Skripsi Universitas Santa
Skripsi Universitas Santa
SKRIPSI
Disusun oleh :
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
By :
AGUSTINUS ADI ERMAWAN
Student Number : 145214018
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I\. i I
Disusun oleh :
Gl
lll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NIlr4 : 145214018
Dekan,
IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh oftu1g lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
v1l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan perlindunganya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan syarat yang harus diselesaikan untuk
mendapatkan gelar S-1 Sarjana Teknik Mesin di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisus Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan pada penulis.
4. Stefan Mardikus, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Pontianus Sumarno dan (Alm) Chatarina Emy Ernawati selaku orang tua yang
senantiasa memberikan dukungan berupa doa, semangat, motivasi maupun
materi kepada penulis.
6. Chrisantus Eka Saputra sebagai kakak yang selalu memberi dukungan kepada
penulis.
7. Seluruh Tenaga Kependidikan dan Dosen pengajar di Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik, mendampingi dan
membimbing penulis dari awal perkulihaan hingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
8. Seluruh Teman-teman Teknik Mesin Angkatan 2014 yang senantiasa
mendampingi penulis dari awal masuk kuliah hingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi tepat waktu.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
INTISARI............................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
2.1.1. Komposit................................................................................................ 5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.1. Alat....................................................................................................... 35
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ......................................................................................................... 70
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Komposit adalah suatu material yang tebentuk dari kombinasi dua atau lebih
material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat
mekaniknya dari masing-masing material pembentuknya berbeda (Matthew dkk,
1993). Pada umumnya penggabungan bahan komposit tersusun dari 2 jenis
material yang berbeda yaitu matrik yang berfungsi sebagai bahan pengikat dan
reinforcement yang berfungsi sebagai bahan penguat, biasanya serat yang banyak
digunakan adalah serat fiberglass.
Komposit bersal dari kata kerja “to compose” yang berarti menyusun atau
menggabung, jadi secara sederhana komposit merupakan penggabungan dari dua
atau lebih bahan atau material yang dikombinasikan menjadi satu dalam skala
makrokopis, sehingga menjadi satu kesatuan (Kaw, 1997). Pada umumnya
komposit mempunyai 2 faktor penyusunya yaitu :
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Matriks, adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi untuk
menstranfer tegangan ke serat, membentuk ikatan koheren, melindungi
serat, mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik.
Penelitian Tugas Akhir ini dengan judul “Penambahan Persentase Serat dan
Jumlah Lapisan (1-3) Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Fiberglass-Polyester
(Yukalac C-108 B Justus)” bertujuan untuk dapat mengetahui rata-rata kekuatan
tarik, regangan dan modulus elastisitas komposit fiberglass.
BAB II: Dasar teori, yaitu menerangkan tinjauan pustaka dan ilmu-ilmu
teoritis penelitian yang berkaitan serta dasar teori ilmu
material.
BAB IV: Data dan analisa, menerapkan data hasil percobaan serta
menjelaskan data hasil percobaan yang telah diperoleh.
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Komposit
Komposit bersal dari kata kerja “to compose” yang berarti menyusun atau
menggabung, jadi secara sederhana komposit merupakan penggabungan dari dua
atau lebih bahan atau material yang dikombinasikan menjadi satu dalam skala
makrokopis, sehingga menjadi satu kesatuan (Kaw, 1997).
1. Penguat (Reinforcement) yaitu serat. Serat ini merupakan bagian utama yang
menahan beban, sehingga besar kecilnya kekuatan bahan komposit sangat
tergantung dengan kekuatan pembentuknya.
2. Matriks, adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi untuk menstranfer
tegangan ke serat, membentuk ikatan koheren, melindungi serat, mengikat
serat agar dapat bekerja dengan baik.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Matriks
Matriks adalah fase dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar atau dominan. Matriks umumumya lebih elastis (ductile) tetapi
memiliki kekuatan dan kekakuan (rigiditas) yang lebih rendah. Syarat pokok
matriks yang digunakan dalam komposit adalah matriks harus bisa meneruskan
beban, sehingga serat harus bisa melekat pada matriks dan kompatibel antara serat
dan matriks, artinya tidak ada reaksi yang menggangu. Umumnya matriks dipilih
yang mempunyai ketahanan panas yang tinggi (Triyono dan Diharjo, 2000).
