pendidikan : SD

Komposisi Keluarga

Nama : Tn. Ah
Ny. L

Jenis kelamin : Laki-laki

Perempuan

Hubungan : Suami

Istri

Umur : 38 Tahun
33 Tahun

Pekerjaan : Industri

Karyawan sawasta

Pendidikan : SD
SLTA

Suki bangsa : Jawa/Idonesia

Agama : Islam

Status Sosial Ekonomi : Penghasilan Tn Ah sebagai pengawai Industri Rp 1.200.000,00 perbulan


dan penghasilan Ny. L sebagai karyawan swasta Rp 1.300.00,00 - Rp 1.500.000,00

Aktivitas rekreasi keluarga : Aktivitas rekreasi yang biasa dilakukan keluarga Tn Ah dan Ny L
adalah menonton TV di rumah.
3.1.2 Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Tinggal bersama

3.1.3 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahapan perkembangan keluarga saat ini : Saat ini keluarga Tn. Ah berada pada tahap suatu
keluarga pasangan baru yang belum memiliki seorang anak

Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi : Saat ini tahapan perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi adalah keluarga Tn Ah dan Ny. L sebagai keluarga baru belum bisa
berhubungan secara harmonis di dalam sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. Ah
dan Ny. L dalam bekerja. Kesibukan Tn. Ah dan Ny. L membuat mereka jarang menghabiskan
waktu untuk bersama.

Riwayat keluarga inti : Tn. Ah dan Ny. L mengatakan dalam keluarga mereka tidak terdapat
penyakit menular. Biasanya Tn. Ah dan Ny. L bila sakit flu dan batuk sering mengkonsumsi obat
warung seperti Panadol, Puyer, Ultraflu dan Paramex. Tn. Ah dan Ny. L mengatakan apabila sakit
tidak pernah periksa ke puskesmas. Tn Ah dan Ny. L hanya mengandalkan obat - obat dari
warung.

Riwayat keluarga sebelumnya : Menurut Tn Ah dan Ny. L riwayat keluarga sebelumnya tidak
pernah mengalami sakit berat yang memungkinkan mereka perlu perawatan di rumah sakit
ataupun perawatan di rumah yang lama dan dari riwayat keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit kronis.

3.1.4 Lingkungan

Karakteristik rumah : Tempat tinggal Tn. Ah dan Ny. L masih merupakan rumah kedua orang tua
Ny. L. Tempat tinggalnya permanen. Dengan luas kira - kira 110 m2 - 140 m 2 . Tembok rumah
sudah disemen. Lantai keramik. Ada 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan. Kondisi dalam
rumah kotor dan peralatan perabot tidak teratur. Ruang tamu terlihat kotor. Jendela dalam rumah
terlihat berdebu dan jarang dibersihkan. Sumber mata air menggunakan sumur. Kondisi air jernih
tidak berbau dan tidak berasa. Keluarga Tn. Ah dan Ny L menggunakan ember sebagai
penampung air untuk keperluan memasak. Sampah ditampung ditempat sampah samping rumah.
Penerangan dimalam hari menggunakan lampu listrik dan kadang pada siang hari juga
menggunakan lampu listrik karena rumah tampak gelap. Kebersihan pekarangan rumah tampak
gelap. Kebersihan pekarangan rumah baik secara umum, tetapi pekarangan begitu sempit karena
rumah diapit oleh beberapa rumah disebelahnya.

Karakteristik tetangga dan komunitasnya : Wilayah tempat tinggal keluarga Tn. Ah dan Ny. L
diapit oleh beberapa rumah. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Untuk kegiatan seperti
arisan, rapat rutin dan kegiatan masyarakat lainnya Tn. Ah dan Ny. L jarang mengikuti karena
kesibukannya dalam bekerja. Namun apabila kegiatan tersebut dilakukan pada hari libur Tn. Ah
dan Ny. L terkadang juga mengikuti.
Mobilitas geografis keluarga : Tn. Ah dan Ny. L mengatakan karena mereka pasangan yang baru
menikah dan baru mengumpulkan modal untuk membangun rumah. Untuk sementara Tn. A dan
Ny. L tinggal bersama dengan orang tua Ny. L

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tn. Ah mengatakan karena di rumah
hanya mereka bersama kedua orang tua jadi waktu berkumpul bersama keluarga besar yang lain
hanya ketika lebaran tiba. Dan untuk interaksi dengan masyarakat biasanya Tn. Ah dan Ny. L
mengikuti kegiatan arisan, rapat rutin, tempat hajatan pernikahan atau kegiatan masyarakat
lainnya. Namun seiring kesibukan masing - masing Tn . Ah dan Ny. L jarang mengikuti kegiatan
tersebut.

