PROSES MENDENGAR
Oleh :
Ayu Permata Sari
712020060
Pembimbing:
dr. Taufik Hidayat, Sp. THT-KL
PROSES MENDENGAR
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang di Bagian Ilmu Penyakit THT Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang Bari
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Zat Yang Maha Indah dengan segala
keindahan-Nya, Zat Yang Maha Pengasih dengan segala Kasih Sayang-Nya, yang
terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk.
Alhamdulillah berkat kekuatan dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan referat yang berjudul “Proses Mendengar” sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang di Bagian Ilmu Penyakit
THT Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
1. dr. Taufik Hidayat, Sp. THT-KL, selaku pembimbing Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit THT Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang Bari yang telah memberikan masukan, arahan, serta
bimbingan selama penyusunan referat ini.
2. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan
doa yang tulus dan memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan-rekan co-assistensi atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
1) Bagi Institusi
Diharapkan referat ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan
dan sebagai tambahan referensi dalam bidang ilmu kesehatan
gigi dan mulut terutama mengenai Proses Mendengar
2) Bagi Akademik
Diharapkan referat ini dapat dijadikan landasan untuk penulisan
karya ilmiah selanjutnya.
Pada telinga manusia terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu telinga
bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Setiap bagian
telinga bekerja dengan tugas khusus untuk mendeteksi dan
menginterpretasikan bunyi.6
3
4
Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan
m. stapedius. M tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor
timpani dan berinsersio di bagian atas tulang maleus, inervasi oleh cabang
saraf trigeminus. Otot ini menyebabkan membran timpani tertarik ke arah
dalam sehingga menjadi lebih tegang.dan meningkatkan frekuensi
resonansi sistem penghantar suara dan melemahkan suara dengan
frekuensi rendah. M. stapedius berorigo di dalam eminensia pyramid dan
berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini menyebabkan stapes
kaku, memperlemah transmini suara dan meningkatkan resonansi tulang-
tulang pendengaran. Kedua otot ini berfungsi mempertahankan ,
7
memperkuat rantai osikula dan meredam bunyi yang terlalu keras sehingga
dapat mencegah kerusakan organ koklea.6
Fungsi telinga dalam ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai
organ auditus atau indera pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai
alat keseimbangan. Kedua organ tersebut saling berhubungan sehingga
apabila salah satu organ tersebut mengalami gangguan maka yang lain
akan terganggu. TD disuplai oleh arteri auditorius interna cabang dari
arteri cerebelaris inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri.6
1. Koklea
Koklea adalah organ pendengaran berbentuk menyerupai rumah
siput dengan dua dan satu setengah putaran pada aksis memiliki panjang
lebih kurang 3,5 centimeter. Sentral aksis disebut sebagai modiolus
dengan tinggi lebih kurang 5 milimeter, berisi berkas saraf dan suplai
arteri dari arteri vertebralis.6
Struktur duktus koklea dan ruang periotik sangat kompleks
membentuk suatu sistem dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli, skala
media dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala tympani berisi cairan
perilim sedangkan skala media berisi endolimf. Skala vestibuli dan skala
media dipisahkan oleh membran reissner, skala media dan skala timpani
dipisahkan oleh membran basilar.6
2. Organon Corti
Organon corti (OC) terletak di atas membran basilaris dari basis ke
apeks, yang mengandung organel penting untuk mekanisme saraf
pendengaran perifer OC terdiri satu baris sel rambut dalam yang berjumlah
sekitar 3 000 dan tiga baris sel rambut luar yang berjumlah sekitar 12 000.
Rambut halus atau silia menonjol ke atas dari sel-sel rambut menyentuh
atau tertanam pada permukaan lapisan gel dari membran tektorial. Ujung
atas sel-sel rambut terfiksasi secara erat dalam struktur sangat kaku pada
lamina retikularis. Serat kaku dan pendek dekat basis koklea mempunyai
kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi tinggi sedangkan serat
panjang dan lentur dekat helikotrema mempunyai kecenderungan untuk
bergetar pada frekuensi rendah.6
9
b. Labyrinthus Membranaceus6
Labyrinthus membranaceus terletak di dalam
labyrinthus osseus. Labyrinthus ini berisi endolympha dan
dikelilingi oleh perilympha. Labyrinthus membranaceus
terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam
vestibulum osseus; tiga ductus semicircularis, yang terletak
di dalam canalis semicircularis osseus dan ductus
cohclearis yang terletak di dalam cochlea. Struktur-struktur
ini saling berhubungan dengan bebas. Utriculus adalah
yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada.
Utriculus dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan
ductus endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis..
Ductus endolymphaticus, setelah bergabung dengan ductus
utriculosaccularis akan berakhir di dalam kantung buntu
12
3.1. Kesimpulan
1. Proses mendengar terjadi karena adanya peran dari beberapa organ seperti
membran tektoria, sterosilia dan membran basilaris. Interaksi ketiga
struktur penting tersebut sangat berperan penting dalam proses
mendengar.
2. Proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi
fisik berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau
tranduksi yaitu pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ
penerima dan tahap penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran.
3. Frekuensi sonik manusia yaitu 20 Hz – 20.000 Hz. Frekuensi sonik yang
sangat diperlukan untuk komunikasi percakapan sehari-hari adalah antara
500 Hz sampai 2000 Hz.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. CIE. 2012. Choclea. The Natural Sciences Anatomy Illustrated. Emily Car
University.202-2012.
3. Szymanski, A., dan Bhimji, S.S. 2017, ‘Anatomy, head, ear’, StatPearls.
Diakses pada 20 Juni 2021, Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470359.
5. Hans , Cassady. The hearing process. 2007. Diakses pada 20 Juni 2021.
Citation available from : www.faqs.org/health/Body-byDesign-V2/The-
Special-Senses.html.
9. Guyton, A., Hall, J. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: EGC
10. Barrett E.,et al,. Ganong’s Review of Medical Physiology: Hearing &
Equilibrium. 23rded. Singapore : Mc Graw Hill; 2011.p.203-13.
17