Van Vlack (1994) menjelaskam bahwa penguat mengalami penanggungan
beban paling besar, oleh karena itu modulus elastisitas bahan penguat harus lebih
baik dari bahan matriksnya. Selain itu ikatan antara matriks dan penguat harus
kritis dan mengikat, karena apabila pembebanan terjadi matriks dapat meneruskan
ke serat penguat.
Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut:
2. Reincforcement
Salah satu unsur utama penyusun benda komposit adalah penguat
(Reincforcement) yaitu serat. Serat inilah yang terutama menentukan karakteristik
bahan komposit, seperti kekakuan, kekuatan, dan sifat-sifat mekanis lainya. Serat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam bahan komposit berperan sebagai bahan utama yang menahan beban serta
besar kecilnya kekuatan bahan komposit sangat tergantung dengan kekuatan
bahan pembentuknya.
(Sumber:https://www.google.com/search?q=jenis-jenis+komposit&client)
(Sumber : https://www.google.com/search?q=klasifikasi+komposit&client)
2.1.4. Polimer
Polimer adalah nama lain dari plastik yang tersusun dari satuan-satuan kimia
sederhanana yang disebut manomer. Contoh-contoh bahan polimer adalah seperti
etilena, propilena, isobutilena, dan butadiena. Polimer yang sering digunakan
menurut (Surdia, 2005) adalah polimer yang biasa disebut plastik. Plastik dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menjadi dua kategori menurut sifat-sifatnya pada suhu ialah Thermoplastic dan
Thermoset. Thermoplastic merupakan plastik yang dapat digunakan berualang
kali (recycle) dengan menggunakan panas. Namun Thermoplastic akan menjadi
keras bila didinginkan dan akan meleleh bila dipanaskan. Thermoset tidak
mengikuti perubahan suhu (irreversible), dan sesekali pengerasan telah terjadi,
bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Tapi bila dipanaskan dengan suhu tinggi
tidak akan melunakkan Thermoset melainkan akan membentuk arang dan terurai
karena sifat dari Thermoset. Berikut adalah penjelasan Thermoplastic dan
Thermoset :
1. Termoplastic
Termoplastic adalah plastik yang pada proses pembentukanya
memerlukan pemanasan. Termoplastic mempunyai sifat isolator yang baik,
mempunyai ketahanan sampai temperatur 260°C, mudah dibentuk dan tahan
terhadap korosi dalam larutan alkali (NaOH) konsentrasi 5%.. Contoh-contoh dari
termoplastic ini adalah resin Polyethylene (PE), resin Polypropylene (PP), resin
Polystyrene (PS), resin Polymethyl Methacrylate (PMMA), resin Polyvinyl
Chloride (PVC), resin Polyvinyl Asetat, Polyvinyl Alkohol dan Polyvinyl Acetal,
resin Polyacetal atau Polyoxymethylene (POM), Resin Polyamide (Nylon) dan
resin Polycarbonate (PC).
2. Thermoset
Thermoset adalah salah satu jenis plastik yang banyak digunakan untuk
bahan komposit dengan penguat serat. Pengunaan thermoset sebagai matriks
mempunyai beberapa unggulan seperti dapat mengikat serat dengan mudah dan
baik, memiliki viskositas yang rendah, memiliki kelengketan yang baik dengan
bahan penguat, kekakuan yang baik, stabilitas dimensi yang baik, ringan dan
tahan korosi.