Sistem pendukung keluarga : Keluarga Tn. Ah dan Ny. L mengatakan selama menjadi pasangan
baru belum pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB selain itu keluarga Tn. Ah dan Ny. L mengatakan belum
memiliki fasilitas jaminan kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan di
fasilitas kesehatan yang ada. Klien tidak mempunyai fasilitas jaminan kesehatan karena klien
mengatakan tidak bisa dalam menggunakannya. Saat diwawancarai klien tampak bingung

3.1.5 Struktur komunikasi keluarga


Pola Komunikasi keluarga : Tn. Ah dan Ny L mengatakan dalam keluarganya komunikasi yang
digunakan adalah komunikasi terbuka, jika ada masalah maka akan dimusyawarahkan bersama.

Struktur kekuatan keluarga : keluarga Tn Ah dan Ny L sebagai keluarga baru belum bisa
berhubungan secara harmonis di dalam sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. Ah
dan Ny. L dalam bekerja. Kesibukan Tn. Ah dan Ny. L membuat mereka jarang menghabiskan
waktu untuk bersama.

Strukur peran : Tn. Ah sebagai suami dan Ny. L sebagai istri aktif dalam bekerja memenuhi
kebutuhan hidup keluarga mereka. Selain aktif bekerja sebagai karyawan swasta. Ny L juga aktif
sebagai ibu rumah tangga yang menyiapkan keperluan suaminya di rumah dan merangkap
perannya itu karena hanya demi memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari.
Struktur nilai dan budaya : Dalam keluarga Tn. Ah dan Ny. L menekankan etika dan sopan santun
dalam bergaul dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai serta berani karena benar.

3.1.1.11. Fungsi keluarga


Fungsi afektif : keluarga Tn Ah dan Ny L sebagai keluarga baru belum bisa berhubungan
secara harmonis di dalam sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. Ah dan
Ny. L dalam bekerja. Kesibukan Tn. Ah dan Ny. L membuat mereka jarang
menghabiskan waktu untuk bersama.
Fungsi sosialisasi : Tn. Ah dan Ny. L mengatakan berusaha untuk belajar dan banyak
bertanya kepada orang - orang yang lebih berpengalaman seperti orang tua, kakak dan
teman - teman serta tetangga mengenai tugas peran dan fungsi keluarga yang baik
Fungsi perawatan kesehatan :
a. Mengenal masalah kesehatan : Tn Ah dan Ny. L mengatakan apabila ada salah
satu keluarga yang sakit. Klien menganggap bahwa sakit tersebut dikarenakan
masuk angin dan kelelahan saja.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan : Tn. Ah dan Ny. L
mengatakan apabila ada salah satu keluarga yang sakit. Klien mengatakan sudah
terbiasa mengkonsumsi obat warung apabila sedang sakit. Biasanya setelah minum
obat dari warung rasa sakit yang dirasakan berangsur -angsur membaik.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit : Selain mengandalkan obat -
obatan dari warung Tn. Ah dan Ny. L mengatakan cara merawat ketika
keluarganya sakit adalah . Klien hanya menganjurkan dengan beristirahat, atau
untuk tidur secukupnya, makan - makanan yang bergizi dan menjaga kenyamanan
saat beristirahat.
d. . Dalam memelihara atau memodifikasi kesehatan : Tn. Ah dan Ny. L mengatakan
karena rumahnya tergolong untuk santai malah dijadikan tempat untuk menyetrika
pakaian dan tempat main anak - anak sehingga terkadang perabot - perabot rumah
berceceran di ruang tamu.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada : Tn. Ah dan Ny. L jarang untuk
berobat ke puskesmas atau ke kliik kesehatan terdekat. Tn. A mengatakan jika
sakit hanya mengandalkan obat obatan dari warung
Fungsi reproduksi : Saat ini Tn. Ah dan Ny. L tidak menggunakan alat kontrasepsi
karena ingin segera memiliki anak. Tn. Ah dan Ny. L mengatakan masih bingung
harus menggunakan metode kontrasepsi yang mana. Tn. Ah dan Ny. L masih bingung
karena sebelumnya belum pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien belum mengetahui tentang KB
Fungsi ekonomi : Semua pendapatan yang ada digunakan untuk keperluan sehari – hari
dan hal - hal yang tidak terduga. Tn. Ah dan Ny. L mengatakan apabila kebutuhan
terpenuhi dan masih terdapat sisa. Sisanya digunakan untuk menabung.

