Emosi adalah suatu hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap
bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah
akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda.
Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana
merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi,
mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan,
semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri,
empati dan kecakapan sosial. Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain
misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina
hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri
positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri sendiri, perasaan
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik
pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin perlu dicermati karena
kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan manusia membawa dampak yang
buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil survey Daniel Goleman menunjukkan
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak mengalami
kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih kesepian dan penurung, lebih
beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak
(impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui proses belajar dan
direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir hingga meninggal. Pertumbuhan dan
perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga maupun
masyarakat.
Menurut Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan seseorang mempunyai
EQ tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
a. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali
perasaan apada waktu perasaan itu terjadi.
b. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat.
c. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai tujuan,
selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
d. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati terhadap
orang lain.
e. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan perasaan
positif kepada orang lain.
Seseorang yang secara emosi tidak cerdas biasanya :
a. Bersifat agresif.
b. Cenderung berpikir negatif.
c. Malas dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara berlebihan.
d. Lebih mementingkan diri sendiri (egois).
e. Tidak mampu menentukan tujuan.
f. Cepat cemas dan depresi.
g. Menarik diri dari pergaulan.
h. Suka memanfaatkan kelemahan orang lain.
i. Tidak sopan.
j. Kurang percaya diri.
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu. Remaja
yang pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan menerima
pengalaman belajar baru.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan,
tetapi juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti
orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu
kita rasakan juga.
Sejauh mana kecerdasan emosi Anda? Untuk mengetahuinya, kelima unsur di atas dapat
dijadikan barometer untuk mengukur apakah Anda termasuk orang yang cerdas secara
emosi. Berikut ini adalah hal-hal spesifik yang perlu dipahami dan dimiliki oleh orang-orang yang
cerdas secara emosi :
a. Mengatasi stress
Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja.
Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak,
tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari
dan menghindar. Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali.
Mungkin sesekali terjatuh namun tidak terpuruk sehingga dapat berdiri tegak kembali.
Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”.
Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau
kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan
emosi penuh dengan perhitungan.
Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan cepat
kembali bersemangat apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
d. Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang
mereka hadapi. Ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak
membaca buku atau artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri
dan sebagainya.
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan
emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata
orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain. Memahami
perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Keuntungan dari memahami orang lain
adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk
berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
f. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial
dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag
berbeda dengan dirinya. Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang
lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya.
2. PENGENDALIAN DIRI
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik
direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri
tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai
cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara-
caranya :
Cara kedua Pengendalian diri dengan menggunakan kesadaran, Menghilangkan pikiran atau
perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau
perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan
perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau
kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba
kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi
marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat
kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih
belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip
moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus
satu, prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri?
Lakukan cara ketiga!
Cara ketiga yaitu dengan Melakukan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan,
mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan.
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya
bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa
satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi
dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film
di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi
akan mereda.
Adapun hal-hal yang harus dihindari antara lain :
1) Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering
menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia
sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula mosinya justru akan terus berkobar.
2) Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi
kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game akan
sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
3) Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu sering
bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal
negative dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4) Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
1. Manfaat Bersyukur
Dalam kehidupan kita pasti pernah mangalami hal yang membuat kita bahagia dan kadang
juga malah membuat kita merasa menjalani hidup adalah sebuah penderitaan. Bersyukurlah atas
kehidupan yang telah Allah berikan, kita masih diberi kesempatan untuk hidup bernafas bebas,
panca indra yang sempurna.
a. Hidup dalam keberuntungan : Orang yang hidupnya bersyukur akan selalu berfikir positif
didalam setiap hal yang menimpanya baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan.
b. Hidup dalam kebahagiaan : Orang yang bersyukur akan selalu merasa hidupnya penuh dengan
kecukupan, oleh karena itu mereka selalu merasa bahagia karena yakin bahwa setiap apa yang
dia peroleh itulah yang terbaik.
c. Memiliki wibawa dimata orang lain : Orang yang berbahagia adalah orang yang hidupnya
penuh dengan kebaikan, mereka memiliki wajah yang di hormati dan disayang oleh banyak
orang karena wajah mereka dihiasi oleh wajah penuh syukur
d. Terilihat lebih rupawan : Menurut para pakar psikologi orang yang bersyukur akan memiliki
wajah yang selalu tersenyum menjalani hidup dan orang yang selalu tersenyum itu manambah
kecantikan dan ketampanannya
e. Awet muda dan umur panjang : Orang yang selalu bersyukur memiliki watak yang sabar,
sedangkan orang yang sabar berdampak pada kesehatan dan awet muda karena otot wajah
beraktifitas tidak terlalu banyak dibandingkan dengan orang yang memiliki watak pemarah.
a. Hidup Menderita
Hidup rasanya selalu menjadi beban, iri dengan keberuntungan orang lain, dan enggan untuk
berusaha lebih baik. Meraka yang tidak mau bersyukur hidupnya penuh dengan kesusahan,suka
mengeluh dan menyelahkan takdir.