11
a. Resin Phenol
Resin Phenol adalah jenis thermoset pertama yang banyak digunakan di
industri. Resin Phenol ini memiliki keunggulan dalam sifat isolasi listrik, ketahan
asam, relatif tahan panas dan dapat padam sendiri, sehingga resin jenis ini banyak
digunakan untuk komponen bidang listrik dan industri.
d. Resin Epoxy
Resin ini memiliki kegunaan yang sanggat luas dalam industri teknik kimia,
listrik, mekanik dan sipil. Biasanya resin jenis ini digunakan untuk cat, pelapis,
pencetak cor dan benda-benda cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
f. Resin Silicone
Resin ini banyak digunakan dalam bentuk pernis sebagai larutan dalam
pelarut organik. Resin ini unggul dalam sifat isolasi listrik dan sifat penggunaan
bertahan pada suhu 200°C. Resin ini juga tahan terhadap zat kimia, tapi agak
menggembang dalam pelarut organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
14
2. Pseudotropic/ Chopped Strand Mat, yaitu serat disusun secara acak dan
kekuatan tarik pada satu titik pengujian mempunyai nilai kekuatan yang
sama. Biasanya dipakai untuk pembuatan produk dengan kekuatan sedang,
untuk proses centrifugal casting dan proses hand lay-up.
3. Bidirectional/ Woven Roving, yaitu serat disusun tegak lurus satu sama
lainya (orthogonal) contohnya woven roving. Pada susunan ini kekuatan
tertinggi terdapat pada arah serat 0° dan 90° dan kekuatan terendah terdapat
pada arah serat 45°.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Sifat mekanik dari pemasangan satu arah ini adalah jenis yang paling
proporsional, karena pada pemasangan satu arah serat ini dapat memberi
kontribusi pemakaian serat paling banyak. Hal tersebut disebabkan karena
pemasangan serat yang semakin acak maka konstribusi serat yang dipasang akan
semakin sedikit (fraksi volume kecil) sehingga menyebabkan kekuatan komposit
semakin menurun.
Jumlah serat bahan komposit serat dapat dinyatakan dalam bentuk fraksi
volume serat (Vf) yaitu perbandingan volume serat (Vf) terhadap volume bahan
komposit (Vc). Semakin besar kandungan volume serat dalam komposit maka
akan meningkatkan kekuatan dari komposit tersebut.
Gambar 2.6 Grafik Hubungan antara kekuatan, Fraksi volume dan Susunan Serat
(Sumber : Adiyono 1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Serat dibedakan menjadi dua yaitu serat alam dan serat sintetis. Serat alam
adalah serat yang berasal dari alam yaitu berupa tumbuhan seperti eceng gondok,
serabut kelapa, sonokeling, dll. Sedangkan serat sintetis adalah serat yang dibuat
dari bahan-bahan anorganik. Pada umumnya serat sintetis yang kebanyakan
digunakan adalah serat gelas, nylon, Kevlar, serat karbon dan lain-lain
(Schwartz,1984).
1. Gelas
Serat gelas adalah serat yang digunakan dalam pembuatan komposit
polimer. Sifat-sifat serat glass antara lain:
17
a. Serat Gelas A
Serat glass yang pertama memiliki kandungan alkali yang tinggi. Material ini
tak banyak digunakan dalam proses produksi sebagai reinforcement agent.
b. Serat Gelas E
Komposisi serat E merupakan kalsium, alumunium hidroksida, bosrosilikat,
pasir silica dan memiliki kandungan alkali yang rendah. Jenis serat ini memiliki
kekuatan tarik, tekan dan geser yang baik, sehingga memiliki sifat isolator atau
penghantar listrik yang baik, akan tetapi merupakan material yang cukup getas.
c. Serat Gelas D
Serat ini memiliki karakteristik dielektrik yang baik, maka serat gelas ini
sering dipakai dalam produksi pembuatan elektronik.
18
2. Serat Karbon
Karbon memiliki koefisien dilatasi rendah serta menjadi fiber dengan
modulus elastisitas tinggi.
3. Serat Keramik
Keramik memiliki satuan fiber antara Carbide silicon (SiC) dan alumunium
oksida (Al2O3). Satuan fiber itu memiliki modulus elastisitas yang tinggi dan
digunakan sebagai penguat logam.
4. Kevlar 49
Digunakan sebagai bahan serat polimer. Kevlar 49 memiliki beberapa sifat,
yaitu : ringan, kekuatan dan kekakuan tinggi, kerapatan rendah dan memberikan
kekuatan spesifik terbesar untuk semua fiber yang ada.