3.1.2.11. Stress dan koping keluarga

Stresor jangka pendek : Menurut Tn. Ah dan Ny. L mereka ingin sekali memiliki anak
tapi saat ini belum ada tanda - tanda akan kehamilan. Tn. Ah dan Ny. L mengatakan
belum mengerti dalam menggunakan metode kontrasepsi yang mana. karena sebelumnya
belum pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.

Stresor jangka panjang : Tn. Ah dan Ny. L mengatakan keinginan dalam memiliki anak
belum terpenuhi

Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dan situasi : Tn. Ah dan Ny. L selalu
berusaha belajar menjadi suami dan istri yang baik. Saling mendukung satu sama lainnya.
Memperhatikan, menghormati dan menghargai satu sama lain

Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Tn. Ah dan Ny. L banyak belajar dari orang
tuanya dan teman - temannya yang sudah menikah tentang cara mengurusi rumah tangga

3.1.3.11. Harapan keluarga

Persepsi keluarga terhadap perawat : Bagi keluarga Tn. Ah dan Ny. L perawat merupakan
tenaga kesehatan yang membantu memberikan penyuluhan - penyuluhan pendidikan
kesehatan selain itu bagi keluarga Tn. Ah dan Ny. L perawat mampu menanggulangi dan
mengatasi masalah kesehatan.

Harapan keluarga terhadap perawat : Dengan adanya perawat yang datang ke rumahnya
keluarga mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan yang
dapat membantu mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga
yang baru.
3.1.4.11. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Ny. L Tn. Ah
Keadaan umum
a. Kesadaran Compos mentis Compos mentis
b. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah 120/ 70 mmHg 130/ 80 mmHg
2) Nadi
a) Frekuensi 84x/ menit 88x/ menit
b) Irama Teratur Teratur
c) Kekuatan Teraba kuat Teraba kuat
3) Pernapasan
a) Frekuensi 22x/ menit 22x/ menit
b) Irama Teratur Teratur
c) Kekuatan Teraba kuat Teraba kuat
4) Suhu 36,7 °C 36,8 °C
Kepala
a. Bentuk kepala Mesochepal Mesochepal
b. Rambut Hitam Bersih Hitam Bersih
c. Kulit kepala tidak ada ketombe tidak ada ketombe
Muka
a. Mata
1) Palbebra Simetris dan tidak ada Simetris dan tidak ada
perubahan warna perubahan warna
2) Konjungtiva Berwarna merah cerah Berwarna merah cerah
3) Sklera Warna putih Warna putih
4) Pupil Warna hitam isokor Warna hitam isokor
5) Reflek terhadap cahaya +/ + +/ +
6) Penggunaan alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
bantu bantu
b. Hidung Bersih tidak ada sekret Bersih tidak ada sekret
c. Mulut Bibir tampak lembab Bibir tampak lembab
d. Gigi Tidak berlubang warna Tidak berlubang warna
putih bersih putih bersih
e. Telinga Simetris tidak teraba Simetris tidak teraba
membesar membesar
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
tiroid tiroid
Dada
a. Paru - paru
1) Inspeksi Tidak terkaji Tidak terkaji
2) Palpasi Tidak terkaji Tidak terkaji
3) Perkusi Tidak terkaji Tidak terkaji
4) Auskultasi Tidak terkaji Tidak terkaji
b. Jantung
1) Inspeksi Tidak terkaji Tidak terkaji
2) Palpasi Tidak terkaji Tidak terkaji
3) Perkusi Tidak terkaji Tidak terkaji
4) Auskultasi Abdomen Tidak terkaji Tidak terkaji
Genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji
Rektum Tidak terkaji Tidak terkaji
Ekstremitas Tidak terkaji Tidak terkaji
a. Atas
1) Kekuatan otot 5/5 kekuatan otot penuh 5/5 kekuatan otot penuh
2) ROM Gerakan persendian aktif Gerakan persendian aktif
3) Perubahan bentuk Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
tulang bentuk tulang bentuk tulang
4) Perabaan akral Teraba hangat Teraba hangat
5) Pitting edema Tidak ada pitting edema Tidak ada pitting edema