Penelitian membuktikan orang yang tidak bersyukur selalu memiliki sifat negatif pada diri sendiri
(Pesimis) dan pada orang lain (buruk sangka). Orang yang berfikir negatif lebih banyak mendapat
kesialan dari pada orang yang berfikir Positif.
Pemarah, Pengiri dan berfikirnegatif adalah sifat dari orang yang tidak mau bersyukur dengan
keadaan yang dia miliki. Meraka cenderung cuek dengan lingkungan dan diri sendri, akibatnya
kekebalan tubuh.
d. Di akhirat di siksa oleh Allah
Allah berfirman : "Dan jika kalian manusia mau bersyukur atas nikmat yang telah aku berikan
kepada kalian makaniscaya aku akan menambah nikmat yang telah akuberikan kepada kalian, dan
jika kalian kufur (tidak mau bersyukur) maka ketahuilah niscaya siksa ku itu pedih." ayat itu
menjelaskan bahwa orang yang tidak mau bersyukur atau kufur atas nikmat allah bahwa siksaan
yang pedih akan menimpa pada dirinya kelak ketika di akhirat.
James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar) Belajar adalah Proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap.
R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar) Belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
• Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
• Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
• Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi
akibat interaksi dengan lingkungan.
• Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan
Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru
sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan,
perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan.
Strategi adalah sebuah cara yang dipakai oleh seseorang dalam melakukan sesuatu smart
(cerdik)
Gaya belajar atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan preferensi atau pilihan
individu mengenai cara mengumpulkan informasi, menafsir kan, mengorganisasi, merespon, dan
memikirkan informasi tersebut. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam
pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika Kamu sudah bisa mengenal gaya
belajar Kamu yakni bagaimana Kamu menyerap dan mengolah informasi, maka Kamu akan dapat
menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah sesuai dengan gaya belajar Kamu sendiri.
Ada tiga macam gaya belajar, yaitu :
1. Gaya Belajar Visual; yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata sebagai alat
untuk menyerap informasi. Orang-orang visual banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi
sendiri.
2. Gaya Belajar Auditorial; yaitu gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat untuk
menyerap informasi yang masuk. Orang-orang auditorial lebih senang informasi itu dia dengarkan
dari orang lain
3. Gaya Belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktik langsung atas apa yang
sedang dipelajari. orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau
praktik langsung.
Lingkungan belajar memberi pengaruh besar pada keberhasilan belajarmu. Karena itu, ciptakanlah
suasana belajar yang nyaman, sehat, dan santai. Lingkungan yang nyaman bersifat subjektif karena
terkait dengan modalitas belajar.
Jika Anda adalah seorang dengan modalitas VISUAL, pengingat-pengingat visual seperti poster,
akuarium atau lukisan akan membuatmu memiliki sikap positif dalam belajar.
Jika Anda memiliki modalitas AUDITORIAL, penggunaan musik untuk belajar atau suasana yang tenang
tanpa suara merupakan syarat mutlak untuk membantu Anda lebih berkonsentrasi.
Jika Anda memiliki modalitas KINESTETIK, biasanya senam ringan diperlukan sebelum belajar. Bahkan,
sekadar melompat-lompat di ruang belajar dapat membantu Anda berkonsentrasi dalam belajar.
Setiap modalitas memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut :
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker
belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui
penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).
Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
suatu tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar. Misalnya: Seorang anak
yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh orangtua, merangkak, berdiri,dituntun untuk
mulai melangkah yang pada akhirnya si anak bisa mulai berdiri dan mulai sedikit demi sedikit
melangkahkan kakinya dan kemudian ia mulai dapat berjalan dengan sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami sesuatu dengan
baik maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar akan menghasilkan
perubahan yang bersifat “Intensional (disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.
Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :
1. Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila dikatakan sehat,maka
akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya : siswa kondisi sakit : secara tiba-tiba
terjadi sakit kepala,sakit perut, siswa sedang menjalani perawatan operasi, amandel,jantung,paru-
paru,kecelakaan lalu lintas sejenisnya
2. Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar kurang stabil,maka
akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya. Misalnya : Siswa diliputi rasa ketakutan,
kecemasan, adanya konflik-konflik batin, diliputi rasa kekecewaan,serta gangguan psikis lainnya.
3. Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan atau niat
tersebut benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil
belajarnya..Misalnya : Siswa niat belajar dengan sungguh-sungguh karena belajar/ sekolah itu
merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin mencapai masa depan yang gemilang. Siswa
juga berniat bahwa : “saya harus menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam sekolah dan karir
saya”. “Saya tidak boleh bermalas malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan ( IQ)
Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang.
Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110) menurut hasil psykhotes),maka ia
disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di sekolah-sekolah umum dengan lancar, selama ia
tidak mengalami gangguan-gangguan lainnya. Demikian juga apabila seseorang mempunyai
kecerdasan dibawah normal, tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar disekolah
jika dibanding dengan seseorang yang berkecerdasan normal.
5. Minat
Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik yang kuat
terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak mempunyai rasa
ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari tentunya aktivitas dan hasil belajar yang
dicapai juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu seseorang terus
menerus untuk belajar mencintai,menyenangi suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya mampu
dengan seutuhnya tertarik yang kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya obyek belajar
tersebut, yang pada akhirnya motivasi belajar semakin meningkat untuk mencapai keberhasilan
dalam belajarnya.
6. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu hasil tertentu
/ suatu perbuatan. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu motivasi internal dan motivasi
eksternal. Motivasi Internal adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya ;
Belajar adalah suatu kebutuhan untuk masa depan, dan sejenisnya. Sedangkan motivasi eksterinsik
adalah dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari luar. Misalnya :
Hadiah/Reward. Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya di atas 80. Kedua motivasi
tersebut sudah dilaksanakan baik oleh orangtua,guru atau suatu lembaga. Alangkah baiknya
seseorang memiliki motivasi internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai.
Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi lingkungan adalah
keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajarnya baik lingkungan personal
maupun lingkungan-lingkungan material (sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu :
4) Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition"
(persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama, anggaplah dia
sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, Anda akan selalu terpacu untuk
melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas
Komik merupakan salah satu sarana menyampaikan pesan melalui gambar. Di dalam komik,
selain gambar terdapat juga dialog. Ada kesatuan utuh antara bahasa gambar dengan bahas
kata. Pada komik juga menampilkan tokoh dan karakter.
A. Konsep Menggambar Komik.
Komik merupakan sebuah karya seni yang memuat komposisi antara huruf dan gambar. Komik
sering juga disebut dengan cerita bergambar. Komik dibuat dalam dalam berbagai macam
ukuran sesuai dengan kebutuhan. Ada komik yang dibuat dengan cerita dalam bentuk buku
tetapi ada juga yang dibuat dengan cerita pendek atau hanya selembar kertas saja. Menggambar
komik memerlukan ketelitian dan ketekunan dalam membangun karakter dan tokoh dalam
cerita. Seorang komikus juga dituntut terampil dalam penggunaan media dan bahan yang
digunakan. Komik sering digambar diatas berbagai macam kertas dengan menggunakan pena
hitam atau pensil berwarna. Ciri utama dari komik mempunyai sifat menarik perhatian mata,
sehingga berbagai tokoh dan karakter dapat menarik perhatian pembaca.
Komik memiliki fungsi menyampaikan pesan secara singkat dengan menggunakan kata dan
gambar. Untuk itu, dalam menggambar komik ada kesatuan utuh antara gambar yang
ditampilkan dengan kata yang ditulis. Pada komik, kata hendaknya ditulis sesingkat mungkin
tetapi memiliki pesan kuat dan jelas.
B. Syarat Menggambar Komik.
Untuk menggambar komik dibutuhkan beberapa syarat antara lain kemampuan dalam
menggambar dan menyusun kata – kata. Selain kemampuan tersebut, ada beberapa langkah
yang harus dilalui dalam menggambar komik. Langkah – langkah itu antara lain sebagai
berikut :
1. Menentukan Topik dan Tujuan.
Sebelum menggambar komik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema.
Penentuan tema berdasarkan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, tema tentang kejujuran,
persahabatan, lingkungan alam semesta. berdasarkan tema tersebut kemudian pikirkan bentuk
visualisasinya dan kata yang digunakan untuk memperkuat gambar visual tersebut. Perhatikan
contoh tema atau topic pada gambar komik berikut.