5. Boron
Terbuat dari silica berlapis grafit atau filament karbon. Serat ini memiliki
modulus elastisitas tinggi, harga mahal, dan membutuhkan peralatan untuk
menempatkan serat dalam matriks dengan ketepatan (presisi) yang tinggi.
6. Logam
Filament baja (kontinyu dan tidak kontinyu) sering digunakan sebagai fiber
dalam plastic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
20
a. Massa Komposit ( )
: massa reinforcing
: kerapatan reinforcing
atau:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dengan =
Maka, V(s) =
ms = ρ x Vs
Persentase matriks =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Persentase katalis =
W : beban (kg)
Hasil dari pengujian tarik juga dapat digunakan untuk mencari regangan dari
benda uji, yaitu dengan menggunakan rumus:
23
Setelah mendapatkan hasil tegangan dan regangan, maka dapat mencari nilai
modulus elastisitas menggunakan rumus :
E=
ε : regangan (%)
24
(Sumber : https://indokomposit.org/2016/04/05/metode-pembuatan-material-
komposit-konvensional-hand-lay-up-spray-up/)
25
4. Pultrusion
Penarikan serat dari jarring atau creelmelalui bak resin, kemudian
dilewatkan pada cetakan yang sudah dipanaskan yang berfungsi sebagai
pengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan
setelah melewati cetakan. Aplikasi: struktur atap, jembatan.
26
(Sumber : https://netcomposites.com/guide-tools/guide/manufacturing/resin-film-
infusion/)
27
a. Tensile Strenght
Adalah gaya per unit luas material yang menerima gaya tersebut,
menggunakan rumus :
Keterangan:
b. Tensile Strain
Ukuran perubahan panjang dari suatu material. Menggunakan rumus :
Keterangan :
28
Keterangan :
Gambar 2.14 Gambar kurva tegangan – regangan serta proses pengujian tarik
29
(sumber : http://classes.engr.oregonstate.edu)
30
a. Bila serat mampu menahan gaya geser dan meneruskan ke serat sekitar, maka
serat yang patah akan semakin banyak. Hal ini akan menimbulkan yang
disebut retakan. Patahan yang terjadi disebut patah getas (brittle failure).
b. Bila matrik tidak mampu menahan konsentrasi tegangan geser yang timbul
diujung, serat dapat terlepas dari matrik (debounding) dan komposit akan
rusak tegak lurus arah serat.
c. Kombinasi dari kedua tipe diatas, pada kasus ini terjadi di sembarang tempat
disertai dengan kerusakan matrik. Kerusakan yang terjadi berupa patahan
seperti sikat (brush type).
31
32
Untuk melihat kerusakan ini maka harus menggunakan mikroskop, dan foto
mikro akan menunjukkan jenis-jenis kerusakannya. Karena kerusakan ini tidak
dapat dilihat oleh mata secara langsung, maka akan sulit menentukan kapan dan
dimana suatu komposit akan rusak. Oleh karena itu, suatu komposit dikatakan
mengalami kerusakan apabila kurva tegangan-regangan (didapat dari pengujian
tarik) tidak lagi linear, atau ketika bahan tersebut telah rusak total. Hal ini berlaku
baik pada komposit satu lapis (lamina) maupun laminat.
Rusman Nur Ichsan dan Moch. Arif Irfa’i (2005) melakukan penelitian
dengan tujuan utama mengetahui karakteristik kekuatan tarik. menggunakan
metode hand lay-up dalam pembuatan spesimen. Menggunakan resin dengan jenis
resin unsaturated polyester (UP) yang mengeras pada suhu kamar tanpa
menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti resin lainnya. Terdapat empat
variasi susunan lamina serat penguat komposit dalm penelitian ini, yaitu, 3 lapisan
serat E-glass jenis random, 3 lapisan serat jenis serat E-glass WR(Woven Roving),
3 lapisan serat karbon dan 3 lapisan hybrid. Bahan komposit mengacu pada
ASTM D 3039-00. Setelah dilakukan pengujian tarik didapatkan hasil pengujian
dengan kesimpulan sebagai berikut: pertama, kekuatan tarik terbesar diperoleh
komposit lamina serat karbon dengan nilai 265,99 MPa. Kedua, kekuatan
terendah diperoleh komposit serat E-glass random dengan nilai 115,01 MPa.