b. Bawah
1) Kekuatan otot 5/5 kekuatan otot penuh 5/5 kekuatan otot penuh
2) ROM Gerakan persendian aktif Gerakan persendian aktif
3) Perubahan bentuk Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
tulang bentuk tulang bentuk tulang
4) Perabaan akral Teraba hangat Teraba hangat
5) Pitting edema Tidak ada pitting edema Tidak ada pitting edema
3.1.5.11. Analisa Data
Analisa Data Problem Etiologi
DS : Klien mengatakan Ketidakfektifan Ketidakmampuan
bila sakit flu dan batuk pemeliharaan kesehatan keluarga merawat anggota
sering mengkonsumsi keluarga yang sakit.
obat - obatan dari warung.
Apabila sakit tidak pernah
periksa ke puskesmas
DO : Klien hanya
mengandalkan obat –
obatan dari warung
DS : Klien mengatakan Defisiensi pengetahuan Kurang sumber
selama menjadi pasangan keluarga berencana pengetahuan
baru belum pernah ada
petugas kesehatan yang
memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang
KB. Klien juga
mengatakan belum
memiliki fasilitas jaminan
kesehatan yang dapat
digunakan untuk
pengobatan dan perawatan
di fasilitas kesehatan yang
ada. Klien tidak
mempunyai fasilitas
jaminan kesehatan karena
klien mengatakan tidak
bisa dalam
menggunakannya.
DO : Klien tampak belum
mengetahui metode KB
apa yang cocok untuk
diprogramkan. Selain itu
klien tampak belum
memiliki fasilitas jaminan
kesehatan.

Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

Skoring klien 1 ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit
Skoring prioritas masalah keperawatan keluarga
Kriteria Skor Bobot Rumus Pembenaran
menghitung
Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Karena jika klien
Aktual sakit. Klien tidak
pernah periksa ke
puskesmas
Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Karena keluarga
masalah tidak sudah terbiasa
dapat diubah mengkonsumsi
obat warung
Kemungkinan 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Karena keluarga
masalah dapat sudah terbiasa
dicegah cukup mengkonsumsi
obat warung
selain itu ketika
keluarganya
sakit. Klien
hanya
menganjurkan
dengan
beristirahat, atau
untuk tidur
secukupnya,
makan -
makanan yang
bergizi dan
menjaga
kenyamanan saat
beristirahat.
Menonjolnya 0 1 0/2 x 1= 0 Karena kondisi
masalah tidak tersebut sudah
dirasakan berlangsung lama
dan terjadi terus -
menerus
Total 2 2/3

Skoring klien 1 defisiensi pengetahuan keluarga berencana berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan

Defisiensi pengetahuan keluarga berencana berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan


Skoring prioritas masalah keperawatan keluarga
Kriteria Skor Bobot Rumus Menghitung Pembenaran
Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Karena selama menjadi
Aktual pasangan baru belum
pernah ada petugas
kesehatan yang
memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang
KB
Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Karena selama menjadi
masalah dapat pasangan baru klien belum
diubah sebagian pernah ada petugas
kesehatan yang
memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien
belum mengetahui tentang
KB.
Kemungkinan 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Karena kesibukan klien
masalah dapat cukup tinggi sehingga
dicegah cukup untuk berlangsungnya
penyuluhan terkendala oleh
waktu kesibukan klien
yang tinggi.
Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Karena jika tidak segera
masalah diberikan penyuluhan KB
dirasakan dan klien akan kebingungan
harus segera dalam membentuk
ditangani keluarga yang sejahtera.
Total 3 2/ 3