Ketiga, kekuatan tarik untuk komposit serat E-glass WR dan serat hybrid
memiliki kekuatan yang hampir sama yaitu 196,30 MPa dan 198,25 MPa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pembentukan Spesimen
ASMD 638-02a
Pengujian
Tarik
Kesimpulan dan
Saran
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan komposit serat fiberglass dapat
dilihat dibawah ini :
36
2. Cetakan Kaca
Dalam pembuatan komposit menggunakan cetakan kaca dengan ukuran 50 x
30 x 0. 5 cm, dapat dilihat pada Gambar 3.3.
3. Timbangan Digital
Digunakan sebagai menimbang serat yang akan digunakan, dapat dilihat
pada Gambar 3.4.
37
38
6. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur jumlah volume resin yang akan digunakan.
Dapat dilihat pada Gambar 3.7.
7. Kuas
Digunakan untuk mengoleskan atau meratakan resin pada serat. Dapat juga
digunakan untuk meratakan pelumas sebelum proses pencetakan resin. Dapat
dilihat pada Gambar 3.8.
39
8. Gunting
Gunting digunakan untuk memotong serat fiber yang akan digunakan. Dapat
dilihat pada Gambar 3.9.
9. Mirror Glaze
Digunkan untuk pelumasan cetakan sebelum proses pembuatan resin. Dapat
dilihat pada Gambar 3.10.
40
11. Masker
Masker digunakan untuk melindungi saluran pernapasan, mencegah debu
dan partikel-partikel masuk ke dalam tubuh, dapat dilihat pada Gambar 3.12.
41
12. Suntikan
Suntikan digunakan untuk mengukur volume katalis yang akan digunakan,
dapat dilihat pada Gambar 3.13
13. Amplas
Amplas digunakan untuk menghaluskan sisi-sisi benda ujji yang kasar, juga
digunakan untuk alat bantu pada penjepitan benda uji agar tidak melusut, dapat
dilihat pada Gambar 3.14.
42
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat komposit yang berpenguat serat
fiberglass adalah sebagi berikut :
Serat yang dipakai pada komposit ini adalah serat fiberglass dengan arah
serat anyam, dapat dilihat pada Gambar 3.15.
2. Resin Polyester
Resin yang digunakan pada komposit ini adalah menggunakan resin
polyester dengan tipe JUSTUS 108, dapat dilihat pada Gambar 3.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Katalis
Katalis merupakan cairan yang digunakan pada saat proses pencampuran
bahan. Katalis berfungsi untuk mempercepat terjadinya pengerasan terhadap
campuran bahan yang telah dituangkan kedalam cetakan pada saat proses
pencetakan spesimen komposit. Katalis yang digunakan adalah jenis MEPOXE
(Methyl Ethyl Ketone Peroxide), dapat dilihat pada Gambar 3.17.
44
V serat =
Persentase matrik =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Persentase katalis =
46
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kekuatan Tarik =
σ = (MPa)
Contoh perhitungan lain ditampilkan pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.8
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ε=
Contoh perhitungan lain ditampilkan pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.8
4. Setelah mendapat data tegangan dan regangan, maka dapat dicari modulus
elastisitasnya dengan cara sebagai berikut:
Ε= (MPa)
Keterangan: tegangan (σ) dan regangan (ε) diambil dari UTS (titik puncak
patahan) dikarenakan patahan yang terjadi adalah patahan getas.
Contoh perhitungan lain ditampilkan pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.8
Tabel 4.1 Sifat mekanik benda uji matriks Yukalac C-108 B Justus
L
Kode Lo L l t A W
No total
Spesimen (mm) (mm) (mm) (mm) (mm²) (kg)
(mm)
1 A1 195 72 74,1 17 3 51 127,3
2 A2 195 72 73,9 17 3 51 145,5
3 A3 195 72 74,4 17 3 51 130,3
4 A4 195 72 73,7 17 3 51 132,6
5 A5 195 72 73,9 17 3 51 133
Rata-rata Matiks 195 72 74 17 3 51 133,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.2 Sifat mekanik benda uji matriks Yukalac C-108 Justus
Modulus
Kode Elongasi Kekuatan Regangan
Elastisitas
Spesimen (mm) tarik (Mpa) (%)
(Mpa)
A1 2,1 24,5 2,92 8,4
A2 1,9 28,0 2,64 10,6
A3 2,4 25,1 3,33 7,5
A4 1,7 25,5 2,36 10,8
A5 1,9 25,6 2,64 9,7
Rata-rata
Matriks 2 25,7 2,78 9,3
Dari tabel 4.1 dan 4.2 diperoleh diagram grafik tenaga patah,
regangan, dan modulus elastisitas. Dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2,
dan 4.3.
51
52
Kode L Lo L l t A W
No
Spesimen total (mm) (mm) (mm) (mm) (mm²) (kg)
Modulus
Kode Elongasi Kekuatan Regangan
Elastisitas
Spesimen (mm) tarik (MPa) (%)
(MPa)
B1 4,5 54,8 6,25 8,8
B2 4,5 63,3 6,25 10,1
B3 4,4 53,5 6,1 8,8
B4 5,6 66,4 7,8 8,5
B5 5,2 63,7 7,2 8,8
Rata-rata 1
Lapisan 4,84 60,4 6,7 9,0
Dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 diperoleh diagram grafik tenaga patah,
regangan, dan modulus elastisitas. Dapat dilihat pada Gambar 4.4, Gambar 4.5,
dan Gambar 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
54
Kode L Lo L l t A W
No
Spesimen total (mm) (mm) (mm) (mm) (mm²) (kg)
55
Dari Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 diperoleh diagram grafik tenaga patah,
regangan, dan modulus elastisitas. Dapat dilihat pada Gambar 4.7, Gambar 4.8,
dan Gambar 4.9.
56
57
Kode L Lo L l t A W
No
Spesimen total (mm) (mm) (mm) (mm) (mm²) (kg)
Dari Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 diperoleh diagram grafik tenaga patah,
regangan, dan modulus elastisitas. Dapat dilihat pada Gambar 4.10, Gambar 4.11,
Gambar 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
59
Dapat dilihat pada Table 4.9 perbandingan antara tiap variasi. Dari data
tersebut didapatkan perbandingan rata-rata tiap variasi, dapat dilihat pada Gambar
4.13, Gambar 4.14, dan Gambar 4.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
61
62
terkecil terdapat pada spesimen B3 dengan nilai 53,5 MPa. Dari Gambar 4.5 rata-
rata regangan komposit 1 lapisan sebesar 6,72 %, data terbesar terdapat pada
spesimen B4 dengan nilai 7,78 % dan data terkecil terdapat pada spesimen B3
dengan nilai 6,11 %. Dari Gambar 4.6 rata-rata modulus elastisitas komposit 1
lapisan sebesar 9,0 MPa, data terbesar terdapat pada spesimen B2 dengan nilai
10,1 MPa dan data terkecil terdapat pada spesimen B4 dengan nilai 8,5 MPa.
Dari Gambar 4.7 rata-rata kekuatan tarik komposit 2 lapisan sebesar 93,4
MPa, data terbesar terdapat pada spesimen C3 dengan nilai 102,3 MPa dan data
terkecil terdapat pada spesimen C4 dengan nilai 87,6 MPa. Dari Gambar 4.8 rata-
rata regangan komposit 2 lapisan sebesar 8,94 %, data terbesar terdapat pada
spesimen C3 dengan nilai 11,53 % dan data terkecil terdapat pada spesimen C2
dengan nilai 7,92 %. Dari Gambar 4.9 rata-rata modulus elastisitas komposit 2
lapisan sebesar 10,4 MPa, data terbesar terdapat pada spesimen C2 dengan nilai
11,3 MPa dan data terkecil terdapat pada spesimen C3 dengan nilai 8,9 MPa.