Prioritas Diagnosa Keperawatan

a. Defisiensi pengetahuan keluarga berencana berhubungan dengan kurang sumber


pengetahuan
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan strategi koping tidak
efektif

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan
Intervensi
keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus
Defisiensi Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
pengetahuan keluarga tindakan keperawatan tindakan keperawatan saling percaya
berencana selama beberapa hari selama 3 hari b. Identifikasi
berhubungan dengan diharapkan defisiensi diharapkan defisiensi pengetahuan dan
kurang sumber pengetahuan keluarga pengetahuan keluarga pemahaman klien
pengetahuan berencana berencana terhadap pilihan
berhubungan dengan berhubungan dengan kontrasepsi
kurang sumber kurang sumber c. Diskusikan tentang
pengetahuan dapat pengetahuan dapat metode - metode
teratasi dengan teratasi dengan kontrasepsi termasuk
kriteria hasil : kriteria hasil : efektifitas efek
a. Klien mengetahui a. Klien mengetahui samping dan tanda
penggunaan pengaruh nilai - nilai dan gejala yang perlu
kontrasepsi pilihan dalam pemilihan dilaporkan ke petugas
yang tepat metode kontrasepsi kesehatan
b. Klien mengetahui b. Klien mengetahui d. Tentukan
kontrasepsi yang efektifitas metode kemampuan dan
dipilih bekerja kontrasepsi pilihan motivasi klien dalam
menggunakan metode
kontrasepsi
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan a. Bina hubungan
pemeliharaan tindakan keperawatan tindakan keperawatan saling percaya
kesehatan selama beberapa hari selama 3 hari b. Identifiksi
berhubungan dengan diharapkan diharapkan kemampuan klien
strategi koping tidak ketidakefektifan ketidakefektifan dalam mengobati diri
efektif pemeliharaan pemeliharaan sendiri dengan cara
kesehatan kesehatan yang tepat
berhubungan dengan berhubungan dengan c. Kaji ulang secara
strategi koping tidak strategi koping tidak berkala mengenai
efektif dapat teratasi efektif dapat teratasi jenis dan jumlah obat
dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil : yang dikonsumsi
a. Klien mampu a. Klien mampu d. Berikan informasi
mengidentifika si mengidentifika si pola untuk meningkatkan
beberapa strategi koping yang efektif pemahaman diri
koping b. Klien mampu mengenai pemberian
b. Klien mampu mencari informasi obat e. Anjurkan klien
menggunakan strategi terpercaya tentang mengenai kapan harus
koping yang efektif penyakitnya. mencari bantuan
medis f. Monitor
respon terhadap
perubahan pengobatan
dengan cara yang
tepat.
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari
Keperawatan
Minggu 30 mei Rabu 2 juni 2021 Minggu 6 juni
2021 2021
Klien 1
Defisiensi pengetahuan Jam: Jam: Jam:
keluarga berencana b.d 15.30 15.30 13.00 –Memonitor
kurang sumber – Membina – Mendiskusikan kemampuan px
pengetahuan. hubungan saling tentang metode- terhadap
percaya. metode kontrasepsi pemahaman metode
termasuk efektifitas metode kontrasepsi
efek samping nya. termasuk efektifitas
dan efek
15.40 15.45 sampingnya.
– Mengidentifikasi – Membantu px
pengetahuan dan dalam menentukan
pemahaman px kemampuan dan
terhadap pilihan motivasi
kontrasepsi. penggunaan
metode kontrasepsi.
Ketidakefektifan Jam: Jam: Jam:
pemeliharaan kesehatan b.d 15.50 16.00 13.15
strategi koping tidak efektif. -Mengidentifikasi - Memberikan - Mengukur TTV px.
kemampuan px informasi untuk
dalammengobati diri meningktakan
sendiri dengan cara pemahaman diri
yang tepat. mengenai
pemberian obat.

16.00 16.10 13.30


- Mengukur TTV px - Mengukur TTV - Mendiskusikan
px. kembali kemampuan
16.10 16.20 px dalam mengobati
- Melakukan - Melakukan diri sendiri dengan
pemeriksaan fisik px pemeriksaan fisik cara yang tepat.
px.