Dari Gambar 4.10 rata-rata kekuatan tarik komposit 3 lapisan sebesar 122,9
MPa, data terbesar terdapat pada spesimen D5 dengan nilai 128.4 MPa dan data
terkecil terdapat pada spesimen D2 dengan nilai 111,6 MPa. Dari Gambar 4.11
rata-rata regangan komposit 3 lapisan sebesar 9,72 %, data terbesar terdapat pada
spesimen D1 dengan nilai 10,97 % dan data terkecil terdapat pada spesimen D3
dengan nilai 7,22 %. Dari Gambar 4.12 rata-rata modulus elastisitas komposit 3
lapisan sebesar 12,6 MPa, data terbesar terdapat pada spesimen D3 dengan nilai
17,3 MPa dan data terkecil terdapat pada spesimen D1 dengan nilai 11,4 MPa.
Dari Gambar 4.13 diketahui rata-rata kekuatan tarik dari setiap variasi
komposit. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa setiap bertambahnya jumlah
lapisan maka kekuatan tariknya juga semakin meningkat dari setiap variasi,
matriks sebesar 25,7 MPa, 1 lapisan 60,4 MPa, 2 lapisan 93,4 MPa, 3 lapisan
122,9 MPa. Dari Gambar 4.14 menyajikan hasil rata-rata regangan pada tiap
variasi. Hasil regangan dari setiap variasi juga meningkat, matrik sebesar 2,78 %,
1 lapisan 6,72 %, 2 lapisan 8,94 %, 3 lapisan 9,72 %. Dari Gambar 4.15
menyajikan hasil rata-rata modulus elastisitas tiap variasi. Hasil dari rata-rata tiap
variasi lapisan semakin bertambah, walaupun pada variasi 1 lapisan modulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
elastisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan matriks dengan nilai 9,3 MPa.
Modulus elastisitas variasi 1 lapisan 9,0 MPa, 2 lapisan 10,4 MPa, 3 lapisan 12,6
MPa.
Pada dasarnya pertambahan variasi persentase serat dan jumlah lapisan
sangat berpengaruh, karena dapat disimpulkan bahwa setiap bertambahnya
persentase serat dan jumlah lapisan maka beban tariknya juga semakin meningkat.
Hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah lapisan semakin banyak pula
serat yang diikat oleh matriks, maka ikatan antara serat dan matriks akan semakin
kuat. Beban tarik yang dihasilkan juga akan semakin besar. Selain itu tebal
spesimen juga sangat berpengaruh, karena semakin tebal spesimen maka luas
penampang pun juga semakin besar. Semakin bertambah besarnya luas
penampang spesimen, beban tarik yang dihasilkan pun juga semakin besar.
Hal lain Jenis-jenis patahan dari pengujian tarik dari tiap variasi dapat dilihat
pada Gambar 4.16 – Gambar 4.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.16 Patahan Spesimen Uji Tarik Matriks Yukalac C-108 B Justus
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan:
5.2. Saran
Pada penelitian yang telah dilaksanakan, masih terdapat banyak kekurangan.
Maka dari itu peneliti memberikan saran yang kiranya dapat digunakan untuk
menyempurnakan penelitian selanjutnya, adapun saran sebagai berikut:
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Annual Hand Book ASTM D-638-02a, “Standart Test for Tensile Properties of
Plastic”. Philadelphia, PA : America society for Testing Material.
Diharjo, K., dan Triyono,T., 2000, Buku Pegangan Kuliah Material Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Ichsan, Rusman Nur dan Irfa’i, Moch Arif. (2005). Pengaruh Susunan Lamina
Komposit Berpenguat Serat E-Glass dan Serat Carbon Terhadap
Kekuatan Tarik Dengan Matriks Polyester. Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Saputra, Ariel Tirza Edy (2017). Sifat Mekanik Komposit Partikel Cangkang
Kerang Darah Bermatriks Poliester Justus 108 menggunakan fraksi
volume 10%, 20%, 30%. FST. Universitas Sanata Dharma.
Schwartz, M.M. (1984). Composite Materials Handbook. Mc. Graw-Hill Inc New
York.
Surdia, Tata., & Shiroku Saito. (2005), Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Van Vlack, L. H. (1991), terjemahan Japrie. S. Ilmu dan Teknologi Bahan. Edisi
kelima, Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
72
73