16.30
- Menganjutkan px
mengenai kapan
harus
memeriksakan
kesehatanya ke
dokter.
Evaluasi Keperawatan.

Diagnosa Hari/Tanggal
Keperawatan Minggu 30 mei 2021 Rabu 2 juni 2021 Minggu 6 juni 2021
Klien 1
Defiensi S: Px mengatakan S: Px mengatakan S: Px mengatakan
pengetahuan selama menjadi mulai mengerti mengerti tentang
keluarga psanagan baru belum tentang metode KB. metode KB yang
berencana b.d pernah ada petugas akan diprogramkan.
kurang sumber kesehatan yang
pengetahuan. memberikan
penyuluhan KB.

O: Px tampak belum O: Px tampak O: Px tampak


mengetahui metode antusias dalam antusias dalam
KB apa yang cocok mendiskusikan mendiskusikan
untuk diprogramkan program metode KB. metode program
KB.

A: Masalah belum A: Masalah belum A: Masalah teratasi.


teratasi. teratasi.

P: Lanjutkan P: Lanjutkan P: Hentikan


intervensi. Intervensi. intervensi.
a. Diskusikan a. Diskusikan
tentang metode- tentang metode-
metode metode
kontrasepsi kontrasepsi
termasuk termasuk
efektivitas efek efektivitas efek
samping dan samping dan
tanda gejalanya. tanda gejalanya.
b. Tentukan b. Tentukan
kemampuan dan kemampuan
motivasi px dan motivasi px
dalam dalam
menggunakan menggunakan
metode metode
kontrasepsi. kontrasepsi.

Ketidakefektifan S: Px mengatakan S: Klien mengatakan S: Klien mengatakan


pemeliharaan bila sakit flu dan mulai mengerti tentang mengerti tentang
kesehatan b.d batuk sering pemberian obat apabila pemberian obat
strategi koping mengkonsumsi obat- sedang sakit. apabila sedang sakit.
tidak efektif.
obat dari warung dan
tikdak pernah periksa
ke puskesmas.

O: Px hanya O: Px tampak O: Klien tampak


mengandalkan obat- antusias dalam antusias dalam
obatan dari warung mendiskusikan mendiskusikan
TTV Tn. A pemahaman diri pemahaman diri
menunjukakan
TD : 130/ 80 mmHg mengenai pemberian mengenal pemberian
HR : 88x/ menit obat oba TTV Tn. A
RR : 20x/menit TTV Tn. A menunjukkan
T : 36,8 °C menunjukkan TD : 120/ 70 mmHg
TD : 120/ 80 mmHg HR : 96x/ menit
HR : 92x/ menit RR : 21x/ menit
TTV Ny. L RR : 21x/ menit T : 36, 7 °C
menunjukkan T : 36, 7 °C TTV Ny. L
TD : 120/ 70 mmHg Menunjukkan
HR : 84x/ menit TTV Ny. L TD : 120/ 70 mmHg
RR : 22x/ menit menunjukkan HR : 92x/ menit
T : 36, 8 °C TD : 120/ 70 mmHg RR : 20x/ menit
HR : 90x/ menit T : 37, 1 °C
RR : 20x/ menit
T : 37, 1 °C
A: Masalah belum A: Masalah belum A: Masalah teratasi.
teratasi. teratasi.

P: Lanjutkan P: Lanjutkan P: Intervensi


intervensi. intervensi. dihentikan.
a. Berikan a. Berikan
informasi untuk informasi untuk
meningkatkan meningkatkan
pemahaman diri pemahaman diri
mengenai mengenai
pemberian obat. pemberian obat.
b. Anjurkan klien b. Anjurkan klien
mengenal kapan mengenal kapan
harus mencari harus mencari
bantuan medis bantuan medis
Monitor respon Monitor respon
terhadap terhadap
perubahan perubahan
pengobatan pengobatan
dengan cara yang dengan cara yang
tepat. tepat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi,
punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.Ciri-ciri keluarga,
antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada
ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan
penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan
rencana punya anak.

4.2 SARAN

Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu


memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias
menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanyananti.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:


Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and

Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott.


Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept

and Practice. Lippincott: California.


Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th

Edition. Connecticu : Aplenton


Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam
Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.
Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :

EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Anda mungkin juga menyukai